Nonreguler Semester 5
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Kasus
Perkara antara Inter IKEA System yang merupakan perusahaan dari Belanda
melawan IKEA milik lokal. Dalam putusan nomor 264 K/Pdt.Sus-HKI/2015,
majelis hakim memenangkan pihak IKEA lokal yang berasal dari Surabaya. Hakim
menyatakan bahwa majelis hakim dalam pengadilan tingkat pertama tidak salah
dalam menerapkan hukum. “Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat sudah tepat dan benar serta tidak salah menerapkan hukum,”.
Pelanggaran
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang
terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri
merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Jadi kasus
diatas termasuk dalam pelanggaran hak atas merek.
Upaya Hukum
Putusan Mahkamah Agung tersebut hanya menghapus merek-merek terdaftar atas nama
Inter IKEA Systems yang menjadi objek gugatan, di mana akibat hukumnya adalah tidak ada
lagi merek terdaftar nomor IDM000277901 dan IDM000092006 dalam Daftar Umum Merek di
DJKI. Itu saja.
Putusan tersebut samasekali tidak mengalihkan hak dan kepemilikan atas merek-merek
terdafar IKEA yang dihapus tadi ke tangan RATANIA sebagai penggugat. Gugatan penghapusan
merek bukanlah sengketa perebutan kepemilikan atas merek, dimana pihak pemenang otomatis
akan menguasai hak atas merek yang sebelumnya dimiliki oleh pihak yang kalah.