Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PRODUKSI

(Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi)

Dosen pengampu: Dr. H. SyamsulHilal, S. Ag., M. Ag.

Disusun oleh :

Kelompok 8

1. Dewi Wulan Dana 2151030020


2. Iin Ulpa Midaria 2151030043
3. Sonya Pramita 2151030237

KELAS D

PRODI AKUNTASI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada saya. Sehingga saya mampu menyelesaikan Makalah dengan mata
kuliah Tafsir Ayat Ekonomi yang membahas tentang "Produksi". Makalah ini saya buat dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi.
Penyusun makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya
lebih pendekatan pada studi banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari
berbagai referensi. Yang semoga bisa memberi tambahan pada hal yang terkait dengan
pembahasan Produksi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampumg, 3 Maret 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan............................................................................................................1
1.1 .Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 . Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 . Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
Bab II. Pembahasan...........................................................................................................3
2.1. Dasar - dasar produksi....................................................................................7
2.2. CSR (Coorporate Social Responsibility)......................................................11
2.3 Faktor - faktor produksi................................................................................12
2.4 Nilai Ekonomi logam.....................................................................................14
Bab III Penutup................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................17
3.2. Saran............................................................................................................ 17
Daftar Pustaka...................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen.
Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, demikian pula sebaliknya. Untuk
menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Pada
umumnya faktor produksi ini terdiri atas alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan.
Keempat faktor produksi ini bekerja sama satu sama lainnya untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dalam produksi permasalahan yang muncul tidak hanya berkenaan dengan apa tujuan
dan prinsip dasar dalam produksi, tetapi juga bagaimana pegorganisasian faktor produksi
serta penentuan harga input maupun output yang sesuai dengan tujuan dari produksi.1
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi semenjak manusia
menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban
manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia
dengan alam. Maka untuk menyatakan antara manusia dan alam Allah telah menetapkan
bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang
manusia adalah pengelola segala apa yang terhampar dimuka bumi untuk dimaksimalkan
fungsi dan kegunaannya.2
Produksi merupakan urat nadi dalam kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan ekonomi, tidak
akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi, ataupun perdagangan barang dan jasa tanpa di
awali oleh proses produksi. secara umum produksi merupakan proses untuk menghasilkan
suatu barang dan jasa, atau proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah
ekonomi, produksi merupakan suatu proses (siklus) kegiatan-kegiatan ekonomi untuk
menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
(amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu tertentu.

1
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, EKONISIA, Yogyakarta, 2003, hlm.
155
2
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam Edisi Keempat, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2011, hlm. 102.

1
Dalam sistem ekonomi Islam, definisi produksi adalah dimana barang yang ingin
diproduksi dan proses produksi serta proses distribusi harus sesuai dengan nilai-nilai syariah
dalam artian harus dalam kerangka halal.3
Al-Quran telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap system produksi barang.
Beberapa contoh dalam Al-Qur’an maupun sunah Rosul menunjukkan bagaimana umat Islam
diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupan agar mereka tidak mengalami
kegagalan atau tertinggal dari orang lain demi kelangsungan hidupnya.4
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫َو ِم ْن رَّحْ َمتِ ٖه َج َع َل لَـ ُك ُم الَّ ْي َل َوا لنَّهَا َر لِتَ ْس ُكنُوْ ا فِ ْي ِه َولِتَ ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ لِ ٖه َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬

wa mir rohmatihii ja'ala lakumul-laila wan-nahaaro litaskunuu fiihi wa litabtaghuu ming


fadhlihii wa la'allakum tasykuruun

Artinya : "Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu
beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari)
dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 73)5

Sehubungan dengan hal tersebut maka kelompok kami membuat makalah “Produksi”
1.2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Dasar - dasar produksi
2. Menjelaskan CSR (Coorporate Social Responsibility)
3. Menjelaskan Faktor - faktor produksi
4. Menjelaskan Nilai Ekonomi logam
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Dasar - dasar produksi
2. Mengetahui CSR (Coorporate Social Responsibility)
3. Mengetahui Faktor - faktor produksi
4. Mengetahui Nilai Ekonomi logam

3
Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam (Di Tengah Krisis Ekonomi Global), Makhtabah ar-
Riyadh, Jakarta, 2007, hlm. 47
4
Afzalur rahman, Op.Cit, hlm. 203.
5
* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar - dasar produksi
Prinsip produksi adalah mewujudkan kemakmuran ( QS.Hud : 11 :61)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ض َوا ْستَ ْع َم َر ُك ْم فِ ْيهَا فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ثُ َّم‬ ٰ ‫هّٰللا‬ ٰ ‫َواِ ٰلى ثَ ُموْ َد اَ َخاهُ ْم‬
ِ ْ‫صلِحًا ۘ قَا َل ٰيقَوْ ِم ا ْعبُدُوا َ َما لَـ ُك ْم ِّم ْن اِل ٍه َغ ْير ُٗه ۗ ه َُو اَ ْن َشا َ ُك ْم ِّمنَ ااْل َ ر‬
ٌ‫تُوْ ب ُۤوْ ا اِلَ ْي ِه ۗ اِ َّن َرب ِّْي قَ ِريْبٌ ُّم ِجيْب‬

wa ilaa samuuda akhoohum shoolihaa, qoola yaa qoumi'budulloha maa lakum min
ilaahin ghoiruh, huwa angsya-akum minal-ardhi wasta'marokum fiihaa fastaghfiruuhu
summa tuubuuu ilaiih, inna robbii qoriibum mujiib

Artinya : dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,
"Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)."(QS. Hud
11: Ayat 61)”6

Asbabun Nuzul

Asbabun nuzul dari ayat ini ialah mengenai kisah kaum Tsamud. Mereka menukil
hikmah berharga dari pengalaman buruk kaum Aad, sehingga beriman kepada Allah Swt.
Alhasil, mereka berhasil membangun peradaban yang elite.

Setelah selesai kisah Aad kini giliran kisah suku Tsanud. Tsanud juga merupakan
satu suku terbesar yang telah punah. Mereka adalah keturunan Tsanud Ibnu jatsar, Ibnu
iram, Ibnu sam, Ibnu nuh. Dengan demikian silsilah keturunan mereka bertemu dengan
Ad pada kakek yang sama yaitu Imran. Kaum Tsanud pada mulanya menarik pelajaran
berharga dari pengalaman buruk kaum Ad, karena itu mereka beriman kepda Allah
SWT.Pada masa itulah, merekapun berhasil membangun peradaban yang cukup megah,
tetapi keberhasilan itu menjadikan mereka lengah sehingga mereka kembali menyembah

6
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

3
berhala serupa dengan berhala yang disembh kaum Ad. Ketika itulah Allah mengutus
Nabi Shaleh as mengingatkan mereka agar tidak mempersekutukan Allah tetapi tuntunan
dan peringatan beliau tidak disambut baik oleh mayoritas kaum Tsanud. Ayat ii
mengandung perintah yang jelas kepada manusia langsung maupun tidak langsung untuk
membangun bumi dalam kedudukan sebagai khalifah, sekaligus menjadi alasan mengapa
manusia harus menyembah Allah SWT semata-mata.7

Tafsir

Dan) Kami utus (kepada Tsamud saudara mereka) yang satu kabilah (Saleh. Saleh
berkata, "Hai kaumku! Sembahlah Allah) artinya esakanlah Dia (sekali-kali tidak ada
bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian) Dialah yang mula-mula
menciptakan kalian (dari bumi) yaitu dengan menciptakan bapak moyang kalian, Adam,
dari tanah (dan menjadikan kalian pemakmurnya) Dia menjadikan kalian sebagai para
penghuni bumi (karena itu mohonlah ampunan-Nya) dari kemusyrikan (kemudian
bertobatlah) kembali kalian (kepada-Nya) dengan menjalankan ketaatan. (Sesungguhnya
Rabbku amat dekat) kepada makhluk-Nya melalui pengetahuan-Nya (lagi
memperkenankan.") doa orang yang meminta kepada-Nya.8

Tafsir Ringkas Kemenag RI

Setelah dijelaskan kisah kaum Nabi Hud dan keingkaran mereka terhadap nabinya serta
azab yang ditimpakan kepada mereka, maka ayat berikut ini, menjelaskan tentang kisah
kaum Samud. Dan kepada kaum Samud yang mendiami wilayah Hijr antara kota
Madinah dengan Tabuk, Kami utus saudara seketurunan mereka, yaitu Nabi Saleh, dia
berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah Tuhan yang Esa, karena tidak ada Tuhan
bagimu yang pantas dan layak disembah selain Dia. Dialah Allah yang telah
menciptakanmu dari bumi, yakni Nabi Adam yang diciptakan Allah dari tanah, dan
menugaskanmu memakmurkannya, karena kamu memang layak untuk mengurus bumi
dengan bercocok tanam, membangun rumah, mendirikan bangunan, gedung-gedung
tinggi, dan lain sebagainya. Tapi ternyata di antara kamu ada yang melakukan
pelanggaran dengan berbuat kerusakan, seperti eksploitasi hutan maupun hasil bumi
7
http:surahhuudayat61.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmle.html?m=1
8
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-11-hud/ayat-61

4
secara besar-besaran tanpa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam serta
lingkungannya. Karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang kamu
lakukan, kemudian bertobatlah kepada-Nya dengan meninggalkan perbuatan syirik dan
dosa, lalu sembahlah Allah. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat rahmatNya kepada
orang-orang yang taat dan memperkenankan doa hamba-Nya.”9

Teori

PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM


Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait dengan manusia
dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi, produksi merupakan kegiatan menciptakan
kekayaan dengan pemanfaatan sumber alam oleh manusia. Berproduksi lazim diartikan
menciptakan nilai barang atau menambah nilai terhadap sesuatu produk, barang dan jasa
yang diproduksi itu haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan (yakni halal
dan baik) menurut Islam (Mohamed Aslam Haneef, 2010).
Produksi tidak berarti hanya menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada,
melainkan yang dapat dilakukan oleh manusia adalah membuat barang-barang menjadi
berguna yang dihasilkan dari beberapa aktivitas produksi, karena tidak ada seorang pun
yang dapat menciptakan benda yang benar-benar baru. Membuat suatu barang menjadi
berguna berarti memproduksi suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
serta memiliki daya jual yang yang tinggi (Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir
Riyadi,2014).10
Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah Umar bin Khatab adalah
sebagai berikut:
1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin
Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin berarti ketika berproduksi bukan
sekadar berproduksi rutin atau asal produksi melainkan harus betul-betul
memperhatikan realisasi keuntungan, namun demikian tujuan tersebut berbeda
dengan paham kapitalis yang berusaha meraih keuntungan sebesar mungkin.
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga

9
https://www.tokopedia.com/s/quran/hud/ayat-61
10
Muhammad Turmudi, Produksi dalam prespektif ekonomi islam. (FEBI,IAIN KENDRI, 2017) hal 43

5
Seorang Muslim wajib melakukan aktivitas yang dapat merealisasikan kecukupannya
dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban nafkahnya.
3. Tidak mengandalkan orang lain
Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam tidak membenarkan
/membolehkan seseorang yang mampu bekerja untuk menengadahkan tangannya
kepada orang lain dengan meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk
bersandar kepada diri mereka sendiri, tidak mengharap apa yang ada ditangan orang
lain.
4. Melindungi harta dan mengembangkannya
Harta memiliki peranan besar dalam Islam. Sebab dengan harta, dunia dan agama
dapat ditegakkan. Tanpa harta, seseorang bisa saja tidak istiqamah dalam agamanya
serta tidak tenang dalam kehidupannya. Dalam fiqh ekonomi Umar r.a. terdapat
banyak riwayat yang menjelaskan urgensi harta, dan bahwa harta sangat banyak
dibutuhkan untuk penegakan berbagai masalah dunia dan agama. Sebab, di dunia
harta adalah sebagai kemuliaan dan kehormatan, serta lebih melindungi agama
silaturahmi dengan orang lain. Karena itu, Umar r.a menyerukan kepada manusia
untuk memelihara harta dan mengembangkannya dengan mengeksplorasinya dalam
kegiatan-kegiatan produksi.
5. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk
Dimanfaatkan Rezeki yang diciptakan Allah Swt. bukan hanya harta yang berada
ditangan seseorang saja, namun mencakup segala sesuatu yang dititipkan oleh Allah
Swt. Di muka bumi ini sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan dan kesenangannya. Allah Swt. telah mempersiapkan bagi manusia di
dunia ini banyak sumber ekonomi, namun pada umumnya untuk dapat dimanfaatkan
harus dilakukan eksplorasi dalam bentuk kegiatan produksi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan manusia.
6. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi
Produksi merupakan sarana terpenting dalam merealisasikan kemandirian ekonomi.
Bangsa yang memproduksi kebutuhan-kebutuhanya adalah bangsa yang mandiri dan
terbebas dari belengu ketergantungan ekonomi bangsa lain. Sedangkan bangsa yang

6
hanya mengandalkan konsumsi akan selalu menjadi tawanan belenggu ekonomi
bangsa lain.
7. Taqarrub kepada Allah SWT
Seorang produsen Muslim akan meraih pahala dari sisi Allah Swt. Disebabkan
aktivitas produksinya, baik tujuan untuk memperoleh keuntungan, merealisasi
kemapanan, melindungi harta dan mengembangkannya atau tujuan lain selama ia
menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan dalam menaati Allah
Swt(Lukman Hakim, 2012).11
Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan
maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan dicapai falāh
yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.
Falāh itu sendiri adalah kemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan memberikan
kebahagiaan hakiki bagi manusia. Dengan demikian, kegiatan produksi sangatlah
memperhatikan kemuliaan dan harkat manusia yakni dengan mengangkat kualitas dan
derajat hidup manusia.
Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam
keseluruhan aktifitas produksi, karena segala aktivitas yang bertentangan dengan
pemuliaan harkat kemanusiaan bertentangan dengan ajaran Islam (P3EI) UII). Oleh
karenanya, kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam terkait dengan manusia
dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi (M. Nur Rianto Al-Arif,2011).12

2.2 CSR (Coorporate Social Responsibility)


Kegiatan produksi harus mewujudkan fungsi sosial (QS. AlHadid:57:7)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ٰا ِمنُوْ ا بِا هّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َواَ ْنفِقُوْ ا ِم َّما َج َعلَـ ُك ْم ُّم ْست َْخلَفِ ْينَ فِ ْي ِه ۗ فَا لَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َواَ ْنفَقُوْ ا لَهُ ْم اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر‬

aaminuu billaahi wa rosuulihii wa angfiquu mimmaa ja'alakum mustakhlafiina fiih,


fallaziina aamanuu mingkum wa angfaquu lahum ajrung kabiir

11
Muhammad Turmudi, Produksi dalam prespektif ekonomi islam. (FEBI,IAIN KENDRI, 2017) hal 44-45
12
Muhammad Turmudi, Produksi dalam prespektif ekonomi islam. (FEBI,IAIN KENDRI, 2017) hal 45

7
Artinya :"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah).
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan
Allah) memperoleh pahala yang besar."(QS. Al-Hadid 57: Ayat 7)”13

Asbabun Nuzul

Allah swt memerintahkan agar beriman kepadaNya dan rasul-Nya menafkahkan harta-
harta yang mereka miliki, karena harta dan anak itu adalah titipan Allah pada seseorang,
tentu saja pada suatu hari titipan tersebut akan diambil kembali.

Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah


membenarkan rasul-Nya serta menginfakkan hartaharta yang jatuh menjadi milik dari
peninggalan orang terdahulu, mereka ini akan mendapat pahala yang besar yang tidak
pernah dilihat dan tergores di hati.14

Tafsir

Bila sebelumnya Allah memperlihatkan bukti-bukti kekuasaan-Nya, pada ayat ini Allah
menganjurkan orang mukmin untuk berinfak. Wahai manusia, berimanlah kamu kepada
Allah yang telah menciptakanmu dan kepada Rasul yang diutus-Nya untuk
menyampaikan tuntunan-Nya, dan infakkanlah sebagian dari harta yang Dia telah
menjadikan kamu sebagai penguasanya, kepada orang yang berhak. Sesungguhnya dalam
hartamu itu terdapat bagian Allah bagi mereka. Maka, orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul Nya di antara kamu dan menginfakkan sebagian dari hartanya di jalan
Allah akan memperoleh pahala yang besar, baik di dunia maupun akhirat.15

Teori

Corporate social responsibility( CSR) yang menurut peraturan perundang-


undangan dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
13
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
14
https://brainly.co.id/tugas/35066068#:~:text=Allah%20swt%20memerintahkan%20agar%20beriman,titipan
%20tersebut%20akan%20diambil%20kembali
15
https://www.tokopedia.com/s/quran/al-hadid/ayat-7#:~:text=7.&text=Berimanlah%20kamu
%20kepada%20Allah%20dan,Allah)%20memperoleh%20pahala%20yang%20besar

8
perseroan Terbatas (PT) untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik PT sendiri, komunitas setempat , maupn masyarakat pada umumnya. Fungsi Csr
adalah sebagai bentuk peran serta Pt dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, serta menciptakan
hubungan PT yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, dan budaya
masyarakat setempat.16

CSR dalam ekonomi Islam berpegang pada beberapa prinsip yaitu prinsip Tauhid,
Khalifah, Keadilan, Ukhuwah dan Mewujudkan maslahah. Berangkat dari prinsip-prinsip
tersebut maka kemudian muncul beberapa kriteria yang dapat dijadikan indikator bagi
bank syariah dalam pelaksanaan CSR-nya. Kriteria tersebut adalah kriteria kepatuhan
syariah, keadilan dan kesetaraan, bertanggung jawab dalam bekerja, jaminan
kesejahteraan, jaminan kelestarian alam dan bantuan sosial.

Berdasarkan hasil analisa laporan tahunan serta laporan keberlanjutan, penulis


menemukan bahwa tidak semua kriteria CSR bank syraiah diungkapkan oleh ketiga bank
yang diteliti. Ada beberapa poin kriteria CSR bank syariah yang belum disajikan seperti
kurangnya program yang berkaitan dengan pelestarian alam, penggunaan pendapatan non
halal untuk CSR, distribusi program yang belum merata, penentuan sasaran kegiatan
CSR, kurangnya kemitraan, sosialisasi kegiatan dan pemahaman mengenai pelaksanaan,
evaluasi di lapangan serta keberlanjutan program. Kriteria CSR pada bank Syariah
merupakan suatu tawaran kepada bank-bank syariah dalam melaksanakan program-
program CSR-nya agar bersesuaian dengan prinsip-prinsip dalam ekonomi Islam.17

2.3 Faktor - faktor produksi


Faktor – faktor produksi tanah, air, udara, tumbuhan (QS. AlNahl: 16: 10)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫هُ َو الَّ ِذ ۤيْ اَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َمٓا ِء َمٓا ًء لَّـ ُك ْم ِّم ْنهُ َش َرا بٌ َّو ِم ْنهُ َش َج ٌر فِ ْي ِه تُ ِس ْي ُموْ ن‬

16
https://www.hukumonline.com/klinik/a/apa-itu-csr-dan-fungsinya-lt6172b14dd8327
17
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jhes/artikel/iew/1390

9
huwallaziii angzala minas-samaaa-i maaa-al lakum min-hu syaroobuw wa min-hu
syajarung fiihi tusiimuun

Artinya :"Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu
menggembalakan ternakmu."(QS. An-Nahl 16: Ayat 10)”18

Tafsir

Ayat-ayat berikut menjelaskan berbagai nikmat yang Allah anugerahkan kepada


manusia. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari arah langit untuk kamu
manfaatkan guna memenuhi kebutuhan kamu. Sebagiannya menjadi minuman bagi kamu
dan binatang-binatang peliharaanmu, dan sebagiannya yang lain dapat kamu gunakan
untuk menyirami tumbuhan, yang padanya, yaitu pada tumbuhan hijau itu, kamu
menggembalakan ternakmu sehingga mereka dapat makan dan menghasilkan produk
yang kamu butuhkan, seperti susu, daging, dan bulu.19

Teori

Menurut Griffin produksi adalah segala sesuatu yang membawa faedah lebih. Produksi
ini terjadi, karena ada kerja sama antar berbagai faktor produksi. Adapun empat faktor
produksi yaitu: (1) modal, (2) tenaga kerja, (3) sumber daya fisik, (4) organisasi,
pengusaha atau wirausahawan.20sadono sukirno pun berpendapat sama seperti Griffin
yaitu faktor-faktor produksi dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu, tenaga kerja, tanah,
modal, dan keahlian wirausahawaan.21

A. Modal
Islam mengatur pengelolaan modal sedemikian rupa dengan seadil-adilnya, melindungi
kepentingan orang miskin, dan orang yang kekurangan dengan aturan, bahwa modal tidak
dibenarkan menumpuk hanya disegelintir orang kaya semata. Bentuk keadilan yang

18
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
19
https://www.tokopedia.com/s/quran/an-nahl/ayat-10
20
Ibid, Ihya Ulumudin, Jilid 4, h. 88.
21
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2013), h. 193.

10
diajarkan islam dalam persoalan modal ini dengan cara mensyariatkan zakat, dan akad
mudharabah serta musyarakah.22
B. Tenaga Kerja
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang.23
C. Tanah Tanah
adalah faktor produksi yang penting mencangkup semua sumber daya alam yang
digunakan dalam proses produksi. Ekonomi islam mengakui tanah tanah sebagai faktor
ekonomi untuk dimanfaatkan secara maksimal demi mencapai kesejahteraan ekonomi
masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi islam.24
D. Wiirausahawan
Dalam sistem ekonomi islam, organisasi sebagai faktor produksi yang mempunyai ciri-
ciri yaitu pertama, dalam ekonomi islam produksi lebih didasarkan pada equity based
(kekayaan) daripada loan based (pinjaman). Kedua sebagai akibatnya, pengertian
keuntungan biasanya mempunyai arti yang luas dalam kerangka ekonomi karena dalam
sistem ekonomi islam tidak mengenal bunga.25

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi

Faktor-faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam produksi barang dan jasa
tenaga kerja, modal, kewirausahaan, sumber daya fisik, dan sumber daya informasi. 26
Faktor
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan hubungan antara tingkat
ouput dan (kombinasi) penggunaan input.27

Perbedaan utama sistem ekonomi terletak pada cara sistem itu mengelola faktor-faktor
produksinya (factors ofproduction), yaitu sumber daya yang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan di suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Para ekonom sudah lama

22
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), h. 113.
23
Ibid, Rozalinda, h. 115.
24
Ibid, Rozalinda, h. 115.
25
Ibid, Rozalinda, h. 116.
26
Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 11.
27
Robert S Pyndick dan Daniel L Rubinfeld, Microeconomics (New York: Prentice Hall, 2002), h. 178.

11
berfokus pada empat faktor produksi: tenaga kerja, modal, wirausahawan, dan sumber daya
alam. Selain empat faktor standar tersebut, para ekonom memasukkan juga sumber daya
informasi. Perlu diingat bahwa konsep faktor produksi juga dapat diterapkan pada sumber
daya yang dikelola organisasi untuk memproduksi barang yang berwujud dan jasa yang tak
berwujud.28

2.4 Nilai Ekonomi logam


Penciptaan Besi (QS.Al Hadid: 57:25)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ْأ‬
ِ ‫ْط ۚ  َواَ ْنزَ ْلنَا ْال َحـ ِد ْي َد فِ ْي ِه بَ سٌ َش ِد ْي ٌد َّو َمنَا فِ ُع لِلنَّا‬
‫س‬ ِ ‫ب َوا ْل ِم ْي َزا نَ لِيَقُوْ َم النَّا سُ بِا ْلقِس‬
َ ‫ت َواَ ْن َز ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِك ٰت‬
ِ ‫لَـقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِا ْلبَيِّ ٰن‬
‫هّٰللا‬ ُ ‫َولِيَـ ْعلَ َم هّٰللا ُ َم ْن يَّ ْن‬
‫َز ْي ٌز‬
ِ ‫ ۗ اِ َّن َ قَ ِويٌّ ع‬ ‫ب‬ ِ ‫صر ُٗه َو ُر ُسلَهٗ بِا ْل َغ ْي‬

laqod arsalnaa rusulanaa bil-bayyinaati wa angzalnaa ma'ahumul-kitaaba wal-miizaana


liyaquuman-naasu bil-qisth, wa angzalnal-hadiida fiihi ba-sung syadiiduw wa manaafi'u
lin-naasi wa liya'lamallohu may yangshuruhuu wa rusulahuu bil-ghoiib, innalloha
qowiyyun 'aziiz

"Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan
Kami turunkan bersama mereka Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku
adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat
bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-
rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha
Perkasa."(QS. Al-Hadid 57: Ayat 25)”29

Asbabun Nuzul

ini Allah SWT mengabarkan kepada kita semua, bahwa Allah telah mengutus
beberapa Rasul untuk menyampaikan risalahnya dengan berbagai kemampuan dan bukti
nyata (Mukjizat), yang membuktikan bahwa para Rasul adalah manusia yang dipilih
Allah untuk menyebarkan risalah-Nya, dalam hal ini Allah SWT menjelaskan telah
menjadikan besi bagi kemanfaatan manusia dan dijadikan sebagai bukti bahwa Allah
yang berkehendak atas segala sesuatu dan segala hal.
28
Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014) h. 11.
29
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

12
Allah SWT mengutus para Rasul disertai dengan Kitab dimana didalamnya
terdapat tentang ajaran-ajaran yang harus disampaikan oleh para Rasul kepada umatnya,
diantara kitab-kitab itu adalah Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an sebagai penyempurna
dari kitab-kitab sebelumnya, dan menjadi dasar untuk menegakkan neraca keadilan atau
sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan atas berbagai permasalahan.

Tafsir

Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat-
umat-Nya dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah
Nya. Bukti-bukti itu adalah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Rasul, seperti
tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim As, mimpi yang benar sebagai
mukjizat Nabi Yusuf As, Tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa As. Al-Quran sebagai
mukjizat Nabi Muhammad Saw dan sebagainya.

Dan juga setiap Rasul yang diutus itu bertugas untuk menyampaikan agama Allah
kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan
adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Ajaran
agama itu berupa petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.

Sebagai dasar mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh
para Rasul itu mempunyai asas "keadilan". Keadilan ini wajib ditegakkan oleh para Rasul
dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap
rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang
dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya
dalam hukum, sikap dan perlakuan.

Di samping itu Allah SWT menganugerahkan kepada manusia "besi", suatu


karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi itu dapat dibuat berbagai
macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti
berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan
sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya,
karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri,

13
seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya
diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama-Nya, menegakkan keadilan
dan menjaga keamanan negeri.

Allah SWT menerangkan bahwa Dia melakukan yang demikian itu agar Dia
mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang mengikuti dan menolong agama
yang disampaikan para Rasul yang diutus-Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan
anugerah itu Allah SWT ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap
nikmat-Nya itu. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang
disampaikan para Rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi
hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya.

“(Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami)” yaitu malaikat-malaikat-Nya


kepada nabi-nabi “(dengan membawa bukti-bukti yang nyata)” hujah-hujah yang jelas
dan akurat “(dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab)” lafal Alkitab ini
sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub
“(dan neraca)” yakni keadilan “(supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi)” maksudnya Kami keluarkan besi dari tempat-tempat penambangannya
“(yang padanya terdapat kekuatan yang hebat)” yakni dapat dipakai sebagai alat untuk
berperang “(dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui)” supaya
Allah menampilkan; lafal waliya'lamallaahu diathafkan pada lafal liyaquman-naaasu
“(siapa yang menolong-Nya)” maksudnya siapakah yang menolong agama-Nya dengan
memakai alat-alat perang yang terbuat dari besi dan lain-lainnya itu “(dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya)” lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan
dari dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu.

Yakni sekalipun Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas ra.
memberikan penakwilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka tidak
melihat-Nya. “(Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa)” artinya Dia tidak
memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan
sendiri oleh orang yang mengerjakannya.30

30
https://anasafrida.blogspot.com/2013/02/tafsir-surat-al-hadiid-ayat-25.html

14
Teori

Logam adalah sebuah unsure kimia yang memiliki sifat kuat, liat, keras, dan
mampu penghantar listrik atau energy panas, selain itu juga mempunyai titik cair tinggi.
Biji logam ditemukan dalam keadaan murni contoh seperti emas, perak,platina, selain itu
ada juga yang tercampur dengan unsure lain contoh seperti karbon, sulfur, fosfor,silicon,
tanah, dan pasir.31

Uang Logam
Penggunaan uang logam merupakan fase kemajuan dalam sejarah uang. Kita
sudah mengenal berbagai kesulitan-kesulitan yang di hadapi manusia ketika bertransaksi
menggunakan uan komoditas. Namun perkembangan kehidupan ekonomi dan
peningkatan proses-proses perdagangan, membuat sulit untuk terus berlanjut penggunaan
uang komoditas. Logam yang pertama kali digunakan oleh orang-orang Yunani adalah
besi, sedang yang pertama digunakan oleh orang-orang
Romawi adalah tembaga. Tembaga dan perunggu tidak digunakan dalam proses transaksi
besar (Ahmad Hasan,2005: 68).
Pencetakan uang merupakan peristiwa sejarah paling penting setelah pilihan
logam-logam berharga. Orang-orang pada awal penggunaan logam sebagai uang, mereka
gunakan atas dasar timbangan. Pada uang logam ada dua sistem, yaitu sistem satu logam
(gold standart, istilah kemudian), dan sistem dua jenis logam (bimetallic).
Apabila negara mengadopsi satu logam dan memberinya kekuatan penyelesaian tanpa
batas, sistem yang digunakan dinamakan sistem satu logam, apakah logam itu emas atau
perak dan tidak berpengaruh denga adanya mata uang bantu. Sedang sistem dua jenis
logam adalah bahwa negara mengadopsi dua logam emas dan perak dan menjadikan
keduanya sebagai uang utama dan memberikan keduanya
kekuatan penyelesaian tanpa batas (Ahmad Hasan, 2005:69).
Emas dan perak merupakan komoditas-konoditas yang didapati sangat diidamkan akan
berperan sebagai uang.32

31
https://www.pinhome.id/blog/pengertian -logam-secara-umum-dan-jenis-jenis-logam/
32
http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/artikel/viewFile/1695/1507

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini,kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa Produksi
adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi semenjak manusia menghuni
planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia
dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan
alam. Maka untuk menyatakan antara manusia dan alam Allah telah menetapkan bahwa
manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang manusia
adalah pengelola segala apa yang terhampar dimuka bumi untuk dimaksimalkan fungsi
dan kegunaannya.
3.2. Saran
Demikian makalah ini disusun sebagai tugas makalah mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi
tentang Produksi. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
Karena itu, saran dan masukan,dari pembaca sangat kami harapkan dalam
penyempuranaan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

R Koiriyah.2018.File 4 BAB 1(iainkudus) . diakses pada tanggal 3 maret 2022.

Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

Muhammad Turmudi, Produksi dalam prespektif ekonomi islam. (FEBI,IAIN KENDRI, 2017)’
Diakse pada tanggal 2 maret 2022

Muslihati, Siradjuddin, Syahruddin.2018.Corporate Social Responsibility (CSR) dalam


persepektif ekonomi islam pada bank syariah. Diakses pada tanggal 4 maret 2022

Eva Pujianti.2019.faktorfaktor yng memengaruhi produksi dalam persepektif ekonomi islam.


(FEBI,UIN RIL . 2019) . diakses pada tanggal 2 maret 2022

Rahmat Ilyas. 2016. Konsep uang dalam persepektif ekonomi islam. Diakses pada tanggal 4
maret 2022. Melalui
http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/artikel/viewFile/1695/1507

https://www.pinhome.id/blog/pengertian -logam-secara-umum-dan-jenis-jenis-logam

17

Anda mungkin juga menyukai