Anda di halaman 1dari 10

HADIS TENTANG PRODUKSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


HADIS EKONOMI

Dosen Pengampu:
Hj. Nur Afiyah, M.Ag.

Disusun Oleh :
Irma Niawati (20402008)
Satna Lalatul Madhoni (20102081)
Risma Damayanti (20402055)
Mohammad Ruichan (20402048)

KELAS B
PRODI PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2021

1
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi
oleh para konsumen. Tanpa produksi kegiatan ekonomi akan berhenti,
begitupula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa, kegiatan
produksi melibatkan banyak faktor produksi.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan
output yang dihasilkan dalam suatu waktu tertentu. Dengan kata lain,
produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan rangkaian kegiatan ekonomi
yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya saling memengaruhi, namun produksi
merupakan titik pangkal dari kegiatan tersebut. Tidak ada distribusi tanpa
produksi, sedangkan kegiatan produksi merupakan respons terhadap kegiatan
konsumsi atau sebaliknya.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.
Kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi
oleh para konsumen. Dalam ekonomi Islam, produksi juga merupakan bagian
terpenting dari aktivitas ekonomi bahkan dapat dikatakan sebagai salah
satudari rukun ekonomi di samping konsumsi, distribusi, infak, zakat, nafkah,
dan sedekah.1 Dalam makalah ini akan memaparkan Hadis yang
berhubungan dengan Produksi.

1
Riyani Fitri Lubis, WAWASAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIS TENTANG PRODUKSI,
AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017 Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam P-ISSN : 2476-8774/E-
ISS : 2621-668X, 1-2.

2
B. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi dalam bahasa Arab yaitu al-intaj dari akar kata nataj, yang
berarti mewujudkan atau mengadakan sesuatu, atau pelayanan jasa yang jelas
dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang
terbingkai dalam waktu yang terbatas. Produksi adalah menciptakan manfaat
atas suatu benda. Rasulullah mendorong umat Islam agar rajin bekerja untuk
mencari karunia Allah agar dapat memberi dan berbagi nikmat kepada orang
lain, tidak meminta, minta dan agar dapat memenuhi kebutuhan orang-orang
yang menjadi tanggung jawab mereka. Nabi bersabda :

ُ ‫ َي ُق‬،‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬


‫ «أَل َ ْن َي ْغ ُد َو‬:‫ول‬ ِ َ ‫ مَسِ عت رس‬:‫ال‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ ُ ْ َ َ‫ ق‬،‫َع ْن أَيِب ُهَر ْي َر َة‬
‫ َخْي ٌر لَهُ ِم ْن أَ ْن‬،‫َّاس‬
ِ ‫َّق بِ ِه َويَ ْس َت ْغيِن بِ ِه ِم َن الن‬
َ َ ‫د‬ ‫ص‬
َ ‫ت‬
ََ‫ي‬‫ف‬َ ، ِ ‫ َفيَ ْح ِطب َعلَى ظَ ْه ِر‬،‫َح ُد ُكم‬
‫ه‬ َ ْ َ‫أ‬
ْ‫ َوابْ َدأ‬،‫الس ْفلَى‬ُّ ‫ض ُل ِم َن الْيَ ِد‬ َ ْ‫ فَ ِإ َّن الْيَ َد الْعُ ْليَ ا أَف‬،‫ك‬
ِ
َ ‫ أ َْعطَ اهُ أ َْو َمَن َع هُ َذل‬، ‫يَ ْس أ ََل َر ُجاًل‬
)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ُ ُ‫مِب َ ْن َتع‬
َ »‫ول‬
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA berkata, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: hendaklah seseorang di antara kalian berangkat pagi-pagi sekali
mencari kayu bakar, lalu bersedekah dengannya dan menjaga diri (tidak
minta-minta) dari manusia lebih baik daripada meminta kepada seseorang
baik diberi ataupun tidak. Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah.
Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu" (HR.
Muslim)2
Hadis ini menyarankan manusia untuk bekerja keras supaya
terpenuhnya kebutuhan manusia individu dan manusia lainnya yang menjadi
tanggung jawabnya. Tanggung jawab bukanlah dari keluarga saja namun
sebagai umat Islam tanggung jawab sesama muslim.
Dalam hadis tersebut disebutkan “Hendaklah seseorang di antara kalian
berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar” yang berarti seseorang
disuruh untuk mengelola kayu bakar tersebut. Kayu bakar dijadikan simbol
dalam produksi.

2
Sahih Muslim (Maktabah al-Syamilah : Sahih Muslim, hadis 1042)
C. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI MENURUT HADIS

‫َح َّدثَنَا َح َس ُن بْ ُن َعلِ ٍّي احْلُْل َوايِن ُّ َح َّدثَنَا أَبُو َت ْوبَةَ َح َّدثَنَا ُم َعا ِويَةُ َع ْن حَيْىَي بْ ِن أَيِب َكثِ ٍري‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ال قَ َال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ َ‫َع ْن أَيِب َس لَ َمةَ بْ ِن َعْب ِد الرَّمْح َ ِن َع ْن أَيِب ُهَر ْي َر َة ق‬
ْ ‫َخاهُ فَِإ ْن أَىَب َف ْليُ ْم ِس‬ ِ
ُ‫ضه‬
َ ‫ك أ َْر‬ َ ‫ض َف ْلَي ْز َر ْع َها أ َْو ليَ ْمنَ ْح َها أ‬
ٌ ‫ت لَهُ أ َْر‬ ْ َ‫َو َسلَّ َم َم ْن َكان‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali Al Hulwani telah
menceritakan kepada kami Abu Taubah telah menceritakan kepada kami
Mu'awiyah dari Yahya bin Abi Katsair dari Abu Salamah bin Abdurrahman
dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Barangsiapa memiliki sebidang tanah, hendaklah ia menanaminya,
atau memberikannya kepada saudaranya (supaya menanaminya), Namun jika
ia tidak mau, hendaklah ia menjaganya".
Barang siapa memiliki lahan, maka hendaklah menanaminya. Apabila
tidak mampu, maka hendaklah memberikannya kepada saudaranya sesama
muslim, dan janganlah dia menyewakannya. Riwayat al-Auza’i yang
disebutkan Imam Bukhari menjelaskan maksud larangan ini, karena dalam
riwayat itu disebutkan sebab larangan tersebut. jika tidak mau mengelolanya
dan tidak mau memberikan kepada orang lain untuk dikelola secara gratis,
maka hendaklah menahan dan tidak menyewakannya.
Dalam hal ini timbul kemusykilan bahwa menahan tanah tanpa dikelola
berarti menyia-nyiakan manfaat tanah itu. Dalam hal ini termasuk menyia-
nyiakan harta, sedangkan sikap seperti ini dilarang.
Kemusykilan ini dijawab dengan memahami bahwa yang dilarang
adalah menyia-nyiakan harta itu sendiri atau manfaat yang ada gantinya.
Sebab, jika tanah itu ditinggalkan tanpa dikelola, maka manfaatnya tidak
terputus. Bahkan, akan tumbuh rerumputan dan kayu-kayu sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat penggembalaan dan lain sebagainya.
Meskipun apa yang kami sebutkan tidak ada, tetapi membiarkan lahan
tidak digarap tetap dapat menyuburkan lahan tersebut. Mungkin saja hasil
yang diperoleh pada tahun ini dapat menutupi hasil ketika tanah itu dibiarkan
tanpa digarap.3
Dari Hadis tersebut dapat diambil pengertian bahwa faktor-faktor
produksi terbagi menjadi empat yaitu tanah (sumber daya alam), tenaga kerja
(sumber daya manusia), modal, dan Manajemen atau organisasi.
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam diciptakan Allah unutk dikelola umat manusia.
Seluruh isi bumi, secara sengaja diciptakan olehNya untuk kepentingan
dan kebutuhan manusia. Allah bukan hanya menghidupkan makhluk di
dunia, tetapi juga menyiapkan sarana kehidupan di dunia untuk
kelangsungan dan kenyamanan yang terhamparluas dan itu adalah bukti
kemaha kuasaan-Nya. Yang kuasa melakukan itu pasti kuasa untuk
menghidupkan yang mati. Itusemua diciptakannya dalam keadaan
sempurna dan amat teliti. Dan itu semua mudah bagi-Nya karena Dia
maha Mengetahui segala sesuatu.4
Tanah merupakan sumber daya alam yang diperuntukan bagi
manusia agar dikelola sehingga dapat menjadi lahan produksi.5
2. Sumber Daya Manusia
Allah menciptakan manusia dengan maksud agar memakmurkan
bumi, dalam arti mereka memanfatkan sumber daya alam di bumi dan
menjadi tenaga- tenaga yang bertugas mengelola dan memproduksi hasil-
hasil bumi sehingga tercapai kesejahteraan hidup. 6 Tugas manusia
sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi ini merupakan amanah yang
Allah embankan kepada manusia untuk mendayagunakan semua
potensinya dalam membangun peradaban di muka bumi.7
Untuk kepentingan mengemban amanah itu, Allah memuliakan
manusia dengan memberikannya potensial akal sehingga ia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan inilah,
3
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari (Penjelasan Kitab Shahih Bukhari) Jilid 13, terj. Amiruddin
(Jakarta: Pustaka Azzam, ), hal. 272—273.
4
M. QuraishShihab, ... Vol. 1, op.cit, h. 138
5
AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017 Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam P-ISSN : 2476-8774/E-
ISS : 2621-668X, 150
6
M. QuraishShihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Vol. 11, h. 18
7
Ibid, 86
manusia kemudian mengeksplorasi, mengolah, dan memproduksi
berbagai sumber daya di alam raya yang Allah peruntukkan dan
tundukan untuk kepentingan umat manusia, namun jika manusia
melakukan hal yang dilarang Allah sehingga merusak alam, maka azab
api neraka yang diterimanya.8
3. Modal
Rasulullah pernah menyarankan agar umat Islam bekerja meskipun
sekedar mencari kayu bakar di hutan yang dapat dijadikan sebagai bahan
baku.
4. Organisasi atau Manajemen
Dalam produksi, organisasi sangat penting dalam mengatur
kegiatan dalam perusahaan. Dengan begitu kegiatan produksi memiliki
penanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Dalam
Islam, pentingnya perencanaan dan organisasi dapat dilihat pada hakikat
bahwa Allah sendiri adalah pelindung dan perencana yang terbaik.9

D. PRINSIP PRODUKSI MENURUT HADIS


ِ ِ ‫ح َّد َثنَا حُم َّم ُد بن يوس ف ح َّد َثنَا اأْل َوز‬
ُ‫ال َح َّدثَيِن َعطَ اءٌ َع ْن َج ابِ ٍر َرض َي اللَّه‬ َ َ‫اع ُّي ق‬ َْ َ َ ُ ُ ُْ َ َ
‫ف‬ِ ‫ِّص‬ ْ ‫الربُ ِع َوالن‬
ُّ ‫ث َو‬ ُّ ِ‫ني َف َق الُوا نُ َؤ ِاج ُر َه ا ب‬
ِ ُ‫الثل‬ ِ ُ ‫ض‬
َ ‫ول أ ََرض‬
ِ
ُ ُ‫ت ل ِر َج ٍال منَّا ف‬
ِ َ‫ال َكان‬
ْ َ َ‫َعْنهُ ق‬
ِ ِ
ُ‫َخ اه‬َ ‫ض َف ْلَي ْز َر ْع َه ا أ َْو ليَ ْمنَ ْح َه ا أ‬
ٌ ‫ت لَ هُ أ َْر‬ْ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َم ْن َك ان‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ ‫َف َق‬
‫ي‬ُّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫اع ُّي َح َّدثَيِن‬ ِ ‫ال حُم َّم ُد بن يوس ف ح َّد َثنَا اأْل َوز‬ ْ ‫فَ ِإ ْن أَىَب َف ْليُ ْم ِس‬
َْ َ َ ُ ُ ُ ْ َ َ َ‫ض هُ َوق‬ َ ‫ك أ َْر‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ٍ ِ‫يد ح َّدثَيِن أَب و س ع‬
َ ِّ ‫ال َج اءَ أ َْع َرايِب ٌّ إِىَل النَّيِب‬ َ َ‫يد ق‬ َ ُ َ َ ‫َح َّدثَيِن َعطَ اءُ بْ ُن يَِز‬
‫ك ِم ْن إِبِ ٍل قَ َال‬ ِ ِ َ ‫َو َسلَّ َم فَ َسأَلَهُ َع ْن اهْلِ ْجَر ِة َف َق‬
َ َ‫ك إِ َّن اهْل ْجَر َة َشأْنُ َها َشدي ٌد َف َه ْل ل‬ َ َ‫ال َوحْي‬
‫ال َفتَ ْحلُُب َه ا‬ َ َ‫ال َف َه ْل مَتْنَ ُح ِمْن َه ا َش ْيئًا ق‬
َ َ‫ال َن َع ْم ق‬ َ َ‫ال َن َع ْم ق‬َ َ‫ص َد َقَت َها ق‬ ِ َ َ‫َنعم ق‬
َ ‫ال َفُت ْعطي‬ َْ
ِ ِ َ َ‫َي ْو َم ِو ْر ِد َها ق‬
‫ك َشْيئًا‬ َ ‫اع َم ْل ِم ْن َو َراء الْبِ َحا ِر فَِإ َّن اللَّهَ لَ ْن يَرِت َ َك ِم ْن َع َمل‬ْ َ‫ال َن َع ْم قَ َال ف‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah

8
Ibid, 88
9
AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017 Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam P-ISSN : 2476-8774/E-
ISS : 2621-668X, 152.
menceritakan kepada kami Al Awza'iy berkata, telah menceritakan kepadaku
'Atho' dari Jabir radliallahu 'anhu berkata; Ada orang-orang dari kami yang
memiliki banyak lahan tanah. Mereka berkata: "Kami akan sewakan dengan
pembagian sepertiga, seperempat dan atau setengah". Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang memiliki lahan hendaklah dia tanami
atau dia berikan kepada saudaranya untuk digarap. Jika dia tidak mau,
hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan Mujahid bin Yusuf berkata, telah
menceritakan kepada kami Al Awza'iy telah menceritakan kepadaku Az
Zuhriy telah menceritakan kapadaku 'Atho' bin Yazid telah menceritakan
kapadaku Abu Sa'id berkata: "Datang seorang Baduy kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu bertanya tentang hijrah. Maka Beliau menjawab:
"Bagaimana kamu ini, sesungguhnya hijrah adalah perkara yang berat.
Apakah kamu ada memiliki unta?" Dia menjawab: "Ya punya". Lalu Beliau
bertanya: "Apakah kamu mengeluarkan zakatnya?" Dia menjawab: "Ya".
Beliau bertanya lagi: "Apakah ada darinya yang kamu berikan (hadiahkan)?"
Dia menjawab: "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memberinya susu
saat kehausan?" Dia menjawab: "Ya". Maka Beliau bersabda: "Beramallah
kamu dari seberang lautan karena Allah tidak akan mengurangi sedikitpun
dari amalan kamu".10
Dari hadis di atas dapat didefinisikan bahwa Prinsip-prinsip produksi
secara singkat adalah pedoman yang harus diperhatikan, ditaati, dan
dilakukan ketika akan berproduksi. Prinsip-prinsip produksi diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Berproduksi dalam lingkaran halal
Prinsip produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, baik
individu maupun komunitas adalah berpegang pada semua yang
dihalalkan Allah dan tidak melewati batas. Pada dasarnya, produsen pada
ekonomi konvensional tidak mengenal istilah halal dan haram. Yang
menjadi prioritas kerja mereka adalah memenuhi keinginan pribadi
dengan mengumpulkan laba, harta, dan uang. Ia tidak mementingkan

10
Ensiklopedi kitab sembilan imam, kitab Bukhari Hadis No. 2439.
apakah yang diproduksinya itu bermanfaat atau berbahaya, baik atau
buruk, etis atau tidak etis. Adapun sikap seorang muslim sangat bertolak
belakang. Ia tidak boleh menanam apa-apa yang diharamkan. Seorang
muslim tidak boleh menanam segala jenis tumbuhan yang
membahayakan manusia, seperti tembakau yang menurut keterangan
WHO, sains, dan hasil riset berbahaya bagi manusia. Selain dilarang
menanam tanaman-tanaman yang berbahaya bagi manusia, sorang
muslim juga dilarang memproduksi barang-barang haram, baik haram
dikenakan maupun haram dikoleksi. Misalnya membuat patung atau
cawan dari bahan emas dan perak, dan membuat gelang emas untuk laki-
laki. Syariat juga melarang memproduksi produk yang merusak akidah,
etika, dan moral manusia, seperti produk yang berhubungan dengan
pornografi dan sadisme, baik dalam opera, film, dan musik.
b. Keadilan dalam berproduksi
Sistem ekonomi Islam telah memberikan keadilan dan persamaan
prinsip produksi sesuai kemampuan masing-masing tanpa menindas
orang lain atau menghancurkan masyarakat. Kitab suci Al-Quran
memperbolehkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan jujur,
sederajat, dan memberikan keuntungan bagi kedua pihak dan tidak
membenarkan cara-cara yang hanya menguntungkan seseorang, lebih-
lebih yang dapat mendatangkan kerugian pada orang lain atau
keuntungan yang diperoleh ternyata merugikan kepentingan umum.
Setiap orang dinasihatkan berhubungan secara jujur dan teratur serta
menahan diri dari hubungan yang tidak jujur.
c. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal
yang Islami
Sejak dari kegiatan mengorganisisr faktor produksi, proses
produksi hingga pemasaran dan pelayanan kepada konsumen semuanya
harus mengikuti moralitas Islam. Metwally (1992) mengatakan
”perbedaan dari perusahaan-perusahaan non Islami tak hanya pada
tujuannya, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan ekonomi dan strategi
pasarnya”. Produksi barang dan jasa yang dapat merusak moralitas dan
menjauhkan manusia dari nilai-nilai relijius tidak akan diperbolehkan.
Selain itu Islam juga mengajarkan adanya skala prioritas (dharuriyah,
hajjiyah dan tahsiniyah) dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi serta
melarang sikap berlebihan, larangan ini juga berlaku bagi segala mata
rantai dalam produksinya.
d. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan
Kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai keseimbangan dan
harmoni dengan lingkungan sosial dan lingkungan hidup dalam
masyarakat dalam skala yang lebih luas. Selain itu, masyarakat juga
berhak menikmati hasil produksi secara memadai dan berkualitas. Jadi
produksi bukan hanya menyangkut kepentingan para produsen (staock
holders) saja tapi juga masyarakat secara keseluruhan (stake holders).
Pemerataan manfaat dan keuntungan produksi bagi keseluruhan
masyarakat dan dilakukan dengan cara yang paling baik merupakan
tujuan utama kegiatan ekonomi.
e. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih
kompleks
Masalah ekonomi muncul bukan karena adanya kelangkaan
sumber daya ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan manusia saja, tetapi
juga disebabkan oleh kemalasan dan pengabaian optimalisasi segala
anugerah Allah, baik dalam bentuk sumber daya alam maupunmanusia.
Sikap terserbut dalam Al-Qur’an sering disebut sebagai kezaliman atau
pengingkaran terhadap nikmat Allah10. Hal ini akan membawa implikasi
bahwa prinsip produksi bukan sekedar efisiensi, tetapi secara luas adalah
bagaimana mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya ekonomi
dalam kerangka pengabdian manusia kepada Tuhannya.11

E. KESIMPULAN

11
Widya Sari, dosen IAIN Raden Intan Lampung. 3-8
Produksi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan barang tidak hanya untuk individu tetapi juga untuk masyarakat
dan makhluk hidup lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Rantai kegiatan
ini dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul dan kebebasan untuk
mengelola berbagai faktor produksi diberikan kepada manusia, tetapi
kepemilikan dipegang oleh Allah. Jika kita melakukannya sesuai dengan
instruksi, mak akan mendapat pahala. Orang telah diberikan sumber daya dan
pengetahuan, modal atau barang yang dapat mereka hasilkan dengan
mengelolanya dalam organisasi sehingga mereka dapat berproduksi lebih
baik. Allah juga secara tegas menyatakan bahwa manusia memiliki
keistimewaan-keistimewaan. Maka bekerja keraslah dengan akal dan sesuai
dengan ketentuan Allah dan Rasul karena masing-masing secara khusus
bertanggung jawab atas pemeluk Islam.

Anda mungkin juga menyukai