Anda di halaman 1dari 11

TUGAS HAK KEKAYAAN INDUSTRI

DISUSUN OLEH

Nama :Nicolas David Ricardo Tampubolo

Ruangan :K3/E Manajemen Pagi

Dosen Pembimbing : Dr. Imelda Mardayanti S.H., M.Kn

Mata Kuliah :Aspek Hukum Dalam Ekonomi

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BINA KARYA

TEBING TINGGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas berkatdan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Hak Kekayaan Industri ” dalam penyusunan makalah ini, saya
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang kita harapkann oleh
karena itu, dengan senang hati saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari
demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,amin.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL

KATA PENGHANTAR ............................................................................ I

DAFTAR ISI............................................................................................... II

BAB II. Pembahasan


2.1 Kasus Hak Paten...................................................................... 1

2.2 Kasus Merek............................................................................ 2

2.3 Kasus Rahasia Dagang............................................................2

2.4 Kasus Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu............................... 4

2.5 Kasus Desain Industri.............................................................. 5

2.6 Kasus Varietas Tanaman......................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1..................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
PEMBAHASAN

Hak kekayaan industri (industrial property right) adalah hak atas


kepemilikan aset industri. Hak kekayaan industri berdasarkan pasal 1 Konvensi
Paris mengenai perlindungan hak kekayaan industri tahun 1883 yang telah direvisi
dan diamandemen pada tanggal 2 Oktober 1979 adalah: paten, merek, varietas
tanaman, rahasia dagang, desain industri, dan desain tata letak sirkuit terpadu.

2.1 Kasus Hak Paten

Mesin Motor Bajaj Ditolak di Indonesia

Motor Bajaj merupakan salah satu produk sepeda motor yang dikenal di kalangan
masyarakat Indonesia, bahkan desain yang dihasilkan menarik dan terlihat elegan.
Namun, tidak disangka hak paten teknologi mesin motor kebanggaan masyarakat
India ini menjadi masalah di Indonesia.

Bajaj Auto Limited sebagai produsen motor Bajaj menggugat Ditjen Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI), Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum
HAM). Sebab, permohonan paten untuk sistem mesin pembakaran dalam dengan
prinsip empat langkah ditolak dengan alasan sudah dipatenkan terlebih dahulu
oleh Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha.

Kuasa hukum perusahaan Bajaj pun meminta agar hakim pengadilan


membatalkan atas penolakan permohonan terhadap kasus tersebut. Kasus tersebut
bermula ketika Ditjen Haki menolak permohonan pendaftaran paten Bajaj pada 30
Desember 2009 dengan alasan ketidakbaruan dan tidak mengandung langkah
inventif. Atas penolakan tersebut, Bajaj Auto mengajukan banding ke Komisi
Banding Paten. Namun Komisi Banding dalam putusannya pada 27 Desember
2010 sependapat dengan Direktorat Paten sehingga kembali menolak pendaftaran
paten tersebut. Hal tersebut dikarenakan prinsip motor Bajaj merupakan prinsip
yang masih baru berkembang.

Kesaksian dalam sidang tersebut, satu silinder jelas berbeda dengan dua silinder.
Untuk konfigurasi busi tidak menutup kemungkinan ada klaim yang baru terutama
dalam silinder dengan karakter lain. Namun, kebaruannya adalah ukuran ruang
yang kecil. Dimana harus ada busi dengan jumlah yang sama. Keunggulan dari
Bajaj ini adalah bensin yang irit dan memiliki emisi yang ramah lingkungan.

1
Ditjen HAKI punya catatan tersendiri sehingga menolak permohonan paten ini,
yaitu sistem ini telah dipatenkan di Amerika Serikat atas nama Honda Giken
Kogyo Kabushiki Kaisha dengan penemu Minoru Matsuda pada 1985. Lantas
oleh Honda didaftarkan di Indonesia pada 28 April 2006. Namun dalih ini
dimentahkan oleh Bajaj, karena telah mendapatkan hak paten sebelumnya dari
produsen negara aslanya, yaitu India.

2.2 Kasus Merek

Kasus Pierre Cardin Pierre Cardin adalah seorang perancanng busana terkenal
asal Perancis yang menggunakan namanya dalam berbagai macam produk
busana. Tim hukumnya pernah mengajukan gugatan merek melawan
Alexanter Satryo Wibowo yang merupakan pengusaha lokal asal Indonesia.
Pada pengadilan tingkat pertama, majelis hakim menolak gugatan yang
dilayangkan oleh Pierre Cardin. Salah satu alasannya adalah majelis hakim
mengakui adanya merek Pierre Cardin milik Alexander yang telah
didaftarkan terlebih dahulu pada 29 Juli 1977. Tidak berhenti sampai disitu,
Pierre Cardin melanjutkan perkara tersebut sampai tingkat Kasasi. Namun,
upaya ini lagi-lagi kandas. Hal ini ditegaskan lebih lanjut oleh Mahkamah
Agung dalam putusan perkara Nomor 557/K/Pdt.Sus-HKI/2015 bahwa
Alexander sebagai pemilik merek Pierre Cardin lokal memiliki pembeda
dalam produknya. “Termohon memiliki pembeda dengan selalu
mencantumkan kata-kata Product by PT.Gudang Rejeki sebagai pembeda,
disamping keterangan lainnya sebagai produk Indonesia. Sehingga dengan
demikian menguatkan dasar pemikiran bahwa merk tersebut tidak
mendompleng keterkenalan merk lain,” demikian bunyi pertimbangan majelis
kasasi.

2.3 Kasus Rahasia Dagang

2
PT Basuki Pratama Engineering dan PT Hitachi Construction Machinery
Indonesia. Setelah menempuh penyelesaian perkara secara pidana pada 2005,
perkara niaga pada 2006-2008 dan tata usaha negara, Basuki Pratama kembali
menggugat Hitachi ke Pengadilan Negeri Bekasi pertengahan 2008 lalu. Kali ini
Basuki Pratama tidak mempermasalahkan desain industri yang mencuat sejak
2005, melainkan gugatan ganti rugi atas pelanggaran rahasia dagang terkait
metode produksi mesin boiler (ketel uap). Namun gugatan itu kandas. Dalam
putusan sela, Selasa (14/4) kemarin, majelis hakim menolak mengadili perkara
tersebut. Alasannya, Pengadilan Negeri Bekasi tidak berwenang mengadili sebab
perkaranya masuk ranah Pengadilan Niaga. Merujuk pada posita (dasar gugatan)
penggugat, majelis hakim menyatakan gugatan penggugat adalah tentang desain
industri. Pasalnya, isi gugatan menguraikan tentang tahapan pembuatan mesin
boiler. Yakni, informasi yang rinci, detail dan spesifik mengenai bagian atau
produk alam bentuk dua dimensi, ukuran produk jumlah bagian produk dan jenis
bahan, kreasi tentang bentuk konfigurasi yang dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang komoditas industri sebagaimana dituangkan dalam cetak
biru atau blue print. 10 11 Menurut majelis hakim, meskipun dalam posita atau
petitum (tuntutan) penggugat tidak meminta pembatalan desain industri mesin
boiler, tetapi gugatan dalam perkara berkaitan erat dengan gugatan antara
penggugat dengan para tergugat di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Saat ini,
pemeriksaan perkara tersebut sedang dalam pemeriksaan di tingkat kasasi. Dalam
bagian lain pertimbangannya, majelis menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi
belum ditetapkan sebagai Pengadilan Niaga, karena itu Pengadilan Negeri Bekasi
tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara Perkara No.
280/PDT.G/2008/PN.BKS. Dengan demikian, Pengadilan Negeri Bekasi secara
absolut tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini. Gugatan
penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima dan biaya perkara dibebankan
kepada Penggugat, ujar ketua majelis hakim Aroziduhu Waruwu saat
membacakan putusan. Pertimbangan majelis hakim senada dengan eksepsi yang
diajukan kuasa hukum Hitachi dari Otto Hasibuan & Associates. Dalam eksepsi
yang disampaikan Maret 2009 lalu, kuasa hukum Hitachi menyatakan pokok
gugatan Basuki Pratama menyangkut rahasia dagang mesin boiler yang menjadi
ranah hak kekayaan intelektual. Perkara yang berkaitan dengan hak kekayaan
intelektual merupakan perkara perdagangan atau niaga yang harus diperiksa oleh
Pengadilan Niaga. 12 Dalam gugatannya Basuki Pratama menuntut ganti rugi
sebesar Rp127,7 miliar kepada Hitachi. Perusahaan penanaman modal asing itu
dituding telah mengungkap dan menggunakan rahasia dagang metode produksi
dan penjualan mesin boiler tanpa izin dari Basuki Pratama selaku pemegang hak
rahasia dagang. Padahal kedua metode itu bersifat rahasia. Sejak 1981, Basuki
Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin-mesin
industri, dengan produksi awal mesin pengering kayu.8

3
2.4 Kasus Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Desain usb 3.0 keluaran intel jadi kontroversi, karena awalnya intel belum
mau menjelaskan spesifikasi usb 3.0 itu..sehingga dianggap oleh para
pesaingnya(AMD dan NVIDIA) akan melakukan monopoli.Dalam kasus ini
AMD dan NVIDIA beserta SIS dan VIA sebagai salah satu brand dalam tidang
Chipset akan mengalami kesulitan dan keterpurukan pada suatu saat ketika
banyak orang menggunakan motherboard intel yang sudah support dengan USB
3.0, yang dimana serie dari USB ini, akan memberikan kepuasan lebih baik dari
USB sebelumnya dalam men-service suatu periferal.Oleh karena itu mereka,(VIA
AMD NVIDIA dan SIS) akan merasa dimonopoli oleh intel lantaran teknologi
terbaru dari USB telah di “pegang” oleh intel. Hal ini dapat dihapuskan jika saja
intel hendak memberikan spesifikasi khusus untuk mereka, agar komponen-
komponen yang mendukung USB 3.0 dapat bekerja pada Chipset- chipset
mereka.. Tapi mereka juga mengancam bahwa mereka akan menciptakan port
yang tidak kalah hebat dari 3.0 jika intel masih tetap tidak memberikan spesifikasi
yang dimaksud.Didalam wikipedia, seperti yang dituliskan, bahwa USB 3.0 itu
kecepatannya 10 kali dari kecepatan USB 2.0, USB 1.0 kecepatannya 12 mbit/s
USB 2.0 kecepatannya 480 mbit/s (40x dari USB 1.0) berarti USB 3.0
kecepatannya bisamencapai 4.8gbit/s Dalam hal ini, pihak VIA AMD NVIDIA
dan SIS keliru jika menuntut bahwa pihak intel telah melakukan monopoli, karena
pada sebenarnya tidak ada kesalan dari pihak intel Berdasarkan UU No 32 Tahun
2000 Tentang Desain Tata letak Sirkuit Terpadu yang selanjutnya disingkat
DTLST Pasal 1 poin 6 “hak DTLST adalah hak eksklusif yang diberikan negara
RI kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut” Dalam hal ini Hak DTLST itu dimiliki oleh Intel atas
usb 3,0, jadi pihak intel memiliki hak eksklusif yang dapat melarang pihak lain
yang tanpa persetujuannya membuat memakai, menjual, mengimpor, mengekspor
dan / atau mengedarkan barang yang didalamnya terdapat seluruh atau sebagian
Desain yang telah diberi Hak DTLST, namun dikecualikan untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang DTLST. Mengenai pempublikasian DTLST diatur pula dalam pasal 4
UU No 32 Tahun 2000, “Perlindungan Terhadap Hak DTLST diberikan kepada
pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial di
manapun, atau sejak tanggal penerimaan”Pasal 4 ayat 1 Dalam hal ini, pihak intel
jelas, sebagai pemegang hak memiliki hak eksklusif atas usb 3,0 nya yang dirilis
november 2008“Dalam hal desain Tata letak Sirkuit Terpadu telah di eksploitasi
secara komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung

4
sejak pertama kali dieksploitasi” Pasal 4 ayat 2Berkaitan dengan hal ini, jangka
waktu pendaftaran desain USB 3,0 ini adalah sampai november 2010, sedangkan
komplaint terhadap pihak intel terjadi tahun 2009, jadi pada dasarnya pihak intel
tidak bersalah dan tidak perlu mengklarifikasi apapun, karena setiap hasil karya
DTLST jangka waktunya selama 2 tahun dan pihak intel tidak melanggar Undang
– Undang itu. “Perlindungan sebagimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan selama
10 tahun” pasal 4 ayat 3 Berbeda dengan halnya bila telah lewat batas waktu
pendaftaran, maka pihak intel tidak akan mendapatkan perlindungan terhadap
hasil cipta USB 3,0 nya, tetapi hal ini juga tidak mungkin terjadi karena intel
sebagai brand ternama pastilah telah memperhitungkan konsekuensi bila tidak
didaftarkannya USB 3,0 miliknya“Tanggal mulai berlakunya jangka waktu
perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dicatat dalam Daftar Umum
DTLST dan diumumkan dalam Berita resmi DTLST”. Pasal 4 ayat 4Berdasarkan
pasal ini, complaint yang diajukan oleh VIA, AMD, NVDIA dan SIS itu adalah
salah alamat bila mengajukan ke pihak Intel karena selain intel belum lewat batas
waktu pendaftaran, pempublikasian itu akan diumumkan oleh Direktorat Jenderal
HKI yang merupakan sebuah unsur pelaksana Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Termasuk
DTLST yang diumumkan dalam Berita resmi DTLST.

2.5 Kasus Desain Industri

Helm Bogo milik Toni vs. Helm Bogo ‘milik’ Gunawan Pada April 2016, terjadi
sengketa desain industri kaca helm bermerek Bogo. Dalam sengketa tersebut
Toni, pemilik desain helm bogo dengan nomor registrasi ID 0012832 D
menggugat Gunawan yang disebut telah memproduksi dan memperbanyak serta
menggunakan secara tanpa hak atas desain industri kaca helm bogo milik Toni.
Perlu diketahui, Toni telah memegang hak desain atas helm bogo untuk periode
untuk periode 3 Agustus 2007 hingga 3 Agustus 2017 yang telah dicatatkan pada
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Toni juga menyebutkan bahwa
desain miliknya telah diakui oleh Bo Go Optical Sdn Bhd Malaysia karena ia
telah bekerja sama dengan perusahaan helm asal negeri jiran tersebut. Atas
perbuatan yang dilakukan oleh Gunawan, akibatnya Toni mengalami kerugian
mencapai Rp 700 Juta. Gugatan ini dibawa oleh Toni beserta kuasa hukumnya ke
Pengadilan Negeri Bogor. Adapun majelis hakim memutus bahwa terdakwa
terbukti melanggar pasal 54 ayat 1 JoPasal 9 UU Nomor 31 Tahun 2001
tentangDesain Industri.Gunawandivonis 1 tahun penjara.

5
2.6 Kasus Varietas Tanaman

Di Kediri saja, tak kurang dari 11 petani dilaporkan ke polisi dan harus duduk di
kursi terdakwa. Sebagian di antaranya sudah mendapatkan vonis di tingkat
pertama. Burhana, misalnya. Pria ini divonis lima bulan penjara karena dituduh
mengedarkan benih jagung tanpa sertifikasi. Petani lain ada yang dijerat dengan
tuduhan meniru cara bercocok tanam perusahaan, ada pula yang dituduh
memalsukan merek, atau pencurian benih. Ada banyak celah yang dipakai jaksa
untuk menjerat petani seperti Burhana.

Maka, Senin (18/12) siang Burhana datang ke Komisi Yudisial ditemani sejumlah
aktivis lembaga swadaya masyarakat. Mereka menemui Zainal Arifin,
Koordinator Bidang Pelayanan Masyarakat Komisi Yudisial (KY). Kami ingin
melaporkan prilaku hakim yang menangani perkara para petani ini, ujar Tejo
Wahyu Djatmiko, bekas Direktur Eksekutif Konphalindo, yang dalam hal ini
mewakili ICEL.

Prilaku hakim yang dimaksud sikap hakim yang begitu saja menerima dakwaan
jaksa terhadap para petani yang dilaporkan oleh perusahaan perbenihan setempat.
Salah satu yang terasa janggal adalah adanya dua putusan berbeda dari dua
pengadilan berbeda terhadap Budi Purwo Utomo. Kami melihat proses pengadilan
yang berlangsung sejak 2004 di Jawa Timur mengabaikan hak-hak petani dan
membuat petani enggan untuk mengembangkan benih sesuai dengan teknik yang
mereka miliki, ujar Fuad Bahari, Koordinator Divisi Advokasi Aliansi Petani
Indonesia.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.   Penerapan prinsip-prinsip dasar atas sistem perdagangan dan hak kekayaan
intelektual
b.   Bagaimana negara-negara harus menegakkan hak kekayaan inte-lektual
sebaik-baiknya
c.    Penyelesaian perselisihan atas hak kekayaan intelektual antara negara-negara
anggota WTO
d.   Kesepakatan atas transisi khusus selama periode saat suatu sistem baru
diperkenalkan

7
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://ratuhermikusumah.wordpress.com/2015/04/19/contoh-kasus-hak-
paten/

Lima Kasus Merek Terkenal di Pengadilan Indonesia | KlikLegal


http://repository.uin-suska.ac.id/18500/7/7.%20BAB%20II__2018549IH.pdf
http://tryafaramitha.blogspot.co.id/2013/05/kasus-desain-tata-letak-sirkuit-
terpadu.html

Tidak Hanya Geprek Bensu, Berikut 4 Kasus Desain Industri di


Indonesia | KlikLegal

https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol15920/dipidanakan-petani-benih-
mengadu-ke-komisi-yudisial/

Anda mungkin juga menyukai