Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN OPERASIONAL 1

OLEH
DWI CAHYANI WIDAYATI
16 . 31 . 0156

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Manajemen Oprasional 1.
Peranan Manajemen Oprasional 1 sangatlah penting, sesuai dengan perkembangan
persaingan usaha di pasar. Setiap perusahaan akan berupaya untuk mendapatkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui penerapan oprasional
produksi yang efektif dan efisien.

 Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.  
    
    Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat.
    

Banjarmasin,  25 Oktober 2017

    
                                                                                              Dwi Cahyani Widayati

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

PENDAHULUAN...................................................................................................v

BAB 1 PERENCANAAN MENYELURUH........................................................1

1.1 Pengertian Perencanaan (Planning).........................................................1

1.2 Macam-macam planning atau perencanaan..............................................1

1.3 Tahap- Tahap Perencanaan.......................................................................2

1.4 Alasan Perlunya Perencanaan...................................................................3

1.5 Hambatan-Hambatan Perencanaan............................................................3

1.6Kriteria Penilaian Efektifitas Rencana............................................................4

BAB 2 JALANNYA PROSES PRODUKSI.........................................................5

1.1. Pengertian Routing....................................................................................5

1.2. Pengertian Produksi..................................................................................5

1.3. Faktor-faktor manajemen produksi...........................................................5

1.4. Pengertian Manajemen Produksi..............................................................6

1.5. Proses Produksi.........................................................................................6

BAB 3 PENJADWALAN (SCHEDULING)........................................................8

1.1. Penjadwalan Manajemen Oprasional Produksi.........................................8

1.2. Pentingnya Strategi Penjadwalan Jangka Pendek...................................12

1.3. Isu-Isu Penjadwalan....................................................................................12

1.4. Penjadwalan Kriteria Proses........................................................................13

BAB 4 PEMBERIAN PERINTAH (DISTPACHING).....................................14

1.1 Pengertian dan Fungsi Pemberian Perintah (Dispatching).....................14

iii
1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengarahan Dalam Manajemen
Oprasional...............................................................................................15

BAB 5 TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)......................................................17

1.1. Pengertian Tindak lanjut dalam Manajemen Oprasional........................17

BAB 6 KESIMPULAN........................................................................................19

1.1. Kesimpulan.............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

PENUTUP.............................................................................................................21

iv
PENDAHULUAN

Seperti diketahui manajemen oprasional 1 pada dasarnya merupakan


proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengendalian yang di lakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sejalan dengan itu maka manjemen oprasional 1 merupakan proses pengambilan
keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang ata jasa sehingga dapat
sasaran yang berupa tepat waktu,tepat mutu,tepat jumlah jumlah dengan biaya
yang efisien, oleh karena itu manajemen oprasional mengkaji keputusan dan
fungsi produksi.
Pelaksanaan kegiatan manajemen oprasional 1 merupakan tanggung jawab
seorang pimpinan diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar
dari pada yang dia dapat lakukan sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang
lain dalam mencapai tujuan oragisasi, Sedangkan pimpinan lah yang akan
menentukan keberhasilan opragisai perusahaan sebagai produsen yang baik,
Selanjutnya keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya ditentukan oleh pimpinan untuk menciptakan hasil sinergi dari seluruh
kegiatan bersama perusahaan.

v
BAB 1
PERENCANAAN MENYELURUH

1.1 Pengertian Perencanaan (Planning)

Planning yaitu menentukan produk apa dan berapa banyak akan


diproduksi dan disini juga direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai
saat masuknya bahan-bahan sampai prosuk sesesai dibuat.

Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,


membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses-peroses yang penting dari semua fungsi manajemen
sebab tanpa perencanaan  (planning) fungsi pengorganisasian,
pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat berjalan.

Rencana (planning) dapat berupa rencana informal ataupun rencana


formal. Rencana informaladalah rencana-rencana yang tak tertulis dan
bukan merupakan dari tujuan bersama anggota organisasi. Sedangkan
definisi dari rencana formal adalah rencana yang tertulis yang harus
dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.

Rencana formaladalah rencana bersama anggota-anggota korporasi,


artinya setiap anggota harus mengetahui serta menjalankan rencana
tersebut. Rencana formal dibuat sbagai untuk mengurangi ambiguitas &
menciptakan kesepahaman mengenai apa yang harus dilakukan.

1.2 Macam-macam planning atau perencanaan

Perencanaan /rencana itu merupakan pusat atau inti kegiatan manajemen,


dan perencanaan memiliki banyak macamnya, diantaranya seperti di
bawah ini.

1
Perencanaan jika dilihat berdasarkan jangka waktu berlakunya
rencana, bisa di baca di bawah ini:

 Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang


berlaku antara 10 s/d 25 tahunan.
 Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan
yang berlaku di antara 5 s/d 7 tahunan.
 Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan
umumnya berlakunya hanya untuk sekitar 1 tahun.

Perencanaan jika dilihat dari tingkatannya, bisa di baca di bawah ini:

 Rencana Induk (masterplan) adalah sebuah perencanaan yang menitik


beratkan uraian-uraian korporasikebijakan sebuah organisasi. Rencana
tersebut memiliki tujuan-tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas.
 Rencana Operasional (operational planning) adalah sebuah perencanaan
yang lebih menitik beratkan kepada pedoman ataupun petunjuk dalam
melaksanakan program-program.
 Rencana Harian (day to day planning) adalah perencanaan harian yang
sifatnya rutin.

Perencanaan jika ditinjau berdasarkan dari ruang lingkupnya, bisa di baca


di bawah ini:

 Rencana Strategis (strategic planning) adalah perencanaan yang berisikan


uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan
yang lama. Model perencanaan ini sangat sulit untuk diubah.
 Rencana Taktis (tatical planning) adalah rencana yang berisi uraian-uraian
yang sifatnya jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatannya, asalkan
tujuannya tak berubah.
 Rencana menyeluruh (comprehensive planning) adalah rencana yang
memiliki uraian-uraian secara menyeluruh serta lengkap.

2
 Rencana Terintegrasi (integrated planning) adalah rencana yang memiliki
uraian-uraian menyeluruh yang sifatnya terpadu.

1.3 Tahap- Tahap Perencanaan

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap, yaitu:

1. Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

2. Tahap 2: Merumuskan keadaan sekarang/saat ini.

3. Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan yang


dapat terjadi

4. Tahap 4: Mengembangkan rencana ataupun serangkaian kegiatan untuk


mencapai tujuan.

1.4 Alasan Perlunya Perencanaan

Setiap perencanaan kadang-kadang memiliki suatu kelemahan, tetapi


manfaat yang didapat dari proses perencanaan jauh lebih banyak. Oleh
karana itu, perencanaan tidak hanya seharusnya dilakukan, tetapi memang
harus dilakukan. seperti yang telah ketahui, fungsi-fungsi
manajementidak akan berjalan tanpa adanya suatu proses perencanaan.

3
Tahap perencanaan dalam manajemen.

1.5 Hambatan-Hambatan Perencanaan

Dalam pembuatan suatu perencanaan, sering kita temui suatu kendala atau hambatan
yang tentunya membuat kita sangat sulit memntukan pilihan maupun rencana. Sejumlah
alasan mengapa banyak manajer yang ragu bahkan gagal dalam menetapkan tujuan dan
membuat rencana bagi organisasi ataupun kelompok kerja mereka, berikut
penyebabnya:

1. Kurangnya pengetahuan tentang organisasi.

2. Kurang memahami lingkungan (internal dan external).

3. Ketidak mampuan melakukan prediksi secara efektif.

4
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang sekali pakai.

5. Terkendala biaya.

6. Takut gagal atau kurang percaya diri.

7. Ketidak sediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif (jalan pintas).

1.6Kriteria Penilaian Efektifitas Rencana

Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai efektif atau tidaknya suatu
rencana, yaitu:

1. Kegunaan.

2. Ketepatan.

3. Ruang Lingkup.

4. Efektifitas Penggunaan Biaya.

5. Akuntabilitas dan ketepatan waktu

5
BAB 2
JALANNYA PROSES PRODUKSI

1.1. Pengertian Routing

Routing diartikan sebagai pedoman pelaksanaan proses produksi yaitu merupakan


urutan-urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai prodak selesai.

1.2. Pengertian Produksi


adalah segala kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan
barang atau jasa.

Proses sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya


sumber-sumber (tenaga kerja, mesian bahan dan dana) yang akan di ubah
untuk memperoleh suatu hasil.

1.3. Faktor-faktor manajemen produksi

Faktor Manjemen Produksi yaitu:

1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi :


Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan
metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja
memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik
bila disertai dengan pengolahan yang baik. Akan mengurangi biaya
produksi sehingga dapat mencapai tingkat produksi yang lebih baik
tinggi.
2. Revolusi Indstri merupakan suatu peristiwa penggantian manusia dengan
tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan
radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan teknik Eropa.

6
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,
sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja masih kuno, menjadi
terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
a. Bertambahnya penggunaan mesin
b. Efisiensi produksi batu bara, besi dan baja
c. Pembangunan jalan kereta apai, alat transportasi, dan komunikasi
d. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan

Industrialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga


membuthkan kegiatan pemasaran.

3. Perkembagan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer


sehingga banyak hal manajer produksi mengintregrasi tekhnologi
canggih kedalam bisnisnya.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah,
hubungan antar manuasia, dan model keputusan.
Penggunaanmetode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan di
temukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Pengamatan (Observasi) atas metode kerja yang berlaku
b. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analis
ilmiah
c. Pelatihan kerja dengan metode baru
d. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaan atas proses kerja
1.4. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan atau usaha dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan atau koordinasi kegiatan orang
lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan koordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya.
1.5. Proses Produksi
Adalah proses yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal
yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses

7
produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dbutuhkan suatu
manjemen yan bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Proses produksi dapat di tinjau dari segi yaitu:
a. Proses operasi / produksi adalah serangkaian metode dan teknologi
yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa.
Jenis produksi dapat di klarifikasikan menurut perbedaan dalm proses-
proses oprasinya.
b. Proses pabrikasi barang adalah proses Analitis vs Sintetis seluruh
proses pabrikan dapat dilasifikasikan sifat analistis atau sintetis

Faktor-faktor utama yang menpengaruhi lokasi pabrik :


a. Lingkungan Masyarakat
b. Tenaga Kerja
c. Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
d. Failitas dan biaya Trasportasi
e. Dan sumber daya alam lainnya.

8
BAB 3
PENJADWALAN (SCHEDULING)

1.1. Penjadwalan Manajemen Oprasional Produksi

Tugas penjadwalan secara luas adalah sebagaimana suatu fungsi dari


volume sistem ouput. Sistem volume output yang tinggi memerlukan
pendekatan-pendekatan yang nyata berbeda dari yang diperlukan oleh
scheduling job shops, dsn scheduling proyek. Dengan demikian scheduling
untuk sistem tinggi berbeda dengan scheduing volume rendah dan
menengah.

Scheduling meliputipengalokasian beban kerja, untuk menspesifikasikan


work centers, dan menentukan urutan-urutan atau sekuens, dimana
kegiatanoprasional di jalankan.

Sistem volume tinggi mempunyai ciri-ciri adalah peralatannya standar dan


kegiatannya standar. Ciri-ciri ini menunjukan bahwa kegiatan
oprasionalnya identik atau hampir sama untuk para pelanggan atau produk,
seperti yang dilauli dalam sistem.

Tujuan atau sasaran dari scheduling sistem volume tinggi, adalah untuk
dapat mencapai tingginya aliran barang atau pelanggan melalui sistem,
agar mendapatkan utilitas yang tinggi dari tenaga kerja dan peralatan.
Sistem volume tinggi sering ditujukan sebagai sistem Flow, dan
scheduling dalam sistem ini dinyatakan sebagai flow shop scheduling.
Sebenarnya flow shop scheduling juga dapat digunakan dalam sistem
volume menengah.

9
Contoh dalam volume tinggi adalah proses penghasilan produk-produk
mobil, personal computers, radio dan televisi. Di dalam proses ini
termasuk industri penyulingan minyak, pabrik gula dan pupuk. Sedangkan
dalam bisnis jasa tercakup usaha kafetaria, penyiaran berita,mass media
dan alat suntik.

Dalam proses berulang-ulang atau repetitive dari sistem tinggi, maka


banyak keputusan loading dan sekuens ditentukan selama desain dilakukan
dari sistem.pengunaan alat untuk proses sistem adalah sangat
terspesialisasi, dan penyusunan peraalatan berdasarkan pada material
handling yang terspesialisasi. Selain itu pembagian kerja didesain untuk
meningkatkan aliran kerja atau flow of work melalui sistem.

Aspek utama adalah desain flow system adalah keseimbagan lini atau line
balacing yang berkaitan dengan pengalokasian tugas-tugas yang dilakukan
untuk work station. Hal ini dilakukan agar mendapatkan memuaskan
secara teknis ataskonstrain atau batasan, sekuens dan keseimbangan, yang
ditujukan untuk dapat menyeimbangkan waktu kerja diantara work station.
Sistem dengan keseimbangan yang tinggi akan dapat menghasilkan utilitas
peralatan dan tenaga yang tinggi, seperti dapat dicapainya kemungkinan
tingkat output yang tinggi.

Semua maslaha ini cenderung untuk menurunkan produktifitas, dan dapat


menganggu kelancaran aliran kerja. Dalam masalah ini, pemecahannya
secarapotensional harus di desain dalam sistem kerja. Walaupun dalam
membangun atribut flow system yang terkait dengan scheduling, haruslah
memperhatikan kemungkinan masalah yang ada.

Dalam kenyatakan terdapat tangkai permasalahan, beberapa flow system


secara lengkap dapat dicurahkan untuk produk unggul. Akan tetapi,
terdapat masalah karena harus menangani banyak tugas yang bermacam-
macam dalam jumlah besar dan bermacam model. Sebuah manufaktur,

10
mobil akan dirakiut dalam banyak kombinasi, yaitu misalnya dengan
model dua pintu atau empat pintu, dan dengan air conditioning dan lain-
lain.

Satu sumber yang mengenai scheduling, kemungkinan sistemnya


terganggu sehingga output yang diinginkan kurang dapat tercapai. Hal ini
sepertinya ini dapat menyebabkan kegagalan peralatan, timbulnya
kekurangan material, adanya kecelakaan dan terjadinya absensi. Pada
kenyataan, biasanya terdapat ketidakmungkinan untuk meningkatkan
tingkat output, guna mengkompensasi permasalahan faktor tesebut. Hal
ini karena flow system dirancang untuk mengoprasikan tingkat output
tertentu.

Scheduling yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan


kapan harus selesai.

Tujuan penjadwalan dalam manajemen oprasional dari berbagai pendapat


ilmuansebagai berikut :

 Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-


mein yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu
tertentu.(Baker ,1974).
 Penjadwalan dalam berproduksi adalah suatu kegiatan masukan sejumlah
produk yang telah di rencanakan ke dalam proses pengerjasnnya (John E
Biegel,1992).
 Penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk secara
pengalokasian sumber,baik waktu maupun fasilitas untuk setiap kegiatan
yang harus diselesaikan (Vollman, 1998).

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan maka dapat di simpulkan satu
definisi yaitu bahwa penjadwalan adalah suatu kegiatan perencanaan berupa

11
pengalokasian sumber daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk menjalankan
suatu tugas sesuai prosesnya dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan penjadwalan adalah sebagai berikut menurut pendapat ilmuan :

 Menurut Baker (1974), yaitu


a. Meningkatkan produktifitas mesin yaitu dengan mengurangi
waktu mesin menganggur.
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi dengan jalan
mengurangi jumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu
mesin karena maesin tersebut sibuk.
c. Mengurangi keterlambatan satu pekerjaan. Setiap pekerjaan
mempunyai batas waktu penyelesaian, jika pekerjaan mempunyai
batas waktu yang di tentukan maka pekerjaan tersebut dinyatakan
terlambat. Dengan metode penjadwalan maka keterlambatan ini
dapat dikurangi, baik waktu maupun frekuensi.
 Menurut Narasimhan (1985), yaitu
Penjadwalan yang baik seharusnya simpel, mudah di mengerti dan dapat
dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun yang menggunakan
aturan-aturan penjadwalan seharusnya cukup kuat tetapi menpunyai
ktujuan yang realistis sehingga cukup fleksibel untuk memecahkan
masalah yang tidak terprdiksi sebelumnya dan membolehkan satu
perencanaan ulang.
 Menurut Bedworth (1987), mengidentifikasi beberapa tujuan dari aktifitas
penjadwalan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau menguragi waktu
tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang dan
produktifitas dapat meningkat.
b. Mengurangi persediaan barang seteng jadi atau mengurangi
sejumlah pekerjaan menungu dalam antrian ketika sumber daya
yang ada masih mengerjakan tugas yang lain.

12
Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan,
maka antrian akan mengurangi rata-rata waktu alir akan
mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi.
c. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang menpunyai
batas waktu penyelesaian sehingga akan kapasitaspabrik
meminimalisasi penalty cost (biaya keterlambatan).
d. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan dan
jenis kapasitas yang dibutuhan sehingga penambahan biaya yang
mahal dapat dihindarkan.

Melaksanakanpekerjaansecaraefektifdanefisien betujuan untuktercapainya apa


yang diinginkanolehsemuamanajemenperusahaan.
Olehkarenaitupemahamanmengenaikonseppenjadwalansangatpenting,
sehinggaparapelaksanamengetahuikapanwaktuharusmemulaisuatupekerjaandanka
panwaktumengakhirinya.

Penjadwalan akan berimplikasi pada banyak hal diantaranya :

• Pada penggunaan asset yang dimiliki perusahaan menjadi efektif


sehingga investasi yang ditanamkan perusahaan akan memberikan
hasil yang optimal.
• Kapasitas yang akan digunakan akan lebih terukur sehingga jumlah
output dapat dipastikan dan pelayanan kepada konsumen dapat lebih
baik dari sebelumnya.
• Pada akhirnya akan lebih cepat pengiriman produk kepada konsumen
yang berarti keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam
pelayanan yang cepat dapat tercapai.

1.2. Pentingnya Strategi Penjadwalan Jangka Pendek

Penjadwalanjangkapendeksangatpentingsekalibagiperusahaankarena :

13
a. Denganpenjadwalan yang efektif,
perusahaandapatmenggunakanasetnyadanmenghasilkankapasitasinvestasi
yang lebihbesardansebaliknyamengurangibiaya.

b. Penjadwalanmenambahkapasitasdanfleksibilitas yang
terkaitdanmemberikanwaktupengiriman yang
lebihcepatdandengandemikianpelayanankepadapelangganmenjadilebihbaik.

c.
Denganmenggunakankonseppenjadwalanjangkapendekmakakeunggulankom
petitifdenganpengirimandapatdiandalkan.

1.3. Isu-Isu Penjadwalan

a. Penjadwalanberkaitandenganwaktuoperasi,.Penjadwalandimulaidenganper
encanaankapasitas yang meliputifasilitasdanpenguasaanterhadapmesin,
kemudianjadwalindukmembagirencanakasardanmembuatjadwalkeseluruha
nuntuk output.
b. Penjadwalanjangkapendekmenerjemahkankeputusankapasitas,
rencanajangkamenengahkedalamurutanpekerjaan,
penugasankhususterhadapkaryawan, bahanbakudanfasilitas.
c. Berbagai isu yang berkitan dengan penjadwalan diantaranya :

Penjadwalan Ke depan dan ke belakang

a. Penjadwalan ke depan memulai skedul /jadwal segera setelah persyaratan


diketahui. Banyak digunakan pada rumah sakit, klinik, restoran untuk
makan malam, perusahaan permesinan. Pekerjaan dilaksanakan atas
pesanan konsumen dan sesegera mungkin dilakukan pengiriman.
Dirancang untuk menghasilkan jadwal yang bisa diselesaikan meski tidak
berarti memenuhi tanggal jatuh temponya.
b. Penjadwalan ke belakang dimulai dengan tanggal jatuh tempo, menjadwal
operasi finsal dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal
pada suatu waktu, dibalik. Dengan mengurangi lead time untuk tiap item
akan didapatkan waktu awal. Banyak digunakan di perusahaan manufaktur
dan juga jasa seperti katering. Hal-hal tehnis seperti kerusakan mesin,

14
masalah mutu seringkali membuat penjadwalan semakin kompleks,
sehingga perlu pemikiran khusus.

1.4. Penjadwalan Kriteria Proses

Tehnik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri operasi dan
seluruh kompleksitas pekerjaan. Oleh karenanya ada 4 kriteria yaitu:

a. Meminimalkan waktu penyelesaian dengan cara menetapkan rata-rata waktu


penyelesaian.

b. Memaksimalkan utilitas dengan menetapkan persentase watu fasilitas


digunakan.

c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses dengan menetapkan rata-rata


jumlah pekerjaan dalam system.

d. Meminimalkan waktu tunggu konsumen dengan menetapkan rat-rata


keterlambatan.

Empat kriteria ini digunakan dalam industri untuk mengevaluasi kinerja


penjadwalan, sehingga pendekatan penjadwalan harus jelas mudah dimengerti dan
dilaksanakan, fleksibel dan realistik.

BAB 4
PEMBERIAN PERINTAH (DISPATCHING)

1.1 Pengertian dan Fungsi Pemberian Perintah (Dispatching)


Dispatching yaitu merupakan perintah atau pengarahan untuk mulai
bekerja pada para karyawan.
Pengarahan merupakan fungsi manjemen oprasional yang menstimulir
tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan.oleh karena tindakan-

15
tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian
perintah-perintah dan motivasi pada persional yang melaksanakan perintah-
perintah tersebut.
Pengarahan(leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para
karu=yawan untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan. Dikenal sebagai leading, directin,motivating atau actuating.
Pengarahan memiliki beberapa karakteristik :
a. Pervasive Function yaitu pengarahan diterima pada berbagai level
organisasi, setiap manager menyediakan petunjuk dan ispirasi
kepada bawahannya.
b. Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan
disepanjang masa organisasi.
c. Human Factor, FungsiPengarahan berhubungan dengan bawahan
dan oleh karena itu berhubungan dengan human factor. Human
factor adalah perilaku manusia yang kompleks dan tidak bisa
diprediksi.
d. Creative Activity, fungsi pengarahan dilakukan oleh semua manjer
dan eksekutif pada semua level sepanjang bekerja pada sebuah
perusahaan, bawahan menerima instruksi hanya dari atasan.
e. Delegated Function, pengarahan seharusnya suatu fungsi yang
berhadapan dengan manusia, atasan harus dapat mengetahui bahwa
perilaku manusia merupakan suatu hal tidak dapat diprediksi dan
alami sehingga atasan seharusnya dapat mengkordinasikan perilaku
seorang kearah tujuan yang diharapkan.

Cara-Cara Pemberian perintah:

a. Orientasi adalah merupakan cara perintah dengan memberikan


informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan
baik.
b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang
yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulangi
suatu kegiatan tertentu pada keadaan terentu.

16
c. Delegasi Wewenang yaitu pimpinan sebagian dari wewenang
yang dimiliki kepada bawahannya.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang yaitu:

1. Model Tradisional
2. Model Hubungan Manusiawi
3. Model Sumber Daya Manusia

1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengarahan Dalam Manajemen


Oprasional
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengarahan atau perintah,
Antara lain:
1. Faktor Individual dalam kelompok

Menganalisi perilaku organisasional dalam tingkat Individual Organisasi


merupakan kumpulan indivisu. Setiap individu memiliki kebutuhan,
minat,persepsi,sikap,nilai,kepribadian dan berbagai hal yang berbeda.

Tujuan kemampuan memprediksi perilaku orang lain memberikan kesempatan


untuk membangun komunikasi yang baik,efektif,dan efisien sehingga mampu
berpikir,bersikap,dan bertindak tepat dalam organisasi.

2. Aspek Manusia dalam organisasi

Memahami prilaku individu akan membantu dalam memahami perilaku


organisasi karena pada dasarnya manusia itu homo homini socius. Manusia
tidak bisa lepas dari organisasi, manusia merupakan komponen vital dalam
keberadaan dan dinamika sebuah organisasi.memahami perilaku manusia
membuthkan kerjasama berbagai disiplin keilmuan.

3. Pembentukan Sikap dan Perilaku

17
Ada beberapa pendekatan yang dapat diaplikasikan dalam menelaah proses
pembentukan sikap dan perilaku yaitu pendekatan kongnitif .

4. Kepribadian

Kepribadian merupakam suatu keseluruhan yang terorganisasi.kepribadian


terlihat terorganisasian dalam pola-pola, yang hingga tingkat tertentu dapat
diobservasikan dan diukur.

18
BAB 5
TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)

1.1. Pengertian Tindak lanjut dalam Manajemen Oprasional


Follow up merupakan tindak lanjut dalam urutan produksi untuk menjaga agar
raouting, scheduling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk
menghindari kegagalan proses produksi

Tindak lanjut manajemen juga berperan dalam membantu mengefektifkan


realisasi anggaran perusahaan, karena tindakan preventif (pengelola dan
pengendalian resiko manajemen) yang diambil atas permasalahan yang
ditemukan oleh audit manajemen auditable unit akan memudahlan para
pelaksana dalam melakukan actual performence sesuai dengan anggaran yang
di tetapkan. Anggaran(target) yang terealisasi dengan baik dan sesuai
merupakan salah satu brntuk indikator bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.
Untuk itu, pelaksanaan proses tindak lanjut indikator bahwa tujuan perusahaan
telah tercapai.
Untuk itu, pelaksanaan proses tindak lanjut rekomendasi atas audit manajemen
yang efektif oleh manajemen.

Audit akan kurang bermanfaat apabila hasil temuan dan rekomendasi yang
tidak baik ditindaklanjuti oleh pihak dari pemerintah. Masalah tindak lanjut ini
akan terlepas dari pelaksanaan tahap audit sebelumnya.
Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengn
cara meminimumkan atau meniadakan pegalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Jadi pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat diciptakan
kesetiaan atau loyalitas kepada perusahaan yang memberikan kualitas
memuaskan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk mempertahankan perusahaan


diperlukan adanya peningkatan kualitas pelayanan jasa yang lebih terarah

19
sehingga perusahaan dapat meningkatkan kulitas pelayanan dan jasa yang
lebih unggul dan mampu bersaing dengan tingkat perusahaan sejenis, serta
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.

20
BAB 6
KESIMPUALAN

1.1. Kesimpulan

Manajemen Oprasional merupakan serangkaian proses dalam menciptakan


barang dan jasa atau kegiatan mengubah bentuk dengan menciptakan barang dan
jasa atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang akan digunakan untuk
memenuhi keutuhan manusia.

Berikut ini 5 tanggung jawab dalam proses manajemen oprasional yaitu

1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga Kerja
5. Mutu atau Kualitas

21
22
DAFTAR PUSTAKA

http://elib unikom.ac.id

sumber//id.wikipedia.orng/wiki

Soran Google 13/7/14/sumber Google

Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA ‘’Manajemen Opreasi Produksi’’/Buku

23
24
PENUTUP

Demikian dapat di simpulkan untuk pengertian dan faktor-faktor Manajemen


Oprasional.

Olah karena itu saya sebagai pembuat makalah ini mengharapkan saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini. Sehingga diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat kedepannya sesuai dengan yang diharapkan.

25

Anda mungkin juga menyukai