Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

“Desain Industri”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI (KELAS C1)

Ni Luh Indriyanti (1907521203)

Bremaba Tuahta S Meliala (1907521205)

I Putu Agus Wenta Pharamadita (1907521206)

Ni Kadek Melia Utari (1907521209)

Putu Dian Delicia Undiani Putri (1907521210)

Ni Putu Devi Putri Dikayana (1907521227)

DOSEN PENGAMPU :

Putu Devi Yustisia Utami, S.H., M.Kn.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
A. Pengertian Desain Industri
Desain Industri menurut UU No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
didefinisikan sebagai suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau
warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
B. Dasar Hukum Desain Industri
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri adalah:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564).

C. Desain Industri Yang Dapat Didaftarkan


Cara memperoleh perlindungan desain industri adalah dengan melakukan pendaftaran
ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI. Desain
Industri yang dapat didaftarkan adalah:
1. Desain Industri yang memiliki kebaruan (novelty) dengan catatan jika pada
tanggal penerimaan permohonan pendaftaran Desain Industri tersebut tidak sama
dengan pengungkapan Desain Industri yang telah ada sebelumnya;
2. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.
D. Lama Perlindungan Desain Industri
Berdasarkan Pasal 5 (1) UU No. 31 Tahun 2001 Tentang Desain Industri
disebutkan bahwa Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.

1
1. KASUS SENGKETA DESAIN INDUSTRI PERMEN ALPENLIEBE

Alpenliebe adalah salah satu merek permen yang banyak digemari masyarakat
Indonesia di masa kini. Permen Alpenliebe pada awalnya dikenal masyarakat Indonesia
sebagai permen dengan rasa karamel. Seiring dengan perkembangan waktu, Perfetti Van
Melle S.P.A sebagai produsen permen Alpenliebe tersebut juga melakukan inovasi terhadap
produknya dengan meluncurkan produk baru yaitu Alpenliebe Lollipop.
Permen Alpenliebe Lollipop yang beredar di pasaran Indonesia ternyata sempat
menimbulkan sengketa desain industri dengan salah satu produk permen dalam negeri milik
pengusaha Indonesia. Agus Susanto adalah salah satu pengusaha permen asal Indonesia yang
memproduksi permen Lollyball bermerek Yoko. Agus mengajukan gugatan pembatalan
desain industri Perfetti Van Melle S.P.A untuk jenis produk permen Alpenliebe Lollipop.
Gugatan Agus dilayangkan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada bulan Juli 2009.
Persidangan perkara No. 42/Desain Industri/2009/PN.NIAGA.JKT.PST sudah memasuki
babak akhir. Masalahnya bersumber dari kesamaan desain permen Lollyball dengan desain
permen Lollipop. Desain industri milik Perfetti Van Melle terdaftar dalam sertifikat No. ID
004058 tanggal 8 Januari 2003 dengan judul Lollipops.
Menurut kuasa hukum Agus dari Pieter Talaway & Associates, kesamaan itu terletak
pada bentuk dan konfigurasi. Namun dalam gugatan tidak dijelaskan secara rinci dimana
letak kesamaannya. Kesamaan itu dapat mengecoh masyarakat tentang asal usul atau sumber
produk Agus dan Perfetti Van Melle sehingga bertentangan dengan Pasal 4 UU No. 31
Tahun 2001 tentang Desain Industri. Desain industri permen Alpenliebe dinilai tidak

2
memiliki kebaruan. Karena itu, dalam petitum gugatan, Agus meminta majelis hakim agar
membatalkan desain industri milik Perfetti Van Melle. Sebab sebelum Perfetti Van Melle
mendaftarkan desain industri permen Alpenliebe, konfigurasi desain sudah beredar luas
(public domain). Perfetti Van Melle dinilai tidak beritikad baik dalam mendaftarkan desain
industri. Agus sendiri telah memproduksi permen Yoko sejak tahun 1999. Ia juga telah
mengantongi sertifikat merek No. 460924 pada 5 Januari 2001. Kemudian diperpanjang
dengan sertifikat No. IDM 000194839.
Kuasa hukum Perfetti Van Melle dari Soemadipraja & Taher, menyatakan gugatan
Agus tidak berdasar. Karena Agus sendiri tidak pernah mendaftarkan desain industri
Lollyball sehingga tidak memiliki hak eksklusif atas desain permen Lollyball. Apalagi,
melarang pihak lain untuk mengunakan desain yang menyerupai desain permen Lollyball.
Faktanya, etiket desain industri permen Lollipops dan Lollyball pun berbeda. Etiket merek
permen Lollyball memiliki berbagai macam unsur gambar. Selain itu, pada desain produk
permennya terdapat garis di permukaan. Sementara, pada permukaan permen Lollipops
bergaris dengan alternatif warna yang berbeda. Garis itupun bervariasi, ada yang horisontal,
diagonal kiri ke kanan atau sebaliknya dan atau tidak beraturan/bervariasi.
Dalam rezim hukum desain industri tidak dikenal konsep kemiripan atau persamaan
pada pokoknya dalam konsep perlindungan desain industri di Indonesia. Ditjen Hak
Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM mengeluarkan sertifikat desain industri
untuk produk Perfetti Van Melle menunjukan pendaftaran desain industri tidak bermasalah.
Tidak melanggar peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, agama dan kesusilaan.
Pendaftaran sertifikat desain industri Perfetti Van Melle telah melalui tahap pemeriksaan
baik administratif, substantif dan telah diumumkan. Ketika, masa pengumuman tidak ada
pengajuan keberatan terhadap pemohon pendaftaran desain industri yang diumumkan. Kuasa
hukum Perfetti Van Melle menilai tidak mungkin perusahaan asal Italia itu membahayakan
reputasinya dengan meniru desain permen dari produsen lain.
 ANALISISA KASUS
Kasus sengketa desain industri antara permen Alpenliebe Lollipop dengan permen
Yoko Lollyball pada dasarnya diawali karena adanya kemiripan di antara kedua produk
tersebut dalam hal bentuk dan konfigurasi. Gugatan yang diajukan oleh Agus Susanto kurang
memiliki dasar pertimbangan yang kuat karena Agus sendiri tidak pernah mendaftarkan

3
desain industri Lollyball sehingga tidak memiliki hak eksklusif atas desain permen Lollyball.
Selain itu dari pihak kuasa hukum Agus juga tidak dapat menjelaskan secara rinci di mana
letak kesamaannya.
Gugatan Agus semakin diperlemah dengan adanya fakta yang dapat ditunjukkan
pihak Perfetti Van Melle bahwa etiket desain industri permen Lollipops dan Lollyball
berbeda. Bukan hanya itu, Perfetti Van Melle juga dapat membuktikan bahwa produk
Alpenliebe Lollipop telah mendapatkan sertifikat desain industri. Pendaftaran sertifikat
desain industri Perfetti Van Melle telah melalui tahap pemeriksaan baik administratif,
substantif dan telah diumumkan. Ketika, masa pengumuman tidak ada pengajuan keberatan
terhadap pemohon pendaftaran desain industri yang diumumkan. Berdasarkan kondisi
tersebut, gugatan yang diajukan oleh Agus Susanto memang tidak cukup kuat untuk
membuktikan adanya pelanggaran desain industri yang dilakukan oleh pihak Perfetti Van
Melle.
Menurut pendapat kelompok kami, desain industri permen Lollyball seharusnya
segera didaftarkan ketika baru tercipta. Gugatan Agus Susanto menjadi gugatan yang lemah
karena Agus sendiri tidak memiliki serifikat desain industri atas permen Lollyball. Meskipun
telah memiliki sertifikat merek No. 460924 pada tahun 2001, namun hal ini belum lengkap
tanpa adanya sertifikat atas desain industri. Jika kondisinya seperti ini, permen Lollyball
hanya mendapat perlindungan atas merek dagangnya, namun tidak mendapat perlindungan
dan pengakuan atas desain industrinya. Oleh sebab itu, pendaftaran legalitas atas suatu
produk haruslah lengkap dan dilakukan sesegera mungkin. Hal ini diperlukan agar produsen
memperoleh jaminan perlindungan hukum yang sah atas hak milik perindustrian untuk
produk yang dimilikinya.
 KESIMPULAN
Kasus sengketa desain industri antara Perfetti Van Melle dan Agus Susanto memberi
pelajaran kepada seluruh pelaku industri di Indonesia bahwa pendaftaran hak milik
perindustrian salah satunya desain industry harus dilakukan secepatnya dan selengkap-
lengkapnya agar memperoleh jaminan perlindungan hukum terhadap produk secara
menyeluruh. Jika ingin mengajukan gugatan, maka gugatan tersebut haruslah memiliki dasar
fakta yang kuat dan dapat dibuktikan kebenarannya, serta dilakukan di saat yang tepat.
Desain industri yang kreatif dan inovatif diperlukan dalam mendesain suatu produk agar

4
menjadi produk yang unik, diterima oleh konsumen, dan terhindar dari dugaan plagiarisme
oleh pihak lain.
2. MATRIKS PERBANDINGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pembanding Hak Cipta Hak Industri


Hak Merek Indikasi Hak Paten Rahasia Desain DTLST
Geografis Dagang Industri
Dasar UU 28/2014 UU 20/2016 UU 20/2016 UU 13/2016 UU 32/2000 UU 31/2000 UU 31/2000
Hukum dan PP
51/2007
Subyek Pencipta dan Pemilik Pemakai Inventor Pemillik Pendesain Penemu
Pemegang merek yang Indikasi atau pihak Rahasia atau yang desain tata
hak cipta terdaftar Geografis yang Dagang menerima letak sirkuit
(orang yang dalam Daftar menerima hak tersebut terpadu
diberikan hak Umum Merek hak tersebut dari disebut
atas hak cipta (seseorang dari pemilik pendesain pendesain
tersebut) atau beberapa paten yang Pendesain
orang secara terdaftar DTLST
bersama-sama dalam
atau badan Daftar
hukum) Umum
Paten
Objek Karya di Simbol SDA, barang Invensi, Metode Penampilan Desain tata
bidang ilmu dagang kerajinan proses, produksi, produk. letak IC
pengetahuan, (barang & tangan & produk metode Penampilan
seni dan jasa). hasil pengolahan, yang unik,
sastra yang industry. metode yang sudah
sudah penjualan atau di patenkan
berwujud informasi lain sehingga
karya nyata. di bidang tidak dapat di
tekhnologi ambil oleh
orang lain.

5
Cara -Mendaftar Inventor harus Permohonan Mendaftar Tidak perlu Mendaftar ke Mendaftar
Memperoleh di Kantor mengajukan diajukan oleh ke diajukan Direktorat ke
Perlindungan Wilayah permohonan lembaga Direktorat pendaftaran Jenderal Direktorat
Kemenkumh merek ke yang Jenderal karena Kekayaan Jenderal
am dengan Direktorat mewakili Kekayaan undang- Intelektual Kekayaan
membawa Jenderal masyarakat Intelektual undang secara Kementerian Intelektual
dokumen Kekayaan di daerah Kementeria langsung Hukum dan Kementeria
persyaratan. Intelektual tersebut, n Hukum melindungi HAM RI n Hukum
-Mendaftar Kementerian lembaga dan HAM rahasia dan HAM
secara online Hukum dan yang diberi RI dagang RI
melalui HAM RI wewenang tersebut
laman dan apabila
https://e- kelompok memenuhi
hakcipta.dgip konsumen kriteria.
.go.id barang
tersebut.
Lama Berlaku Berlaku Berlaku Berlaku Tidak Jangka waktu Jangka
Perlindungan selama hidup selama 10 selama selama 10 memiliki 10 tahun waktu 10
Pencipta dan tahun sejak terjaganya tahun untuk batas waktu terhitung tahun sejak
terus tanggal reputasi, paten perlindungan sejak pertama kali
berlangsung penerimaan kualitas, dan sederhana (selama dapat Tanggal DTLST
selama 70 (dapat karakteristik dan 20 dirahasiakan) Penerimaan dieksploitasi
(tujuh puluh) diperpanjang) yang menjadi tahun untuk dan tidak secara
tahun setelah dasar paten biasa dapat komersial
Pencipta diberikannya dilakukan atau sejak
meninggal pelindungan perpanjangan tanggal
dunia Indikasi perlindungan penerimaan
Geografis . permohonan
pada suatu pendaftaran.
barang.

6
Keterangan:
DTLST : Desain Tata Letak Sirkuit Tepadu

DAFTAR PUSTAKA

https://dgip.go.id/memahami-desain-industri
https://dgip.go.id/pengenalan-paten
https://dgip.go.id/pengenalan-merek
https://dgip.go.id/pengenalan-hak-cipta
https://dgip.go.id/pengenalan-indikasi-geografis
https://dgip.go.id/pengenalan-desain-tata-letak-sirkuit-terpadu
https://ipindo.com/
https://ambadar.co.id/knowledge-base/penjelasan-mengenai-desain-industri-di-indonesia/
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4b16204991050/desain-industri-permen-
ialpenliebei-digugat/
https://nasional.kontan.co.id/news/pengusaha-lokal-gugat-produsen-alpenliebe-1
http://joe-proudly-present.blogspot.com/2013/06/tugas-ke-2-hukum-industri-kasus.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai