Anda di halaman 1dari 11

‫‪Edisi : 008/Tahun III/ 2023‬‬ ‫‪24 Februari 2023 M / 4 Sya’ban 1444 H‬‬

‫‪Menikmati Ibadah‬‬
‫‪Oleh: Ust. Fajar Sidik‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫َ ّ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ﷲ ر ِب اﻟﻌﺎل ِﻤ�‪ ،‬واﻟﻌﺎ ِﻗﺒﺔ لِﻠﻤﺘ ِﻘ�‪ ،‬وﻻ ﻋﺪوان ِإﻻ ﻰﻠﻋ‬ ‫اﺤﻟﻤﺪ ِ‬
‫َّ ْ َ َ ْ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ‬
‫ﺮﺷ�ﻚ ﻪﻟ وأﺷﻬﺪ أن‬ ‫اﻟﻈﺎل ِ ِﻤ�‪ ،‬أﺷﻬﺪ أن ﻻ ِإﻪﻟ ِإﻻ اﷲ وﺣﺪه ﻻ ِ‬
‫ﺤﺒﻪ َو َﻣﻦْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ ُ َّ َ ِّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آﻪﻟ وﺻ ِ ِ‬ ‫�ﻤﺪا �ﺒﺪه ورﺳﻮﻪﻟ‪ ،.‬الﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻰﻠﻋ �ﻤ ٍﺪ وﻰﻠﻋ ِ ِ‬
‫ِّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﻳﻦ‬
‫ﺎن ِإﻰﻟ ﻳﻮمِ اﺪﻟ ِ‬ ‫ﺗ ِﺒﻌﻬﻢ ﺑِ ِﺈ ِﺣﺴ ِ‬
‫�ﻢْ‬ ‫َ َ َ َ َ َّ ُ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُْ ْ ُ ْ ََْ‬ ‫ََ َ َ‬
‫ﷲ وﻃﺎﻋ ِﺘ ِﻪ ﻟﻌﻠ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻘ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺑ‬
‫ِ ِ‬‫ﻲﺴ‬ ‫ﻔ‬‫�‬ ‫و‬ ‫ﻢ‬ ‫�‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺻ‬‫ِ‬ ‫و‬‫ا‬ ‫‪:‬‬ ‫ﷲ‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ﺎد‬ ‫�ﻴﺎ ِﻋﺒ‬
‫َ َ َ ُ ْ ُ َّ َّ‬ ‫َ َ َّ ُ َ‬ ‫ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُّ َ َّ ْ َ َ َ ُ َّ ُ‬
‫اﺬﻟ�ﻦ ءاﻣﻨﻮا ا�ﻘﻮا اﷲ ﺣﻖ �ﻘﺎﺗِ ِﻪ وﻻ �ﻤﻮ�ﻦ ِإﻻ‬ ‫�ﻔ ِﻠﺤﻮن‪ .‬ﻳﺎ أﻳﻬﺎ ِ‬
‫� ْﻢ َو ُ� ْﺼﻠﺢْ‬ ‫َ َ ُ ْ ُّ ْ ُ ْ َ َ َ ُّ َ َّ ُ َّ ُ ْ َ َّ ُ ُ َّ ْ َ َ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫اﺬﻟي ﺧﻠﻘ‬ ‫وأﻧﺘﻢ مﺴ ِﻠﻤﻮن‪ ،‬ﻳﺎ أ�ﻬﺎ اﻨﻟﺎس ا�ﻘﻮا ر��ﻢ ِ‬
‫اﷲ َو َر ُﺳ ْﻮ َﻪﻟُ‬
‫� ْﻢ ‪َ ،‬و َﻣ ْﻦ ﻳُ َﺼ ِّﺪق َ‬ ‫َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ََْ ْ َ ُ ْ َُُْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ﻟ�ﻢ أ�ﻤﺎﻟ�ﻢ و�ﻐ ِﻔﺮ ﻟ�ﻢ ذﻧﻮ�‬
‫ََ ْ َ َ َ‬
‫ﺎز ﻓ ْﻮ ًزا َﻋ ِﻈﻴْ ًﻤﺎ‪،‬‬ ‫�ﻘﺪ ﻓ‬
‫‪1‬‬
ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ُ َّ َ َ َّ ْ َ ْ ْ ُْ َ ََ ُ َ َ
�ِ ‫ ِإﻧ ِ� أﻧﺎ ا� ﻻ ِإﻪﻟ ِإﻻ أﻧﺎ ﻓﺎ�ﺒﺪ‬:‫آن اﻟﻜ ِﺮ� ِﻢ‬
ِ ‫ﻗﺎل اﷲ �ﻌﺎﻰﻟ ِﻰﻓ اﻟﻘﺮ‬
ْ َ َ َّ َ
ِ ِ ‫َوأ ِﻗ ِﻢ الﺼﻼة‬
‫ﺬﻟﻛ ِﺮي‬
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Setiap anggota badan memiliki momentum untuk
merasakan kenikmatan. Nikmatnya lidah adalah saat
makanan lezat dimasukkan ke mulut. Nikmatnya mata
ketika dapat membedakan warna dan memandang
indahnya dunia. Adapun nikmatnya hati adalah saat ia
berhasil mengenal dan melihat Tuhan dengan keyakinan
hatinya. Itulah ihsan, yaitu seakan-akan dapat melihat
Allah SWT. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah
hadits tentang Malaikat Jibril as yang berdialog dengan
Nabi saw :
َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ
ْ‫ﻚ ﺗَ َﺮ ُاه َﻓﺈ ْن لَﻢ‬ َ ْ َ ْ ْ ْ ََ َ َ
ِ ‫ أن �ﻌﺒﺪ اﷲ ﻛﺄﻧ‬: ‫ ﻗﺎل‬,‫ﺎن‬
ِ ‫اﻹﺣﺴ‬ِ ‫ ﻓﺄﺧ ِﺮﺒ ِ� ﻋ ِﻦ‬: ‫ﻗﺎل‬
َ ‫� ْﻦ ﺗَ َﺮ ُاه َﻓﺈﻧَّ ُﻪ ﻳَ َﺮ‬
‫اك‬
ُ َ
‫ﺗ‬
ِ
Dia bertanya: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau
tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR
Muslim)
2
Ini merupakan kenikmatan tertinggi bagi manusia.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Kondisi seperti ini dapat diraih seorang mukmin
tatkala shalat. Hadirnya hati dalam setiap kalimat yang
diucapkan seorang yang shalat merupakan kunci
utamanya. Ia betul-betul merasakan sedang bertemu,
berhadapan dan berdialog dengan sang Pencipta.

Sebagaimana diriwayatkan dalam Hadist Qudsi, yang


diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah:
ُ�ْ ‫ﻼﺛًﺎ – َﻏ‬ َ َ ٌ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ّ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً َ َ َّ َ ْ َ
‫آن �� ِﺧﺪاج – ﺛ‬ ِ ‫«ﻣﻦ ﺻ� ﺻﻼة لﻢ �ﻘﺮأ ِ�ﻴﻬﺎ ِﺑﺄمِ اﻟﻘﺮ‬
َ ْ ْ َ ََ َ َ ُ ُ َ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ �َ
َ
‫ �ﻘﺎل اﻗﺮأ ِﺑﻬﺎ ِﻰﻓ‬. ِ‫اﻹﻣﺎم‬ ‫اء‬َ ‫ر‬ ‫و‬ َ ‫ﻮن‬ � ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻧ‬‫إ‬ ‫ة‬ ‫ﺮ‬ � ‫ﺮ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻰﺑ‬ ‫ﻷ‬ ‫ﻴﻞ‬ ‫ﻘ‬
ِ ‫ﻓ‬ .« ٍ‫ﺎم‬ ‫ﻤ‬
ِ ِ ِ
َ َ ُ َُ َ ّ َ َُ ُ ْ َ ّ َ َ َْ
‫ �ﻘﻮل » ﻗﺎل‬-‫ﺻ� اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- �‫ا‬ ِ ‫�ﻔ ِﺴﻚ ﻓ ِﺈ ِ� ﺳ ِﻤﻌﺖ رﺳﻮل‬
ََ َ َ ْ َ َ َْ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ َّ
‫� و ِﻟﻌﺒ ِﺪى ﻣﺎ ﺳﺄل‬ ِ ‫ا� �ﻌﺎﻰﻟ ﻗﺴﻤﺖ الﺼﻼة �ﻴ ِ� و�� �ﺒ ِﺪى ِﻧﺼﻔ‬
َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ّ َ َّ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ
�ِ ‫ﻤﺣﺪ‬ ِ ‫ ﻗﺎل ا� �ﻌﺎﻰﻟ‬.( �‫� ر ِب اﻟﻌﺎل ِﻤ‬ ِ ِ ‫ﻓ ِﺈذا ﻗﺎل اﻟﻌﺒﺪ ) اﺤﻟﻤﺪ‬
ْ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ّ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ‫َ�ﺒ‬
.‫ ﻗﺎل ا� �ﻌﺎﻰﻟ أﺛ� ﻰﻠﻋ �ﺒ ِﺪى‬.( ‫ﻴﻢ‬ ِ ِ‫ﺣ‬ ‫الﺮ‬ ‫ﻦ‬ ِ ‫ﻤﺣ‬ ‫)الﺮ‬ ‫ﺎل‬ ‫ﻗ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ �
ِ ‫و‬ ‫ى‬ ‫ﺪ‬ ِ
َ‫�َ َﺪ� َ�ﺒْ ِﺪى – َو َﻗ َﺎل َم َّﺮ ًة َﻓ َّﻮ َض إ َ ّﻰﻟ‬ َّ َ َ
‫ ﻗﺎل‬.(‫ﻳﻦ‬ ّ ْ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ﺪﻟ‬ ِ ‫و ِ�ذا ﻗﺎل )ﻣﺎل ِ ِﻚ ﻳﻮمِ ا‬
َ�ْ �َ ‫ َﻗ َﺎل َﻫ َﺬا َ�ﻴْ� َو‬.( � ُ ‫ﺎك � َ ْﺴ َﺘﻌ‬ َ َّ‫ﺎك َ� ْﻌ ُﺒ ُﺪ َو�ﻳ‬ َ َّ‫َ�ﺒْﺪى – َﻓﺈ َذا َﻗ َﺎل )إﻳ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ

3
َ‫ﺮﺻاط‬ َ ‫اط ال ْ ُﻤ ْﺴ َﺘﻘ‬
َ ِ ‫ﻴﻢ‬ ّ َ ْ َ َ َ َ ََ َ َ
َ ‫الﺮﺼ‬
َ َْ َْ
ِ ِ ‫ ﻓ ِﺈذا ﻗﺎل )اﻫ ِﺪﻧﺎ‬.‫�ﺒ ِﺪى َو ِﻟﻌﺒ ِﺪى ﻣﺎ ﺳﺄل‬
َ َ َ َ َ ّ َّ َ َ ْ ْ َ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ
‫ ﻗﺎل ﻫﺬا‬.( �‫ﻮب ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ وﻻ الﻀﺎ ِﻟ‬ ِ ‫� الﻤﻐﻀ‬ ِ ‫اﺬﻟﻳﻦ أ�ﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ َﻏ‬ ِ
َ َ َ َْ َْ
» ‫ِﻟﻌﺒ ِﺪى َو ِﻟﻌﺒ ِﺪى ﻣﺎ ﺳﺄل‬
“Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul
Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak
sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak
sempurna.” Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa
kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata,
“Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat
(maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu
antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi
hamba-Ku apa yang ia minta.
Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil
‘alamin, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-
Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir
rahiim, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah
menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan
‘maaliki yaumiddiin’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah

4
mengagungkan-Ku. Hamba-Ku telah memberi kuasa
penuh pada-Ku.
Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku,
bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan
‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina
an’amta ‘alaihim, ghoiril magh-dhubi ‘alaihim wa
laaddhoollin’, Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi
hamba-Ku (akan Aku penuhi) apa yang ia minta.” (HR.
Muslim no. 395).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Merasakan dialog dengan Allah. Itulah perasaan yang
dapat dinikmati orang yang khusyuk shalatnya. Begitulah
yang dirasakan Ali bin Abi Thalib. Alkisah dalam sebuah
peperangan menantu Rasulullah itu terkena panah. Lalu
ia meminta tolong kepada kawannya agar panah tersebut
dicabut saat dirinya sedang shalat.

Saking asyiknya bercengkerama dengan sang Khaliq


ia tidak merasakan sakit saat panahnya dicabut.
Walaupun darah mengucur, Ali tidak mengerang
kesakitan sebab hatinya sedang berjumpa, melihat dan
berialog dengan Allah – Tuhan penguasa alam raya.

5
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Bagaimana dengan diri kita? Sudahkah meraih
kekhusyu’an saat shalat? Bila beum, kapankah akan
mencapai kekhusyu’an dan dapat menikmati ibadah?
Allah Ta’ala berfirman,
َّ ْ ْ ُ ُ ُ ُ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َّ ْ َ ْ َ َ
�‫ا‬
ِ ‫ﺬﻟﻛ ِﺮ‬
ِ ِ ‫�ﻳﻦ آ َﻣﻨﻮا أن ﺨﺗﺸﻊ ﻗﻠﻮ�ﻬﻢ‬
ِ ِ ‫ألﻢ ﻳﺄ ِن ل‬
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman untuk khusyu’ (takut) hati mereka ketika
mengingat Allah.” (QS. Al Hadid [57] : 16),

Maksudnya bagaimana menjadi lembut (tenang)


hati orang beriman ketika berdzikir, mendengar nasehat,
membaca atau mendengar Al Qur’an. Akhirnya hati
tersebut menjadi memahami, mematuhi, mendengar dan
taat ketika mengingat-Nya. Allah Ta’ala juga berfirman,
َّ‫اﺪﻟ ْﻣﻊ مﻤﺎ‬
َّ ‫ﻴﺾ ﻣ َﻦ‬ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ﻮل ﺗﺮى أ�ﻴﻨﻬﻢ ﺗ ِﻔ‬ِ ‫و ِ�ذا ﺳ ِﻤﻌﻮا ﻣﺎ أﻧ ِﺰل ِإﻰﻟ الﺮﺳ‬
َّ َ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ُ َ ِّ َ ْ َ
َ‫الﺸﺎ ِﻫ ِﺪﻳﻦ‬ ََُ
‫ﻋﺮﻓﻮا ِﻣﻦ اﺤﻟﻖ �ﻘﻮلﻮن ر�ﻨﺎ آ َﻣﻨﺎ ﻓﺎﻛﺘبﻨﺎ ﻣﻊ‬
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang
diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al
Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
6
mereka sendiri). seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami
telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang
yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan
kenabian Muhammad saw).” (QS. Al Ma’idah [5] : 83)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Orang-orang saleh menikmati ibadah shalat dengan
menangis. Ketika hati dapat meresapi doa yang
dipanjatkan dalam shalat maka itulah asyiknya
bermunajat kepada Allah. Begitupun saat bacaan Al
Qur’an yang dilantunkan sangat indah, menyentuh hati
dan membuka kesadaran diri.

Diantara tanda kekhusyu’an hati adalah dengan


menangis atau meneteskan air mata saat mengingat Allah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari sahabat Ibnu
Abbas,
ْ‫� ﺑَﺎﺗَﺖ‬
ٌ ْ ‫ا� َو َﻋ‬َّ َ ْ َ ْ ْ َ َ ٌ ْ َ ُ َّ َ ُ ُّ َ َ َ َ‫َ�ﻴْﻨ‬
ِ ‫ﺔ‬
ِ ‫ﻴ‬‫ﺸ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬
ِ ‫ﺖ‬ � ‫ﺑ‬ �‫ﻋ‬ ‫ﺎر‬ ‫اﻨﻟ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﻤ‬ � ‫ﻻ‬ ‫ﺎن‬
ِ
َّ َ ُ ُ َْ
�‫ا‬
ِ ‫ﻴﻞ‬ ِ ‫ﺤﺗﺮس ِﻰﻓ ﺳ ِب‬
“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka
yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan
mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga

7
(dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah.”
(HR. Tirmidzi. Hadits ini shohih ligoirihi)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah


Menangis karena sedih itu biasa saja, sangat banyak
orang mengalami. Tetapi menangis karena takut siksaan
Allah, itu baru luar biasa. Efeknyapun sangat berbeda.
Orang yang kebanyakan menangis karena sedih
membuatnya tidak selera makan, badan jadi gampang
terkena penyakit. Dan yang lebih umum terkena stress.

Menangis karena bermunajat kepada Allah justru


membawa kesegaran luar biasa. Sebab orang yang dapat
mengucurkan air mata ketika shalat telah menyerahkan
semua urusan hidupnya kepada sang pemilik kehidupan
dan pengurai masalah, yaitu Allah. Maka hatinyapun
menjadi tenang karena tawakal. Kondisi hati seperti itu
akan membawa energi yang sangat kuat. Karena itu bila
ia seorang pedagang tidak akan menyerah walaupun
bangkrut. Bila ia pejuang kebenaran maka tidak akan
gentar pada resiko dan ancaman; bila ia seorang prajurit
tidak takut kematian.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

8
Orang beriman dan mengetahui kedudukannya di
hadapan Allah akan senantiasa dapat menikmati ibadah
dan setiap amal shalehnya. Sebab ia selalu sadar bahwa
seluruh perbuatannya selalu dalam pantauan Allah, tak
ada yang tercecer atau hilang. Maka dia akan tekun dalam
menjalani ketaatan dari perintah-perintah agama; baik
mengaji, shalat, berdzikir, infak dan zakat. Demikian pula
meski harus mengeluarkan harta untuk umrah dan haji,
ataupun tuntutan yang berlebih untuk berkorban
membela kebenaran. Sebab semua selalu diniatkan untuk
mencari keridhoan Allah, dan disana akan ditemukan
kenikmatan dalam ibadah. Sebagaimana firman-Nya:
َ َ َ َ ْ ِّ َ ّ َ َ َ َ َ َْ َ ُ ُ َ َ َ َّ ْ ُ
‫﴾ ﻻ‬١٦٢﴿ �‫� رب اﻟﻌﺎل ِﻤ‬ ِ ِ ‫ﻗﻞ ِإن ﺻﻼ ِﻲﺗ و�ﺴ ِﻲﻜ و�ﻴﺎي ومﻤ ِﺎﻲﺗ‬
َ ْ ُ ْ ُ َّ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ َ
﴾١٦٣﴿ �‫ﺮﺷ�ﻚ ﻪﻟ و�ِﺬلِﻚ أ ِمﺮت وأﻧﺎ أول الﻤﺴ ِﻠ ِﻤ‬ ِ
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Qs. Al
An’am: 162-163)

9
‫‪Demikian khutbah siang ini semoga bermanfaat, dan‬‬
‫‪kita bisa menikmati ibadah yang kita tunaikan. Amiin‬‬
‫ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ ْ َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ََ ُ‬ ‫ﺎر َ‬
‫ﺑَ َ‬
‫آن اﻟﻜ ِﺮ� ِﻢ‪ ،‬و�ﻔﻌ ِ� و ِ�ﻳﺎ�ﻢ ﺑِﻤﺎ ِ�ﻴ ِﻪ‬ ‫ِ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻘ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻲﻓ‬ ‫ِ‬ ‫ﻢ‬ ‫�‬ ‫ﻟ‬ ‫و‬ ‫ﻲﻟ‬
‫ِ‬ ‫اﷲ‬ ‫ك‬
‫�ﻢْ‬ ‫ََ ْ َ ْ ُ َ ْ ََ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ِّ ْ ْ ْ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫ﻜﻴ ِﻢ‪ .‬أﻗﻮل ﻗﻮ ِ� ﻫﺬا وأﺳﺘﻐ ِﻔﺮ اﷲ ِﻲﻟ وﻟ‬ ‫ﺎت واﺬﻟﻛ ِﺮ اﺤﻟ ِ‬ ‫ِﻣﻦ اﻵﻳ ِ‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ُ َّ َّ‬
‫اﺬﻟي ﻫﺪاﻧﺎ لِﻬﺬا وﻣﺎ ﻛﻨﺎ ِﻨﻟﻬﺘ ِﺪي لﻮﻻ أن ﻫﺪاﻧﺎ ا� ﻟﻘﺪ‬ ‫� ِ‬ ‫اﺤﻟﻤﺪ ِ ِ‬
‫ﻮﻫﺎ ﺑ َﻤﺎ ُﻛﻨْﺘُﻢْ‬ ‫َ َ ْ ُ ُ ُ َ ّ َ ْ َ ّ َ ُ ُ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ َّ ُ ُ ْ ُ ُ َ‬
‫ور�ﺘﻤ ِ‬ ‫ﺟﺎءت رﺳﻞ ر�ِﻨﺎ ﺑِﺎﺤﻟ ِﻖ وﻧﻮدوا أن ﺗِﻠ�ﻢ اﺠﻟﻨﺔ أ ِ‬
‫ََُْ َ‬
‫�ﻌﻤﻠﻮن‬
‫ﻪﻟ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ َّن ُ�َ َّﻤﺪا ً َ�ﺒْ ُﺪهُ‬
‫ﻚ َُ‬‫َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫ﺮﺷ�‬
‫أﺷﻬﺪ أن ﻻ ِإﻪﻟ ِإﻻاﷲ وﺣﺪه ﻻ ِ‬
‫َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻪﻟ‪ُ.‬‬
‫َ‬ ‫ََ ْ َ َُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ َّ ُ ّ َ ّ َ َ ّ ْ َ ُ َ‬
‫ﺎن‬‫آﻪﻟ ِوأﺻﺤﺎﺑِ ِﻪ وﻣﻦ ﺗ ِﺒﻌﻬﻢ ﺑِ ِﺈﺣﺴ ٍ‬ ‫الﻠﻬﻢ ﺻ ِﻞ وﺳ ِﻠﻢ ﻰﻠﻋ �ﻤ ٍﺪ وﻰﻠﻋ ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِإﻰﻟ ﻳﻮمِ اﺪﻟﻳﻦ‬
‫َ ََ َ ََ ُ َْ َ َ‬ ‫َّ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ ُّ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ ْ‬
‫اﺣﺶ‬ ‫اﻣﺎ �ﻌﺪ ‪� :‬ﻴﺎا �ﻬﺎاﻨﻟﺎس‪ِ ,‬ا�ﻘﻮااﷲ �ﻌﺎﻰﻟ‪ .‬وذرواﻟﻔﻮ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ َ َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ََََ ََ ْ َ َ ُ‬
‫َ‬
‫ﻣﺎﻇﻬﺮوﻣﺎ�ﻄﻦ‪ .‬وﺣﺎﻓِﻈﻮاﻰﻠﻋ اﻟﻄﺎﻋ ِﺔ وﺣﻀﻮ ِر اﺠﻟﻤﻌ ِﺔ واﺠﻟﻤﺎﻋ ِﺔ‪.‬‬

‫‪10‬‬
‫ﺎاﺬﻟ ْ�ﻦَ‬ ‫َّ ْ َ َ ُّ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ّ‬
‫ﻰﻠﻋ اﻨﻟ ِﻰﺒ ﻳﺎ �ﻬ ِ‬ ‫�ﻘﺎل �ﻌﺎﻰﻟ‪ِ :‬ان اﷲ ومﻼﺋِ�ﺘﻪ ﻳﺼﻠﻮن َ‬
‫اﻋﻠَﻴْﻪ َو َﺳﻠّ ُﻤ ْﻮا � َ ْﺴﻠﻴْﻤﺎً‬ ‫اﺻﻠُّ ْﻮ َ‬ ‫آﻣﻨُ ْﻮ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ َّ ُ َّ َ ّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل �ﻤ ٍﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻰﻠﻋ ِإﺑﺮا ِﻫﻴﻢ وﻰﻠﻋ‬ ‫الﻠﻬﻢ ﺻ ِﻞ ﻰﻠﻋ �ﻤ ٍﺪ وﻰﻠﻋ ِ‬
‫ﻰﻠﻋ آل ُ�َ َّﻤﺪ َﻛﻤﺎَ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ َ ْ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫ﺎرك ﻰﻠﻋ �ﻤ ٍﺪ و‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫�ﻴﺪ‪ .‬و� ِ‬ ‫ﻤﺣﻴﺪ ِ‬ ‫آل ِإﺑﺮا ِﻫﻴﻢ‪ِ ،‬إﻧﻚ ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َْ َْ َ ََ‬
‫� ﻴﺪ‬ ‫ﻤﺣﻴﺪ ِ‬ ‫آل ِإﺑﺮا ِﻫﻴﻢ‪ِ ،‬إﻧﻚ ِ‬ ‫ﺑﺎر�ﺖ ﻰﻠﻋ ِإﺑﺮا ِﻫﻴﻢ وﻰﻠﻋ ِ‬
‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ْ‬
‫ﺎت اﻷﺣﻴﺎ ِء‬ ‫ﺎت واﻤﻟﺆ ِﻣ ِﻨ� واﻤﻟﺆ ِﻣﻨ ِ‬ ‫الﻠﻬﻢ اﻏ ِﻔﺮ لِﻠﻤﺴ ِﻠ ِﻤ� واﻤﻟﺴ ِﻠﻤ ِ‬
‫اﺪﻟ ْﻋﻮ ِةَ‬‫ﺐ َّ‬ ‫ﺐ ُ�ﻴْ ُ‬ ‫ﻚ َﺳﻤﻴْ ٌﻊ ﻗَﺮ�ْ ٌ‬ ‫َّ َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ ْ َ َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ات ِإﻧ‬‫ِﻣﻨﻬﻢ واﻷمﻮ ِ‬
‫� إ َﻣﺎﻣﺎً‬ ‫اﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ لﻠْ ُﻤ ّﺘَﻘ َ‬ ‫َ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ّ َّ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ْ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫�و‬ ‫اﺟﻨﺎ وذ ِر�ﺎﺗِﻨﺎ ﻗﺮة أﻋ ٍ‬ ‫ر�ﻨﺎ ﻫﺐ ﻨﻟﺎ ِﻣﻦ أزو ِ‬
‫ﺎف ‪ ،‬واﻟﻐ�َ‬ ‫ََ َ‬ ‫ُّ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ‬
‫ِ‬ ‫الﻠﻬﻢ إﻧﺎ �ﺴﺄلﻚ الﻬﺪى ‪ ،‬واﺘﻟﻰﻘ ‪ ،‬واﻟﻌﻔ‬
‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َر َّ‬
‫ﺎر‬
‫ِ‬ ‫اﻨﻟ‬ ‫اب‬ ‫ﺬ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬‫ﻗ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺣ‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺧ‬‫ِ‬ ‫اﻵ‬ ‫�‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻴ‬‫�‬ ‫اﺪﻟ‬ ‫ﻲﻓ‬ ‫ِ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ِ‬ ‫ﺗ‬ ‫آ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬‫�‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َُ ْ ْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ َ َّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫ﺎن ِإﻰﻟ‬ ‫آﻪﻟ وﺻﺤ ِﺒ ِﻪ و َﻣﻦ ﺗ ِﺒﻌﻬﻢ ﺑِ ِﺈﺣﺴ ٍ‬ ‫وﺻ� اﷲ ﻰﻠﻋ ﻧ ِب ِﻴﻨﺎ �ﻤ ٍﺪ وﻰﻠﻋ ِ ِ‬
‫اﺤﻟ َ ْﻤ ُﺪ ﷲ َر ّب اﻟْ َﻌﺎلَﻤ ْ�َ‬ ‫َْ ّْ َ ُ َ َْ َ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫آﺧﺮ دﻋﻮاﻧﺎ أ ِن‬ ‫ﻳﻮمِ اﺪﻟﻳﻦ‪ .‬و ِ‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai