Anda di halaman 1dari 17

ECO THEOLOGY: KAJIAN AYAT MELESTARIKAN DALAM AL QUR’AN

DAN INJIL
Aufa Yuvela Rafif
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pendahuluan
Kerusakan alam menjadi masalah yang serius dan umat beragama menjadi
penyumbangnya. Perilaku umat beragama yang sudah tidak taat terhadap kitabnya
menyebabkan kerusakan alam yang berdampak hingga hari ini. Ketidak taatan bisa
berupa menjauhi amalan ataupun prinsip-prinsip yang sudah diajarkan. Sedangkan
dibeberapa agama mengajarkan untuk melestarikan dan mengelola alam untuk
mendukung keberlangsungan manusia. Selain karena ketidak taatan kepada ajaran
agama didukung juga dengan paradigma masa enlightment yang memisahkan antara
alam dan manusia 1 . pemisahan ini berakibat kepada obyektifikasi alam sehingga
menimbulkan eksploitasi. Sifat eksploitatif ini akan menjadi bom waktu yang akan
menimpa manusia suatu hari kelak. Oleh karena itu umat manusia terkhusus yang
beragama dituntut untuk dapat menyelesaikan kerusakan alam.
Kajian yang sudah dilakukan membahas isu ini melalui beberapa cara.
Pertama mereka mengkaji ayat-ayat dalam agama yang berkaitan dengan kaidah etis
seruan untuk melestarikan alam. Pembahasan mengenai ini dimuat dalam beberapa
pelajaran keagamaan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan. Kedua pengkajian
isu ini dengan meramu dalam bentuk praksis yang dikenal dengan istilah Ecotheologi.
Dalam pembahasan ini srajana-sarjana mengeluarkan gagasan-gagasannya dalam
upaya melestarikan alam dengan cara membangun fondasi berfikir berangkat dari ayat
suci. Ditambahkannya melalui kajian kasus untuk mengkontekstualisasikan konsep
sehingga dapat diterima dan diamalkan. Ketiga mengkaji dengan cara kolaboratif
dengan cara membahas suatu isu yang sama berdasarkan dua sumber yang berbeda.
Mohamed Hoosein Abdull menuliskan tentang konsep eco theology berdasarkan Injil
dan al Qur’an2. Hoosein berpendapat jika urgensi merujuk kepada dua kitab suci
tersebut adalah selain karena keduanya menyinggung eco theology juga permasalahan

1 Ouis, Soumaya Pernilla, Islamic Ecotheology Based on the Qur’an, Jurnal Islamic Studies, Vol 37 No 2, 1998, hlm
152
2 CEF, “Relevance of Eco-Theology and Methodological Considerations” (University of Johannesburg, 1994).
sosial merupakan urusan orang sosial juga, sehingga perlu untuk umat Islam dan
Kristen untuk memahami konsep eco theology3.
Pada tulisan ini akan mencoba mengaitkan bentuk aksiologi dari eco theology
dengan salah satu permasalahan lingkungan yang serius di Yogyakarta yaitu sampah.
Sampah yang dihasilkan oleh warga di tiga kabupaten yaitu Sleman, Bantul, dan
Yogyakarta dikumpulkan dalam satu tempat yaitu TPST Piyungan. Menurut laporan
koran Harian Jogja sebanyak 700 ton sampah yang masuk dalam TPST dan diprediksi
akan penuh dalam waktu dekat 4 . Selain itu juga tidak upaya untuk pengelolaan
sampah yang dilakukan sebagai upaya dalam mengurai sampah yang ada di TPST.
Permasalahan sampah yang ada akan dikaitkan dengan teori eco theology berdasarkan
al Qur’an dan Injil, sebagai upaya untuk menegaskan jika permasalahan sampah
bukan hanya permasalahan segelintir orang saja, akan tetapi menyangkut hajat semua
orang. Karena setiap hari sampah bertambah sedangkan lahan penampungan yang
terbatas.
Pembahasan mengenai eco theology pada kedua kitab suci memanglah beda
namun masih dalam koridor yang sama. Pada al Qur’an disebutkan prinsipil untuk
menjaga alam dengan tuntunan yang lebih eksplisit. Bahkan dalam QS. 2:11-12
mengkategorikan orang yang merusak bumi kedalam orang yang kafir, dan juga
menyindir mereka dengan tidak mengerti apa yang mereka kerjakan. Dalam injil
penggambaran dalam beberapa ayat secara implisit. Dalam Kejadian 2:15
menjelaskan tugas manusia di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara5.
Dari sini dapat dipahami jika kedua kitab suci ini setuju untuk melestarikan Bumi
akan tetapi meyampaikan dengan cara yang berbeda.
Metode yang digunakan adalah literature review dengan merujuk kepada al
Qur’an dan Injil sebagai rujukan utama. Untuk memperkaya tulisan akan dirujuk
kepada jurnal-jurnal yang meiliki pembahasan serupa. Selain itu juga akan merujuk
kepada berita-berita sebagai sumber untuk kasus-kasus yang berkaitan dengan isu
sampah di Yogyakarta.

3 CEF, “Relevance of Eco-Theology and Methodological Considerations.”


4 Ujang Hasanudin, “Terima 700 Ton Tiap Hari, TPST Piyungan Tak Mampu Tampung Sampah Tahun Depan”
(Bantul, 2022), https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2022/01/21/511/1093767/terima-700-ton-tiap-hari-
tpst-piyungan-tak-mampu-tampung-sampah-tahun-depan.
5 Peter C. Aman, “Teologi Ekologi Dan Mistik-Kosmik St. Fransiskus Asisi,” Diskursus - Jurnal Filsafat Dan Teologi

Stf Driyarkara 15, no. 2 (2016): 188.


Pembahasan
Al Qur’an dalam beberapa ayatnya menjelaskan tentang perintah untuk
melestarikan bumi. Perintah ini disampaikan dengan berbagai cara seperti perintah
untuk merawat, larangan untuk merusak bumi, dan bentuk sindiran kepada orang-
orang yang merusak bumi. Penyampaian ini merupakan cara Allah dalam
menyampaikan sebuah pesan kepada manusia yaitu untuk melestarikan bumi. salah
satu ayat yang membahas tentang ini terdapat pada Q.S al Baqarah ayat 11-12 yang
berisi:
َ ُ ْ ْ ُ ُ َّ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ َّ ُ َ َْ ُ ُْ َ َ َ َ
‫ ال ْٓا ِانه ْم ه ُم ال ُمف ِسد ْون‬١١ ‫َواِ ذا ِق ْيل ل ُه ْم لا تف ِسد ْوا ِفى الا ْر ِضِۙ قال ْوْٓا ِانما نح ُن ُمص ِلح ْون‬
ٰ
َ ُ ْ َ َّ
١٢ ‫َول ِك ْن لا يشع ُر ْون‬

Terjemah Kemenag 2019


11. Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,”7) mereka
menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.”
12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak
menyadari.

Selain itu juga terdapat dalam Q.S al A’raf ayat 85 yang berisi:
ٌَ ُ ْ َ ْ َ َ ٰ ُ َ
َ ‫اع ُب ُدوا ه‬ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ََ ْ ٰ
‫اّٰلل َما لك ْم ِم ْن ِال ٍه غ ْي ُرهۗ قد جا َۤءتك ْم َب ِينة ِم ْن‬ ‫َواِ لى َمد َي َن اخاه ْم شعي ًباۗ قال ٰيق ْو ِم‬
َ ْ َْ ُ ُْ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ََ ُ
‫اس اش َيا َۤءه ْم َولا تف ِسد ْوا ِفى الا ْر ِض َبعد‬ ‫َّر ِبك ْم فا ْوفوا الك ْيل َوال ِم ْيزان َولا ت ْبخ ُسوا الن‬
َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ ُ ٰ َ ْ
٨٥ ‫ِاصل ِاح َهاۗ ذ ِلك ْم خ ْي ٌر لك ْم ِان كنت ْم ُّمؤ ِم ِن ْين‬
Terjemah Kemenag 2019
85. Kepada penduduk Madyan,276) Kami (utus) saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata,
“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada bagimu tuhan (yang disembah) selain Dia.
Sungguh, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka, sempurnakanlah
takaran dan timbangan, dan janganlah merugikan (hak-hak) orang lain sedikit pun. Jangan
(pula) berbuat kerusakan di bumi setelah perbaikannya.277) Itulah lebih baik bagimu, jika
kamu beriman.”

Juga dalam surat al A’raf ayat 56 yang berisi:


َ ‫َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ً َّ َ َ ً َّ َ ْ َ َ ه‬ َ ْ َ ْ َْ ُ ُْ َ
‫اّٰلل ق ِر ْي ٌب ِم َن‬
ِ ‫َولا تف ِسد ْوا ِفى الا ْر ِض َبعد ِاصل ِاحها وادعوه خوفا وطمعاۗ ِان رحمت‬
َ ْ ْ
٥٦ ‫ال ُمح ِس ِن ْين‬
Terjemah Kemenag 2019
56. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat
dengan orang-orang yang berbuat baik.

Juga dalam Q.S al Baqarah ayat 205 yang berisi:


َ َ َ ْ ُّ ُ َ ُ ‫ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ْ َ َ ه‬ َْ ‫َ ََه‬
٢٠٥ ‫يحب الفساد‬ ِ ‫َواِ ذا تولى َس ٰعى ِفى الا ْر ِض ِليف ِسد ِفيها ويه ِلك الحرث والنسلۗ و اّٰلل لا‬
Terjemah Kemenag 2019
205. Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan
di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan.

Selain memberikan perintah secara langsung kepada manusia, Allah juga


memberikan penjelasan tentang kerusakan yang sudah ada dan memberikan sindiran
kepada manusia. Sindiran ini bermakna tantangan kepada manusia untuk
membuktikan fakta yang telah ada. Allah berfirman dalam Q.S ar Rum ayat 41-42
yang berisi:
َّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ ْ
ْ َ
‫اس ِل ُي ِذ ْيق ُه ْم َبعض ال ِذ ْي ع ِمل ْوا لعل ُه ْم‬
َّ
‫الن‬ ‫ى‬‫د‬ ْ ‫َظ َه َر ال َف َس ُاد فى الْ َبر َوالْ َب ْحر ب َما ك َس َب ْت ا‬
‫ي‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
ُ َ ْ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ َ َ َ َْ ْ ُ
َْ ُْ َ َ ُ
‫ قل ِس ْي ُر ْوا ِفى الا ْر ِض فانظ ُر ْوا ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ِذين ِم ْن ق ْبلۗكان اكث ُره ْم‬٤١ ‫َي ْر ِجع ْون‬
َ ْ
٤٢ ‫ُّمش ِر ِك ْين‬
Terjemah Kemenag 2019
41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan
manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bepergianlah di bumi, lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan mereka adalah orang-orang musyrik.”

Al Qasas ayat 77 berisikan:


‫َ ْ َ ْ َ ٰ ٰ َ ه ُ َّ َ ْ ٰ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُّ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ه‬
ُ‫اّٰلل‬ ‫وابت ِغ ِفيم ْٓا اتىك اّٰلل الدار الا ِخرة ولا تنس ن ِصيبك ِمن الدنيا واح ِسن كم ْٓا احسن‬
َ ْ ْ ُ ْ ُّ ُ َ َ ‫َّ ه‬ ْ َْ َ َ َْ َْ ََ َ َْ
٧٧ ‫يحب المف ِس ِدين‬ ِ ‫ۗان اّٰلل لا‬
ِ ‫ِاليك ولا تب ِغ الفساد ِفى الار ِض‬
Terjemah Kemenag 2019
77. Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri
akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”

Ayat-ayat di atas menjelaskan kepada kita akan pentingnya menjaga alam


melalui perintah-perintahnya. Selain diperintahkan untuk menjaga alam melalui ayat-
ayat tersebut, Allah juga telah menunjuk manusia sebagai khalifah penjaga alam 6 .
Allah berfirman dalam al Baqarah ayat 30 yang berisi:

6Shahid Ahmad, “Moral Kekhalifahan Manusia Dalam Al-Quran Menurut Teori Ecotheology Islam: Studi Tafsir
Tematik,” Jurnal Perspektif 4, no. 2 (2020): 82–106,
https://www.perspektif.uinsgd.ac.id/index.php/JP/article/view/80.
ُ ْ ُ َ ََْ ُ َ ً َ َ َْ ٌ َ َ ٰۤ ْ َ ُّ َ َ ْ
‫اعل ِفى الا ْر ِض خ ِل ْيفةۗ قال ْوْٓا اتجعل ِف ْي َها َم ْن ُّيف ِسد ِف ْي َها‬ َ
ِ ‫واِ ذ قال ربك ِلل َملىِٕك ِة ِ ِان ْي ج‬
َ
َ َ َْ َ ََْ َ َ َ َ َُ َ َ ُ ُ َْ ُ ََ
٣٠ ‫الد َما َۤء َونح ُن ن َس ِبح ِبح ْم ِدك َونق ِد ُس لكۗ قال ِ ِان ْ ْٓي اعل ُم َما لا تعل ُم ْون‬
ِ ‫وي ْس ِفك‬
Terjemah Kemenag 2019
30. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Khalifah disini bukan hanya diartikan sebagai pemimpin negara akan tetapi
berarti pengganti atau penjaga. Penjaga disini berarti menjaga alam supaya tidak rusak,
dan dapat dikelola lebih baik. Kata khalifah ( ‫ ) خليفة‬berarti menggantikan orang lain
ketika tidak bisa hadir atau memuliakan orang yang menggantikan tersebut7. Sebagai
bentuk penghormatan Allah menunjuk para kekasihnya untuk menjadi perwakilan-
Nya di Bumi. Dalam Q.S Fathir ayat 39 Allah berfirman:
ُ ُْ ٰ ْ ُ َ ُْ َ َ َ ََ َ َْ َ ٰۤ َ ُ َ َ َ َّ ُ
‫ه َو ال ِذ ْي جعلك ْم خلىِٕف ِفى الا ْر ِضۗ ف َم ْن كف َر فعل ْي ِه كف ُرهۗ َولا َي ِز ْيد الك ِف ِر ْي َن كف ُره ْم‬
َ َّ ُ ْ ُ ٰ ْ ُ َ ً ْ َّ َ ْ
٣٩ ‫ِعند َر ِب ِه ْم ِالا َمقتا َولا َي ِز ْيد الك ِف ِر ْي َن كف ُره ْم ِالا خ َس ًارا‬
Terjemah Kemenag 2019
39. Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Siapa yang
kufur, (akibat) kekufurannya akan menimpa dirinya sendiri. Kekufuran orang-orang
kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Kekufuran orang-
orang kafir itu juga hanya akan menambah kerugian mereka.

Dan juga dalam Q.S al An’am ayat 105:


َ َ ْ َ َ ُ َ َ ُ ُ ْٰ ُ َ ُ َ ٰ َ
١٠٥ ‫َوكذ ِلك نص ِرف الا ٰي ِت َو ِل َيق ْول ْوا د َر ْست َو ِلن َب ِينه ِلق ْو ٍمَّيعل ُم ْون‬
Terjemah Kemenag 2019
105. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami (agar orang-
orang beriman mengambil pelajaran darinya) dan agar mereka (orang-orang musyrik)
mengatakan, “Engkau telah mempelajari (ayat-ayat itu dari Ahlulkitab),” dan agar
Kami menjelaskannya (Al-Qur’an) kepada kaum yang mengetahui.

Dan dalam Q.S Hud ayat 57:


َ ُ َ َ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َْ ُ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ َ
‫ۗوي ْستخ ِلف َر ِب ْي ق ْو ًما غ ْي َرك ْمۗ َولا تض ُّر ْونه‬
‫ف ِان ت َول ْوا فقد ا ْبلغتك ْم َّم ْٓا ا ْر ِسلت ِب ْٓه ِاليكم‬
ٌ َ َ ُ ٰ َ َّ ْ َ
٥٧ ‫ۗان َر ِب ْي على ك ِل ش ْي ٍء ح ِف ْيظ‬ ِ ‫شي ًٔـا‬
Terjemah Kemenag 2019

7 ar Raghib al Asfahani, Kamus Al Qur’an Jilid 1, ed. Ruslan Nurhadi, 1st ed. (Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017).
57. Maka, jika kamu berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu apa yang
menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum
yang lain, sedangkan kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.”

Dari ayat-ayat di atas dapat difahami jika perwakilan yang diberikan Allah
kepada kekasihnya merupakan suatu bentuk dari kesempurnaan Allah. Allah sendiri
bisa saja menyelesaikan segala sesuatu dengan kuasanya seperti menjadikan semua
orang beriman dan memasukkan ke surga-Nya, akan tetapi Allah lebih memilih untuk
mengirimkan utusan-Nya untuk memberi pelajaran kepada manusia. Sehingga ketika
seseorang itu masuk surga atau neraka terdapat bagian dari usaha mereka.
Allah mengirimkan para Rasul dan kekasih-Nya dengan satu misi yang sama
yaitu meneguhkan asma’ Allah dan membimbing manusia dalam menjalani
kehidupan. Allah mengirimkan Rasul dan kekasih-Nya pada setiap kaum untuk
memberikan petunjuk kepada mereka. Dalam Q.S Shad ayat 26 dan Q.S Yunus ayat
73 yang berisi:
َ َ َّ َ ْ ََّ َ َْ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ٰ ْ َ َ َّ ُ َ ٰ
ْ ‫ك َخل ْي َف ًة فى ْال َا‬
‫اس ِبالح ِق َولا تت ِب ِع ال َه ٰوى ف ُي ِضلك ع ْن‬
ِ ‫الن‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫اح‬ ‫ف‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ِ ِ ‫يداود ِانا جعلن‬

ْ َ ‫ه‬ َّ
٢٦ ࣖ ‫اب‬ ‫س‬َ ‫الح‬
ِ
َ ‫اب َشد ْي ٌد ۢب َما ن َ ُس ْوا َي ْو‬
‫م‬ ٌ ‫اّٰلل ل ُه ْم َع َذ‬
ِ ‫ل‬ ‫ي‬ْ ‫اّٰللۗاَّن الذيْ َن َيض ُّل ْو َن َع ْن َسب‬
ِ
‫ه‬
‫َس ِب ْي ِل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

Terjemah Kemenag 2019

26. (Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah


(penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak
dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari Perhitungan.”
ُْ َ َ ٰ ََّ َ ْ َّ َ ْ ْ َ َ ٰۤ َ ْٰ َ َ ْ ُْ َ َّ ْ َ َ ُ ٰ ْ َّ َ َ ُ ْ ُ ََّ َ
‫ك َوجعلن ُه ْم خلىِٕف َواغ َرقنا ال ِذين كذ ُب ْوا ِبا ٰي ِتنا فانظ ْر‬
ِ ‫ل‬‫ف‬‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫فكذبوه فنجينه ومن م‬
‫ه‬‫ع‬

َْ ْ ُ َ َ َ َ َ
٧٣ ‫ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمنذ ِر ْي َن‬

Terjemah Kemenag 2019

73. Mereka mendustakannya (Nuh). Lalu, Kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya di dalam bahtera serta Kami jadikan mereka sebagai generasi penerus dan
Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.

Allah mengutus Nabi Nuh dan Nabi Daud untuk menjadi role model kepada umatnya
supaya bisa hidup lebih baik dan dalam lindungan Allah8.
Salah satu tugas dari seorang Khalifah adalah memimpin umat manusia dan
mengajarkan perintah dan larangan Allah, salah satu perintah Allah adalah menjaga
Bumi. seperti yang sudah disampaikan di awal pembahasan Allah telah berfirman
untuk tidak merusak lingkungan supaya manusia tidak merusak dirinya sendiri (QS
Ar Rum:41-42) dan menghormati ciptaan Allah yang lain. Tanaman dan Hewan juga
memiliki hak untuk dilestarikan oleh manusia untuk menjaga keberlangsungannya.
Oleh karena itu walaupun manusia boleh mengelola dan mengonsumsi tanaman dan
hewan namun manusia tidak boleh melakukannya secara eksploitatif9.
Dalam Injil melalui ayat-ayatnya juga mengandung ayat-ayat yang berkaitan
dengan kelestarian alam. Kelestarian ini merupakan salah satu wujud kasih Allah
dengan menentukan dan menjaga bagian-bagian dari Makhluknya 10 . Dalam Injil
Mazmur 104 : 1-8 yang berisi11:
1. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau
yang berpakaian keagungan dan semarak,
2. yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti
tenda,
3. yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan
sebagai kendaraan-Mu, yang bergerak di atas sayap angin,
4. yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala
sebagai pelayan-pelayan-Mu,
5. yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang
untuk seterusnya dan selamanya.
6. Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik
melampaui gunung-gunung.
7. Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara
guntur-Mu,
8. naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka.

8 Aulia Rakhmat, “ISLAMIC ECOTHEOLOGY : UNDERSTANDING THE CONCEPT OF KHALĪFAH AND THE ETHICAL
RESPONSIBILITY OF THE ENVITONMENT,” Academic Journal of Islamic Principles dan Philosophy 7170 (2022): 1–
24.
9 Abdul Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan,” Ulumuna 16, no. 2 (2017): 311–

346.
10 Sabda Budiman and Enggar Objantoro, “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap Lingkungan Hidup,” GRAFTA:

Journal of Christian Religion Education and Biblical Studies 1, no. 2 (2022): 106–123.
11 “Al Kitab Online,” https://alkitab.me/in-tb.
Ayat lain yang membicarakan tentang alam juga terdapat dalam Kejadian 1: 26 yang
berisi12:
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."

Dalam Kejadian 2: 15 Allah berfirman13:


TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman
Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Dalam Amsal 3: 19-24 Allah berfirman14:


19. Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi,dengan pengertian
ditetapkan-Nya langit,
20. dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan
menitikkan embun.
21. Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari
matamu, peliharalah itu,
22. maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi
lehermu.
23. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak
akan terantuk.
24. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan
berbaring dan tidur nyenyak.

Dalam Kejadian 1: 28 Allah berfirman15 :


Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."

Dalam Imamat 25: 1-7 berisikan:


1. TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:
2. "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila
kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah
itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.
3. Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun
lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan
hasil tanah itu,

12 “Al Kitab Online.”


13 “Al Kitab Online.”
14 “Al Kitab Online.”
15 “Al Kitab Online.”
4. tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat,
masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah
kau taburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.
5. Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan
buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah
kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.
6. Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni
bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi
orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal
padamu.
7. Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala
hasil tanah itu menjadi makanannya.

Dalam Ulangan 23: 13 berisikan:


Di antara perlengkapanmu haruslah ada padamu sekop kecil dan apabila
engkau jongkok kada hajat, haruslah engkau menggali lobang dengan itu dan
menimbuni kotoranmu.

Bersumber dari ayat-ayat di atas dapat diketahui jika tugas manusia kepada alam
secara umum dipahami jika memiliki peran yang besar dalam mengatur alam atau
menjadi khalifah di bumi. Dalam al Qur’an dalam al Baqarah ayat 30 penunjukkan ini
berbentuk ketika penciptaan Nabi Adam. Penunjukkan Nabi Adam sebagai khalifah
bukan berarti hanya Nabi Adam saja yang menjadi khalifah akan tetapi Nabi Adam
sebagai representasi dari manusia. Dalam Injil dijelaskan dalam Kejadian 2: 15 jika
manusia diberikan tuntutan untuk mengusahakan dan melestarikan “Taman Allah” 16.
Konsep mempercayai ini menjadi dasar pemahaman mengenai Eco Theology.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan diantara makhluk-
makhluk yang lain menjadikan memiliki tugas yang besar pula. Tugas yang besar ini
sudah sesuai dengan kelebihan yang diberikan kepada manusia yang diberikan daya
berfikir dan nafsu disaat yang bersamaan17. Daya ini membuat manusia untuk tidak
berdiam diri dengan keadaan dan memiliki naluri untuk berkembang.
Dalam Eco Theology hubungan antara Tuhan, Manusia, dan alam harus
sinergi dan tidak boleh berat antara salah satunya. Pemaksukan tuhan dalam hubungan
antara manusia dan alam merupakan upaya membawa agama dalam menjawab
permasalahan kekinian dan juga adanya kesalahan pemahaman kitab dalam realitas
sosial. Lynn menganggap jika kerusakan alam hari ini diakibatkan selain dari
paradigma pengolahan alam yang semena-mena juga karena tidak cukup bisanya

16Budiman and Objantoro, “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap Lingkungan Hidup.”


17Watsiqotul Watsiqotul, Sunardi. Sunardi, and Leo Agung, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi:
Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam,” Jurnal Penelitian 12, no. 2 (2018): 355.
orang-orang ahli bidang agama untuk mengatakan jika merusak alam itu salah 18 .
Agama-agama besar seperti Kristen, Islam, Judaisme memiliki peran besar dalam
kancah kerusakan alam. Oleh karena itu Lynn merumuskan sebuah Eco Theology
untuk mengembalikan ajaran agama pada khittahnya yang menghendaki akan
pelestarian alam19.
Kerusakan alam bukanlah suatu tujuan utama, namun efek dari perkembangan
manusia yang salah. Manusia melalui pengetahuannya menyikapi dan
perkembangannya hanya berpatok pada dirinya sendiri atau antroposentris20. Manusia
hanya memikirkan bagaimana alam bisa diambil untuk kepentingan manusia,
bagaimana tanah bisa menghasilkan uang, dan bagaimana dapat memenuhi perut
sepenuh-penuhnya. Karena tidak ada kesadaran dalam Batasan pengambilan alam
inilah yang menjadikan sifat pengolahan alam yang eksploitatif.
Sayyed Hossein Nasr berpendapat jika kerusakan alam yang terjadi ini
dikarenakan terkikisnya sisi kemanusiaan dari manusia itu sendiri. Manusia
kehilangan sisi spiritualitas dan eksistensial manusia karena menangnya humanisme
antroposentris yang hanya berpusat pada manusia21. Beliau menganggap jika manusia
sudah terlalu jauh dari alam sehingga pola komunikasi diantara keduanya hanya
sebatas subyek dan obyek tanpa ada “komunikasi” untuk kebaikan didua belah pihak.
Karena ditakutkan jika diteruskan pola hubungan antara alam dan manusia yang
seperti ini Sayyed Hossein Nasr menyarankan untuk setidaknya ada dua agenda
profetis perennial islam yang mendesak untuk menjawab terkait isu lingkungan ini
yaitu perumusan makna hari ini atau maghza dan hikmah perennial terkait dengan
tatanan alam, fase kehidupan, dan signifikansi religius, dan perumusan praksisnya,
hingga berupa fiqih.
Perbuatan baik kepada alam merupakan bentuk manifestasi keimanan terhadap
Allah. Selain mengikuti perintah Allah untuk menjaga alam juga bentuk dari tauhid
yang berdampak luas Menurut Abdul Qudus dalam Jurnal Ulumuna mengatakan jika
ekologi dalam islam dapat diambil tiga prinsip yang terkait yaitu Tauhid kesatuan
seluruh ciptaan, Amanah, dan Akhirat. Tauhid kesatuan percaya jika seluruh ciptaan
Allah berada pada derajat yang sama yaitu ciptaan makhluq dan yang ada di atas
ciptaan hanyalah pencipta atau Khaliq. Dari kesadaran ini manusia harus faham jika

18 Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”


19 Lynn White, “‘The Historical Roots of Our Ecological Crisis,’” science 155, no. 3767 (1967): 212–221.
20 Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”
21 Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”
tidak boleh berlaku semena-mena terhadap orang lain juga dengan sesame ciptaan
yang lain. Hewan, tumbuhan, dan ciptaan yang lain haruslah diperlakukan setara
tanpa adanya unsur eksploitatif dari salah satu pihak. Sayyed Hossein Nasr
mengatakan jika tauhid inilah merupakan jantung dari agama islam yang menyatukan
keberagaman dalam satu realitas 22 . Karena tauhid jugalah yang membuat hewan-
hewan buas mengerti Batasan, karena tauhid inilah menjadikan tumbuhan mengerti
batasannya, namun kesadaran tauhid ini tidak dimiliki oleh seluruh manusia.
Sayyid Qutub mengatakan dalam tauhid mengandung unsur-unsur kesatuan.
Makna dari tauhid bukan hanya berkaitan dengan menghamba kepada Allah saja
namun juga berbuat ihsan kepada sesame makhluk. Terdapat konsep kesatuan dari
tuhan (Unity of Godhead), kesatuan penciptaan (Unity of Creation), kesatuan
kemanusiaan (Unity of Mankind), dan kesatuan dari tuntunan hidup (Creation of
Purpose of life)2324. Oleh karena itu jika kita memang bertauhid kepada Allah maka
kita hanya mempercayai satu tuhan yaitu Allah sehingga tidak boleh merasa besar dan
berkuasa di depan ciptaan yang lain. Lalu jika kita telah percaya sesame ciptaan Allah
kita tidak boleh menzolimi atau mengeksploitasi makhluk yang lain karena kita satu
keluarga. Setelah itu kita harus percaya jika manusia itu dan makhluk yang lain ingin
hidup sejahtera tanpa ada kenistaan dari makhluk yang lain, karenanya harus
menghormati hak-hak ciptaan yang lain. Selanjutnya percaya jika makhluk itu banyak
dan memiliki pikirannya sendiri-sendiri, namun harus memiliki satu tujuan yang baik
yaitu menuju Allah, salah satunya dengan merawat alam.
Manusia telah diberikan kelebihan dibandingkan dengan makhluk Allah yang
lain, oleh karenanya manusia diembankan sebuah amanah yang besar. Dalam Q.S al
Ahzab: 72 Allah berfirman:
َ‫يحم ْل َن َها َو َا ْش َف ْق َن م ْنها‬ْ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ‫الس ٰم ٰوت َو ْال َا‬
َّ ‫ض َنا ْال َا َم َان َة َع َلى‬
ْ َ َ َّ
ِ ِ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ال‬
ِ ِ‫ب‬‫ج‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ِ ‫ِانا عر‬
ً َ ُ َ َ َ َّ ُ ْ ْ َ َ
)72 :33/‫ ( الاحزاب‬٧٢ ِۙ‫َوح َمل َها ال ِان َسانۗ ِانه كان ظل ْو ًما ج ُه ْولا‬
Terjemah Kemenag 2019
72. Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.

22 Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”


23 Quddus, “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”
24 Watsiqotul, Sunardi, and Agung, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi: Perspektif Ekologis

Dalam Ajaran Islam.”


(Al-Ahzab/33:72)
Dalam Injil dijelaskan jika manusia diperintahkan untuk menjaga Taman Eden
(Kejadian 2: 15) dengan segala tanggung jawabnya. Tanggung jawab ini diberikan
karena manusia memiliki kapasitas untuk mengelola dengan segala perangkat yang
dibekali oleh Allah.
Perbincangan mengenai akhirat menjadi pncak dorongan manusia untuk
berlaku yang terbaik dalam kehidupan. Hari dimana semua amal manusia ditimbang
dan diukur menjadi pertimbangan Ketika manusia hendak berbuat di dunia 25 .
Kesadaran ini seharusnya menjadi salah satu pendorong manusia untuk melestarikan
alam. Dari ayat-ayat yang disebutkan di awal menjadi satu pemahaman jika dari
kedua agama tersebut tidak menghendaki adanya kerusakan alam. Penyampaian dari
kedua ayat tersebut berbeda-beda namun memiliki maksud yang sama. Dalam
kejadian 2: 15 dalam kata melayani atau db;[‘ (abad) diartikan sebagai bekerja untuk
orang lain, melayani prag lain dengan tenaga kerja, menjadikan diri sebagai Hamba,
dipompin atau dibujuk melayani 26 . Unsur dari melayani tanpa adanya penolakan
menjadi unsur penting dalam melayani tuhan untuk menjaga alam. Sehingga
seharusnya jika Tuhan menghendaki untuk tidak menebang pohon sembarangan
seharusnya umat yang baik mengikutinya tanpa harus bertanya alasannya. Kata abad
juga diartikan sebagai budak. Dalam ayat-ayat yang lain abad merujuk kepada
mengabdi kepada Allah27.
Selain kata abad, dalan Injil dikenal dengan istilah Shamar yang diartikan
dengan menjaga, mengamati, bertanggung jawab, mengawasi, melindungi, dan
menyelamatkan hidup. Kata Shamar biasa ditemukan Bersama atau berdekatan
dengan kata Abad. Kedua gabungan kata ini dapat dimaknai sebagai sebuah nilai etis
bagaimana manusia menyikapi alam sekitarnya, yaitu dengan cara menjaga dan
melayani alam28.
Dalam al Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyinggung terhadap sifat manusia
yang berlebih-lebihan sebagai sebuah sifat yang tercela. Berlebih-lebihan juga bisa
dimaknai sebagai sikap eksploitatif dari manusia dalam mengelola alam. Ayat ayat
yang berbicara tentang hal tersebut diantaranya Q,S al Baqarah : 205:

25 Yustinus Andi Muda, “Ecotheology Menurut Seyyed Hossein Nasr Dan Sallie McFague,” Jurnal Teologi 09, no.
01 (2020): 69–84.
26 Budiman and Objantoro, “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap Lingkungan Hidup.”
27 Budiman and Objantoro, “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap Lingkungan Hidup.”
28 Budiman and Objantoro, “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap Lingkungan Hidup.”
ُّ‫يحب‬ُ َ ُ ‫ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ْ َ َ ه‬ َْ ‫َ ََه‬
ِ ‫َواِ ذا تولى َس ٰعى ِفى الا ْر ِض ِليف ِسد ِفيها ويه ِلك الحرث والنسلۗ و اّٰلل لا‬
َ َْ
)205 :2/‫ ( البقرة‬٢٠٥ ‫الف َساد‬
Terjemah Kemenag 2019
205. Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat
kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai
kerusakan.
(Al-Baqarah/2:205)
Q.S al A’raf: 85 :
ٰ َ
ْ‫اّٰلل َما ل ُك ْم م ْن اله َغ ْي ُرهۗ َق ْد َجا َۤء ْت ُك ْم َبي َن ٌة من‬
َ ‫اع ُب ُدوا ه‬
ْ ْ َ ٰ َ َ ً ْ َ ُ ْ ُ َ َ ََ ْ َ ٰ َ
‫واِ لى مدين اخاهم شعيباۗ قال يقو ِم‬
ِ ِ ٍ ِ ِ
َ َْ ْ َْ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ َْ ََ َ َْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َّ
‫ر ِبكم فاوفوا الكيل وال ِميزان ولا تبخسوا الناس اشياۤءهم ولا تف ِسدوا ِفى الار ِض بعد‬
َّ
َ ْ ْ ُّ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ُ ٌ ْ َ ْ ُ ٰ َ َ ْ
)85 :7/‫ ( الاعراف‬٨٥ ‫ِاصل ِاحهاۗ ذ ِلكم خير لكم ِان كنتم مؤ ِم ِنين‬
Terjemah Kemenag 2019
85. Kepada penduduk Madyan,276) Kami (utus) saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata,
“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada bagimu tuhan (yang disembah) selain Dia.
Sungguh, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka,
sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah merugikan (hak-hak) orang lain
sedikit pun. Jangan (pula) berbuat kerusakan di bumi setelah perbaikannya.277) Itulah
lebih baik bagimu, jika kamu beriman.”

Q.S al Qasas: 88
َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َّ ٌ َ َ ُّ ُ َ ُ َّ َ ٰ َ َ َ ٰ ً ٰ ‫َ َ َ ْ ُ َ َ ه‬
ْ
‫اّٰلل ِالها اخرَۘ ل ْٓا ِاله ِالا هوۗكل شي ٍء ها ِلك ِالا وجههۗ له الحكم واِ لي ِه ترجعون‬
ِ ‫ولا تدع مع‬

)88 :28/‫ ( القصص‬٨٨ ࣖ


Terjemah Kemenag 2019
88. Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain
Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-
Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.
(Al-Qasas/28:88)

Oleh karenanya jika seseorang percaya akan Akhirat maka dia akan melakukan yang
terbaik dalam hidup dengan menjalankan segala perintah-Nya termasuk tidak
melakukan kerusakan di Bumi.
Permasalahan sampah di Yogyakarta
Sampah menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh manusia modern
yang tinggal di kota. Setiap hari sampah diproduksi dari rumah, mall, kampus, dan
pabrik menunggu untuk diangkut supaya tidak membuat bau yang tidak enak.
Yogyakarta sebagai salah satu daerah yang besar mengalami permasalahan dalam
pengelolaan sampah. Sampah-sampah yang dihasilkan oleh warga di Kabupaten
Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dibuang ke TPST Piyungan.
TPST Piyungan telah menampung sampah dari tiga kabupaten tersebut
semenjak tahun 1999. Daerah yang dahulunya berupa dataran berlereng sekarang
berubah menjadi gunung sampah yang besar. Menurut Kompas sekitar 700 ton
sampah yang diangkut oleh petugas sampah untuk disalurkan ke TPST Piyungan
setiap harinya29. Tak hanya kuantitasnya yang fantastis TPST juga dinyatakan akan
overload dalam beberapa tahun kedepan jika pola pengelolaan sampah yang dilakukan
tidak terdapat perubahan. Sampah yang diambil dari rumah warga dan tempat-tempat
yang lain dikumpulkan oleh petugas sampah swasta yang biasa meminta iuran
perbulan dari rumah-rumah yang mereka ambil. Setelah diambil sampah dikirim ke
penampungan sampah-sampah sementara yang berada di beberapa titik kota. Biasanya
setiap pagi petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Yogyakarta akan menganggkut
sampah untuk dikirim ke TPST Piyungan. Sesampainya disana truk sampah akan
melewati jembatan timbang untuk diukur jumlah muatan yang akan dibayarkan
sebagai jasa pembuangan sampah. Besaran yang diambil oleh pengelola sebesar
Rp.400- Rp.600 tergantung denga nasal sampah tersebut. Setalah itu truk akan
menaiki gunung sampah melalui entry point yang sudah disediakan. Disana sudah
bersiap beberapa alat berat yang membantu mengatur sampah yang diturunkan oleh
truk. Jika truk memiiki muatan yang berlebih dan kesusahan dalam menurunkan
sampah bisa membayar Rp. 50.000 untuk menyewa jasa excavator untuk membantu
menurunkan sampah. setelah itu sampah hanya dibiarkan menggunung tanpa ada
upaya dalam pengelolaan limbah ini.
Menurut Maryono sebagai salah satu pemulung dan ketua komunitas
pemulung di TPST Piyungan sampah yang masuk hanya dibiarkan begitu saja, hanya
ada pemulung yang berada dan tinggal di sekitar gunung sampah saja yang melakukan
pengolahan sampah. Sekitar 50 ton sampah yang dikumpulkan 250 pemulung berhasil

29 Hasanudin, “Terima 700 Ton Tiap Hari, TPST Piyungan Tak Mampu Tampung Sampah Tahun Depan.”
dikelola oleh para pemulung dalam waktu satu hari. Namun jumlah ini besar namun
belum bisa mengimbangi jumlah sampah yang masuk di TPST Piyungan ini.
Sampah-sampah yang dibuang di TPST ini tidak hanya sampah-sampah
organik saja namun anorganik yang besar-besar tak terkecuali. Kasur, lemari, hingga
dipan ada disini semua yang mengakibatkan gunung sampah semakin besar dan susah
untuk diurai. Mayoritas sampah yang masuk di TPST ini bisa diolah ulang, namun
banyak dari sampah-sampah yang dating tidak bernilai atau susah untuk mereka olah.
Sampah seperti bungkus snack yang kecil, banner, stereofoam, dan terpal termasuk
sampah-sampah yang belum bisa diatasi.
Tak hanya menumpuk sampah-sampah ini mengeluarkan aroma yang bau dan
akan selalu berbau selama sampah ini masih ada. Sampah-sampah yang organik dan
organik saling bahu membahu dalam menghasilkan sampah ini. Dalam situasi-situasi
yang tertentu bau yang dihasilkan semakin bau bahkan tercium dalam radius lebih
dari 2 Km. Selain bau gunung sampah ini meghasilkan air yang mereka sebut sebagai
air lindi. Air ini merupakan hasil dari air hujan yang masuk kedalam gunung sampah
dan keluar sebagai air lindi. Air ini bau seperti sampah bahkan lebih parah
dibandingkan sampah. Menurut Pak Slamet salah seorang warga yang tinggal di
sekitar gunung sampah, dulu Ketika musim kemarau Ketika melintasi sekitar gunung
sampah harus ganti baju karena terkena uap dari air lindi, dan Ketika musim hujan air
lindi akan memenuhi jalanan warga yang sering menyebabkan banyak orang yang
terjatuh. Warga sekitar TPST Piyungan untuk memenuhi kebutuhan air harian biasa
mereka membeli air tanki dikarenakan air sumur mereka sudah tercemar oleh air lindi.
Mata air-mata air yang ada sudah tisak bisa digunakan lagi karena sudah bau. Bahkan
salah satu warga yang tinggal di sana mengeluhkan sering keluar air rembesan lindi di
dalam rumah mereka.
Eco Theology dituntut untuk menjawab permasalahan yang ada sebagai
respon dari permasalahan yang ada. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan
sebagai respon dari permasalahan yang ada di TPST Piyungan, yaitu mengurangi
sampah, mengelola sampah dari rumah, dan mengadakan badan pengelola sampah.
Setiap hari kita memproduksi sampah dengan berbagai bentuk. Karenanya banyak
upaya-upaya yang bisa dilakukan supaya produksi sampah yang kita hasilkan dapat
berkurang, seperti dengan membawa alat makan sendiri, menggunakan tas plastic, dan
tidak membeli produk-produk yang sekali guna. Pengurangan volume sampah ini
akan sangat membantu bagi pengelolaan sampah yang ada di hilir.
Pemilahan sampah sangatlah membantu para pengelola sampah dalam
mengolah sampah. Pemisahan sampah dari organic, kertas & koran, dan Plastik dan
botol sangatlah membantu dalam mengelola sampah. Pengurangan proses pengelolaan
sampah menjadikan Kelola sampah yang dilakukan semakin efektif bahkan bisa tak
beresidu. Di Panggungharjo, Bantul terdapat kelompok pengelolaan sampah yang
diinisasi oleh kepala desanya sebagai respon dari krisis sampah yang ada. Mereka
resah karena sampah yang mereka hasilkan akan berkontribusi dalam meninggikan
gunung sampah, oleh karenanya mereka ingin setidaknya mengurangi bahkan tidak
menyumbangkan sampah ke sana. Selain itu juga sampah yang mereka hasilkan jiga
dikelola dengan baik akan menghasilkan uang.
Plastik menjadi permasalahan yang besar di hari ini. Lamanya untuk terurai
hingga penggunaannya yang hanya sekali pakai menjadikan sampah yang satu ini bisa
menjadi bom waktu kedepannya. Sampah-sampah yang tidak terurai akan semakin
banyak dan memenuhi gunung sampah. selain itu juga palstik yang terurai di udara
akan menjadi micro plastic yang akan berbahaya bagi kesehtaan orang yang
menghirupnya. Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan plastik adalah
menggunakan tas kantong. Secara ketahanan tas kantong ini lebih tahan lama
dibandingkan tas plastik, karenanya tidak hanya digunakan satu kali saja.

Kesimpulan
Eco Theology merupakan salah satu rumusan tentang hubungan antara
manusia dengan alam yang didasari oleh ketuhanan. Hubungan tidak disandarkan
kepada alam yang tidak menghendaki pemanfaatan manusia, juga bukan
antroposentris yang menekankan kepada kebergunaan bagi manusia. Tuhan yang
dianggap sebagai zat yang maha mengetahui dan pencipta mengetahui yang terbaik
bagi manusia dan alam. Melalui firman-Nya Allah telah memberikan peringatan dan
prinsip kepada manusia untuk selalu melestarikan, dan mengelola alam supaya dapat
dimanfaatkan oleh manusia juga tetap lestari alamnya.
Sampah menjadi masalah yang serius bagi masyrakat Yogyakarta, selain
terbatasnya lahan penampungan sampah juga belum adanya pengelolaan sampah
secara professional yang dapat menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu yang
dolusi yang bisa dilakukan adalah melakukan perubahan dari diri sendiri, dengan
mengurangi penggunaan barang sekali pakai, memilah sampah, dan menggunakan
alat-alat yang tahan lama, supaya produksi sampah kita tidak terlalu banyak.
Daftar Pustaka
Ahmad, Shahid. “Moral Kekhalifahan Manusia Dalam Al-Quran Menurut Teori
Ecotheology Islam: Studi Tafsir Tematik.” Jurnal Perspektif 4, no. 2 (2020): 82–
106. https://www.perspektif.uinsgd.ac.id/index.php/JP/article/view/80.
Aman, Peter C. “Teologi Ekologi Dan Mistik-Kosmik St. Fransiskus Asisi.”
Diskursus - Jurnal Filsafat Dan Teologi Stf Driyarkara 15, no. 2 (2016): 188.
Andi Muda, Yustinus. “Ecotheology Menurut Seyyed Hossein Nasr Dan Sallie
McFague.” Jurnal Teologi 09, no. 01 (2020): 69–84.
al Asfahani, ar Raghib. Kamus Al Qur’an Jilid 1. Edited by Ruslan Nurhadi. 1st ed.
Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017.
Budiman, Sabda, and Enggar Objantoro. “Tanggung Jawab Kekristenan Terhadap
Lingkungan Hidup.” GRAFTA: Journal of Christian Religion Education and
Biblical Studies 1, no. 2 (2022): 106–123.
CEF. “Relevance of Eco-Theology and Methodological Considerations.” University
of Johannesburg, 1994.
Hasanudin, Ujang. “Terima 700 Ton Tiap Hari, TPST Piyungan Tak Mampu
Tampung Sampah Tahun Depan.” Bantul, 2022.
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2022/01/21/511/1093767/terima-700-
ton-tiap-hari-tpst-piyungan-tak-mampu-tampung-sampah-tahun-depan.
Quddus, Abdul. “Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan.”
Ulumuna 16, no. 2 (2017): 311–346.
Rakhmat, Aulia. “ISLAMIC ECOTHEOLOGY : UNDERSTANDING THE
CONCEPT OF KHALĪFAH AND THE ETHICAL RESPONSIBILITY OF THE
ENVITONMENT.” Academic Journal of Islamic Principles dan Philosophy
7170 (2022): 1–24.
Watsiqotul, Watsiqotul, Sunardi. Sunardi, and Leo Agung. “Peran Manusia Sebagai
Khalifah Allah Di Muka Bumi: Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam.” Jurnal
Penelitian 12, no. 2 (2018): 355.
White, Lynn. “‘The Historical Roots of Our Ecological Crisis.’” science 155, no.
3767 (1967): 212–221.
“Al Kitab Online.” https://alkitab.me/in-tb.

Anda mungkin juga menyukai