Fungsi Perencanaan
DISUSUN OLEH :
Assalamualaikum wr.wb,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
Pengantar Manajemen dengan judul "Fungsi Perencanaan" tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb,
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................................................6
3.1 Tujuan Pembahasan..............................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................7
A. Pengertian Fungsi Perencanaan.................................................................................................7
B. Perencanaan dan Sunnatullah...................................................................................................9
C. Tujuan Fungsi Perencanaan.......................................................................................................9
D. Manfaat Fungsi Perencanaan..................................................................................................10
E. Kendala dalam Perencanaan....................................................................................................10
F. Fungsi Perencanaan Menurut Syari’ah....................................................................................11
G. Pengambilan Keputusan Perencanaan Dalam Tinjauan Syariah..............................................11
H. Tahapan dalam Fungsi Perencanaan.......................................................................................13
I. Jenis- jenis Fungsi Perencanaan...............................................................................................14
J. Proses Perencanaan.................................................................................................................16
K. Persyaratan Fungsi Perencanaan.............................................................................................20
L. Hierarki Fungsi Perencanaan...................................................................................................21
M. Tingkatan Tujuan Perencanaan............................................................................................23
N. Perencanaan Dalam Lingkungan Yang Bergejolak...................................................................24
O. Model Fungsi Perencanaan......................................................................................................26
P. Mengatasi Hambatan Fungsi Perencanaan..............................................................................27
KESIMPULAN.......................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ش ي ُْغشِ ى الَّ ْي َل ِ ۗ َّْام ُث َّم اسْ َت ٰوى َع َلى ْال َعرٍ َ ْت َوااْل َر
ض ِفيْ سِ َّت ِة اَي ِ اِنَّ َر َّب ُك ُم هّٰللا ُ الَّ ِذيْ َخ َل َق الس َّٰم ٰو
ت باَمْر ٖه ۙاَاَل َل ُه ْال َخ ْل ُق وااْل َ ْم ۗ ُر َت ٰبر هّٰللا
ُ ك َ َ َ َ ار َي ْطلُب ُٗه َح ِثي ًْث ۙا وَّ ال َّشم
ٓ ِ ِ ٍ ۢ ْس َو ْال َق َم َر َوال ُّنج ُْو َم م َُس َّخ ٰر َ ال َّن َه
َربُّ ْال ٰع َل ِمي َْن
4
Terjemahnya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan Langit
dan Bumi dalam enam masa.1
Allah swt. Sebagai Tuhan yang Maha Pencipta memiliki kapasitas penuh untuk
menciptakan apapun sesuai kehendak-Nya dengan seketika, termasuk dalam
menciptakan langit dan bumi. Allah swt. Berfirman dalam Q.S. Yasin/36: 82.
Rasulullah saw. menjadikan sebuah rumah milik al-Arqam bin Abu al-Arqam
sebagai tempat pertemuan beliau dengan para sahabatnya. Jika diamati secara
mendalam, pilihan Nabi tersebut tidak terjadi secara kebetulan, melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bervisi ke depan. Menurut analisis
Munir Ghadban, setidaknya ada tiga alasan penting pemilihan rumah al-Arqam. 314
Pertama, al-Arqam bernaung di bawah suku Bani Makhzum yang merupakan musuh
tradisional Bani Hasyim. Dengan alasan ini,
akan sulit bagi kaum musyrik membayangkan bahwa Nabi saw. yang datang dari suku
Bani Hasyim justru menggunakan rumah anggota suku Bani Makhzum. Kedua, saat
itu usia al-Arqam masih sangat belia, yakni baru berusia 16 tahun, sehingga kaum
musyrik akan sulit mengerti bagaimana sebuah rumah milik seorang anak muda belia
akan dijadikan pusat dakwah oleh Nabi. Ketiga, keIslaman al-Arqam belum diketahui
siapapun kecuali kalangan umat Islam saat itu saja.
1
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002 (Cet. Ke-19; Jakarta:
CV. Darus Sunnah, 2015), h. 242.
2
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002 (Cet. Ke-19; Jakarta:
CV. Darus Sunnah, 2015), h. 243.
3
Munir Muhammad Gadlbān, al-Manhaj al-Haraki li al-Sīrah al-Nabawiyah (Cet. V; Jordania: Maktabah al-
Manar, 1989), h. 47-48.
5
Dari gambaran singkat di atas, jelaslah bahwa apa yang dilakukan Nabi saw.
tidak lahir dari sebuah gagasan yang datang tiba-tiba tanpa perencanaan dan
pertimbangan yang matang terhadap situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu.
Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Konsep
Perencanaan Dalam al-Qur’an” Karena perlu adanya pengetahuan dan pemahaman
tentang arti pentingnya perencanaan itu sendiri.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fungsi Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal sebuah pekerjaan dalam
bentuk memikirkan hal hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil
yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan keniscayaan, sebuah
keharusan di sampiing seabagi sebuah kebutuhan. Segala sesuatu memerlukan
perencanaan dalam suatu hadis Rasulullah bersabda:
اذااردت ان تفعل امرا فتدبر عاقبته فان كان خيرا فامض وان كان شرا
فانته
Artinya : “Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah
akibatna, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah jika perbuatan tersebut
itu jelek, maka tinggalkanlah.”
7
perencanaan di buat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya
ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin di capai
tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan
tertentu.Tujuan (goal) didefenisikan sebagai kondisi di masa depan yang
diinginkan dan dicoba dalam perusahaan. Tujuan sangatpenting karena
perusahaan didirikan untuk memenuhi suatu maksud, dan tujuanlah yang
menenetapkan dan menentukan maksud tersebut.
Rencana (plan) adalah cetak biru yang digunakan untuk mencapai tujuan,
dan menentukan alokasi sumber daya, waktu, tugas serta tindakan lain yang
diperlukan. Tujuan menetukan sasaran di masa depan sementara rencana
menentukan sarana yang digunakan di masa sekarang. Sehingga Daft (2010: 212)
mengemukakan konsep perencanaan (planning) biasanya mencakup kedua
konsep tesebut dan didefenisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan. Rencana perencanaan yang baik adalah ketika
apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Terry dalam Ernie dan Kurniawan (2005: 97) mengatakan bahwa
untuk mengetahui perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui
pertanyaan dasar yaitu WHAT (apa), WHY (mengapa), WHERE (dimana), WHEN
(kapan), WHO (siapa), dan HOW (bagaimana).5
5
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
6
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan. Yogyakarta: Gosyen
8
Planning atau fungsi perencanaan adalah salah satu dari 4 fungsi
manajemen selain fungsi organizing, actuating dan controlling. Fungsi manajemen
yang lain akan mengikuti hasil perencanaan yang dilakukan. Fungsi manajemen
yang lain tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya manajemen perencanaan
yang matang.
7
Abu Sina, Ahmad Ibrahi,.op.cit.hal.110
9
Perencanaan menetapkan standar yang akan dipakai untuk mempermudah
pengawasan.8
ان مع ا لعسريسرا فان مع ا لعسريسرا
Artinya: ”karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (al-Insyirah:5-6)
8
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
9
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
10
berbagai kesulitan. Kesuksesan seseorang yang sesungguhnya adalah kesuksesan
ketika ia dapat mengatasi masalah.10
10
hafidhuddin, Didi ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema Insani,2003),.hlm.,77-85
11
hafidhuddin, Didi ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema Insani,2003),.hlm.,77-85
11
yang tersedia. Dalam definisi lain, pada hakikatnya pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang kurang matang dari alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
12
berbeda beda. Maka imam berhak melegislasi salah satu pendapat yang inali
paing bena, dan itu menjadi hokum syara’ bagi seluruh kaum muslim.
Analiss kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat fisik dan
juga psikis (kejiwaan). Analisis yang bersifat sikis dapat digambarkan dengan
masyarakat yang merasa tidak butuh, sehingga perlu diperlukan penyadaran.
Penyadaran ini diperlukan agar masyarakat merasa bahwa proyek in memang
diperlukan. Dari situlah berawalnya analisis kebutuhan.
12
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
13
progam yang tidak diperlukan. Tahap pertama adalah analisis kebutuhan, tahap
kedua adalah analisis kemampuan, dan ketiga adalah penyusunan langkah kerja.13
13
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan. Yogyakarta: Gosyen
14
Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta
14
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
15
Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta
15
condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti
ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar
rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran
mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima
konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu
berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para
top manajer. 16
J. Proses Perencanaan
Perencanaan adalah bagian paling awal dalam suatu proses kegiatan. Dapat
dikatan bahwa dengan adanya perencanaan yang baik maka akan tercapai tujuan
dari suatu kegiatan tersebut. Menurut Allen (1963, dikutip dalam Siswanto, 2010:
45-47), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer
untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan
untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang.
Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud adalah: 17
1) Prakiraan
Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk
meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan
kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
16
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan. Yogyakarta: Gosyen
17
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam. Jurnal Edukasi Vol. 04 No. 01.
Diakses pada 20 Februari 2018.
16
2) Penetapan tujuan
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu
yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3) Pemograman
Pemograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk
menetapkan;
4) Penjadwalan
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut
kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5) Penganggaran
Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan
tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas dan waktu
tertentu.
6) Pengembangan prosedur
Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan
cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
1) Menjelaskan permasalahan
Permasalahan harus digambarkan dengan jelas. Demikian juga
permasalahan harus dideskripsikan secara singkat karena suatu permasalahan
yang dirumuskan dengan cara efektif adalah setengah selesai.
17
Pengetahuan tentang aktivitas yang akan direncanakan adalah penting
dan perlu untuk perencanaan yang efektif. Hal ini memiliki pengaruh terhadap
aktivitas lain, baik yang bersifat intern maupun ekstern bagi organisasi. Agar
efektif, suatu aktivitas harus didasarkan atas pengetahuan. Pemahaman
pemecahan permasalahan yang lalu, praktik-praktik organisasi lain, penelitian,
18
pencarian catatan, dan data yang diperoleh dari penelitian dan percobaan
merupakan sumber umum dari informasi yang dapat digunakan.
18
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam. Jurnal Edukasi Vol. 04 No. 01.
Diakses pada 20 Februari 2018.
18
8) Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Efektivitas suatu rencana dapat diukur melalui hasil yang dicapai. Oleh
karena itu, perlengkapan untuk kelanjutan yang cukup dalam menentukan
penyesuaian dan hasil harus dimasukkan dalam pekerjaan perencanaan.
Meskipun secara umum aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan fungsi
pengendalian, namun setiap tahap pelaksanaan pekerjaan tertentu perlu
dilakukan pengendalian, demikian halnya dengan setiap tahap perencanaan.
Sedangkan Banghart & Trull (1973, dikutip dalam Engkoswara & Komariah, 2012:
136) menyatakan tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Persiapan perencanaan
2) Menentukan masalah perencanaan, yang mencakup;
o Gambaran ruang lingkup permasalahan.
o Mempelajari apa yang telah terjadi.
o Menetapkan apa yang ada dan yang seharusnya ada/kenyataan dan
harapan.
o Sumber-sumber dan keterbatasannya.
o Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya.
3) Analisis masalah perencanaan, yang mencakup;
mengkaji permasalahan dan sub masalah.
Pengumpulan dan tabulasi data.
Meramalkan dan memproyeksikan.
4) Konsep dan desain perencanaan, yang mencakup;
identifikasi kecenderungan yang ada.
Merumuskan tujuan umum dan khusus.
Menyusun rencana.
5) Evaluasi rencana, yang mencakup;
simulasi rencana.
Evaluasi rencana.
Memilih rencana.
6) Spesifikasi/merumuskan rencana, yang mencakup;
merumuskan masalah.
Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana
terakhir.
7) Implementasi rencana, yang mencakup;
persiapan rencana operasional.
Persetujuan dan pengesahan rencana.
Mengatur aparat organisasi.
8) Balikan pelaksanaan rencana, yang mencakup;
monitoring rencana.
19
Evaluasi pelaksanaan rencana. 19
Mengadakan penyesuaian, perubahan atau merancang apa yang perlu
dirancang lagi, bagaimana perancangannya, dan oleh siapa.
b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi
tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya.
c) Harus ekonomis
Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir
sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut.
Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat
dihindarkan.
e) Didasari partisipasi
20
perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi
lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ). 20
20
Kurniadin, D. & Maschali, I. (2016). Manajemen pendidikan: konsep & prinsip pengelolaan
pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
21
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
21
Rencana Regional – ( Dikendalikan dan dipegang oleh wilayah/Propinsi)
Disusun bedasarkan rencana nasional
Mencakup : prediksi lebih rinci tentang SOSEK, jumlah penduduk dan
angkatan kerja, lapngan pekerjaan, dan pengangguran; prediksi permintaan-
penawaran kayu.
Rencana Nasional
Rencana Regional
22
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
22
Memaksimumkan produktifitas hutan jati seluas satu juta hektar hingga
mencapai 6 m3/ha/tahun.
Memenuhi kebutuhan industri kayu jati untuk ekspor dan kayu jati sebagai
bahan konstruksi nasional.
Memaksimumkan produksi pangan dari kawasan hutan.
Rencana Lokal
23
N. Perencanaan Dalam Lingkungan Yang Bergejolak
Pada dunia bisnis yang bergejolak dan tidak pasti para manajer beralih untuk
menggunakan pendekatan perencanaan inovatif yang membantu melindungi
perusahaan dari peristiwa-peristiwa tak terduga dan bahkan tak terbayangkan. Tiga
metode perencanaan penting adalah perencanaan kontingensi, pembuatan skenario,
dan perencanaan krisis.
1. Perencanaan Kontingensi
2. Pembuatan Skenario
23
Uno, H. B. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
24
pesimis. Membuat skenario memaksa mereka untuk membayangkan apa yang akan
dilakukan jika rencana terbaik mereka gagal.
3. Perencanaan Krisis
Pencegahan krisis
Persiapan krisis
Tahap persiapan krisis mencakup semua perencanaan terperinci untuk
menangani krisis yang terjadi. Tiga langkah yang dilakukan : membentuk tim
manajemn krisis dan juru bicara perusahaan, membuat rencanamanajemen
krisis secara terperinci, dan membangun sistem komunikasi yang efektif. 24
25
Perencanaan masa depan adalah bagian perintah Alquran yang mewajibkan
setiap muslim untuk melaksanakannya, sesuai dengan kapasitas, profesi dan
spesialisasinya. Dan penting diperhatikan oleh setiap orang yang melakukan
perencanaan untuk mengingat firman Allah - subhanahu wa ta’ala, “Dan janganlah
sekali-kali kamu mnegatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan
ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari
pada ini”. (QS. [18]:23-24).Ungkapan ‘insyaallah’ menjadi penting sebab ketika ia
mampu merealisasikan programnya, maka ia akan menyadari bahwa hal itu berkat
karunia Allah. Tapi apabila mengalami kegagalan ia menyadari bahwa pasti ada
hikmah di balik kegagalan itu yang sangat mungkin menyimpan kebaikan bagi dirinya.
Maka iapun tidak mudah putus asa.Djalaludin (2007: 6)
Menurut Suzetta (2007), sebagai cerminan lebih lanjut dari demokratisasi dan
partisipasi sebagai bagian dari good governance maka proses perencanaan
program pembangunan juga melalui proses partisipatif. 25
25
Siagian, S. P. (2015). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
26
model ini. Berbagai model perencanaan partisipatif, maka Perencana menjadi
fasilisator masyarakat, berperan untuk mempromotori partisipasi masyarakat
dalam pencarian pemecahan.
Yang perlu ditekankan disini adalah pendekatan ”dari bawah ke atas (bottom
up) dan berusaha memberi wewenang masyarakat untuk menyelesaikan masalah
mereka sendiri. Pusat beban perencana dipindahkan dari pemerintah dan
penguasa kota kepada masyarakat.
27
perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
KESIMPULAN
26
Siagian, S. P. (2015). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
28
pengawasan, alat untuk berkoordinasi dalam melaksanakan suatu kegiatan yang
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
29
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam. Jurnal Edukasi Vol. 04
No. 01. Diakses pada 20 Februari 2018.
30