Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DWI CAHYANI WIDAYATI

NPM : 16 . 31 . 0156
KELAS : KH BJM B
MATA KULIAH : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Membuat Tulisan yang berisi perkembangan terakhir salah satu lembaga keuangan bank atau
lembaga keuangan non bank.

Jawab :

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan atau yang sering kita dengar dengan singkatan OJK merupakan
lembaga keuangan di Indonesia yang baru beberapa tahun dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Sebagai pengawas dari seluruh Bank di Indonesia, OJK juga mengakomodir semua kegiatan
yang berhubungan dengan perbankan.

Ada beberapa aspek tentang perkembangan OJK beberapa bulan terakhir diantaranya :
A. Sektor Jasa Keuangan Masih Positif di 2017
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, sektor jasa keuangan Indonesia hingga akhir
2017 masih stabil dengan kinerja intermediasi yang positif. Kinerja intermediasi sektor jasa
keuangan berada pada level positif, terutama didukung oleh penghimpunan dana di pasar
modal telah mencapai Rp 257,02 triliun. Angka tersebut melebihi target tahun 2017 sebesar
Rp 217,02 triliun.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, "Stabilitas sektor
jasa keuangan selama 2017 didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai
untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha," jelas dia. Intermediasi
perbankan sudah mulai tumbuh ditunjukkan angka kredit perbankan sampai dengan akhir
November 2017 meningkat Rp 228 triliun. Sehingga, total kredit perbankan mencapai Rp
4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47 persen yoy.

"OJK memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2017 berada di kisaran


7-9 persen. Deviasi pertumbuhan kredit perbankan dibandingkan dengan target Rencana
Bisnis Bank (RBB) 2017 sebesar 11,86 persen yoy disebabkan oleh konsolidasi yang
dilakukan oleh perbankan nasional sehubungan dengan risiko kredit termasuk melalui
hapus buku terhadap kredit bermasalah terutama untuk segmen kredit berbasis komoditas
beserta turunannya"

Tingkat kredit atau pembiayaan bermasalah secara umum juga masih berada dalam level
yang terjaga, yakni sebesar 2,89 persen untuk perbankan dan 3,08 persen untuk perusahaan
pembiayaan. Lalu, tingkat suku bunga perbankan, baik bunga deposito maupun tingkat
bunga pinjaman menunjukkan tren menurun.
B. Kredit Bank Bakal Tumbuh 10%
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan realisasi pertumbuhan kredit bank hingga
akhir tahun mencapai 10 persen. Realisasi tersebut akan di bawah proyeksi sebesar 11
persen. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menerangkan, proyeksi
pertumbuhan kredit bank telah direvisi dari 13 persen menjadi 11 persen. Hingga saat ini,
realisasi pertumbuhan kredit telah mencapai 7,8 persen.

Berkaitan dengan pertumbuhan kredit, revisi business plan pertengahan tahun 2017 telah
menurunkan targetnya dari 13 menjadi 11 persen. Kalau kita lihat pertumbuhan kredit
sampai hari ini, secara yoy sudah 7,8 persen. Pertumbuhan ini sudah lebih besar dibanding
pertembuhan selama akhir 2016 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta.

Namun, Wimboh mengaku untuk mencapai 11 persen hingga akhir tahun agak berat.
Kemungkinan, akan tercapai 10 persen. "Bagaimana mencapai 11 persen akhir tahun,
kelihatannya ini memang agak berat. Kita perkirakan akan tercapai sekitar 10 persen," ujar
dia. Alasannya, dia menerangkan, perbankan tengah melakukan restrukturisasi penyaluran
kredit komersial dengan besaran antara Rp 250 miliar hingga Rp 900 miliar. Jumlah debitur
untuk kisaran tersebut relatif besar.

Karena debitur ini yang kemarin lebih banyak berbisnis di bidang komoditas, mining,
sehingga komoditas ini kemarin sempat harganya turun cukup drastis sehingga mengalami
kesulitan cash flow. Jadi debitur-debitur ini dalam proses restrukturisasi. Proses
restrukturisasi ini berpengaruh pada angka kredit bermasalah atau non performing loan
(NPL). Hingga September 2017, realisasi kredit bermasalah sudah di bawah 3 persen.

Kalau kita lihat jumlah NPL nya pun sudah mulai menurun. Angka terakhir pada September
itu sudah 2,9 persen. Jadi sudah di bawah 3 persen. Bulan sebelumnya masih di atas 3
persen yakni 3,1 persen. Jadi ini tanda restrukturisasi NPL di kredit komersial sudah ada
tanda-tanda perbaikan, tutur Wimboh

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan kredit tahun
ini masih di kisaran 8 hingga 10 persen. Pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 10
hingga 12 persen.

Di Indonesia, tahun 2017 ini memang salah satu tantangan yang sedang dihadapi adalah
untuk meyakinkan korporasi dan perbankan bisa menyelesaikan konsolidasi. Dan kita
memperhatikan bahwa pertumbuhan kredit yang di bawah dua digit atau di kisaran satu digit
adalah salah satu tantangan yang mesti dihadapi.
C. 95% Transaksi Pasar Modal ada di Jabodetabek
Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk mengembangkan industri pasar modal di daerah. Potensi investor di daerah
cukup besar, tetapi belum tergarap dengan maksimal. Direktur Penilaian Perusahaan BEI
Samsul Hidayat menjelaskan, berdasarkan data OJK, ternyata 95 persen transaksi pasar
modal terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Adapun 5 persen sisanya tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa dan wilayah lainnya di
Indonesia.

Dari 5 persen itu transaksi terjadi setengahnya di berbagai kota besar di Jawa, semisal
Bandung, Semarang, Surabaya. Setengah lagi berada di seluruh wilayah Indonesia (luar
Jawa). BEI melihat sebenarnya potensi investor pasar modal di daerah cukup besar.
Namun, sayangnya tak banyak fasilitas untuk bertransaksi di daerah. 

Oleh sebab itu, BEI berinisiatif untuk menjalin kerja sama dengan OJK
untuk pengembangan pasar modal di daerah. Caranya dengan mempermudah pendirian
perusahaan efek di berbagai daerah, yang berstatus sebagai perusahaan non-Anggota Bursa
(AB). Samsul menilai, perusahaan non-AB tersebut mungkin pendapatannya tidak begitu
besar, tapi secara distribusi mereka bisa lebih menyeluruh dan menjangkau di daerah.
Intinya, kita hendak memperluas pasar ke seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini juga
membuka kesempatan bagi orang-orang yang memiliki modal di daerah untuk membuka
perusahaan efeknya sendiri, dan tetap bekerja sama dengan perusahaan efek yang telah ada.

Keberadaan sekitar 300 galeri yang dibuka OJK di seluruh Indonesia juga turut mendukung
ide tersebut. Diharapkan, langkah ini dapat meningkatkan kegiatan transaksi pasar
modal secara nasional. Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menepis jika dana
investor asing keluar dari pasar modal Indonesia. BEI mengklaim, investor asing tengah
merealisasikan sebagian keuntungan di pasar modal Indonesia.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menerangkan, kepemilikan saham investor asing hingga
19 Desember 2017 mencapai Rp 1.912 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun
2016 yang mencapai Rp 1.691 triliun. Keuntungan dari investasi saham pada tahun 2017
totalnya Rp 261 triliun. Kemudian, investor asing mengambil keuntungan dari investasi
sebesar Rp 40 triliun.

Jadi, lanjutnya, investor asing masih memiliki keuntungan di pasar modal sebesar Rp 221
triliun. Asing tidak keluar di Indonesia. Betul, sampai 19 Desember mereka itu Rp 40
triliun kata-katanya net sell sebenarnya kalau dilihat dulu setiap asing jual turun.
Tapi market cap uang yang mereka pegang tadi Rp 1.691 triliun sekarang Rp 1.912 triliun.
Ini jual beli mereka masih untung Rp 221 triliun yang belum direalisasi.

Dengan kondisi tersebut investor asing tidak cabut dari Indonesia. Menurutnya, investor
tersebut hanya merealisasikan sebagian keuntungan di pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai