Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Fungsi Perencanaan

Disusun untuk memenui tugas kuliah Pengantar Managemen


Yang dibimbing oleh Ibu :
Annio Indah Lestari Nasutioun, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

(05) Wahyudi (0503202042)

(15) Farhan Miswari (0503202061)

(25) Iftasya Ainul Hafsah Sabran (0503202074)

(35) Fauziah Amarani (0503202092)

(45) Mhd Habib Syerhan (0503202113)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb,

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
Pengantar Manajemen dengan judul "Fungsi Perencanaan" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.

Wassalamualaikum wr.wb,

                                                                       Medan , 18 Juli 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................................................6
3.1 Tujuan Pembahasan..............................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................7
A. Pengertian Fungsi Perencanaan.................................................................................................7
B. Perencanaan dan Sunnatullah...................................................................................................9
C. Tujuan Fungsi Perencanaan.......................................................................................................9
D. Manfaat Fungsi Perencanaan..................................................................................................10
E. Kendala dalam Perencanaan....................................................................................................10
F. Fungsi Perencanaan Menurut Syari’ah....................................................................................11
G. Pengambilan Keputusan Perencanaan Dalam Tinjauan Syariah..............................................11
H. Tahapan dalam Fungsi Perencanaan.......................................................................................13
I. Jenis- jenis Fungsi Perencanaan...............................................................................................14
J. Proses Perencanaan.................................................................................................................16
K. Persyaratan Fungsi Perencanaan.............................................................................................20
L. Hierarki Fungsi Perencanaan...................................................................................................21
M. Tingkatan Tujuan Perencanaan............................................................................................23
N. Perencanaan Dalam Lingkungan Yang Bergejolak...................................................................24
O. Model Fungsi Perencanaan......................................................................................................26
P. Mengatasi Hambatan Fungsi Perencanaan..............................................................................27
KESIMPULAN.......................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan


organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk barumaupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan
harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan
prosesproses perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,


terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari
proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep
perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Setiap pekerjaan yang dilakukan hendaknya selalu diawali dengan


perencanaan yang baik agar dapat diperoleh hasil yang optimal atas pekerjaan yang
dilakukan tersebut. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan
ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan
yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak
berjalan dalam implementasinya, sehingga tujuan tersebut menjadi tidak terwujud.
Allah swt. Mengajarkan kepada manusia akan pentinnya perencanaan dalam firman-
Nya Q.S. al-A’raf/7: 54.

‫ش ي ُْغشِ ى الَّ ْي َل‬ ِ ۗ ْ‫َّام ُث َّم اسْ َت ٰوى َع َلى ْال َعر‬ٍ َ ْ‫ت َوااْل َر‬
‫ض ِفيْ سِ َّت ِة اَي‬ ِ ‫اِنَّ َر َّب ُك ُم هّٰللا ُ الَّ ِذيْ َخ َل َق الس َّٰم ٰو‬
‫ت باَمْر ٖه ۙاَاَل َل ُه ْال َخ ْل ُق وااْل َ ْم ۗ ُر َت ٰبر هّٰللا‬
ُ ‫ك‬ َ َ َ َ ‫ار َي ْطلُب ُٗه َح ِثي ًْث ۙا وَّ ال َّشم‬
ٓ ِ ِ ٍ ۢ ‫ْس َو ْال َق َم َر َوال ُّنج ُْو َم م َُس َّخ ٰر‬ َ ‫ال َّن َه‬
‫َربُّ ْال ٰع َل ِمي َْن‬

4
Terjemahnya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan Langit
dan Bumi dalam enam masa.1

Allah swt. Sebagai Tuhan yang Maha Pencipta memiliki kapasitas penuh untuk
menciptakan apapun sesuai kehendak-Nya dengan seketika, termasuk dalam
menciptakan langit dan bumi. Allah swt. Berfirman dalam Q.S. Yasin/36: 82.

‫اِنَّ َم ۤا اَمۡ ر ُٗۤہ اِ َذ ۤا اَ َرا َد َش ۡیئًا اَ ۡن یَّقُ ۡو َل لَ ٗہ ُک ۡن فَیَ ُک ۡو ُن‬


Terjemahnya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu
hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. 2

Rasulullah saw. sendiri telah banyak memberikan contoh tentang pentingnya


melakukan sebuah perencanaan guna tercapainya keberhasilan terhadap agenda-
agenda yang ditargetkan. Misalnya adalah pada masa-masa awal dakwah beliau,
tepatnya pada tahun kelima kenabian. Rasulullah saw. melakukan persiapan dan
perencanaan yang matang agar beliau tetap dapat bertemu dengan para sahabatnya
tanpa diketahui oleh kaum musyrik Quraisy yang merupakan mayoritas pada masa
itu dan selalu melakukan penindasan kepada kaum muslimin yang minoritas.

Rasulullah saw. menjadikan sebuah rumah milik al-Arqam bin Abu al-Arqam
sebagai tempat pertemuan beliau dengan para sahabatnya. Jika diamati secara
mendalam, pilihan Nabi tersebut tidak terjadi secara kebetulan, melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bervisi ke depan. Menurut analisis
Munir Ghadban, setidaknya ada tiga alasan penting pemilihan rumah al-Arqam. 314
Pertama, al-Arqam bernaung di bawah suku Bani Makhzum yang merupakan musuh
tradisional Bani Hasyim. Dengan alasan ini,

akan sulit bagi kaum musyrik membayangkan bahwa Nabi saw. yang datang dari suku
Bani Hasyim justru menggunakan rumah anggota suku Bani Makhzum. Kedua, saat
itu usia al-Arqam masih sangat belia, yakni baru berusia 16 tahun, sehingga kaum
musyrik akan sulit mengerti bagaimana sebuah rumah milik seorang anak muda belia
akan dijadikan pusat dakwah oleh Nabi. Ketiga, keIslaman al-Arqam belum diketahui
siapapun kecuali kalangan umat Islam saat itu saja.

1
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002 (Cet. Ke-19; Jakarta:
CV. Darus Sunnah, 2015), h. 242.
2
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002 (Cet. Ke-19; Jakarta:
CV. Darus Sunnah, 2015), h. 243.
3
Munir Muhammad Gadlbān, al-Manhaj al-Haraki li al-Sīrah al-Nabawiyah (Cet. V; Jordania: Maktabah al-
Manar, 1989), h. 47-48.

5
Dari gambaran singkat di atas, jelaslah bahwa apa yang dilakukan Nabi saw.
tidak lahir dari sebuah gagasan yang datang tiba-tiba tanpa perencanaan dan
pertimbangan yang matang terhadap situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu.
Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Konsep
Perencanaan Dalam al-Qur’an” Karena perlu adanya pengetahuan dan pemahaman
tentang arti pentingnya perencanaan itu sendiri.

2.1 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Fungsi Perencanaan ?


2. Apa saja tujuan Fungsi Perencanaan ?Manajemen Produksi?
3. Apa manfaat dari Fungsi Perencaan ?
4. Apa Persyaratan yang ada di Fungsi managemen ?

3.1 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian fungsi Perencanaan


2. Untuk mengetahui Persyaratan Perencanaan
3. Untuk mengetahui pandangan Fungsi Perencanaan dalam Islam.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fungsi Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal sebuah pekerjaan dalam
bentuk memikirkan hal hal yang terkait dengan  pekerjaan itu agar mendapat hasil
yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan keniscayaan, sebuah
keharusan di sampiing seabagi sebuah kebutuhan. Segala sesuatu memerlukan
perencanaan dalam suatu hadis Rasulullah bersabda:

‫اذااردت ان تفعل امرا فتدبر عاقبته فان كان خيرا فامض وان كان شرا‬
‫فانته‬
Artinya : “Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah
akibatna, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah jika perbuatan tersebut
itu jelek, maka tinggalkanlah.”

Dalam melkukan perencanaan, ada bebrapa aspek yang harus diperhatikan,


antara lain sebagai berikut:
1.      Hasil yang ingin di capai
2.      Oarng yang akan melakukan
3.      Waktu dan sekala prioritas
4.      Dana (Kapital)4

Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,


membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses-peroses yang penting dari semua fungsi manajemen sebab tanpa
perencanaan (planning) fungsi pengorganisasian, pengontrolan maupun
pengarahan tidak akan dapat berjalan.

Rencana (plan) dapat berupa rencana informal ataupun rencana formal.


Rencana informal adalah rencana-rencana yang tak tertulis dan bukan merupakan
dari tujuan bersama anggota organisasi. Sedangkan definisi dari rencana formal
adalah rencana yang tertulis yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam
jangka waktu tertentu.

Dari keempat fungsi manajemen, perencanaan dianggap fungsi yang paling


mendasar. Fungsi-fungsi lain mengalir dari perencanaan. Pada intinya
4
hafidhuddin, Didi  ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema Insani,2003),.hlm.,77-85

7
perencanaan di buat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya
ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin di capai
tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan
tertentu.Tujuan (goal) didefenisikan sebagai kondisi di masa depan yang
diinginkan dan dicoba dalam perusahaan. Tujuan sangatpenting karena
perusahaan didirikan untuk memenuhi suatu maksud, dan tujuanlah yang
menenetapkan dan menentukan maksud tersebut.

Rencana (plan) adalah cetak biru yang digunakan untuk mencapai tujuan,
dan menentukan alokasi sumber daya, waktu, tugas serta tindakan lain yang
diperlukan. Tujuan menetukan sasaran di masa depan sementara rencana
menentukan sarana yang digunakan di masa sekarang. Sehingga Daft (2010: 212)
mengemukakan konsep perencanaan (planning) biasanya mencakup kedua
konsep tesebut dan didefenisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan. Rencana perencanaan yang baik adalah ketika
apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Terry dalam Ernie dan Kurniawan (2005: 97) mengatakan bahwa
untuk mengetahui perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui
pertanyaan dasar yaitu WHAT (apa), WHY (mengapa), WHERE (dimana), WHEN
(kapan), WHO (siapa), dan HOW (bagaimana).5

Fungsi manajemen yang pertama adalah fungsi perencanaan. Yang


dimaksud fungsi perencanaan adalah manajemen berfungsi untuk menyusun
rencana dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.

Perencanaan adalah langkah yang paling awal dalam menjalankan


perusahaan dan bahkan bisa berpengaruh total bagi perusahaan dimasa yang
akan datang.Perencanaan(Planning ) merupakan fungsi yang terpenting, karena
tanpa adanya perencanaan maka fungsi-fungsi lain tidak dapat dilaksanakan dan
tentunya tujuan manajemen tidak akan tercapai.6

Fungsi perencanaan dalam manajemen adalah bagaimana direksi


perusahaan menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Sederhananya fungsi perencanaan adalah apa yang
ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainnya.

5
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
6
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan.  Yogyakarta: Gosyen

8
Planning atau fungsi perencanaan adalah salah satu dari 4 fungsi
manajemen selain fungsi organizing, actuating dan controlling. Fungsi manajemen
yang lain akan mengikuti hasil perencanaan yang dilakukan. Fungsi manajemen
yang lain tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya manajemen perencanaan
yang matang.

B. Perencanaan dan Sunnatullah


Konsep manajemen islam menjelaskan bahwa setiap manusia (bukan
hanya organisasi ) hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada
masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok.

Konsep ini menjelaska bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus di


sesuakan denagan keadaan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, serta
prediksi masa datang. Oleh karena itu, untuk melakukan segla perencanaan masa
depan, diperlukan kajian-kajian masa kini. Bahkan karena begitu pentingnya
merencanakan masa depan, muncul ilmu yang membahas dan meramalkan masa
depan yang disebut “Futuristics”.

Perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan. Tak


dapat dibayangkan jika seseorang berhasil tanpa perencanaan. Seandainya pun
berhasil, maka keberhasilan yang di peroleh mungkin bersifat semu. Sesuatu yang
telah melalui perencanaan, walaupun dalam kenyataan tidak 100% sesuai dengan
harapan, tetapi sebenarnya kemampuan merencanakan yang telah di lakuan juga
merupakan sebuah hasil yang patut diberikan penghargaan. 7

C. Tujuan Fungsi Perencanaan


Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda beda, tentu perencanaan
yang dilakukan pun berbeda. Namun secara umum, tujuan perusahaan melakukan
perencanaan karena:

Perencanaan adalah cara untuk mengantisipasi dan merekam perubahan


Perencanaan mengarahkan (direction) kepada administrator maupun non
administrator
Perencanaan bisa menghindari atau paling tidak memperkecil pemborosan dan
tumpang tindih pelaksanaan kegiatan.

7
Abu Sina, Ahmad Ibrahi,.op.cit.hal.110

9
Perencanaan menetapkan standar yang akan dipakai untuk mempermudah
pengawasan.8

D. Manfaat Fungsi Perencanaan


Fungsi planning memiliki beberapa manfaat seperti:

 Hasil perencanaan menjadi pedoman dan acuan dasar dalam melaksanakan


kegiatan
 Perencanaan bisa memudahkan pengawasan terhadap kegiatan yang
dilakukan, apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak
 Perencanaan bisa meminimalisir kesalahan yang mungkin akan terjadi
 Kegiatan setiap unit manajemen lebih terorganisir
 Pelaksanaan tugas menjadi lebih tepat, efektif dan efisien
 Penyimpangan yang berpotensi muncul bisa diantisipasi sedini mungkin
 Ancaman dan hambatan yang mungkin akan terjadi bisa diprediksi dan diatasi
seawal mungkin
 Menganisipasi adanya perubahan kondisi baik internal maupuan eksternal
yang bisa berpengaruh pada kegiatan perusahaan.
 Sebagai alat koordinasi antar bidang dan antar divisi dalam perusahaan
 Memudahkan pengawasan.9

E. Kendala dalam Perencanaan


Disadari atau tidak, dalam merencanakan sesuatu kita akan menemkan factor-
faktor yang akan menjadi kendala untuk melaksanakan suatu program. Sebenarnya,
jika kita melihat sejarah kehidupan para Rasulullah SAW., kedala itu selalu di jadikan
sebagai peluang dan bukan di anggap sebagai hambatan. Kendal itu  dijadikan
sebagai kendala itu dijadikan sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas
kerja. Dalam Al-Qur’an surat al-Insyirah:5-6 Allah berfirman,

‫ ان مع ا لعسريسرا‬  ‫فان مع ا لعسريسرا‬
Artinya: ”karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (al-Insyirah:5-6)

Pada umumnya, seseorang slalu menginginkan berbagai kemudahan. Padahal


di lan sisi, kemudahan-kemudahan tersebut tidak akan ada kecuali setelah melalui

8
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
9
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta

10
berbagai kesulitan. Kesuksesan seseorang yang sesungguhnya adalah kesuksesan
ketika ia dapat mengatasi masalah.10

F. Fungsi Perencanaan Menurut Syari’ah


Sayri’ah harus menjadi tolak ukur dalam kegiatan perencanaan. Berikut ini adalah
beberapa contoh implementasi funsgsi perencanaan menurut syari’ah :

a) Perencanaan bidang SDM. Adalah pada penetapan standart perekrutan SDM.


Implementasi syari’ah pada bidang ini dapat berupa penetapan
syarat prefesionalisme yang haru di miliki oleh seluruh kompone SDm
perusahaan.
b) Perencanaan bidang keuangan. Adlah penetapan sumber dana alokasi
pengeluaran implementasi syari’ah pada bidang ini dapat berupa penetapan
syarat kehalalan dana, baik sumber masukan maupun alokasinya. Maka tidak
pernah di rencanakan, misalnya peminjaman dana yang mengandung unsure riba
atau pemanfaatn dana untuk menyogok pejabat.
c) Perencanaan bidang operasi. Implementasi syari’ah pada bidang ini dapat berupa
penetapan bahan masukn produksi dan proses yang akn dilangsungkan. Misalnya
dalam industry pangan maka masukannya adalah bahan pangan yang telah
dipastikan kehalalannya. Sementara secara aman dan tidak bertentangan dengan
syari’ah.
d) Perencanaan bidang pemasaran dalam bidang ini dapat berupa penetapan
segmentator pasar. Termasuk promosi. Conyoh dalam industri minuman energy.
Segmen minuman energy. Posisi yang di tetapkan adalah sebagai minuman
penyegar yang pasti halal, aman srta pemberi energy. 11

G. Pengambilan Keputusan Perencanaan Dalam Tinjauan Syariah

Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan menjangkau seluruh aspek manajemen. Ia
terdapat pada setiap bagian dari suatu organisasi dan berhubungan dengan
semua persoalan organisasi. Sedemikian pentingnya, sehingga pengambilan
keputusan menjadi suatu keharusan bagi seluruh fungsi manajemen.

Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai pilihan yang didasarkan atas


kriteria tetentu mengenai alterantif tindakan tetentu dari beberapa alternatif

10
hafidhuddin, Didi  ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema Insani,2003),.hlm.,77-85
11
hafidhuddin, Didi  ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema Insani,2003),.hlm.,77-85

11
yang tersedia. Dalam definisi lain, pada hakikatnya pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang kurang matang dari alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.

Model-model Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan lazimnya hanya dilakukan melalui dua
pendekatan, yakni secara kualitatif dan atau kuantitatif. Pendekatan kualitatif
lebih banyak mengandalkan alat-alat kualitatif seperti intuisi, fakta-fakta,
pengalaman dan pertimbangan-pertimbangan.   Sementara pendekatan
kuantitatif menitikberatkan pada analisis masalah secara matematis. Dengan
bantuan alat-alat kuantitatif, para manajer dapat mengetahui lebih dahulu
prediksi hasil akhir dari pengambilan keputusan, seperti misalnya : minimasi atau
maksimal biaya produksi perusahaan. Alat-alat kuantitatif biasanya mencakup
perumusan problem, hipotesis, definisi, eksperimen, dan pilihan antara sejumlah
alternatif.
Kesalahan-kesalahan Organisatoris dalam Pengambilan Keputusan
Sekalipun telah mengalami banyak perkembangan dan kemajuan yang cukup
berarti, namun berbagai model dan sistem pengambilan keputusan ini dinilai
masih menampakkan sejumlah kekurangan.

Sepuluh kesalahan organisatoris yang umum terjadi, yaitu:


 sikap kurang tegas,
 tanggung jawab yang tidak jelas,
 tidak adanya batas waktu yang ditetapkan,
 jauh dari problem yang dihadapi,
 kehilangan momentum keputusan,
 pendelegasian yang kurang tepat,
 kebijakan-kebijakan perusahaan,
 waktu penyesuaian yang terlampau lama,
 kepribadian (nilai-nilai) organisatoris.

Dalam islam di bedakan sesuai dengan tipe permasalahanya ke dalam 3 bent


berikut:
1. Pengambilan keputusan dalam masalah tasyri’
Keputusan di ambil dengan hanya merujuk pada dalil-dalil sarak / untuk
perkara-perkara baru di lkukan denan car istihad di lakukan oleh para
musthid. Para mustahid menetapkan hokum dengan jalan istihad yang benar
merujuk pada sumber-sumber hokum syara’. Bila istihad yang dihasilkan

12
berbeda beda. Maka imam berhak melegislasi salah satu pendapat yang inali
paing bena, dan itu menjadi hokum syara’ bagi seluruh kaum muslim.

2. Pengambilan keputusan dalam masalah yang membutuhkan keahlian


atau peikirn yang mendalam.
Masalah yang membutuhkan keahlian. Yaitu Pengambilan keputusan
dilakukan dengan cara mngambil pendapat yang paling benar dan paling
tepat.

3. Pengmbilan keputusan dalam madasah yang tidak membutuhkan


keahlian atau dpat di mengerti oleh banyk pihak.
Masalah  yang tidak membutuhkan  keahlin, yaitu di luar dalam
masalah diatas , keputusan diambi berdasarka suara terbanya atau
musyawarah mufakat.12

H. Tahapan dalam Fungsi Perencanaan


Sebuah perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan. Misalnya akan
dibangun sebuah pabrik, maka perlu dilakukan analisis apakah masyarakat sekitarnya
menerima kehadiran pabrik itu? Apakah produk-produk yang dihasilkan juga
dibutuhkan oleh masyarakat?.

Analiss kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat fisik dan
juga psikis (kejiwaan). Analisis yang bersifat sikis dapat digambarkan dengan
masyarakat yang merasa tidak butuh, sehingga perlu diperlukan penyadaran.
Penyadaran ini diperlukan agar masyarakat merasa bahwa proyek in memang
diperlukan. Dari situlah berawalnya analisis kebutuhan.

Disamping analisis kebutuhan dan kemampuan, perlu dilakukan pula analisis


kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT). Apakah sesuatu yang telah direncanakan
merupakan sesuau yang telah sesuai dengan kemampuan? Bagaimana dengan
kendala-kendala dan kelemahan-kelemahanya? Jika dalam meyusun perencanaan
telah mengetahui kekurangan serta kelemahannya,hal itu sebuah tahapan yang
sangat bagus.

Sebuah perencanaan yang sangat matang mampu menganalisis kekuatan dan


kelemahan, kemudian berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan itu.
Dua macam analisis ini (analisis kebutuhan dan analisis SWOT) merupakan awal dari
sebuah perencanaan yang baik. Jangan sampai melakukan suatu pekerjaan atau

12
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta

13
progam yang tidak diperlukan. Tahap pertama adalah analisis kebutuhan, tahap
kedua adalah analisis kemampuan, dan ketiga adalah penyusunan langkah kerja.13

I. Jenis- jenis Fungsi Perencanaan


Ada beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu:

Jenis perencanaan menurut prosesnya :


Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang
garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana
melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.14

Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy


planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar
tugas-tugas yang harus dikerjakan(b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang
dapat digunakan(c) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan(d) Prosedur
kerja yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi.

Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang


memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar
berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan(a)
Penetapan prosedur kerja(b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga
pelaksana(d) Waktu, dan sebagainya

Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :


Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam
pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun.
Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu
pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun.
Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun

Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :


National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah
Negara
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah

13
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan.  Yogyakarta: Gosyen
14
Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan.  Bandung: Alfabeta

14
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.

Jenis perencanaan menurut penggunaannya :


Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja.
Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan
lagi
Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang,
walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali.

Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :


General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan
menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana
Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran15
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus,
misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi
kesulitan belajar dikela IPA.

Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya


terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang
sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang
semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain
menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.

Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi:


a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen

Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di


liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-
rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih)
dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang).

Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadang-kadang


dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari
organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah
berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih

15
Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan.  Bandung: Alfabeta

15
condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti
ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar
rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran
mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima
konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu
berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para
top manajer. 16

Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana


operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan
rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-
sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan
hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana
seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi.
Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer
tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan
yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan
apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan
personil,merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.

J. Proses Perencanaan
Perencanaan adalah bagian paling awal dalam suatu proses kegiatan. Dapat
dikatan bahwa dengan adanya perencanaan yang baik maka akan tercapai tujuan
dari suatu kegiatan tersebut. Menurut Allen (1963, dikutip dalam Siswanto, 2010:
45-47), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer
untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan
untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang.
Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud adalah: 17

1) Prakiraan
Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk
meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan
kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.

16
Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan.  Yogyakarta: Gosyen
17
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam.  Jurnal Edukasi Vol. 04 No. 01.
Diakses pada 20 Februari 2018. 

16
2) Penetapan tujuan
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu
yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.

3) Pemograman
Pemograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk
menetapkan;

(a) langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.


(b) Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah.
(c) Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.

4) Penjadwalan
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut
kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.

5) Penganggaran
Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan
tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas dan waktu
tertentu.

6) Pengembangan prosedur
Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan
cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.

7) Penetapan dan interprestasi kebijakan


Penetapan dan interprestasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang
dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan
para bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu
keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang
demi suatu organisasi.

Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, berikut ini adalah langkah-langkah


penting dalam pekerjaan perencanaan:

1) Menjelaskan permasalahan
Permasalahan harus digambarkan dengan jelas. Demikian juga
permasalahan harus dideskripsikan secara singkat karena suatu permasalahan
yang dirumuskan dengan cara efektif adalah setengah selesai.

2) Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan

17
Pengetahuan tentang aktivitas yang akan direncanakan adalah penting
dan perlu untuk perencanaan yang efektif. Hal ini memiliki pengaruh terhadap
aktivitas lain, baik yang bersifat intern maupun ekstern bagi organisasi. Agar
efektif, suatu aktivitas harus didasarkan atas pengetahuan. Pemahaman
pemecahan permasalahan yang lalu, praktik-praktik organisasi lain, penelitian,
18
pencarian catatan, dan data yang diperoleh dari penelitian dan percobaan
merupakan sumber umum dari informasi yang dapat digunakan.

3) Analisis dan klasifikasi informasi


Tiap-tiap informasi diperiksa secara terpisah dalam hubungannya
dengan informasi secara keseluruhan. Hubungan timbal balik ditunjukkan dan
berhubungan dengan perencanaan yang dihadapi, ditemukan, dan dinilai.
Informasi yang diperuntukkan guna menghadapi permasalahan yang sejenis
diklasifikasikan sehingga data yang sama disatukan.

4) Menentukan dasar perencanaan dan batasan


Berdasarkan data yang berhubungan dengan permasalahan maupun
atas dasar pendapat yang dianggap penting untuk menetapkan rencana, harus
disusun prakiraan tertentu. Dasar pendapat dan batasan tersebut akan
menunjukkan latar belakang yang dianggap dapat membenarkan rencana.

5) Menentukan rencana berganti


Biasanya terdapat beberapa rencana berganti untuk menyelesaikan
pekerjaan dan berbagai macam alternatif dikembangkan dalam langkah ini.
Kecermatan dan kecerdikan serta kreativitas sering diperlukan untuk
memperoleh beberapa rencana yang mungkin.

6) Memilih rencana yang diusulkan


Perlu dipertimbangkan dengan cermat mengenai ketepatan aktivitas
yang dipilih (direncanakan) dengan alokasi biaya yang akan dikeluarkan.
Keputusan dalam hal ini dapat dibuat oleh satu orang maupun terdiri atas
sekelompok orang tertentu.

7) Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan


Artinya, membuat detail tindakan yang direncanakan akan dilakukan,
oleh siapa, dan bilamana dilakukan dalam urutan yang tepat untuk tujuan
yang diinginkan. Pendekatan yang diikuti maupun penentuan waktu atas
rencana yang diusulkan adalah sangat penting dan harus dimasukkan ke
dalam suatu bagian dari rencana. Hal ini lebih sering dikenal sebagai siasat
dalam perencanaan.

18
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam.  Jurnal Edukasi Vol. 04 No. 01.
Diakses pada 20 Februari 2018. 

18
8) Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Efektivitas suatu rencana dapat diukur melalui hasil yang dicapai. Oleh
karena itu, perlengkapan untuk kelanjutan yang cukup dalam menentukan
penyesuaian dan hasil harus dimasukkan dalam pekerjaan perencanaan.
Meskipun secara umum aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan fungsi
pengendalian, namun setiap tahap pelaksanaan pekerjaan tertentu perlu
dilakukan pengendalian, demikian halnya dengan setiap tahap perencanaan.

Sedangkan Banghart & Trull (1973, dikutip dalam Engkoswara & Komariah, 2012:
136) menyatakan tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Persiapan perencanaan
2) Menentukan masalah perencanaan, yang mencakup;
o Gambaran ruang lingkup permasalahan.
o Mempelajari apa yang telah terjadi.
o Menetapkan apa yang ada dan yang seharusnya ada/kenyataan dan
harapan.
o Sumber-sumber dan keterbatasannya.
o Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya.
3) Analisis masalah perencanaan, yang mencakup;
 mengkaji permasalahan dan sub masalah.
 Pengumpulan dan tabulasi data.
 Meramalkan dan memproyeksikan.
4) Konsep dan desain perencanaan, yang mencakup;
identifikasi kecenderungan yang ada.
Merumuskan tujuan umum dan khusus.
Menyusun rencana.
5) Evaluasi rencana, yang mencakup;
 simulasi rencana.
 Evaluasi rencana.
 Memilih rencana.
6) Spesifikasi/merumuskan rencana, yang mencakup;
merumuskan masalah.
Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana
terakhir.
7) Implementasi rencana, yang mencakup;
 persiapan rencana operasional.
 Persetujuan dan pengesahan rencana.
 Mengatur aparat organisasi.
8) Balikan pelaksanaan rencana, yang mencakup;
 monitoring rencana.

19
 Evaluasi pelaksanaan rencana. 19
 Mengadakan penyesuaian, perubahan atau merancang apa yang perlu
dirancang lagi, bagaimana perancangannya, dan oleh siapa.

K. Persyaratan Fungsi Perencanaan


Adapun syarat syaratnya yaitu :

a) Berdasarkan pada alternative

Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar


disusun berbagai alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan
kekurangannya, kendala dan dukungannya, sehingga dapat menentukan
perencanaan yang paling baik.

b) Harus realistis

Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi
tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya.

Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga kerja,


dsb.

c) Harus ekonomis

Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat


ekonomis dalam suatu rencana. Hindarkan faktor pemborosan, biaya, waktu,
tempat, dsb.

d) Harus luwes (fleksibel)

Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir
sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut.
Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat
dihindarkan.

e) Didasari partisipasi

Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak


untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya partisipasi,
Kurniadin, D. & Maschali, I. (2016). Manajemen pendidikan: konsep & prinsip pengelolaan
19

pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

20
perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi
lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ). 20

L. Hierarki Fungsi Perencanaan


Hirarki perencanan adalah sebuah gabungan antara nilai karakter yang
berdasarkan pada karakteristik dari sebuah struktur informasi. Didalam sebuah
rencana diperlukan adanya butir-butir penting yang mengacu kepada sebuah
program yang akan dilakukan atau dikembangkan oleh suatu lembaga, instansi, atau
per seorang didalam menjalankan sebuah proyek. Yang harus dilakukan adalah
dengan memperhatikan susunan dari sebuah rencana yang mengacu kepada proyek
macam apa yang akan dijalankan atau dilakukan. Dalam aplikasinya diperlukan
adanya kombinasi kedua rencana agar rencana dilakukan merupakan rencana yang
berkesinambungan satu dengan yang lain.

Perencanaan dari atas ke bawah adalah pendekatan perencanaan yang


menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci. Rencana rinci
yang berada di "bawah" adalah penjabaran rencana induk yang berada di "atas".
Pendekatan perencanaan sektoral acapkali ditunjuk sebagai pendekatan
perencanaan dari atas ke bawah, karena target yang ditentukan secara nasional
dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di berbagai daerah di seluruh Indonesia yang
mengacu kepada pencapaian target nasional tersebut. Pada tahap awal
pembangunan, pendekatan perencanaan ini lebih dominan, terutama karena masih
serba terbatasnya sumber daya pembangunan yang tersedia 21.

Konsep dalam Hirarki Perencanaan


Didalam sebuah hirarki perencanaan didapatkan contoh sebagai berikut:

Rencana Nasional – ( Dikendalikan dan dipegang oleh Pusat )


Disusun untuk jangka waktu yang cukup panjang (25 tahun)
Mencakup : Visi dan Misi, Perkembangan masalah penduduk dan SOSEK, dan
perkembangan ekonomi nasional dan regional kehutanan.

20
Kurniadin, D. & Maschali, I. (2016). Manajemen pendidikan: konsep & prinsip pengelolaan
pendidikan.  Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
21
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

21
Rencana Regional – ( Dikendalikan dan dipegang oleh wilayah/Propinsi)
 Disusun bedasarkan rencana nasional
 Mencakup : prediksi lebih rinci tentang SOSEK, jumlah penduduk dan
angkatan kerja, lapngan pekerjaan, dan pengangguran; prediksi permintaan-
penawaran kayu.

Rencana Lokal - (Dikendalikan dan Dipegang oleh Kabupaten/Distrik)


 Kegiatan secara rinci (waktu, data, tenaga, biaya)
 Menetapkan model pengelolaan hutan

Didalam perencanaan  pembangunan hutan indonesia, hirarki dibuat mengikuti


lingkup wilayah. Perencanaan pembangunan hutan memiliki tujuan, yakni ikut
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; bagian dari rencana pembangunan
nasional atau wilayah; dan kehutanan sebagai sub sistem pembangunan nasional. 22

Contoh Penerapan Hirarki Perencanaan

Contoh-Contoh Penerapan Hirarki Pembangunan Hutan di Jawa (Hutan Tanaman)


sebagai berikut :

Rencana Nasional

Rencana nasional dapat berupa:

 Departemen Kehutanan bertindak sebagai fasilitator. 


 Struktur organisasi disesuaikan dengan paradigma social forestry dan
diselaraskan dengan otonomi daerah, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten. 
 Tugas Departemen Kehutanan di tingkat pusat meliputi pelayanan umum,
sumber daya manusia, dan perencanaan 

Rencana Regional

Rencana regional melakukan tugas seperti:

 Pelaku utama pengelola hutan BUMN dengan memperbaiki mandat dan


struktur organisasi untuk disesuaikan dengan otonomi daerah, bekerjasama
dengan stkaeholders lain, khususnya pemerintah daerah, masyarakat,
pedagang kayu, industrialis, perguruan tinggi, pencinta lingkungan, dll 

22
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

22
 Memaksimumkan produktifitas hutan jati seluas satu juta hektar hingga
mencapai 6 m3/ha/tahun. 
 Memenuhi kebutuhan industri kayu jati untuk ekspor dan kayu jati sebagai
bahan konstruksi nasional. 
 Memaksimumkan produksi pangan dari kawasan hutan.

Rencana Lokal

Rencana Lokal melakukan tugas seperti:

 Pelaksanaan inventarisasi hutan

 Melakukan pengukuhan dan penatagunaan hutan (guna mengetahui batas


wilayah dan tataguna hutan)

 Dalam pelaksanaan penataan hutan terdapat : pembagian hutan, pengukuran


dan pemetaan hutan, dan kompartementasi.

M. Tingkatan Tujuan Perencanaan


Daft mengilustrasikan tingkatan tujuan dan rencana di dalam perusahaan di
mulai dengan misi formal yang menentukan maksud dasar perusahaan, yang
ditujukan terutama untuk kalangan luar. Misi inilah yang menjadi dasar bagi tujuan
dan rencana strategis (perusahaan), yang kemudian menentukan tingkat taktis
(divisi) dan operasional (departemen).

Para manajer puncak bertanggung jawab menentukan tujuan dan rencana


strategi yang mencerminkan komitmen terhadap efsiensi dan efektivitas perusahaan.
Tujuan dan rencana taktis merupakan tanggung jawab manajer menengah termasuk
kepala divisi utama atau unit fungsional. Manajer divisi harus menyusun rencana
taktis yang berfokus pada langkah-langkah utama yang harus dikerjakan oleh divisi
nya sebagai bagian dari rencana strategis yang ditetapkan oleh manajemen puncak.

Rencana operasional mengidentifikasi prosedur atau proses tertentu yang


diperlukan oleh tingkatan perusahaan yang lebih rendah seperti departemen atau
pegawai. Manajer lini depan dan supervisor menyusun rencana operasional yang
berfokus kepada tugas dan proses tertentu serta membantu mewujudkan tujuan
taktis dan strategis. Perencanaan di satu tingkat membantu perencanaan di tingkat
lain.

23
N. Perencanaan Dalam Lingkungan Yang Bergejolak
Pada dunia bisnis yang bergejolak dan tidak pasti para manajer beralih untuk
menggunakan pendekatan perencanaan inovatif yang membantu melindungi
perusahaan dari peristiwa-peristiwa tak terduga dan bahkan tak terbayangkan. Tiga
metode perencanaan penting adalah perencanaan kontingensi, pembuatan skenario,
dan perencanaan krisis.

1. Perencanaan Kontingensi

Ketika perusahaan beroperasi di lingkungan yang tidak menentu atau dalam


jangka waktu yang panjang, para manajer dapat membuat berbagai alternatif untuk
membantu mereka membuat rencana adaptif atau rencana kontingensi (contingensi
planning) ketika mengalami kondisi darurat, kemerosotan maupunsituasi tak
terduga. Untuk membuat rencana ini, para manajer mengenali faktor-faktor penting
di lingkungan seperti potensi krisis ekonomi, kelesuan pasar, kenaikan harga
pasokan, perkembangan teknologi baru atau insiden kecelakaan.

Mereka kemudian menyusun respons-respons alternatif terhadap kontingensi


yang berdampak terburuk dan berfokus pada kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Contoh nyata diperlihatkan oleh FedEx, yang menghadapi hambatan tak terduga
terhadap bisnisnya di seluruh dunia setiap hari. Para manajer FedEx membuat
rencana kontingensi yang berhubungan dengan badai tropis yang sering terjadi,
gangguan transportasi udara, dan pemadaman listrik.

2. Pembuatan Skenario

Pembuatan skenario atau scenario building merupakan teknik peramalan yang


melibatkan langka-langkah untuk mengamati trend dan ketidaksinambungan yang
sedang terjadi, serta memvisualisasikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik
di masa depan. Para manajer tidak dapat meramalkan di masa depan tetapi mereka
dapat membuat kerangka persiapan dalam rangka menghadapi kejadian yang akan
datang. 23

Dengan membuat skenario,manajer membayangkan berbagai skenario untuk


mengantisipasi berbagai macam perubahan yang dapat memengaruhi perusahaan.
Biasanya dua hingga lima skenario di buat dari yang paling optimis hingga paling

23
Uno, H. B. (2011). Perencanaan Pembelajaran.  Jakarta: PT. Bumi Aksara

24
pesimis. Membuat skenario memaksa mereka untuk membayangkan apa yang akan
dilakukan jika rencana terbaik mereka gagal.

3. Perencanaan Krisis

Pencegahan krisis

Tahap ini melibatkan berbagai aktifitas untuk mencegah krisis dan


mendetekasi tanda-tanda peringatan potensi kritis. Aspek penting dari tahap
pencegahan adalah membangun hubungan yang terbuka dan saling percaya
dengan pihak-pihak berkepentingan. Dengan membangun hubungan baik para
manajer sering dapat mencegah munculnya krisis dan merespons secara efektif
jika krisis tak terhindarkan.

Persiapan krisis
Tahap persiapan krisis mencakup semua perencanaan terperinci untuk
menangani krisis yang terjadi. Tiga langkah yang dilakukan : membentuk tim
manajemn krisis dan juru bicara perusahaan, membuat rencanamanajemen
krisis secara terperinci, dan membangun sistem komunikasi yang efektif. 24

Allah-subhanahu wa ta’ala berfirman, “Yusuf berkata: “Supaya kamu


bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian
sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa
yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit
gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang
padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras
anggur.” (QS. [12]:47-49). Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Yusuf merencanakan
program untuk beberapa tahun ke depan.

Bahwa perencanaan tidak menafikan keimanan tepi merupakan salah satu


bentuk amal kebajikan yang berupa ittikhadz al asbab (menjalankan sebab).
Perencanaa adalah tindakan yang legal secara syar’i. Perencanaan akan memberikan
gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi masa depan sehingga mendorong
seseorang untuk bekerja secara maksimal dan optimal .Firman Allah yang menyuruh
kaum muslimin untuk mempersiapkan diri menjadi dalil yang kuat bagi pentingnya
perencanaan masa depan. “Dan siapkanlah untuk mneghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang...”. (QS. [8]: 60).
24

25
Perencanaan masa depan adalah bagian perintah Alquran yang mewajibkan
setiap muslim untuk melaksanakannya, sesuai dengan kapasitas, profesi dan
spesialisasinya. Dan penting diperhatikan oleh setiap orang yang melakukan
perencanaan untuk mengingat firman Allah - subhanahu wa ta’ala, “Dan janganlah
sekali-kali kamu mnegatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan
ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari
pada ini”. (QS. [18]:23-24).Ungkapan ‘insyaallah’ menjadi penting sebab ketika ia
mampu merealisasikan programnya, maka ia akan menyadari bahwa hal itu berkat
karunia Allah. Tapi apabila mengalami kegagalan ia menyadari bahwa pasti ada
hikmah di balik kegagalan itu yang sangat mungkin menyimpan kebaikan bagi dirinya.
Maka iapun tidak mudah putus asa.Djalaludin (2007: 6)

O. Model Fungsi Perencanaan

Perubahan paradigma sains mempengaruhi model-model perencanaan


program pembangunan yang berkembang dewasa ini. Ciri utama paradigma
tersebut adalah berpikir secara ilmiah dengan pendekatan sebab akibat, analogi-
analogi, obyektif dan sistematis.

Model berpikir dengan analisa-analisa mendalam tersebut selanjutnya disebut


berpikir secara rasional, dan menjadi instrument dalam perencanaan
pembangunan. Pola pendekatan model perencanaan seperti ini banyak diaplikasi
pada proses perencanaan teknokrat/top down, dimana perencana berperan
untuk ”melayani kelangsungan pusat kekuatan”.

Menurut Suzetta (2007), sebagai cerminan lebih lanjut dari demokratisasi dan
partisipasi sebagai bagian dari good governance maka proses perencanaan
program pembangunan juga melalui proses partisipatif. 25

Pemikiran perencanaan partisipatif diawali dari kesadaran bahwa kinerja


sebuah prakarsa pembangunan masyarakat sangat ditentukan oleh semua pihak
yang terkait dengan prakarsa tersebut. Sejak dikenalkannya model perencanaan
partisipatif istilah menjadi sangat meluas dan akhirnya dianggap sebagai idiom

25
Siagian, S. P. (2015).  Filsafat administrasi.  Jakarta: PT. Bumi Aksara

26
model ini. Berbagai model perencanaan partisipatif, maka Perencana menjadi
fasilisator masyarakat, berperan untuk mempromotori partisipasi masyarakat
dalam pencarian pemecahan.

Yang perlu ditekankan disini adalah pendekatan ”dari bawah ke atas (bottom
up) dan berusaha memberi wewenang masyarakat untuk menyelesaikan masalah
mereka sendiri. Pusat beban perencana dipindahkan dari pemerintah dan
penguasa kota kepada masyarakat.

P. Mengatasi Hambatan Fungsi Perencanaan

1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana


Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses
perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan
pembuatan rencana.

Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu


memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu
ke waktu.

2. Komunikasi dan Partisipasi


Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana
tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap
orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa
yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut
diintegrasikan dan dikoordinasikan.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan
mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya dalam
mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki
informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka bantu
bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf

27
perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.

3. Konsistensi /revsi /dan pembaruan


Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara
vertical. konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten
diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi  vertikal  berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari
atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus
selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang
dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara
berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan
frekuensi yang semakin sering.

4. Sistem Penghargaan yang Efektif


Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil
mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar
pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan
dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman. 26

KESIMPULAN

Perencanaan adalah tahap paling penting dalam fungsi manajemen, tanpa


adanya perencanaan maka fungsi manajemen yang lainnya, seperti pelaksanaan,
pengontrolan, dan pengawasan tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga dapat
dikatakan perencanaan yang baik akan memungkinkan tercapainya tujuan dari
suatu kegiatan atau aktivitas yang direncanakan. Adapun tujuan dan manfaat dari
perencanaan itu sendiri pada dasarnya ialah sebagai pedoman, arahan, standar

26
Siagian, S. P. (2015).  Filsafat administrasi.  Jakarta: PT. Bumi Aksara

28
pengawasan, alat untuk berkoordinasi dalam melaksanakan suatu kegiatan yang
direncanakan.

Selanjutnya, ruang lingkup dari perencanaan itu sendiri terdiri dari


perencanaan dari dimensi waktu, dimensi spasial, dimensi tingkatan teknis
perencanaan, dan dimensi jenis. Dalam proses perencanaan terdapat beberapa
tahapan yang perlu kita lakukan seperti persiapan perencanaan, menentukan dan
menganalisis masalah, konsep dan desain perencanaan, evaluasi rencana,
merumuskan rencana, implementasi rencana, dan balikan pelaksanaan rencana.

DAFTAR PUSTAKA

Siagian, S. P. (2015).  Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Uno, H. B. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan.  Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Kurniadin, D. & Maschali, I. (2016). Manajemen pendidikan: konsep & prinsip


pengelolaan pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

29
Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam. Jurnal Edukasi Vol. 04
No. 01. Diakses pada 20 Februari 2018. 

Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan.  Yogyakarta: Gosyen

Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta

Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta

hafidhuddin, Didi  ,Manajemen Syariah Dalam Praktik(Jakarta:Gema


Insani,2003),.hlm.,77-85

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta

Abu Sina, Ahmad Ibrahi,.op.cit.hal.110

30

Anda mungkin juga menyukai