Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan furnitur rumah tangga asal Swedia, IKEA,
dinyatakan kalah oleh Mahkamah Agung (MA) dalam sengketa penggunaan hak nama
dagang (trademark) di Indonesia.
Pasalnya nama IKEA sudah terlebih dahulu muncul di Indonesia dan dimiliki oleh
perusahaan pengrajin rotan asal Surabaya Jawa Timur, PT Ratania Khatulistiwa.
Perkara ini bermula pada 2013 silam. PT Ratania Khatulistiwa menggugat IKEA dan
Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat terkait
pembatalan merek IKEA untuk kelas barang 20 dan 21.
Ratania diketahui telah mendaftarkan nama IKEA yang merupakan singkatan Intan
Khatulistiwa Esa Abadi (IKEA) pada Desember 2013 lalu.
Sementara, IKEA (Swedia) merupakan singkatan dari nama dan asal pendirinya, Ingvar
Kamprad and the farm Elmtaryd and village Agunnaryd.
Keputusan tersebut ternyata dibuat oleh Mahkamah Agung pada Mei 2015 lalu, namun
baru terungkap pada saat MA mengeluarkan pernyataan mengenai putusan resminya Kamis
(4/2) kemarin.
Dalam putusan yang diunggah di situs resmi MA, MA resmi menolak kasasi IKEA.
Putusan dengan nomor 264 K/Pdt.Sus-HKI/2015 ini diputus pada 12 Mei 2015 oleh
Abdurrahman selaku hakim ketua dan I Gusti Agung Sumanatha dan Syamsul Ma'arif
sebagai hakim anggota.
Dilansir dari The Guardian, salah seorang juru bicara MA mengatakan keputusan tersebut
tidak bulat. Salah satu dari tiga hakim panel berpendapat bahwa hukum merek dagang tidak
dapat diterapkan untuk perusahaan ukuran IKEA (Swedia), yang jauh lebih besar dari
perusahaan penggugat, Ratania.
Saat ini toko IKEA buka di berbagai negara di dunia di bawah sistem franchise. Pada 1980-
an, IKEA Group dimiliki oleh lembaga yang bermarkas di Belanda.
Di Indonesia sendiri, IKEA berdiri di bawah naungan PT Hero Supermarket Tbk dan
membuka satu gerainya di Alam Sutera Tangerang.
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160207165056-92-109451/ikea-kehilangan-merek-
dagang-di-indonesia/