DISUSUN OLEH :
DEDE NOVRIANDA PUTRA
EKONOMI MANAJEMEN
SEMESTER 5 / B
Jenis barang ini hanya dapat diekspor oleh eksportir terdaftar saja. Sedangkan eksportir
terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapatkan pengakuan dari
Kementerian Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
Barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang telah mendapatkan
persetujuan ekspor dari Kementerian Perdagangan atau Pejabat yang ditunjuk.
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dilakukan oleh
eksportir yang telah mendapat persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan atau pejabat
yang ditunjuk (eksportir khusus).
Suatu barang diawasi ekspornya karena pertimbangan untuk menjaga keseimbangan pasokan
di dalam negeri agar tidak mengganggu konsumsi dalam negeri.
Produk Peternakan : bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau, kulit Buaya, wet blue,
binatang liar dan tumbuhan (appendix II cites)
Produk Perikanan : ikan napoleon, wirasse, benih ikan bandeng
Produk Perkebunan : inti kelapa sawit (palm kernel)
Produk Pertambangan : gas, kokas/minyak petroleum, bijih logam Mulia, perak,
emas,
Produk industri : sisa dan scrap dari besi, baja steinless, tembaga, kuningan,
aluminium, pupuk urea
Produk Pertanian: anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat, ikan hias botia, udang
galah ukuran 8 cm dan udang panaedae
Produk Kehutanan: kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan kereta api atau trem
dari kayu dan kayu gergajian
Produk Kelautan: pasir laut
Produk Pertambangan: bijih timah dan konsentratnya, abu dan residu yang
mengandung arsenik, logam atau senyawanya dan lainnya, terutama yang
mengandung timah dan batu mulia
d. Jenis barang yang bebas
Semua jenis barang yang tidak tercantum dalam peraturan di atas dikategorikan sebagai
barang bebas ekspor, namun tentunya eksportir harus memenuhi persyaratan sebagai
eksportir terlebih dahulu
Masalah-masalah yang lazim dihadapi para pelaku ekspor impor dapat dikategorikan sebagai
berikut :
Masalah Pemasaran
Masalah pemasaran menjadi masalah klasik yang dihadapi oleh produsen diindonesia.kemana
brang yang ditawarkan,jenis barang apa yang sedang digandrungi pasar,bagaimana
berkomunikasi dengan pasar,kapan sebaiknya barang ditawarkan,merupakan masalah yang
sulit terjawab apalagi bagi ekportir pemula.pengalaman dan ketekunan untuk mempelajari
hal-hal tersebut merupakan sala satu jalan keluar untuk mengatasi kendala
tersebut.bimbingan dan penyeluhan dari pemerintah melalui instansi terkait dapat pula
dipertimbangkan sebagai alternatif.
Masalah penyiapan barang dan system kemasan merupakan masalah lain yang juga menjadi
kendala yang di hadapai produsen eksportir.pemenuhan syarat ini harus di dasarkan pada
manajemen yang sangat baik dalam bidang pemilihan bahan baku, pembelian, penyimpanan,
pengolahan dan pengemasan yang memenuhi standar yang berlaku secara internasional.
kesalahan sekecil apapun dalam peroses produksi dan pengemasan dapat menjadi alasan
penolakan klaim pembayaran transaksi dan pembayaran klaim asuransi.
Segala permasalahan yang timbul tidak terlepas dari masalah sumber daya manusia yang
rendah dan tidak berkualitas.tingkatan pendidikan yang rendah,pengetahuan mengenai
produksi dan desain,riset pasar dan pemasaran yang amat minim dan perdagangan
internasional merupakan kendala utama.
Masalah klasik lainya adalah masalah pembiayaan yang kerap dihadapi produsen
eksportir.hal ini meliputi ketidak tahuan bagaimana memperoleh sumber dana yang
tersedia,tata cara dan produser perolehan serta bagaimana cara memanfaatkannya.
keterbatasan sumber informasi akan hal ini disebabkan oleh minimnya wawasan merupakan
alasan utama dari masalah ini.
Pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank atau lembaga keuangan,dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kategori,yakni : Kredit Ekspor dan Kredit Impor.
Pada Kredit Ekspor,dilihat dari tempo pencairanya dapat dibagi 2 (dua) yakni :
Kredit pra Pengapalan yang berarti pembiyaan sebelum pengapalan,maka kredit yang
ditawarkan oleh bank atau lembaga keungan pada jenis ini dimadsudkan untuk dapat
digunakan sebagai pembiayaan investasi dan penambahan modal kerja untuk memproduksi
barang dalam rangka ekspor.
Pada pembiayaan modal ini,bank atau lembaga keungan menawarkan pembiayaan pasca
pengapalan dengan cara membeli dengan discount (diskonto) wesel-wesel atau tagihan dari
penjualan yang belum jatuh tempo sesuai jangka waktu temponya.dengan
demikian,pengusaha atau eksportir dapat terus melanjutkan proses produksinya dengan
mendapatkan uang kas meskipun dengan konsekuensi dikenakan discount tadi. Bank-bank
komersial pada dasarnya tidak menggunakan uang kasnya untuk membiayai jenis kredit
ini,karena wesel-wesel yang belum jatuh tempo tadi dapat dijual lagi kepada bank lain atau
bank Indonesia dengan discount pula ( rediscounting ).hal ini merupakan dukungan
pemerintah kepada pelaku ekspor untuk menjaga Cash fow keuangan mereka.
Pada kredit Impor,Bank atau lembaga keuangan menawarkan beberapa jenis pembiayaan
seperti :
Trust Receipt adalah pinjaman jangka pendek lainya yang berjangka maksimum 30
hari.Fasilitas ini diberikan untuk situasi mendesak dengan sejumlah syarat yang
diterapkan oleh bank atau lembaga pembiayaan.
Letter of Credit (L/C) yakni penerbitan surat jaminan pembayaran kepada eksportir
diluar negeri.
Overdraft atau Cerukan atau penarikan dana diatas saldo yang tersedia.pada dasarnya
overdraft dapat dikatakan sebagai pinjaman jangka maksimun 7 (tuhjuh) hari,
bunganya dihitung secara harian.
Short Term Loans adalah pinjaman jangka pendek yang berjangka 1 (satu) tahun
dengan mengikuti prosedur penyaluran kredit sebagaimana lazimnya.
Jadi pada dasarnya,baik bank maupun lembaga keuangan memiliki produk pembiayaan
berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor.masalahnya adalah,apakah para pengusaha baik
produsen atau eksportir memahi seluruh ketentuan yang berkaitan dengan fasilitas
pembiayaan yang ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainya.