MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir ayat dan hadits ekonomi
Di susun oleh :
SEMARANG
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua sumber daya yang ada di bumi dan di langit yang
disediakan oleh Allah SWT itu semua tidak lain untuk kebutuhan manusia,
supaya manusia dapat menikmati itu semua dan memiliki kehidupan yang
layak. Oleh karena itu manusia dituntut untuk berkreasi dalam mengolah
sumber daya tersebut. Salah satunya dengan kegiatan produksi.
Kegiatan produksi sendiri juga merupakan mata rantai dari
konsumsi dan distribusi. Kegiatan dari produksi ialah mengahasilkan
sebuah barang ataupun jasa dan selanjutnya didistribusikan kepada para
konsumen. Produksi sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena tanpa
adanya produksi maka kegiatan ekonomi akan terhenti..
Produksi juga berarti diciptakannya manfaat, seperti juga konsumsi
yaitu pemusnah produksi. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik
sesuatu yang tidak ada, karena tidak sesorang dapat menciptakan benda.
Tujuan dari adanya produksi yaitu menciptakannya kesejahtraan ekonomi.
Dalam Islam sendiri produksi memiliki beberapa batasan sehingga
menciptakan kesejahteraan yang haqiqi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian produksi menurut Islam ?
2. Apa faktor-faktor produksi
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian produksi menurut Islam.
2. Mengetahui Faktor-faktor produksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang:CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hal.106.
2
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.61.
3
Ibid.,
4
Ibid.,hlm.63
5
Ibid.,
3
Sistem ekonomi islam menyediakan beberapa landasan teoritis
seperti keadilan ekonomi, jaminan social, dan pemanfaatan sumber daya
ekonomi produktif secara efisien. Dimana kegiatan produksi yang pada
dasar nya halal, harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak
mengakibatkan kerugian dan mudharat dalam kehidupan masyarakat.6
B. Faktor-faktor dalam produksi
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai sumber daya ekonomi
yang lazim disebut faktor produksi atau input, yakni segala hal yang
menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
produksi.7
Dikalangan para ahli ekonomi muslim, belum ada kesepakatan
tentang faktor-faktor produksi. Menurut al-Maududi, faktor produksi
terdiri dari amal atau kerja, tanah, dan modal. Adapun menurut M. Abdul
Mannan, faktor produksi hanya berupa amal (kerja).8
Meskipun terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ahli
ekonomi tentang faktor produksi, namun secara umum faktor-faktor
produksi mencakup empat hal, yaitu: tanah (sumber daya alam), tenaga
kerja (sumber daya manusia), modal dan organisasi.9
1. Sumber Daya Alam (tanah)
Islam telah mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi tetapi
tidak setepat dalam arti yang sama yang digunakan di zaman modern.10
Allah SWT menciptakan bumi dan sisinya sebagai sumber daya alam
untuk dikelola manusia demi kepentingan dan kebutuhan hidupnya.
Konsep tanah sebagai sumber daya alam memiliki makna yang
luas, yang mencakup segala sesuatu yang ada di dalam, luar, maupun
disekitar bumi.
6
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.64.
7
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang:CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hal.114
8
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal. 81
9
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang:CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hal.114
10
Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam:teori dan praktek, Jakarta: Intermesa, 1992,
hal.55
4
Rasulullah menyarankan agar sumber daya alam berupa tanah hendanya
digarap sebagai lahan produksi.
ُ ض َي هَّللا ِ َْح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ ب ُْن ُمو َسى أَ ْخبَ َرنَا اأْل َو
ِ زَاع ُّي ع َْن َعطَا ٍء ع َْن َجابِ ٍر َر
ُ لَّى هَّللاiص
َ ا َل النَّبِ ُّيiiَف فَق ْ ِّع َوالنi
ِ iص ِ ُالثُّلiiِا بiiَانُوا يَ ْز َر ُعونَهiiال َك
ِ iُث َوالرُّ ب َ ََع ْنهُ ق
ْكiلْ فَ ْليُ ْم ِسiiإ ِ ْن لَ ْم يَ ْف َعiَا فiiََت لَهُ أَرْ ضٌ فَ ْليَ ْز َر ْعهَا أَوْ لِيَ ْمنَحْ هْ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َكان
َاويَةُ ع َْن يَحْ يَى ع َْن أَبِي َسلَ َمة ِ ال ال َّربِي ُع ب ُْن نَافِ ٍع أَبُو تَوْ بَةَ َح َّدثَنَا ُم َع
َ َضهُ َوق َ ْأَر
لَّ َم َم ْنiصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس
َ ِ ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا ِ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر
َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق
َ ْ ْك أَرiإ ِ ْن أَبَى فَ ْليُ ْم ِسiَ اهُ فiََت لَهُ أَرْ ضٌ فَ ْليَ ْز َر ْعهَا أَوْ لِيَ ْمنَحْ هَا أَخ
هُ (رواهiض ْ َكان
)بـخارى
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa]
telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] dari
['Atha'] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata: "Dahulu
orang-orang mempraktekkan pemanfaatan tanah ladang
dengan upah sepertiga, seperempat atau setengah maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang
memiliki tanah ladang hendaklah dia garap untuk
bercocok tanam atau dia hibahkan. Jika dia tidak lakukan
maka hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan berkata,
[Ar-Rabi' bin Nafi' Abu Taubah] telah menceritakan
kepada kami [Mu'awiyah] dari [Yahya] dari [Abu
Salamah] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata;
5
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa
yang memiliki tanah ladang hendaklah dia garap untuk
bercocok tanam atau dia berikan kepada saudaranya
(untuk digarap). Jika dia tidak lakukan maka hendaklah
dia biarkan tanahnya.”(HR. Bukhari).
Hadits di atas menjelaskan tentang pemanfaatan faktor produksi
berupa tanah yang merupakan faktor penting dalam produksi. Tanah yang
dibiarkan dan tidaka olah tidak disukai oleh Nabi Muhammad SAW
karena tidak bermanfaat bagi yang punya dan orang sekelilingnya. Dalam
hadits di atas, Nabi menganjurkan agar umat Islam menggarap tanah yang
dimilikinya agar terproduksi biji-bijian dan buah-buahan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan hajat hidup banyak orang. Nabi melarang
mebiarkan aset produksi yang berupa tanah menganggur tanpa sentuhan
penggarapan karena di samping mubadzir juga dapat mengurangi tingkat
produksi pertanian.11
ِ ْ َرا ِء ااْل َرiم نَهَي ع َْن ِكiَ ّلiصلَّي هللاِ َعلَ ْي ِه َو َس
ض(روه َ ِع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هللاِ أَ َّن َرسُوْ َل هللا
.)مسلم
“dari Jabir ibn ‘Abd Allah bahwasanyaRasulullah SAW
melarang menyewakan tanah pertanian.”(HR. Muslim)
Sewa tanah itu tidak sesuai dalam implikasi pemanfaatan tanah
atau cara muzaro’ah karena tanah tidak mengalami depresiasi.
Berbeda dengan modal fisik ataupun uang. Oleh karena itu Rasulullah
melarang sewa tanah untuk pertanian.12
Larangan menyewakan tanah untuk pertanian
َ iم نَهَي ع َْن ِكiَ ّلi ِه َو َسi لَّي هللاِ َعلَ ْيi ص
را ِءi َ ِوْ َل هللاi ِد هللاِ أَ َّن َر ُسi ابِ ِر ْب ِن َع ْبiiع َْن َج
.)ض(روه مسلم ِ ْااْل َر
“dari Jabir ibn ‘Abd Allah bahwasanya Rasulullah SAW
melarang menyewakan tanah pertanian.”(HR. Muslim)
11
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.
66.
12
Ibid.. hal. 81.
6
Sewa tanah itu tidak sesuai dalam implikasi pemanfaatan tanah
atau cara muzaro’ah karena tanah tidak mengalami depresiasi.
Berbeda dengan modal fisik ataupun uang. Oleh karena itu Rasulullah
melarang sewa tanah untuk pertanian.13
2. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
أِل َ ْن يَ ْغد َُو: صلَّي هللاِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم يَقُوْ ُلَ ِال َس ِمعْتَ َرسُوْ َل هللا َ َع َْن أَبِ ْي هُ َري َْرةَ ق
اس خَ ْي ًر لَهُ ِمنَ اَ ْن يَسْأ َ َل ِ َّق بِ ِه َويَ ْستَ ْغنِ َي بِ ِه ِمنَ الن َ ب َعلَي ظَه ِْر ِه فَيَت
iَ َص َّد َ أَ َح ُد ُك ْم فَيَحْ ِط
ض ُل ِمنَ ْاليَ ِد ال ُّس ْفلَي َوا ْبد َْأ بِ َم ْن تَعُوْ ُل َ ك فَأِ َّن ْاليَ َد ْالع ُْليَا أَ ْف
َ َِر ُجأًل أَ ْعطَاهُ أَوْ َمنَ َعهُ َذل
)( َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم
7
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang paling
penting dari eberapa faktor produksi yang lain, karena manusialah yang
memiliki inisiatif atau ide dan memmpin semua faktor produksi. Dalam
kata lain, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja mmanusia bukanlah
kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji dll. Tetapi yang
dimaksud adalah tenaga kerja tersebut bermakna lebih luas yakni sumber
daya manusia.15
3. Modal atau Kapital
Menurut M. Abdul Mannan, modal memiliki posisi yang stategis
dalam ekonomi Islam sebagai sarana produksi yang menghasilkan, tidak
sebagai faktor produksi pokok, melainkan sebagai perwujudan tanah dan
tenaga kerja.
Modal sangat pentimg dalam kegiatan produksi baik yang bersifat
tangible asset maupun intangible asset. Modal dapat pula memberikan
makna segala sesuatu yng digunakan dan tidak habis untuk diputar secara
ekonomis dengan harapan dari modal tersebut menghasilkan hasil yang
lebih (profit).16
8
“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan
bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan
orang-orang yang mati syahidpada hari kiamat.”
4. Organisasi (Manajemen)
Organisasi atau menejemen merupakan proses merencanakan dan
mengarahkan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan. Organisassi
memegang peranan penting dalam kegiatan produksi, karena tanpa
organisasi dan manejemen yang baik kegiatan produksi tidak dapat
berjalan dengan baik.18
“Dari ‘urwah ibn Zubayr dan Sa’id ibn Al-musayyib bahwa Hakim
ibn Hizzam berkata: Aku meminta (sesuatu) kepada Nabi SAW lalu
ia memberikannya kepadaku kemudian aku memintanya lagi dan
memberikan kepadaku, lalu aku meminta lagi dan ia memberiku
lagi. Kemudian Nabi bersabda, “wahai hakim, sesungguhnya
harta ini hijau (indah) lagi manis. Barangsiapa yang
mengambilnya dengan jiwa yang baik, maka akan diberkahi dan
barangsiapa mengambilnya dengan jiwa yang boros, maka tidak
17
Ibid.. hal. 72.
18
Ibid..
9
akan diberkahi seperti orang yang makan tapi tidak kenyang-
kenyang. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah.”HR. al-Bukhori).
صلَّي هُللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَأ َ ْعطَانِى ثُ َّم َسأ َ ْلتُهُ فَأ َ ْعطَانِيَ ي ُ َام قَا َل َسأ َ ْل
َّ ِت النَّب ٍ ع َْن َح ِكي ِْم ا ْب ِن ِحز
ُس بُوْ ِركَ لَهٍ ب نَ ْف ِ َض َرةٌ ح ُْل َوةٌ فَ َم ْن أَخَ َذهُ بِ ِط ْي
ِ ال خ َ أِ َّن هَ َذا ْال َم: ثُ َّم َسأ َ ْلتُهُ فَأ َ ْعطَانِي ثُ َّم قَا َل
س لَ ْم يُبَا َر ْك لَهُ فِ ْي ِه َو َكانَ َكالَّ ِذي يَأْ ُك ُل َواَل يَ ْشبَ ُع ْاليَ ُد ْالع ُْليَا ِ فِ ْي ِه َو َم ْن أَ َخ َذهُ بِأِ ْش َر
ٍ اف نَ ْف
) َخ ْي ٌر ِمنَ ْاليَ ِد ال ُّس ْفلَى(روه مسلم.
10
produksi tidak memiliki nilai maslahah dan kehilangan berkahnya. Atau
sebaliknya.19
19
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.
67-68.
20
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.
69.
11
mengelilingi sekitar pantangan itu, maka bisa jadi ia jatuh
ke dalamnya.” (HR. Al-Bukhori).21
b. Rasulullah mencela orang yang tidak mau bekerja atau berproduksi
21
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.
69.
22
Idri, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hal.
71.
12
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14