Disusun oleh:
Indah Retnowati
1206255141
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi .................................................................. Error! Bookmark not defined.2
Pendahuluan ................................................................................................................ 3
Pokok Permasalahan................................................................................................... 5
Kasus Posisi .................................................................................................................. 6
Analisis Putusan .......................................................................................................... 8
Penutup ...................................................................................................................... 18
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 22
A. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
(Rechtstaat) dalam arti negara pengurus (Verzorgingsstaat) sebagaimana
tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.1
Dengan adanya fungsi negara sebagai pengurus tersebut, campur
tangan negara dalam mengurusi kesejahteraan rakyat dalam bidang hukum,
sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan tak dapat dihindarkan.2
Negara selayaknya juga turut campur dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakatnya demi mewujudkan kesejahteraan rakyatnya,
termasuk dalam bidang hukum perdata. Meskipun bidang hukum perdata
adalah bidang hukum antarpribadi hukum satu dan lainnya, akan tetapi
campur tangan negara tetap diperlukan.
Salah satunya adalah terkait hukum tentang hak kekayaan intelektual
(HaKI). Perjanjian internasional tentang Aspek-Aspek Perdagangan dari
HaKI (the TRIPs Agreement), tidak memberikan definisi mengenai HaKI,
tetapi pasal 1.2 menyatakan bahwa HaKI terdiri dari:
1. hak cipta dan hak terkait;
2. merek dagang;
3. indikasi geografis;
4. desain industri;
5. paten;
6. tata letak (topografi) sirkuit terpadu;
7. perlindungan informasi rahasia;
8. kontrol terhadap praktek persaingan usaha tidak sehat dalam
perjanjian lisensi.3
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-Undangan, cet. 5, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 1
Ibid
3
Tim Lindsey, Et al., Ed. , Hak Kekayaan Intelektual, cet. 7, (Bandung: Alumni, 2013), hlm. 3
2
Ibid
Ibid, hlm. 6-12
6
Ibid, hlm. 13
5
2.
7
8
Ibid, hlm. 16
Ibid, hlm. 18-19
3.
4.
C. Kasus Posisi
Penggugat dalam perkara ini adalah P.T. GUDANG GARAM, TBK,
berkedudukan di Jalan Semampir II/I, Kediri Jawa Timur. Terguggat dalam
perkara ini adalah H. ALI KHOSIN, SE., selaku PR. JAYA MAKMUR,
beralamat di Jalan Probolinggo Nomor 162 Kelurahan Panarukan, Kepanjen,
Malang,
Jawa
PEMERINTAH
HUKUM
DAN
Timur.
Turut
REPUBLIK
HAM
CQ.
Tergugat
dalam
INDONESIA
perkara
CQ.
DIREKTORAT
ini
adalah
KEMENTERIAN
JENDERAL
HAK
berikut:
a. Tuntutan dapat dilakukan secara perdata dengan mengajukan
gugatan atau secara pidana dengan mengadukan pada polisi di
mana pidana itu dilakukan.
b. Secara jalur perdata, pemilik atau pemegang HaKI dapat
mengajukan gugatan perdata pada Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri kemudian apabila permohonan ditolak,
dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
c. Secara jalur pidana, pemilik atau pemegang HaKI dapat
mengadukan tindak pidana bersangkutan kepada polisi atau
penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang akan melakukan
proses
penyidikan
terlebih
dahulu
kemudian
perkara
Pasal 76
(1)
(2)
Pasal 77
Pasal 78
(1)
(2)
Merek
secara
tanpa
hak,
hakim
dapat
Pasal 79
Terhadap putusan Pengadilan Niaga hanya dapat diajukan
kasasi.9
Indonesia, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, LN Tahun 2001 Nomor 110,
TLN 4131, ps. 76-80
semua
perbuatan
yang
berkaitan
dengan
c. Kesesuaian
Proses
Beracara
dalam
Putusan
Nomor
04/HAKI
perkara
dengan
nomor
putusan
04/HAKI
IDM000384516,
IDM00034489,
IDM000344493,
dan
IDM000014007.
Kemudian prosedur berikutnya adalah bahwa gugatan diajukan
pada Pengadilan Niaga sebagaimana dinyatakan pula padda putusan
nomor 04/HAKI-Merk/PN.Niaga.SBY.
Gugatan ini juga telah diajukan sesuai dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. terdapat pihak lain,
b. secara tanpa hak,
c. menggunakan Merek,
d. mempunyai persamaan pada pokoknya, atau
e. mempunyai persamaan keseluruhannya.
Pada kasus, adanya pihak lain ini terlihat pada PR Jaya Makmur
yang dalam kasus ini diwakili oleh direktur utamanya, H. Ali Khosin,
S.E. Pihak lain ini telah secara tanpa hak,
yakni terlihat dari bentuk dan komposisi huruf, gaya penulisan, ejaan,
bunyi ucapan, komposisi warna dan cara peletakan gambar/lukisan,
dengan Merek Gudang Garam yang telah terdaftar dalam Daftar Umum
Merek Ditjen HKI Nomor Registrasi IDM000384516, IDM00034489,
IDM000344493, dan IDM000014007.
Persamaan pada pokok atau keseluruhannya ini salah satu
contohnya dapat dilihat pada gambar berikut:
semua
perbuatan
yang
berkaitan
dengan
yang
terdaftar
dalam
Nomor
Registrasi
ketenaran
Merek
Gudang
Garam
milik
yang
terdaftar
dengan
Nomor
Registrasi
merek Gudang Baru tersebut didaftarkan dengan itikad tidak baik dan
pendaftaran merek Gudang Baru + Lukisan atas nama Tergugat yang
terdaftar dengan Nomor Registrasi IDM000032226 tanggal pendaftaran
21 Maret 2005 dan Nomor IDM000042757 tanggal pendaftaran 14 Juli
2005 untuk jenis barang di kelas 34 seharusnya dicoret dari dalam Daftar
Umum Merek Direktorat Jenderal HaKI.
Apabila tujuannya adalah pada pencoretan merek Gudang Baru
dari Daftar Umum Merek Direktorat Jenderal HaKI, maka gugatan ini
terlepas dari perihal HaKI, seharusnya lebih tepat jika diajukan pada
Pengadilan Tata Usaha Negara dengan objek gugatan Surat Keputusan
yang dikeluarkan oleh Ditjen HaKI dan tunduk pada hukum acara
peradilan tata usaha negara bukannya diajukan ke Pengadilan Niaga
dengan tergugat direktur utama PR. Jaya Makmur sebagaimana terjadi
dalam kasus.
Dengan demikian, menurut saya gugatan ini sebenarnya kurang
tepat untuk diajukan pada Pengadilan Niaga, mengingat tidak sesuainya
substansi gugatan penggugat dengan substansi gugatan yang telah
ditentukan dalam pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 tentang Merek sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.
pendaftaran
1957/01959,
1995/12283,
1980/6446,
dan
dikeluarkan dari alas kaki yang bersangkutan. Para penggugat juga tidak
diperbolehkan tergugat menggunakan produk yang berkaitan dengan
produk di atas agar tidak menimbulkan penyesatan dan kebingungan
masyarakat. Para penggugat juga menuntut ganti rugi yang harus
dibayarkan oleh tergugat pada penggugat dan membayar biaya perkara
ini.
Dari pemaparan di atas, tampak bahwa pada pokoknya, proses
beracara perkara mengenai hak merek di Indonesia sama dengan proses
beracara di Afrika Selatan, yakni terkait hal yang sama sebagaimana
dilihat pada perbandingan syarat mengajukan gugatan di atas dan lembaga
kepada siapa diajukan perkara ini adalah pada The Supreme Court of
Appeal South Africa.
E. Penutup
1.
Simpulan
penyidikan
terlebih
dahulu
kemudian
perkara
terdapat
menggunakan
pihak
Merek,
lain,
secara
mempunyai
tanpa
hak,
persamaan
pada
apabila
tergugat
juga
dituntut
untuk
Proses
beracara
pada
putusan
nomor
04/HAKI-
memiliki
persamaan
pada
pokoknya
atau
2005
dan
Nomor
IDM000042757
tanggal
terkait
hal
yang
sama
sebagaimana
dilihat
pada
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. LN Tahun
2001 Nomor 110, TLN 4131.
2. Lindsey, Tim. Et al. Ed. Hak Kekayaan Intelektual. cet. 7. Bandung: Alumni,
2013.
3. Soeprapto, Maria Farida Indrati. Ilmu Perundang-Undangan. cet. 5.
Yogyakarta: Kanisius, 2011.