Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR AYAT TENTANG PRODUKSI

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

TAFSIR IQTISHOD

Dosen pengampu:

H. SUWARSO, S,Ag, M.Ag

Disusun Oleh:

 EKO PURNOMO : 2021013


 ALYZA NUR AZIZAH : 2021018
 IDEA ANISSA : 2021017
 YULIANA KHUSNUL KH : 2021007
 RISMA CHINTIA WATI : 2021021

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI)

DARUL QUR’AN MINAK SELEBAH

LAMPUNG TIMUR

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya lah
kita bisa berkumpul bersama dengan keadaan yang sehat dan semangat yang luar
biasa untuk mengikuti mata kuliah Tafsir Iqtishod.

Pada kesempatan kali ini kami dari kelompok 4 berterimakasih kepada bapak
dosen pengampu H.Suwarso, S.Ag, M.Ag. yang telah memberikan tugas mata
kuliah Tafsir Iqtishod sehingga kami mampu untuk mengetahui tentang mata
kuliah tersebut.

Akhir kata sebagaimana kami sendiri masih banyak belajar dan memiliki
banyak keterbatasan jika ada kritik saran maupun komentar bisa diberikan kepada
kami agar bisa membangun makalah ini lebih baik lagi. Dan saya berharap
semoga makalah Hadist Tentang Produksi ini dapat memberi manfaat dan
inspirasi terhadap pendengar maupun pembaca. Atas segala perhatian nya saya
ucapkan terimakasih.

Braja Selebah, 11 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan ...............................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................5
A. Pengertian produksi menurut islam....................................................5
B. Factor-faktor dalam produksi.............................................................6

BAB III : PENUTUP............................................................................................10


A. Kesimpulan........................................................................................10
B. Saran .................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua sumber daya yang ada dibumi dan di langit yang disediakan
oleh Allah SWT itu semua tidak lain untuk kebutuhan manusia, supaya
manusia dapat menikmati itu semua dan memiliki kehidupan yang layak.
Oleh karena itu manusia di tuntut untuk berkreasi dalam mengolah sumber
daya tersebut. Salah satunya dengan kegiatan produksi.

Kegiatan produksi sendiri juga merupakan mata rantai dari konsumsi


dan distribusi. Kegiatan dari produksi ialah menghasilkan sebuah barang
ataupun jasa dan selanjutnya didistribusikan kepada para konsumen. Produksi
sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena tanpa adanya produksi maka
kegiatan ekonomi akan terhenti.

Produksi juga berarti menciptakan manfaat, seperti juga konsumsi yaitu


permusnah produksi. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu
yang tidak ada, karena tidak seorang dapat menciptakan benda.

Tujuan dari adanya produksi yaitu menciptakanya kesejahteraan ekonomi.

Dalam islam sendiri produksi memiliki beberapa batasan sehingga


menciptakan kesejahteraan yang haqiqi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian produksi menurut islam?
2. Apa Faktor-faktor produksi.
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian produksi menurut islam.
2. Mengetahui Faktor-faktor produksi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi Menurut Islam

Produksi merupakan sebuah proses yang lahir seiring dengan keberadaan


manusia di muka bumi. Karena produksi termasuk prinsip bagi kelangsungan
hidup manusia serta peradaban manusia dan bumi. Dimana dalam bahasa
arab, arti produksi adalah Al-intaj yang berasal dari akar kata nataja, yang
memiliki arti mewujudkan sesuatu, atau pelayanan jasa yang jelas dengan
menuntut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang
terbingkai dalam waktu yang terbatas.

Sedangkan secara terminologi produksi adalah minciptakan dan


menambahkan kegunaan (nilai guna) suatu barang, dimana kegunaan suatu
barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru. Produksi dalam
perspektif islam tidak hanya berorientasi dalam memperoleh keuntungan
yang sebanyak-banyaknya, dimana dalam islam, tujuan utama produksi
adalah tercapainya kemaslahatan individu dan masyarakat secara berimbang.

Dimana bagi islam memproduksi sesuatu bukanlah untuk konsumsi


sendiri atau di jual kepasar saja, tetapi lebih jauh menekankan bahwa setiap
kegiatan produksi harus pula mewujudkan pada fungsi sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produksi yaitu


menciptakan nilai guna suatu barang ataupun jasa dengan tujuan untuk
mewujudkan kepuasan pada kebutuhan untuk kemaslahatan manusiawi yang
mana tidak hanya untuk individu personal namun juga untuk kemaslahatan
masyarakat.

Sistem ekonomi islam menyediakan beberapa landasan teoritas seperti


keadilan ekonomi, jaminan social, dan pemanfaatan sumber daya ekonomi
produktif secara efisien. Dimana kegiatan produksi yang pada dasarnya halal,
harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan kerugian dan
mudharat dalam kehidupan masyarakat.

5
B. Faktor-Faktor Dalam Produksi

Kegiatan produksi membutuhkan berbagai sumber daya ekonomi yang


lazim disebut faktor produksi atau input, yakni segala hal yang menjadi
masukan secara langsung msupun tidak langsung dalam proses produksi.

Meskipun terjadi perbedaan pendapat kalangan para ahli ekonomi


tentang produksi, namun secara umum faktor-faktor produksi mencakup
empat hal, yaitu : tanah (sumber daya alam), tenaga kerja (sumber daya
manusia), modal dan organisasi

1. Sumber Daya Alam (tanah)

Sumber daya alam diciptakan Allah unutk dikelola umat manusia.


Seluruh isi bumi, secara sengaja diciptakan olehNya untuk kepentingan
dan kebutuhan manusia. Allah berfirman :

ٍ ‫ض َج ِم ْيعًا ثُ َّم ا ْست ٰ َٓوى اِلَى ال َّس َم ۤا ِء فَ َس ٰ ّوىه َُّن َس ْب َع َسمٰ ٰو‬
‫ت ۗ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ َ َ‫ه َُو الَّ ِذيْ خَ ل‬
ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َّما فِى ااْل َر‬

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S al-Baqarah : 29)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah bukan hanya menghidupkan


makhluk di dunia, tetapi juga menyiapkan sarana kehidupan di dunia untuk
kelangsungan dan kenyamanan yang terhamparluas dan itu adalah bukti
kemaha kuasaan-Nya. Yang kuasa melakukan itu pasti kuasa untuk
menghidupkan yang mati. Itusemua diciptakannya dalamkeadaan
sempurna dan amat teliti. Dan itu semua mudah bagi-Nya karena Dia maha
Mengetahui segala sesuatu.Tanah merupakan sumber daya alam yang
diperuntukan bagi manusia agar dikelola sehingga

dapat menjadi lahan produksi. Allah menempatkan manusia di tanah


(bumi) sebagai tempat untuk hidup dan ajal menjemput. Sebagaimana
dalam firman Allah:

‫ْض َع ُد ٌّو ۚ َولَ ُك ْم فِى‬ ُ ‫فَا َ َزلَّهُ َما ال َّشي ْٰطنُ َع ْنهَا فَا َ ْخ َر َجهُ َما ِم َّما َكانَا فِ ْي ِه ۖ َوقُ ْلنَا ا ْهبِطُوْ ا بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم ِلبَع‬
‫ع اِ ٰلى ِح ْي ٍن‬ ِ ْ‫ااْل َر‬
ٌ ‫ض ُم ْستَقَ ٌّر َّو َمتَا‬

6
lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu!
sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
(Q.S al-Baqarah : 36)

“dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan”, menjelaskan kepada manusia yaitu Allah
telah menempatkan manusia di bumi sampai dia meninggal. salah satu
perilaku manusia untuk dia dapat bertahan hidup adalah dengan
melakukan produksi. Maka manusia yang telah memiliki akal diberikan
kesempatan oleh Allah untuk mengelola alam ini dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan ketentuan syariah.

2. Sumber Daya Manusia (Tenaga kerja)


ۗ ‫ت وااْل َرْ ض و ْالجبَال فَاَبَ ْينَ اَ ْن يَّحْ ِم ْلنَهَا واَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا و َحملَهَا ااْل ِ ْن َس‬
ُ‫ان‬ َ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ ‫اِنَّا َع َرضْ نَا ااْل َ َمانَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو‬
ۙ ‫اِنَّهٗ َكانَ ظَلُوْ ًما َجهُوْ اًل‬

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,


bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.
(Q.S al-Ahzab ayat 72)”

Untuk kepentingan mengemban amanah itu, Allah memuliakan


manusia dengan memberikannya potensial akal sehingga ia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan inilah,
manusia kemudian mengeksplorasi, mengolah, dan memproduksi berbagai
sumber daya di alam raya yang Allah peruntukkan dan tundukan untuk
kepentingan umat manusia, namun jika manusia melakukan hal yang
dilarang Allah sehingga merusak alam, maka azab api neraka yang
diterimanya. Sebagaimana dalam surat al-Isra ayat 70, al-Baqarah ayat 31
dan al- Mulk ayat 10 :

7
۞ ‫ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم ع َٰلى َكثِي ٍْر‬
ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْق ٰنهُ ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب‬
ِ ‫ࣖ ِّم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ض ْياًل‬

dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

3. Modal

Rasulullah pernah menyarankan agar umat Islam bekerja meskipun


sekedar mencari kayu bakar di hutan yang dapat dijadikan sebagai bahan
baku (modal) yang berupa variabel asset, sebagaimana dalam sabdanya :

Dari Abu Hurairah r.a., katanya aku mendengar Rasulullah


SAWbersabda , “Hendaklah seseorang di antara kalian berangkat pagi-
pagi sekali mencari kayu bakar, lalu bersedekah dengannya dan menjaga
diri ( tidak meminta- minta) dari manusia lebih baik dari pada meminta
kepada seseorang baik ataupun tidak. Tangan di atas lebih baik daripada
tangan dibawah. Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi
tanggung jawabmu.” (HR. Muslim)

Hadis ini sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Yang


menyarankan manusia untuk bekerja keras supaya terpenuhnya kebutuhan
manusia individu dan manusia lainnya yang menjadi tanggung jawabnya.
Tanggung jawab bukanlah dari keluarga saja namun sebagai umat Islam
tanggung jawab sesama muslim. Dalam hadis tersebut menyatakan
Hendaklah seseorang di antara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari
kayu bakar yang berarti seseorang disuruh untuk mengelola kayu bakar
tersebut. Kayu bakar dijadikan simbol dalam produksi. Bukan hanya kayu
yang dapat menjadi modal dalam produksi, dalam al-Qur’an surat Ali
‘Imran ayat 14 :

‫ض ِة َو ْالخَ ي ِْل‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬ ِ ‫ت ِمنَ النِّ َس ۤا ِء َو ْالبَنِ ْينَ َو ْالقَن‬
َّ َ‫َاطي ِْر ْال ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمن‬
ِ َ‫الذه‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ ٰو‬ ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ع ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا ۗ َو ُ ِع ْند َٗه ُحسْنُ ْال َم ٰا‬
‫ب‬ ُ ‫ك َمتَا‬ َ ِ‫ث ۗ ٰذل‬ِ ْ‫ْال ُم َس َّو َم ِة َوااْل َ ْن َع ِام َو ْال َحر‬

8
dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, Yaitu: wanita- wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). (Q.S Ali ‘Imran : 14)

Ayat diatas tampak jelas bahwa Allah telah memberikan rasa


kecintaan terhadap apa yang diinginkannya yaitu wanita, anak- anak dan
harta. Harta merupakan modal untuk dapat melakukan produksi sehngga
manusia dapat memenuhi kehidupan di dunia. Namun Allah
memperingatkan sebahagiaan apapun manusia, ingatlah bahwa semua itu
punya Allah dan pada akhirnya manusia akan kembali lagi pada Allah.

4. Organisasi (Manajemen)

Dalam produksi, organisasi sangat penting dalam engatur kegiatan


dalam perusahaan. Dengan begitu kegiatan produksi memiliki penanggung
jawab untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. DalamIslam, pentingnya
perencanaan dan organisasi dapat dilihat pada hakikat bahwa Allah sendiri
adalah pelindung dan perencana yang terbaik,35 sebagaimana disebutkan
dalam surat Ali-Imran ayat 173 :

‫َح ْسبُنَا ٱهَّلل ُ َونِ ْع َم ْٱل َو ِكي ُل‬


"Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-
baik Pelindung.(Q.S Ali-Imran : 173)

Dalam ayat di atas bukan berarti kita berserah akan apa yang terjadi.
Namun, menjalankan apa yang sesuai akan ketentuan yang Allah berikan.
Dengan menggantungkan niat pekerjaan tersebut dengan lillah.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan barang bukan


hanya untuk individu tetapi masyarakat dan makhluk lainnya bertujuan
kemaslahatan. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasul dan kebebasan mengelola berbagai elemen dalam
produksi diberikan kewenangan kepada manusia, namun kepemilikan
dipegang oleh Allah. Apabila dikerjakan sesuai dengan tuntunan maka akan
pahala yang didapat. Manusia telah diberikan sumber daya dan ilmu, modal
atau harta sehingga dapat melakukan produksi dengan memanajemenkan ke
dalam organisasi supaya lebih baik lagi dalam memproduksi. Allah pun telah
jelas menegaskan bahwa manusia di berikan keistimewaan. Maka dari itu
bekerjalah dengan keras dengan menggunakan Akal dan sesuai dengan
ketentuan Allah dan Rasul karena setiap orang memiliki tanggung jawab
kepada sesama umat Islam khususnya.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini kami harapkan dapat menambah wawasan


kepada kita semua terkait poin-poin yang telah dibahas diatas, sehingga dapat
bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, dan kami harapkan juga kepada
seluruh maha siswa agar ketika mengerjakan segala sesuatu biasakanlah
untuk berdasarkan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru kita, karna
sesungguhnya ilmu adalah panutan amal dan amal tanpa ilmu akan sia-sia
bahkan berbahaya bagi diri kita ataupun orang lain “segala sesuatu harus
memiliki dasar”.

10
DAFTAR PUSTAKA

Idri. 2016. HADIST EKONOMI dalam perspektif hadist nabi. JAKARTA :

PRENADAMEDIA GRUP. Cetakan ke-2

Al-Bukhari, Sahih, (Maktabah al-Syamilah : sahih al-Bukhari, ta’liq Muhammad


Fuad Abd al-Baqi

Assalamah, Alquran dan Terjemahannya, Semarang: CV. Asy-Syifa’, 2001 Idris,


Hadis Ekonomi

“Ekonomi dalamPresfektif Hadis Nabi”, Jakarta : Prenadamedia Group, 2015


Mardani,

Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014


Muslim Sahih, (Maktabah al-Syamilah : Sahih Muslim , ta’liq Muhammad Fuad
Abd al-Baqi) P3EI, Ekonomi Islam, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012

11

Anda mungkin juga menyukai