Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zulfadli

Nim : 1874201038
Kelas : 5 B
Dosen :Desi Somalia, S.H, M.H

KASUS MENGENAI MEREK ANTARA OSKADON DAN OSKANGIN

A. Kasus

         Oskadon merupakan salah satu obat sakit kepala yang sudah cukup lama beredar di
Indonesia. Masyarakat Indonesia pun sudah tidak asing lagi jika mendengar merek obat sakit
kepala yang satu ini. Slogan “Oskadon Memang Oye!” ternyata bukan hanya suatu slogan
kosong belaka. Hal ini terbukti saat Oskadon mengajukan gugatan ke pengadilan. Merek obat
sakit kepala ini ternyata tidak terkalahkan melawan obat sejenis dengan merek Oskangin.

B. Pelanggaran

Di dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek yang


berbunyi “Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh Pemohon
yang beritikad tidak baik. dalam Penjelasan Pasal 4 tersebut menyatakan bahwa Pemohon
kepemilikan merek harus beritikad baik, yaitu dengan mendaftarkan mereknya secara layak
dan jujur tanpa apa pun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak
lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain atau menimbulkan
persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan konsumen.

C. Upaya Hukum

Oskadon telah menggugat merek Oskangin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN
Jakpus). Hasilnya hakim mengabulkan permohonan tersebut serta memerintahkan Oskangin
mencabut nama tersebut.
Menurut majelis hakim, berdasarkan bukti merek Oskadon telah dipromosikan secara besar-
besaran sudah sejak lama. Sedangkan Oskangin baru terdaftar sejak 1 Juli 2010.  Majelis juga
beralasan membatalkan merek Oskangin karena merek tersebut mengandung unsur kata
'Oska' yang mendominasi unsur kata Oskadon. Maka Oskangin telah mendaftarkan merek
Oskangin dengan berniat membonceng ketenaran merak Oskadon.
Selain itu, kata 'Oska' telah digunakan sebaagai merek Oskadon dan terlebih dahulu
dibanding Oskangin. Hakim juga melihat secara visual antara kedua merek tersebut memiliki
persamaan pada pokoknya.
Dapat disimpulkan dalam kasus tersebut jika dilihat dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 Tentang Merek Oskangin diduga memiliki maksud tidak baik dengan
memakai unsur kata “Oska”, yaitu memanfaatkan popularitas dari merek Oskadon demi
memudahkan promosi agar lebih cepat mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Dan
hal tersebut patut diketahui bahwa ada unsur kesengajaan dalam meniru merek dagang yang
sudah dikenal tersebut.
Ketua majelis hakim Marsudin Nainggolan dalam sidang di PN Jakpus mengabulkan
permohonan penggugat dan membatalkan merek Oskangin.

Berdasarkan kasus tersebut, diketahui bahwa jenis produk dari kedua merek yang memiliki
sengketa sama-sama merupakan obat sakit kepala. Penggunaan kata “Oska” pada merek obat
sakit kepala Oskangin memang sangat mirip dengan merek Oskadon. Kesamaan-kesamaan
seperti ini memang mengindikasikan adanya itikad tidak baik dari pihak Oskangin karena
cenderung menjiplak atau meniru merek Oskadon yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh
masyarakat luas.

Pembatalan merek Oskangin oleh majelis hakim memang sudah merupakan keputusan yang
tepat. Hal ini dilakukan dengan dasar sebab yang jelas baik dari aspek perizinan dan tampilan
visualnya. Merek Oskadon telah terlebih dahulu terdaftar sebagai merek dagang yang sah dan
dilindungi Undang-Undang, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001.
Sedangkan Oskangin baru terdaftar pada tahun 2010. Oskangin diduga memiliki maksud
tidak baik dengan memakai unsur kata “Oska”, yaitu memanfaatkan popularitas dari merek
Oskadon demi memudahkan promosi agar lebih cepat mendapat tempat di hati masyarakat
Indonesia. Namun, masyarakat yang cerdas tentu dapat menilai originalitas dari kedua merek
tersebut. Merek manakah yang meniru (plagiat) dan merek manakah yang ditiru.

Anda mungkin juga menyukai