Anda di halaman 1dari 77

MATERI PEMBINAAN

GURU MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

BIDANG
MANAJEMEN PENDIDIKAN
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH


KABUPATEN TASIKMALAYA
2022

1
TIM PENYUSUN

PELINDUNG : ………………………………………………

PENASIHAT : DRS. H. SURYANA, M.SI


………………………………………………
………………………………………………

PELAKSANA : ………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………

2
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ...................................................................................... i


KATA SAMBUTAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
BAB I MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ............................................... 1
BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH . 17
BAB III TUGAS DAN FUNGSI PENGELOLA MADRASAH DINIYAH.................37
BAB IV MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS ................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 64

3
BAB I
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan
Al‐Qur’anul karim sebagai kitab suci kaum muslimin antara lain
berfungsi sebagai “hudan” sarat dengan berbagai petunjuk agar manusia
dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini. Untuk memperoleh
petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap al‐Qur’an itu
sendiri, sehingga kaum muslimin benar‐benar bisa mengambil manfaat
yang sebesar‐besarnya dari pada isi kandungan al‐Qur’an tersebut yang di
dalamnya kompleks membahas permasalahan‐permasalahan yang sudah
terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum terjadi. Semua hal yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, maupun keberadaan alam ini
sudah termaktub dalam al‐Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari
asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia
dalam hal ini tentang Manajemen Pendidikan, hal tersebut sudah tertulis
di dalam al‐Qur’an.
Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi, pengurus,
yang diambil dari kata kerja manage yang berati mengemudikan,
mengurus, dan mermerintah. Manajemen menurut Dr. Hadari Nawawi
adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam
memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan. Manajemen
pendidikan Islam merupakan aktifitas untuk memobilisasi dan
memadukan segala sumber daya pendidikan Islam dalam rangka untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sumber daya yang dimobilisasi dan dipadukan untuk mencapai
tujuan pendidikan tersebut tentunya meliputi apa yang disebut 3 M (man,
money, dan material), dan semua itu tidak hanya terbatas yang ada di
Madrasah/madrasah atau pimpinan perguruan tinggi Islam.
Berkomunikasi, bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait baik
kedalam maupun keluar sangat membantu dan menentukan kemajuan
lembaga pendidikan yang dipimpinnya, itulah proses dari manajemen.
Untuk merealisasikan semua aspek yang terungkap dalam paparan
di atas, ternyata tak lepas dari permasalahan manajemen. Dan
manajemen sendiri sesungguhnya sudah di jelaskan dalam al‐Qur’an. Jika
kita mau memahami dan menganalisis beberapa macam aspek yang ada
1
bahwa manajemen adalah untuk mengetahui kemana arah yang akan
dituju, kesukaran apa yang harus dihadapai, kekuatan apa yang harus
dijalankan dan bagaimana anda mengemudikan kendaraan anda dengan
membuat penumpang anda nyaman berada di kendaraan anda yang anda
kemudikan, bukan malah sebaliknya.
Yang harus disadari adalah bahwa pemahaman manusia terhadap
al‐Qur’an, bagaimanapun sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal, dan
apapun yang bersandar pada akal tersebut tidak pernah menjadi hal yang
mutlak, jadi sepenuhnya persoalan akal dan kwalitasnya dalam
memahami al‐Qur’an dan seberapa jauh kemampuan akal untuk kajian
dan interprestasi secara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itulah
dalam pembahasan ini penulis mencoba mensinergiskan dan
mengungkap secara langsung bahwa manajemen pendidikan Islam
sesungguhnya dapat kita kaji dan kita interpretasikan dengan al‐Qur’an
jika akal kita mau berpikir. Karena sesungguhnya al‐Qur’an sendiri
menjelaskan tentang hal itu.

B. Komponen Manajemen Pendidikan Islam


Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan
empat komponen yang ada yaitu (POAC) planning, organizing, actuating
dan controlling. Menurut hemat penulis empat komponen tersebut di
jelaskan di beberapa ayat al‐Qur’an. Untuk lebih jelasnya maka akan
penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)
Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan
penentuan secara matang tentang hal‐hal yang akan dikerjakan di masa
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Ketika dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu organisasi
kependidikan, maka perencanaan pendidikan menurut ST Vembriarto
(1988 : 39) dapat didefiniskan sebagai penggunaan analisa yang bersifat
rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang
bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid‐murid serta masyarakat.
Dalam perencanaan terlebih yang harus diperhatikan adalah apa
yang harus dilakukan dan siapa yang akan melakukannya. Jadi

2
perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan
kondisi diwaktu yang akan dating dalam mana perencanaan dan kegiatan
yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada
saat rencana di buat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada
manajemen. Keperluan merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa
manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia
tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu
tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari
keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan usaha‐
usaha yang akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar
perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih
alternative masa depan yang dikehendakinya dan kemudian
mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang
dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa.
Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu akan terealisasikan
dengan baik.
Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. karena perencanaan meliputi usaha untuk memetapkan tujuan atau
memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka
perencanaan haruslah bisa membedakan point pertama yang akan
dilaksanakan terlebih dahulu
b. dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui
tujuan‐tujuan yang kan kita capai
c. dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan‐
hambatan yang akan mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi
pendidikan, perhitungan‐perhitungan secara teliti sudah harus dilakukan
pada vase perencanaan pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
maka berlaku prinsip‐prinsip perencanaan, yaitu :
a. Perencanaan harus bersifat komprehensif
b. Perencanaan pendidikan harus bersifat integral
c. Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek‐aspek kualitatif
d. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang
dan kontinyu
e. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada efisiensi
3
f. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber‐
sumber yang ada atau yang dapat diadakan
g. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi
yang efisien dan data yang dapat diandalkan.
Bertolak dari hal tersebut, bahwa tujuan atau orientasi ke arah
sasaran merupakan landasan untuk membedakan antara planning dengan
spekulasi yang sekedar dibuat secara serampangan. Sebagai suatu ciri
utama dari langkah tindakan eksekutif pada semua tingkat organisasi,
planning merupakan suatu proses intelektual yang menyangut berbagai
tingkat jalan pemikiran yang kreatif dan pemanfaatan secara
imajinatifatas dari variabel‐variael yang ada. Planning memungkinkan
pada administrator untuk meramalkan secara jitu kemungkin anakibat
yang timbul dari berbagai kekuatan, sehingga ia bisa mempengaruhi dan
sedikit banyak mengontrol arah terjadinya perubahan yang dikehendaki.
Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yang akan
dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan Islam, maka prinsip
perencanaan harus mencerminkan terhadap nilai‐nilai islami yang
bersumberkan pada al‐Qur'an dan al‐Hadits. Dalam hal perencanaan ini
al‐Qur'an mengajarkan kepada manusia : ََ ََْ َ.
َ
[٧٧/‫وافعلوا احل رى لعلمك تف ِلحون ]احلج‬
Artinya: Dan berbuatlah kebajikan supaya kamu
mendapatkan keberuntungan (Al‐Hajj : 77)
Selain ayat tersebut, terdapat pula ayat yang menganjurkan kepada
para manejer atau pemimpin untuk menentukan sikap dalam proses
perencanaanpendidikan. yaitu dalamal‐Qur’an surat an‐ Nahl aya t 90:
َ َ ‫َىهى َ عن‬. ‫اىلعد لَ اولحَسانَو َإيتا ء ذي الق َ ْر ىىَ َوي‬. ‫هلال اىم ُر‬
‫الفحشا ِء‬ ْ َْ ‫ إن‬, َ َ
. ِ ِ ِ
َ ُ ‫ْ ََ ﱠ ْ ََ ﱠ‬ َ ْ. َ َ َ ْ ْ َ
[٠٩/‫اومل نك ِروالب ىعي ِعظ مكلع ل مكتذ ك رون ]النحل‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan atau kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah
melarang perbuatan yang keji, mungkar dan permusuhan. Dia memberi
pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (An‐Nahl :
90)

4
Ayat‐ayat lain yang berkesinambungan dengan perencanaan adalah
dalam (al‐Qur’an 75: 36) bahwa “apakah manusi mengira ia dibiarkan saja
tanpa pertanggung jawaban?, dan selanjutnya (al‐Qur’an 17:36) sebagai
berikut: ََ َ ََ ََ
‫وال تق ف ما ليس لك عم إن السمع والبرص والفؤاد لك َأول ِ َئك َ َاكن‬
‫به ل‬
[٦٣ /‫]االرساء‬
‫َع ْن َُهم سئوال‬
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil yang tidak
boleh ditawar dalam proses perencanaan pendidikan, agar supaya tujuan
yang ingin dicapai dapat tercapai dengan sempurna. Disamping itu pula,
intisari ayat tersebut merupakan suatu “pembeda” antara manajemen
secara umum dengan manajemen dalam perspektif Islam yang sarat
dengan nilai.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah
perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanaan
perencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan administratif
manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau
pengorganisasian.
Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama. Langkah pertama dalam pengorganisasian
diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang‐bidang
atau fungsi‐fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan
pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang
bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian, setiap pembidangan
kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah
tugas yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan yang

5
diemban oleh kelompok‐kelompok kerjasama tersebut.
Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalam suatu
struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu
akan mampu melengkapi yang lain dalam rangka mencapai tujuan.

6
Struktur organisasi disebut “segi formal” dalam pengorganisasian karena
merupakan kerangka yang terdiri dari satuan‐satuan kerja atau fungsi‐
fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang bersifat
hierarki/ bertingkat. Diantara satuan‐satuan kerja itu ditetapkan pula
hubungan kerja formal dalam menyelanggarakan kerjasama satu dengan
yang lain, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing‐
masing. Di samping segi formal itu, suatu struktur organisasi mengandung
kemungkinan diwujudkannya “hubungan informal” yang dapat
meningkatkan efisiensi pencapaian tujuan. Segi informal ini diwujudkan
dalam bentuk hubungan kerja yang mungkin dikembangkan karena
hubungan pribadi antar personal yang memikul beban kerja dengan
wewenang dan tanggung jawab masing‐masing.
Satuan kerja yang ditetapkan berdasarkan pembidangan kegiatan
yang diemban oleh suatu kelompok kerja sama, pada dasarnya
merupakan pembagain tugas yang mengandung sejumlah pekerjaan
sejenis. Oleh setiap itu, setiap unit kerja akan menggambarkan jenis‐jenis
aktivitas yang menjadi kewajibannya untuk diwujudkan.
Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan
yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme
yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan
yang ditetapkan. Proses organizing yang menekankan pentingnnya
tercipta kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal ini al‐Qur'an telah
menyebutkan
bu lat dalam sbetapa pentingnya
uatu organisasi. tindakan
Firman Allahkesatuan yang utuh, murni dan
‫حى ْب ِل لهَال م َحيعا َ َوال تف ﱠرقواَواذك ُروا َنعَمة لهال َ َعل ْيمك إذ ْكن^ ْمى‬. ‫ََواعتص ُ َموا‬
َْ َ َ َ ^ُ ْ ُ َ . َ َ ْ َ َ ُ َ ‫ﱠ‬ َ َ َ َ
‫أعدا ًءفأ لفَب ْ َںى ق لوب ْمكفأصَبحُ^ ْمى ب ِن عم ِته إخوا اىو ك ن ْ ىمعلىشاف ح فر ٍة‬

‫]آل‬ ُْ َ َ ْ َ َ
َ ْ ْ ََ
‫هىت‬ ‫هلع‬ َ‫َْ اَىهَكِذلَك ّ ُ َلهالل ْمكَآ‬. ‫م‬ ‫النارفأ نقذ مك‬ ‫مَن‬
َ ُ ‫ﱠ م‬ ‫اى ِت‬ ‫َ ں‬
‫دون‬ ‫ل‬ ‫يب‬
‫ك‬ ‫ى‬
[٣٠١/‫معران‬
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
7
dan janganlah kamu bercerai‐berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh‐musuhan,
Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat

8
Allah, orang‐orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat‐ayat‐Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.
Selanjutnya al‐Qur'an memberikan petunjuk agar dalam suatu
wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi, kelompok, janganlah
timbul pertentangan, perselisihan, perscekcokan yang mengakibatkan
ََ َ َ
hancurnya kesatuan, runtuhnya mekanisme kepemimpinan yang telah
dibina. Firman Allah َُ َ َ

‫مكَوا رىوا إن هلال‬ ‫هلالوَرسوهلَوال تنازعوا فتفشلوا وتذهب ر‬


َ ‫َوأ طيعوا‬
.ِ ‫ص‬ ‫حى‬
[٦٤/‫َںى ]االنفال‬. ‫رى‬.‫الصا‬
ِ ‫ع‬َ‫َم‬
Artinya: Dan taatilah Allah dan RasulNya, jangalah kamu berbantah‐
bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar, hilang kekuatanmu,
dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang‐orang yang sabar
(Al‐Anfal : 46)

3. Penggerakan (Actuating)
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau
organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat
dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing commanding, leading
dan coordinating.
Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas, maka
proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan
dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan,
yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi
motivasi‐motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka
bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan
baik.
Bimbingan menurut Hadari Nawawi (1983:36) berarti memelihara,
menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara
struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari
9
usaha mencapai tujuan. Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan dapat
berbentuk sebagai berikut :
a. Memberikan dan menjelaskan perintah
b. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan

10
c. Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/
kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan
berbagai kegiatan organisasi
d. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dna
fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan
kreativitas masing‐masing
e. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas‐tugasnya
secara efisien.
Al‐Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar terhadap
ْ,
proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan
َ
dalam bentuk actuating ini. Allah berfir a
َ َ ْ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ
َ َ َ m n:
‫املؤم ِن ال ِذ يعملون‬
ِ َِ ‫من لدنهويب‬ ‫اىسا ش ِديدا‬ ‫ق ِ ى ًما ل ُين‬
‫ںى‬. ‫ںى‬. ‫ر‬ ‫ِذَر‬
‫س‬
[٢/‫ً ]الهكف‬ َ َ َ
َ َ
‫م ج ً ارحس نا‬ ‫الصا َِحتالأ ن‬
‫أ‬ ‫ُهل‬
Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orang‐orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa
mereka akan mendapat pembalasan yang baik. (QS. al‐Kahfi: 2)
Actuating juga berarti mengelola lingkungan organisasi yang
melibatkan lingkungan dan orang lain, tentunya dengan tata cara yang
baik pula. Maka firman Allah mengatakan:
َ َََ
َ ْ َ
َ

[٧١١/‫ ل هى ِلك القَرى بظملوأهلها مص ِلحون ]هود‬Y‫ك‬Y‫ب‬Y‫وما اكن ر‬


Artinya: Dan Tuhanmu sekali‐kali tidak akan membinasakan negeri‐negeri
secara zalim, sedang penduduknya orang‐orang yang berbuat kebaikan.
Faktor membimbing dan memberikan peringatan sebagai hal
penunjang demi suksesnya rencana, sebab jika hal itu diabaikan akan
memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap kelangsungan suatu
roda organisasi dan lain‐lainnya.
11
Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk, pedoman
dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi. Actuating
merupakan inti dari manajemen yang menggerakkan untuk mencapai
hasil. Sedangkan inti dari actuating adalah leading, harus menentukan
prinsip‐prinspi efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawab
pertanyaan.

12
4. Evaluasi/Controlling
Evaluasi dalam konteks manajemen adalah proses untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar sesuai apa tidak
dengan perencanaan sebelumnya. Evaluasi dalam manajemen pendidikan
Islam ini mempunyai dua batasan pertama; evaluasi tersebut merupakan
proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan, kedua; evaluasi yang dimaksud
adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed
back) dari kegiatan yang telah dilakukan.
Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini mencakup dua
kegiatan, yaitu penilaian dan pengukuran. Untuk dapat menentukan nilai
dari sesuatu, maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu
adalah pengujian.
Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhir dalam
rantai fungsional kegiatan‐kegiatan manajemen. Pengendalian
merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui apakah
tujuan‐tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan mengapa terpai atau
tidak tercapai. Selain itu controlling adalah sebagai konsep pengendalan,
pemantau efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan
kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.
Adapun ayat al‐Qur’an yang berkaitan dengan evaluasi/controllilg
dapat diterjemahkansebagai berikut: َ
َ َْ ْ َ َ
َ َ َ َ َ َ َ
(٢١:‫ يعملون ما تفعلون )االنفطار‬.‫ كراما اك ِِتب ںى‬.‫و ِإن عليمك حالفظ ںى‬
“padahal ssungguhnya bagi kamu ada malaikat yang mengawasi
pekerjaanmu yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaan itu
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al‐Qur’an al‐Infithar:10‐
12).

C. Konsep Manajemen Pendidikan Islam


Menurut pendapat kami konsep manajemen pendidikan Islam
menurut perspektif (pandangan) al‐Qur’an adalah sebagai berikut yaitu
fleksibel, efektif, effisien, terbuka, cooperative dan partisipatif.
1. Fleksibel
Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku (lentur). Menurut
pendapat Prof. Dr. Imam Suprayogo bahwa berdasarkan hasil
13
pengamatan beliau walaupun sifatnya masih terbatas, menunjukkan

14
bahwa Madrasah atau madrasah meraih prestasi unggul justru karena
fleksibelitas pengelolanya dalam menjalankan tugas‐tugasnya.
Selanjutnya beliau memberikan penjelasan jika diperlukan pengelola
berani mengambil kebijakan atau memutuskan hal‐hal yang berbeda
dengan tuntutan/petunjuk formal dari atas, oleh karena itu untuk
menghidupkan kreativitas para pengelola lembaga pendidikan maka perlu
dikembangkan evaluasi yang tidak semata‐mata berorientasi pada proses
melainkan dapat dipahami pada produk dan hasil yang akan dicapai, jika
pandangan ini dipahami, maka manajemen dalam hal ini kinerja manajer
atau pemimpin pendidikan tidak hanya diukur dengan menggunakan
telah terlaksana progam yang ada, tetapi lebih dari itu adalah sejauh
mana pelaksanaan itu melahirkan produk‐produk yang diinginkan oleh
berbagai pihak.
Petunjuk al‐Qur’an mengenai fleksibelitas ini antara lain tercantum
dala surat al‐Hajjayat 78: َْ َ َ َ َ َ َ
m
. ْ ََ َ َ َ
‫ںى‬ ‫هو اجتبا مك وما جعل عليمك الد‬ ‫هحا‬. ‫وجاهدوا ىڡ لهال حق‬
‫ىڡ‬
‫من‬ ‫ِد ِه‬
[٨٧/‫َحَر ج ]احلج‬
ٍ
Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar‐benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali‐kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
Surah al‐Baqarah ayat 185 َ ُ َ ُ
[٥٨١/‫بمك العرس ]البقرة‬ ‫رى يد هلال بمك اليرس وال رى‬
‫يد‬
Artinya: “Allah menginginkan kemudahan bagimu dan
tidak menginginkan kesukaran bagimu”.

2. Efektif dan Efisien


Menurut Dr. Wayan Sidarta; “pekerjaan yangefektif ialah pekerjaan
yang memberikan hasil seperti rencana semula, sedangkan pekerjaan
yang efisien adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan
15
rencana semula atau lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah
uang, waktu, tenaga, orang, material, media dan sarana.
Kedua kata efektif dan efisien selalu dipakai bergandengan dalam
manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat mungkin

16
terjadinya pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien saja bisa
berakibat tidak tercapainya tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
Ayat‐ayat al‐Qur’an yang dapat dijadikan acuan kedua hal tersebut
adalah
Surat al‐Kahfi ayat 103‐104 (tentang efektif)
َ‫ںى َضل سع ُ ُهىم ىڡ َا لَحاية الدنيا‬. َ ‫ںى َأمعاال * ال ِذ‬. ‫َ ََرس‬,‫اىالخ‬
َ . ‫َ َقل هل نبئمك‬
ِ ِ
[٤٠١ ‫ص‬ ‫ُ س‬. ََ ُ َ َْ ُْ َ
،٣٠١/‫]الهكف‬ ‫و مه ىح س بونأ‬
ْ َ
‫ُ ىهم ْ ُنون ن ًعا‬
‫حى‬
Artinya: Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang
orang‐orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang‐orang yang
Telah sia‐sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan
mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik‐baiknya”.
Surat Al‐ Isra, ayat 26‐27
َ ّ
(tentangefisien) َ َ َ َ
‫تَب ِذ ْر ت ْب ِذ‬ ‫ںى ا ِلس َبيلَوال‬.َ ‫ىَں اْو‬. ‫ك‬ ‫ىى حقهَواملس‬. ‫َوآت ذا الق ْر‬
‫ىر إن‬.‫ً ا‬
ُ َّ َ َْ َ َ َ. َ َ َ ُ َ َ. َ ْ
‫لر ِبهك فورا‬ ‫ںىواكن الش يطان‬ ‫إخوان الشياط‬ ‫ا لمب ِذ ِر ىںاك نوا‬
[٧٢ ،٦٢ /‫]االرساء‬
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga‐keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur‐hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros‐pemboros itu adalah Saudara‐saudara syaitan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

3. Terbuka
Yang dimaksud dengan terbuka disini bukan saja terbuka dalam
memberikan informasi yang benar tetapi juga mau memberi dan
menerima saran/pendapat orang lain, terbuka kesempatan kepada

17
semua pihak, terutama staff untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kemampuannya baik dalam jabatan maupun bidang lainnya
Al‐Qur’an telah memberikan landasan kepada kaum muslin untuk
berlaku jujur dan adil yang mana menurut kami hal ini merupakan kunci
keterbukaan, karena tidak dapat dilakukan keterbukaan apabila kedua
unsure ini tidak terpadu.

18
Ayat al‐Qur’an yang menyuruh umat manusia untuk berlaku jujur dan adil
yang keduanya
58seba merupakan َ,َ َ ْ,
kunci keterbukaan itu, ada dalam surat An‐
Nis
b a ayat
erik
َ َ ut: gai
َ َ
َ‫الناس أن‬ َ َ ^ َ
‫إن هلال اىم مك تؤدوا االمااىت إىل أه ِلهاَو ِإذا ح مكمى ب‬
‫ںى‬. ‫ُر أن‬
‫َ ص‬ َ ََ َ ْ َ ْ ‫َ^ ُم‬
ً‫ِمايعسب ارى‬ ‫إن لهالاكن‬ ‫إنَ لهال ن ِع ﱠم َاي ْمك‬ ‫اى لع د‬. ‫حى‬
‫ه‬Y ‫ِعظ ب‬ ‫ِل‬ ‫كوا‬
[٨٥/‫]النساء‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik‐baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.

Menurut Jeane H. Ballantine dalam bukunya “sociology of


educational” sebagai berikut:
Principals have power to influence school evectiveness through
their leadership and interaction. In the successful school, principals
met teachers regularly ask for suggestions and give teacher
information concerning effectifiness, principals rarely act alone.
Dari pernyataan di atas jelas bahwa Kepala Madrasah mempunyai
kekuasaan untuk mempengaruhi keefektifan Madrasah melalui
kepemimpinan dan interaksi mereka. Serta Madrasah yang berhasil
disamping mengadakan pertemuan secara rutin, juga Kepala Madrasah
menerima dan meminta masukan dari staff Madrasah dan jarang
melakukan pekerjaannya sendiri. Sedangkan menurut Malayu Hasibuan
dalam manajemen terbuka sebelum mengambil suatu keputusan terlebih
dahulu memberikan kesempatan kepada karyawan, memeberikan saran,
pendapat‐pendapat, tegasnya manajer mengajak karyawan untuk:
a. ikut serta memikirkan kesulitan organisasi dan usaha‐usaha
19
pengembangannya
b. mereka tahu arah yang diambil organisasi sehingga tidak ragu‐ragu lagi
dalam melaksanakannya
c. lebih berpartisipasi dalam masing‐masing tugsnya

20
d. menimbulkan suatu yang sehat sambil berlomba‐lomba
mengembangkan inisiatif dan daya inovatifnya.

4. Cooperatif dan Partisipasif


Dalam rangka melaksanakan tugasnya manajer pendidikan Islam
harus cooperative dan partisipasif. Hal ini disebabkan. Ada beberapa hal
yang menyebabkan mengapa manajemen pendidikan Islam harus
bersofat cooperative dan partisipasif hal ini disebabkan karena dalam
kehidupan ini kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa limitasi
(keterbatasan) yang menurut Chester I Bernard imitasi tersebut meliputi:
a. Limitasi physic (alam) misalnya untuk memenuhi kebutuhan makanan
ia harus menanam dan ini sering dilakukan orang lain atau bersama
orang lain
b. Limitasi Psichologi (ilmu jiwa). Manusia akan menghargai dan
menghormatinya
c. Limitasi sociology. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa orang lain
d. Limitasi biologis. Manusia secara biologis termasuk makhluk termasuk
makhluk yang lemah sehingga untuk memperkuat dan
mempertahankan dirinya manusia harus bekerjasama, saling memberi
dan menerima bersatu dan mengadakan ikatan dengan manusia.
Ayat al‐Qur’an yang berkenaan dengan cooperative dan partisipatif
ini anatara lain, surat al‐Mai dah ayat 2 sebagai berikut: ََ َََ
َ َ ْ ; َ َ ََ َ َ ُ َ َ َ
[٢/‫رىوالتقوىوال تعاونوا عىل االمىوالعدوان ]امالئدة‬.ِ ‫وتعاونوا عىل ال‬
Artinya: Bertolong‐menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan
taqwa dan janganlah kamu bertolong‐menolong dalam perbuatan dosa
dan permusuhan. (QS. Al‐Maidah ayat 2)
Agar tujuan pendidikan Islam bisa dicapai sesuai dengan yang
diharapkan maka diperlukan adanya manajer yang handal yang mampu
membuat perencanaan yang baik, mengorganisir, menggerakkan, dan
melakukan control serta tahu kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), kesempatan peluang (opportunity), dan ancaman (threat),
maka orang yang diberi amanat untuk memanage lembaga pendidikan
Islam hendaknya sesuai dengan al‐Qur’an.
Menurut Tanthowi dalam bukunya Unsur‐unsur managemen
menurut ajaran al‐Qur’an adalah sebagai berikut:

21
a. Berpengetahuan luas,
tanggap. Hal inisesuai kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu
dengan surat al‐Mujadalah ayat 11
ََ َ
‫َىڡ اَملحا َلس فافَسحوا َيفَس ح‬ َ َ َ َ َ . َ
‫َ اى أ اىه ال ِذ ںى آمنوا إذا قيل لمك تفسحوا‬
‫ﱠ‬
ِ
َ ْ ْ ُ َ َ َ. َ َ Y.ُ ُ َ Yُ. ُ َ َ َ ْ َ
‫لهالل مكو ِإذا قيل ان رسوافان رسوا ْىرف ع لهال ال ِذ ىںآم نوا م ن مكوال‬
ِ
‫َںى‬. ‫ِذ‬
ٌ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َْ
[١١/‫ اىمت عم لونِخب رى ]احمالدهل‬. ‫أوتوا ال ِع لمدر تاجولهال‬
Artinya: Hai orang‐orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang‐lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang‐orang yang beriman di antaramu dan orang‐orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.

َََ َ,َ
b. Bertindak adil dan jujur serta konsekuen. Hal ini sesuai dengan al‐َ ,ْ
Qur’an surah an‐Nisa ayat 58 َ َ
‫ںى الناس‬. ‫أه ِلهاَو ِإذا حمكمى ب‬ ‫إن هلال َاىم ُرمك أن تؤدوا االمااىت إىل‬
َ َ َ ْ ْ َ ^ َ
َ َ َ َ َ
‫اى لع د ِل نإ لهال ن ِع ﱠماي ِعظ ْمك به نإ لهاالكن ِمسيعابص ً اىر‬. ‫أن حى ُمكاو‬
[٨٥/‫]النساء‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik‐
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
Maha Melihat.

c. Bertanggung Jawab. Sesuai dengan surah al‐An’am ayat 164

22
َ َ ّ َ َ َ َْ
‫ﱡلكَن ْف س‬ ‫ت‬‫و‬
‫ا‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ىع‬ . ‫ب‬ Y
ْ ‫أ‬
‫ال‬
‫ه‬
‫ل‬ ‫رى‬ ْ
َ ‫ق لأغ‬
‫ﱠ‬ ‫كسب‬ ِ
‫إال‬ َ‫لكِ ْىس ٍء‬
ُ
‫اىَو هَوَرب‬.ً
‫َ اىم ْم‬. ْ ‫ََعل َْهىاَوال ^ رى ُرَوازَر ٌة وْزَر ُ إَلَىر ّب ْمكَم ْر ْمكَف‬
ِ ‫ﱠ‬ ِ
‫ى‬ َ
ُ Yّ ُ ‫ِج ُع‬ ‫مى‬ َ‫أخ‬
ُ^‫ْن‬ ‫م‬ ‫ئ‬ ‫ب‬ Yِ‫ن‬ ‫ي‬ ‫رى‬
‫ك‬
‫ك‬
[٤٦١ /‫]االنعام‬ َ ْ.
‫فيه ىحت ِل‬
َُ
‫فون‬
Artinya: Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah,
padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang
membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya
sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan‐
Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."
d. Selektif terhadap informasi.Sesuai dengan surah al‐Hujurat ayat 6
َ‫ َحىهاهل‬.َ ‫صيب َوا ْقوما‬ َ ََ َ َ َ َ َ
َ َ
‫إ فتب ﱠينوا أن ت‬Y‫ںى آمنوا إن جاَء مك فاسق بنَ ٍب‬. ‫اى أ َ اهى ال ِذ‬
َ
َ . َ ْ ُ^ ْ َ َ َ َ َ ُ َ
[٦/‫تصبحواعىلمافع ل ىماى ِد ِم ںى ]احلجرات‬ ِ ‫ف‬
Artinya: Hai orang‐orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.

23
e. Memberi Peringatan. Sesuai Al‐Zariat
َ
at 55ُ
َ ََ
ay
[٥٥/‫املؤم ِن ںى ]الذاراىت‬
ِ ‫وذكر فِإن الذكرى تنفع‬
Artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya
peringatan itu bermanfaat bagi orang‐orang yang beriman.

f. Memberi petunjuk dan pengarahan. Sesuai dengan ayat as‐Sajadah


ََ ُ َ
َ َ َ
َ
ay 24 َ َ , ُْ َ
َ‫َاى تنا‬
at
¸
‫اى‬. ‫يوقنون‬ ِ ‫رىوا واكنوا‬. ‫مال ص‬ ‫اىم ِراى‬. ‫وجعلنا مهىم أ ِمىة هىدون‬
[٤٢/‫]السجدة‬

24
Artinya: Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin‐pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar.
dan adalah mereka meyakini ayat‐ayat kami.

25
BAB II
MENAJEMEN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

A. Pendahuluan
Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai bagian dari lembaga
pendidikan Islam, dalam konsep pengelolaannya tidak akan berbeda
dengan konsep manajemen pengelolaan yang ditawarkan oleh
pendidikan Islam, dari sisi fleksibilitas, efektifitas, efesiensi, keterbukaan,
dan lain‐lain.
Manajemen pengelolaan Madrasah Diniyah Takmiliyah harus
dijalankan secara ideal dan terpola agar tujuan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Diniyah Takmiliyah dapat tercapai sesuai dengan
fungsi manajemen itu sendiri.

B. Standar Pengelolaan Madrasah Diniyah Takmiliyah


Pengelolaan Madrasah Diniyah Takmiliyah dalam era globalisasi
harus berpijak pada tiga pilar utama, yaitu:
1. Pilar filosofis, merupakan pilar yang dijadikan pijakan bahwa
pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah fardu ‘ain untuk
dipertahankan sebagai lembaga pendidikan Tafaqquh Fiddin.
2. Pilar sosiologis, merupakan pilar yang dijadikan dasar pemikiran bahwa
pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah tidak berada dalam ruang
kosong (vacuum space), tetapi ia bagian dari sistem sosial yang lebih
luas untuk memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dan tuntunan masyarakatnya. Pilar ini memerlukan refleksi secara
mendalam agar eksistensi pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah
tidak sekedar sebagai pelengkap (supplement), tetapi diharapkan
pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah menjadi pilihan utama
(primer), bagi masyarakat dimana pada saatnya pendidikan Madrasah
Diniyah Takmiliyah ini setara kualitasnya dengan satuan pendidikan
lain.
3. Pilar yuridis, merupakan pilar bahwa pendidikan di Indonesia berlaku
sistem pendidikan nasional, artinya, jenis dan satuan pendidikan
apapun harus tunduk pada regulasi pendidikan yang tertuang dalam

26
peraturan perundang‐undangan pendidikan sebagimana dasar hukum
di atas.
Standar Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah agar memiliki
eksistensi yang mampu merespon perkembangan global maka perlu
adanya langkah‐langkah strategis yang diambil oleh para pengelola
Madrasah Diniyah Takmiliyah yang menggabungkan antara
yang tradisionalitas (kajian kitab‐kitab kuning) yang menjadi sumber
spiritual para santri dengan modernitas (kajian‐kajian keilmuan
umum), “al‐muhafadhotu’ala al‐qadim al‐shaleh wa al‐akhdu al‐jadidi al‐
ashlah” yang mempersiapkan para santri memiliki daya tahan dan daya
suai terhadap tuntutan terhadap kebutuhan kehidupan masyarakat
global.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka Madrasah Diniyah
Takmiliyah dalam pengelolaannya minimal harus memiliki beberapa
standar, sebagai berikut:
1. Manajemen Strategi
Madrasah Diniyah Takmiliyah harus menerapkan manajemen strategi
dalam mengelola lembaganya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam manajemen strategi adalah: (a) visi, (b) misi, dan (c) tujuan
Madrasah Diniyah Takmiliyah.
2. Perencanaan Madrasah Diniyah Takmiliyah
Untuk menjabarkan strategi Madrasah Diniyah Takmiliyah yang sudah
dibuat, maka madarasah harus membuat perencanaan untuk
mencapai visi dan misinya dengan: (a) merencanakan kegiatan/kerja
Madrasah Diniyah Takmiliyah (b) adanya kepemimpinan (c)
pelaksanaan kegiatan yang sudah direncakana, (d) melakukan evaluasi
diri, (e) mengikuti akreditasi, (f) membangun sistem informasi, (g)
menciptakan iklim kondusif, (h) menjalin kemitraan, dan (i) adanya
partisipasi masyarakat.
3. Pedoman Madrasah Diniyah Takmiliyah
Semua hal yang sudah direncakan dan dilaksanakan harus diatur dan
dikukuhkan melalui berbagai pedoman Madrasah Diniyah Takmiliyah,
yaitu (a) pedoman kurikulum, (b) kalender akademik, (c) struktur
organisasi yang baik, (d) pembagian tugas guru, (e) pembagian tugas
tenaga kependidikan (non guru), (f) peraturan akademik, (g) tata tertib
madrasah, (h) kode etik, dan (i) biaya operasional
C. Ruang Lingkup Manajemen Madrasah Diniyah Takmiliyah
27
Ruang lingkup atau bidang garapan manajemen Madrasah Diniyah
Takmiliyah pada prinsipnya sama dengan manajemen pendidikan pada
umumnya yaitu: manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan,
manajemen personalia, manajemen sarana pendidikan, manajemen
tatalaksana madrasah, manajemen keuangan, pengorganisasian
madrasah, dan hubungan madrasah dengan masyarakat.
1. Manajemen Kurikulum
a. Pengertian dan Prinsip
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem
pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah
dirumuskan.
Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama
sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber
daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja
tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta
mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah sebagai berikut:
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum
harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi
pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen
kurikulum.
2) Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik‐baiknya dan penuh tanggung jawab.
3) Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai
dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari
berbagai pihak yang terkait.
4) Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat
mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar
kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan
meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5) Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah
ditetapkan.

28
Adapun fungsi‐fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena
pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan
dengan pengelolaan yang terencana.
2) Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan
yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3) Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena
adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
4) Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional
akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam
sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam,
maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (a)
manajemen perencanaan, (b) manajemen pelaksanaan kurikulum, (c)
supervisi pelaksanaan kurikulum, (d) pemantauan dan penilaian
kurikulum, (e) perbaikan kurikulum, (f) desentralisasi dan sentralisasi
pengembangan kurikulum.

b. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum


Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli
pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu
cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat
luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar‐dasarnya, tetapi juga
mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam
pendidikan.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam,
maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1) manajemen perencanaan;
2) manajemen pelaksanaan kurikulum;
3) supervisi pelaksanaan kurikulum;
4) pemantauan dan penilaian kurikulum;
5) perbaikan kurikulum; dan
6) desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.

29
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup
manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu
sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya
titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli
dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu
manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya yang begitu luas,
manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang
pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen
yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus
yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu,
sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga
harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu
kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling
berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai
suatu tujuan.

c. Manajemen Perencanaan Kurikulum


Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks
dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan
untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model‐
model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan
model perencanaan harus berdasarkan asumsi‐asumsi rasionalitas
dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan
pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu‐isu
pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen‐argumen
kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi
pelajaran).
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga,
sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada
pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum
yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang
30
pengajaran, mata pelajaran, masalah‐masalah, proyek‐proyek yang perlu
dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1) Bidang‐bidang keilmuan yang terdiri atas keagamaan, ilmu‐ilmu sosial,
IPA, bahasa dan lain‐lain.
2) Jenis‐jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari
bidang‐bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program, seperti al‐
Quran, hadits, aqidah, akhlak, dan lain‐lain.
3) Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan‐satuan bahasan
atau standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Tiap‐tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus

d. Manajemen Pelaksanaan Kurikulum


Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah
berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian
dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam
manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat
terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
1) Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung
ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya
kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban
melakukan kegiatan‐kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang
akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal
pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru,
dan lain‐lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan
kurikulum.
2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi;
a) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar;
b) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan
kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah; dan
c) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam
memecahkan masalah.

e. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum

31
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan
data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum
dalam jangka waktu tertentuoleh pemantau ahli untuk mengatasi
permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam
pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya.
Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh
sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau
pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis,
pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi
belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan
yang diahadapi.
2) Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung
jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan,
kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
3) Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan,
cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan
perawatan media.
4) Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan
penilaian, pelaporan hasil penilaian.
5) Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan
kualitas kemampuan lulusan.

f. Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan
tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan
kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang
menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi
permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari
siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan
dan pertumbuhan terus menerus.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk.
Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan
32
sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan
pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber
daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah,
guru‐guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan
besar. Tanggung jawab masing‐masing harus dirumuskan secara jelas.
Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan
program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data
informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan
kurikulum dan intruksional.
Chamberlain telah merumuskan tindakan‐tindakan yang dilakukan
dalam perbaikan:
1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk
mengetahui tujuan;
2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan;
3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal
dan diharapkan;
4) memilih pemecahan sebagai percobaan;
5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan
penyelesaian;
6) melakukan solusi percobaan; dan
7) evaluasi

2. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah pengelolaan kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan,
sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari lembaga pendidikan. Semua
tahapan itu membutuhkan pengelolaan secara maksimal agar
mendapatkan hasil yang maksimal pula.
3. Manajemen Personalia
Manajemen personalia dalam dunia pendidikan didefinisikan
sebagai rangkaian kegiatan menata tenaga pendidik dan kependidikan
mulai dari merencanakan, membina, hingga pemutusan hubungan
kerja agar dapat menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan
efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun dengan tetap dalam
kondisi yang menyenangkan

33
Pelaksanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
sedikitnya mencakup, yaitu:
b. Perekrutan dan Penempatan
Pengadaan tenaga pendidik dan kependidikan merupakan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan pada suatu lembaga pendidikan, baik dalam hal jumlah
maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan tenaga pendidik dan
kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan
perekrutan, yaitu suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon‐
calon tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi syarat
sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
Penempatan merupakan proses penugasan/pengisian jabatan
atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau
jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama
untuk pegawai yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi,
pengalihan (transfer), dan penurunan jabatan (demosi), atau bahkan
pemutusan hubungan kerja.

c. Kompensasi
Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh
pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk uang
atau lainnya. Pemberian kompensasi tersebut ada yang dikaitkan
langsung dengan kinerja, seperti gaji atau lainnya, dan ada yang tidak
dikaitkan langsung dengan kinerja.
Tujuan utama dari pemberian kompensasi yaitu untuk menarik
pegawai yang berkualitas, mempertahankan pegawai, memotivasi
kinerja, membangun komitmen, dan mendorong peningkatan
pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam upaya meningkatkan
kompetensi organisasi secara keseluruhan
d. Pembinaan dan Pengembangan
Pembinaan atau pengembangan pegawai adalah usaha yang
dijalankan untuk memajukan dan meningkatkan mutu tenaga
personalia yang berada dalam lingkungan lembaga pendidikan, baik
tenaga edukatif maupun tenaga administratif
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu cara untuk
mengubah potensi seseorang menjadi kemampuan nyata. Pelatihan
adalah proses yang dirancang untuk mempertahankan atau
34
memperbaiki prestasi kerja yang telah diraih saat ini, sedangkan
pengembangan adalah proses merancang dalam rangka
pengembangan keterampilan yang diperlukan demi aktivitas pada
masa yang akan datang.

e. Pelepasan atau Pemberhentian


Pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan merupakan
fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan
personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan
sebagai tenaga kependidikan.
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir dalam manajemen
sumber daya manusia. Istilah pemberhentian memiliki makna yang
sama dengan separation, yakni pemisahan atau pemutusan hubungan
tenaga kerja dari suatu organisasi.

4. Manajemen Sarana Pendidikan


5. Manajemen Tatalaksana Madrasah
6. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana,
baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif dan efesien maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan
secara efesien.1
7. Pengorganisasian Madrasah

8. Hubungan Madrasah dengan Masyarakat


a. Pengertian Humas
Salah satu fungsi manajemen adalah hubungan masyarakat, yang
akronimmya: “humas” atau Publik Relation. Hubungan masyarakat bukan
suatu ilmu eksakta, tetapi juga bukan hanya seni. Humas dapat diartikan
sebagai kegiatan usaha yang berencana yang menyangkut i'tikad baik,
rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan, penerimaan

1 R. Agus Sartono, Manajemen keuangan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta; FE UGM, 2001), Cet
ke-1, h.. 6

35
dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media
masa) untuk mencapai kemanfaatan dan kesepakatan bersama. Oleh
sebab itu humas adalah kegiatan yang meliputi banyak bidang dan upaya
diberbagai masyarakat, hubungan manusia dengan alat dan media masa.
Dilihat dari cara kerjanya humas dapat diartikan sebagai suatu
teknik kemanusiawian, teknik kemasyarakatan, dan teknik kesepakatan.
Teknik kemanusiawian adalah metode pendekatan dengan berkomunikasi
dan mengurus orang dengan penuh rasa kasih sayang serta
memperlakukan manusia dengan manusia apa adanya. Sedangkan yang
dimaksud teknik kemasyarakatan adalah bahwa humas adalah senjata
untuk menyelesaikan masalah‐masal yang timbul dengan dan dalam
masyarakat melalui:
a. Saling mengerti (mutual understanding)
b. Saling kesepakatan (mutual agreement)
c. Saling memberi maaf sesama (mutual benefits)
Dalam konsep Islam kerjasama individu maupun lembaga yang
dapat membentuk Ukhuwah Islamiyah dapat diwujudkan dengan
langkah‐langkah sebagai berikut
a. Taaruf (saling mengenal), yaitu melakukan proses saling mengenal
secara fisik, pemikiran dan kewajiban, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b. Tafahum (saling memahami) yaitu melakukan proses saling memahami
dengan menyatukan hati, menyatukan pemikiran dan menyatukan
amal.
c. Tarahum (saling mengasihi), yaitu melakukanproses saling mengasihi,
baik secara lahir atau secara batin maupun pikiran.
d. Ta’awun (saling kerjasama), yaitu melakukanproses saling menolong.
e. Takaful (saling menanggung) yaitu melaksanakan proses saling
menanggung setelah terjadinya proses ta’awun dengan bentuk saling
menyatu dan saling percaya.

b. Tujuan Manajemen Humas

Mengenai tujuan hubungan sekolah dan kemasyarakatan, T Sianipar


(1984) meninjau dari susut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu
kepentingan sekolah dan kepentingan masyasakat itu sendiri.
36
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
sekola dan masysrakat bertujuan untuk:[4]
1. Memelihara kelangsungan hidup sekolah
2. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
3. Memperlancar proses belajar mengajar
4. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah
Sedamgkan jika ditinjau dari masyarakat itu sendiri tujian
hubungannya dengan sekolah adalah:[5]
1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
dalam bidang mental spiritual.
2. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Menjamin relavansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Memperoleh kembali anggota‐anggota masyarakat yang makin
meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkrit lagi tujuan diselenggarakannya hubungan
masyarakat dengan sekolah adalah untuk:
1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat
2. Mendapat dukungan dan bantuan moral maupun finasial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan infprmasi kepada masyarakat trntang inti dan
pelaksanaan program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluas progam sekolah sesuai dengan
perkembangan dan keutuhan masyarakat.
37
5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak‐anak.

c. Prinsip dan Kaidah Humas dalam Manajemen Madrasah


1. Keterpaduan (intergrating), yaitu: keterkaitan antara kepala sekolah,
masyarakat, dan keluarga yang merupakam satu kesatuan yang satu
berhubungan dengan yang lain.
2. Berkesinambungan (continuiting), yaitu: suatu proses yang
berkembang secara terus menerus.
3. Menyeluruh (coverage), yaitu: bahwa penyajian fakta‐fakta kepada
masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek.
4. Sederhana (symplicity), ialah: bahwa informasi yang diberikan secara
sederhana. Informasi itu dengan dengan katakata yang mudah
dimengerti den dengan rasa persahabatan.
5. Menggunakan bahasa komunikas yang agung.
6. Menggunakan bahasa komunikasi yang baik.
7. Menggunakan komunikasi yang lemah lembut.
8. Menggunakan komunikasi berulang‐ulang supaya berhasil apa yang
dimaksud.
9. Menggunakan bahasa yang mantab dan kuat.
10.Menggunakan sistem kelompok atau kerjasama dengan pihak lain
dalam suatu urusan (terorganisir, termenej).

38
d. Teknik Operasional Humas dalam Manajemen Pendidikan

Adapun teknik operasional humas yang dapat dilaksanakan dalam


berbagai jenis pendidikan, menurut DeRoche (1981) yaitu:[6]
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
Minggu Sebagai kegiatan proses
1 Edukation weeks
pengajaran belajar mengajar
Untuk alat evaluasi dalam
2 Recognition days Waktu ulangan
mengambil keputusan
Dilakukan untuk konsultan
3 Home visits Kunjungan rumah memecahkan masalah
anak didik
Merupakan alat bantu
pengajaran sehingga
Media pengajaran dalam proses belajar
4 Teacher aids
guru mengajar memudahkan
guru untuk menyampaikan
materi
Untuk keperluan tertentu,
maka dapat digunakan
kartu, contoh kartu
5 Card Kartu
konsultasi, kartu prestasi,
atau kartu hafalan surat‐
surat pendek
6 Parent‐teacher Pertemuan orang Hasil antara yang

39
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
conference tua dengan guru diinginkan adalah adanya
rasa pelibatan yang dimiliki
orang tua
Pada waktu‐waktu
tertentu maka dapat
7 Open house Silaturahmi
diadakan silaturahmi
seperti idulfitri
Secara khusus guru perlu
memilih topik‐topik yang
Bagian
8 Speaker beareu berkenaan dalam
kehumasan
perkumpulan, kelompok
dan organisasi sekolah
Kegiatan belajar siswa
dikelas, akan lebih bagus
lagi apabila didukung
9 Home study Pekerjaan rumah
dengan adanya kelanjutan
pengulangan pelajaran di
rumah
Wahana komunikasi
School and tertulis disekolah
Berita sekolah dan
10 classrom dibutuhkan untuk
kelas
newsletter mengabarkan berita‐berita
umum yang ada disekitar

40
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
lingkungan sekolah
Kalender ini, bsa berfungsi
sebagai prestise.
Disamping itu bisa
11 Calender Kalender
difungsikan untuk
mengikat perhatian orang
tua dan siswa beserta guru
Bila sesuatu terjadi dan
tidak dikehendaki oleh
Voting remainder siapapun dan ini
12 Kartu saran
card merupakan hal yang perlu
disampaikan kepada pihak
pengelola pendidikan
Apabila ada siswa atau
orang tua yang tiurut serta
memberikan perhatian
secara khusus kepada
Piagam sekolah atau pemenang
13 Success card
penghargaan lomba yang diadakan
sekolah maka sangat wajar
apabila diberikan piagam
penghargaan sebagai bukti
dari apa yang telah mereka

41
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
lakukan
Berita‐berita dari sekolah
maupun dari rumah yang
kira‐kiranya bermanfaat
bagi bagi para warga
14 Local newpaper Surat kabar lokal
sekolah jika
mengetahuinya akan lebih
bagus bila dimuat dalam
surat kabar lokal
Bimbingan karir akan
sangat bermanfaat bagi
15 Career specialities Spesialisasi karier
siswa dalam menentukan
peran masa depan
Jika dalam memberikan
persentasi kepada guru‐
16 Slide presentation Slaid persentasi guru atau siswa, akan lebih
bagus jika menggunakan
slide persentase
Menjalin partisipasi antar
sesama komponen dalam
17 Cofee hour Acara minum kopi lembaga pendidikan yang
sangat penting, olehnya
dapat diadakan acara‐

42
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
acara yang bisa
membangun hubungan
erat antarsiswa
Dari kegiatan‐kegiatan
yang telah dilaksanakan
sebaiknya dipajang
dipapan tersendiri, ini
18 Activity display Pajangan kegiatan
untukmemberikan sugesti
kepada warga yang belum
sempat ikut untuk
mempertimbangkan lagi
Siswa dalah bagian
masyarakat, untuk itu akan
lebih bermakna hidup
Class project in Bakti sosial
19 brmasyarakat jika mau
the community masyarakat
turut suka membantu
sesama warga yang
kuraang beruntung
Keluhan atau sumbang
saran dari orang tua
Letter tothe Surat komplain/
20 siswa,maupun guru jika
editior pengaduan
disampaikan pada pihak
sekolah, khususnya dalam

43
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
hal ini editor atau buletin
yang diterbitkan oleh
sekoh
Apresissi terhadap
kreatifitas siswa dapat
diwujudkan dalam
Public
21 Pertunjukan pementasan berkala,
performances
disamping itu akan
memberikan rasa percaya
diri pada siswa
Wawasan atau
pengetahuan tentang
lingkungan, alam ,
22 Fairs and tours Studi lapangan
kenyataan langsung, dapat
dibina melalui kunjungan
keobyek langsung
Adakalanya permasalahan
yang dihadapi siswa atau
Telepon masyarakat begitu berat
23 Telephone hotline
komunikasi dan susah untuk
diungkapkan kepada orang
lain
24 Strategy Strategi Hal ini saling

44
No Kegiatan Aplikasi Penjelasan
borrowing peminjamaan meminjamkan fasilitas
yang sekiranya dimiliki
orang tua atau sekolah
Kotak saran berfungsi
25 Suggestion boxes Koyak saran sebagai penampungan
kartu‐kartu saran

45
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
PENGELOLA MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

B. Pendahuluan
Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah sebuah lembaga pendidikan
Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama cq. FKDT
(Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah), dalam melaksanakan fungsinya
sebagai sarana pembentukan manusia Indonesia yang dilandasi aqidah
dan moral Islam berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan satu situasi dan kondisi
yang menunjang terselenggaranya proses pendidikan yang tertib, familiar
dan berhasil baik. Maka perlu adanya tata tertib dan tata nilai yang
bersifat mengikat untuk dilaksanakan oleh semua unsur di lingkungan
madrasah di bawah naungan Kementerian Agama cq. FKDT (Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah), khususnya oleh guru sebagai unsur
pendidikan yang terbesa.

C. Rincian Tugas Kepala Madrasah Diniyah


1. Kepala Madrasah Sebagai Edukator bertugas:
a. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.
b. Membuat program pengajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Melaksanakan kegiatan penilaian belajar, ulangan harian,
semester/tahunan;
e. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian;
f. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan;
g. Mengisi daftar nilai siswa;
h. Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses
belajar mengajar;
i. Membuat alat pelajaran/alat peraga;
j. Menciptakan karya seni;
k. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum;
l. Melaksanakan tugas tertentu di Madrasah;

46
m. Mengadakan pengembangan bidang pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya;
n. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing‐masing
siswa;
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran;
p. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum;
q. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya;

2. Kepala Madrasah Sebagai Manajer bertugas meggerakkan


dan mengatur:
a. Menyusun perencanaan;
b. Mengorganisasikan kegiatan;
c. Mengarahkan kegiatan;
d. Mengkoordinasikan kegiatan;
e. Melaksanakan pengawasan/pengendalian;
f. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan;
g. Menentukan kebijaksanaan;
h. Mengadakan rapat;
i. Mengambil keputusan;
j. Mengatur proses belajar mengajar;
k. Mengatur administrasi ketatausahaan, kesiswaan, ketenagaan,
sarana prasarana, dan keuangan;
l. Mengatur hubungan Madrasah dengan masyarakat dan instansi
terkait;

3. Kepala Madrasah Sebagai Administrator bertugas


membenahi administrasi bidang:
a. Perencanaan,
b. Pengorganisasian,
c. Pengarahan
d. Pengkoordinasian,
e. Pengawasan,
f. Kurikulum,
g. Kesiswaan,
h. Ketatausahaan,
i. Ketenagaan,
47
j. Keuangan,
k. Sarana/prasarana
l. Bimbingan Konseling,
m. 7K (Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kerindangan,
kekeluargaan, dan kenyamanan)

4. Kepala Madrasah Sebagai Supervisor, bertugas melakukan


supervisi mengenai:
a. Proses belajar mengajar,
b. Kegiatan bimbingan dan konseling,
c. Kegiatan ekstrakurikuler,
d. Kegiatan ketatausahaan,
e. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait,
f. Sarana dan prasarana,
g. Kegiatan siswa,
h. Kegiatan 7 K,

5. Kepala Madrasah Sebagai Leader bertugas:


a. Memimpin seluruh kegiatan perMadrasahan;
b. Memberi keteladanan;
c. Memberikan arahan dan pembinaan;

6. Kepala Madrasah Sebagai Inovator bertugas:


a. Membuat pembaharuan kondisi dan suasana perMadrasahan
untuk meningkatkan semangat kerja/belajar;
b. Mengadakan studi banding ke Madrasah percontohan dan
menerapkan model yang sesuai dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan
7. Kepala Madrasah Sebagai Motivator bertugas:
a. Membangkitkan semangat kerja/semangat belajar;
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Madrasah dapat
mendelegasikan kepada Wakil Kepala Madrasah.
D. Rincian Tugas Wakil Kepala Madrasah
1. Tugas Umum
Wakil Kepala Madrasah membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan‐
kegiatan sebagai berikut :

48
a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program
pelaksanaan.
b. Pengorganisasian,
c. Ketenagaan,
d. Pengkoordinasian,
e. Pengawasan,
f. Penilaian,
g. Identifikasi dan Pengumpulan,
h. Penyusuan laporan,

2. Tugas Khusus
Wakil Kepala Madrasah bertugas membantu Kepala Madrasah dalam
urusan sebagai berikut:
2.1. Wakamad Bidang Kurikulum
1. Menyusun program pengajaran;
2. Menyusun pembagian tugas guru
3. Menyusun jadwal pelajaran;
4. Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian
nasional;
5. Menyusun kalender pendidikan.
6. Menerapkan criteria persyaratan naik/tidak naik dan kriteria
kelulusan;
7. Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian hasil
belajar dan syahadah;
8. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program
pengajaran, silabus dan RPP;
9. Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran;
10. Menyusun laporan pelaksanaan UAS dan UADT;
11. Membina kegiatan KKG / MGMP;
12. Menyusun daftar buku paket, buku penunjang tiap mata
pelajaran;
13. Melaksanakan pemilihan guru teladan;
14. Memonitor pelaksanaan kurikulum/ekstra kurikuler
15. Menyusun program/jadwal pelaksanaan supervisi;

49
2.2. Wakamad Bidang Kesiswaan
1. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian
kegiatan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata
tertib siswa;
2. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara
berkala dan insidental;
3. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan,
kebersihan, ketertiban, dan kerindangan keiindahan dan
kekeluargaan;
4. Membina dan melaksanakan pemilihan calon siswa teladan
dan calon penerima beasiswa;
5. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili madrasah
dalam kegiatan di luar madrasah;
6. Mengatur mutasi siswa/penempatan siswa;
7. Menyusun program/memonitor kegiatan ekstrakurikuler
8. Menyusun laporan pelaksanan kegiatan kesiswaan secara
berkala;
9. Mengatur program dan pelaksanaan kegiatan awal tahun
pelajaran baru;

2.3. Wakamad Bidang Hubungan Masyarakat


1. Membuat program Humas;
2. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan Madrasah
dengan orang tua/wali siswa;
3. Membina hubungan antar Madrasah dengan Komite
Madrasah dan Dewan Pendidikan;
4. Membina pengembangan hubungan antara Madrasah dengan
lembaga pemerintah, dunia usaha/industri, dan lembaga
sosial, organisasi kemasyarakatan;
5. Mengatur/melaksanakan promosi Madrasah;
6. Mengatur acara rapat‐rapat;
7. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat
secara berkala;

2.4. Wakamad Bidang Sarana dan Prasarana


1. Membuat program sarana prasarana;
2. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana;
50
3. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana;
4. Mengelola administrasi sarana prasarana;
5. Pengelola pembiayaan alat‐alat pengajaran;
6. Memonitor penggunaan sarana prasarana;
7. Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana
secara berkala.

E. Rincian Tugas Guru Dan Karyawan


1. Guru Mata Pelajaran
a. Membuat Analisis Materi;
b. Membuat program tahunan/semester;
c. Memiliki Silabus Pembelajaran
d. Memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
e. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar;
f. Melaksanakan penilaian, ulangan harian, semester;
g. Melaksanakan analisis hasil ulangan;
h. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan;
i. Membuat/memiliki alat peraga/alat pelajaran;
j. Membuat/memiliki Bank Soal;
k. Mengikuti kegiatan pengembangan/pemasyarakatan kurikulum;
l. Mengikuti kegiatan MGMP/KKG;
m. Membuat catatan kemajian hasil belajar siswa;
n. Memiliki daftar hadir siswa;
o. Memiliki daftar nilai siswa;
p. Membuat catatan khusus siswa;
q. Khusus guru BK, disesuaikan dengan perangkat program BK dan
pelaksanaannya;
r. Membuat laporan daya serap dan target kurikulum;
2. Guru Kelas/Wali Kelas
a. Mengelola kelas;
b. Menyelenggarakan administrasi kelas yang meliputi :
c. Membuat denah tempat duduk siswa,
d. Menyusun jadwal pelajaran kelas,
e. Manyusun jadwal piket kelas,
f. Mengisi buku absensi siswa,
g. Mengisi buku agenda kelas,
51
h. Menyusun tata tertib kelas.
i. Membuat struktur organisasi kelas,
j. Membuat legger kelas;
k. Memiliki buku Kasus kelas/Siswa;
l. Membuat buku atau papan statistik bulanan siswa;
m. Memiliki buku pencatatan mutasi siswa;
n. Konsultasi dengan guru BK/Kepala Madrasah;
o. Memiliki buku Home Visit;

3. Guru Bimbingan dan Konseling


a. Menyusun program dan kegiatan konseling;
b. Berkoordinasi dengan Wali kelas tentang siswa yang mengalami
masalah;
c. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa;
d. Memberikan saran/pertimbangan kepada siswa dalam hal
penjurusan/pekerjaan;
e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling;
f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling;
g. Kegiatan analisis hasil evaluasi belajar;
h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan
dan konseling;
i. Mengikuti kegiatan musyarawah guru pembimbing;
j. Menyusun pelaporan pelaksanaan bimbingan dan konseling;
k. Mengisi agenda layanan;
l. Membuat satuan layanan;
m. Menyelenggarakan kegiatan psikotesa;
n. Menyelenggarakan program penempatan/penjurusan;

4. Guru Piket/Petugas Piket


a. Memonitor lingkungan belajar mengajar sebelum KBM dimulai ;
b. Mencatat kehadiran siswa tiap kelas;
c. Mencatat guru yang sudah hadir pada hari/jam pelajaran tertentu
dan menerima materi tertulis sebagai tugas yang harus dikerjakan
oleh kelas yang gurunya berhalangan hadir, serta menyerahkan
hasil belajar siswa kepada guru yang bersangkutan;
d. Mengawasi dan mengatasi gangguan KBM;

52
e. Mengawasi dan mencatat siswa yang terlambat masuk, tidak
mengikuti PBM, berbuat sesuatu di luar norma pendidikan dalam
hal berpakaian, berperilaku, berbahasa yang tidak sesuai dengan
kesopanan/etika pelajar;
f. Menerima tamu umum/kedinasan, menyediakan daftar tamu
untuk diisi/ditandatangani, dan memberikan penjelasan tenjtang
siapa yang akan dihubungi;
g. Mencatat siswa yang meminta dispensasi dan merujuk siswa
tersebut kepada guru BK;
h. Mengisi dan menandatangani buku/format isian guru piket;
i. Memberi laporan kepada Kepala Madrasah;

5. Kepala Tata Usaha


a. Menyusun program tata usaha Madrasah.;
b. Mengelola administrasi keuangan Madrasah;
c. Mengurus administrasi ketenagaan dan Siswa;
d. Membina dan pengembangan karir pegawai tata usaha;
e. Menyusun administrasi perlengkapan Madrasah;
f. Menyusun dan penyajian data/statistik Madrasah;
g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan K 7;
h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan
ketatausahaan secara berkala.

6. Tata Usaha
a. Membantu jalannya penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan
b. Melaksanakan segala hal dalam bidang administrasi Madrasah.

7. Pustakawan Madrasah
a. Menyusun program perpustakaan;
b. Merencanakan pengadaan buku/bahan pustaka/media
elektronika;
c. Mengurus pelayanan perpustakaan;
d. Merencanakan pengembangan perpustakaan;
e. Memelihara dan perbaikan buku‐buku, bahan pustakawan, dan
media elektronika;
f. Menginventarisasikan dan mengadministrasikan / media
elektronika;
53
g. Menyimpan buku‐buku perpustakaan/media elektronika;
h. Menyusun tata tertib perpustakaan;
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara
berkala.

8. Pembina Extrakurikuler
a. Membimbing dan memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan
sesuai program dan ketentuan yang berlaku.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program pada program
mingguan, bulanan, semester dan tahunan.
c. Membantu dan membimbing siswa dalam menyelesaikan surat
menyurat untuk kegiatan yang dilaksanakan di dalam maupun di
luar Madrasah.
d. Mengkoordinasikan setiap kegiatan yang dilaksanakan dengan
wakasek dan Kepala Madrasah yang berkaitan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
e. Membimbing pelaksanaan yang dilaksanakan di luar Madrasah
dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
f. Mendorong siswa untuk berprestasi secara optimal sesuai dengan
bidang organisasi yang dibinanya.
g. Membimbing dan membantu siswa dalam hal pengadaan,
pengelolaan, dan evaluasi penggunaan baik yang bersumber dari
siswa, orang tua maupun dari Donatur.
h. Membimbing dan membina siswa untuk turut mengamankan
administrasi, sarana Prasarana, dan hal‐hal yang lain yang
bekerpentingan dengan organisasinya.
i. Membuat laporan rutin secara berkala hasil evaluasi kegiatan.

F. Peran Dan Fungsi Ikatan Orang Tua Murid Madrasah Diniyah


(IKOMAH)

No Peran Fungsi Kegiatan


1 Pemberi 1.1 Memberi 1.1.1 Mengadakan pendataan
pertimban kan kondisi sosial ekonomi keluarga
gan masukan, peserta didik dan sumber daya
(advisory) pertimbanga pendidikan dalam masyarakat
54
No Peran Fungsi Kegiatan
n, dan 1.1.2 Menganalisis hasil pendataan
rekomendasi sebagai pemberian masukan,
kepada pertimbangan, dan atau
satuan rekomendasi kepada Madrasah
pendidikan 1.1.3 Menyampaikan masukan,
mengenai: pertimbangan, dan atau
a. kebijakan rekomendasi secara tertulis
dan kepada Madrasah, dengan
program tembusan kepada dinas
pendidika pendidikan dan dewan
n pendidikan
b. RAPBM 1.1.4 Memberikan pertimbangan
c. Kriteria kepada Madrasah dalam
kinerja rangka pengembangan
satuan kurikulum muatan local
pendidika
1.1.5 Memberikan pertimbangan
n kepada Madrasah untuk
meningkatkan proses
pembelajaran
1.1.6 Memberikan masukan dan
pertimbangan kepada
Madrasah dalam penyusunan
visi, misi, tujuan, kebijakan, dan
kegiatan Madrasah
2 Pendukung 2.1 Mendorong 2.1.1 Mengadakan rapat secara
(Supportin orang tua berkala dan incidental dengan
g) dan orang tua dan anggota
masyarakat masyarakat
untuk 2.1.2 Mencari bantuan dana dari
berpartisipa dunia usaha dan industri untuk
si dalam biaya pembebasan uang
pendidikan Madrasah bagi siswa yang
tidakmampu
2.1.3 Menghimbau dan
mengadakan pendekatan
kepada orang tua dan
55
No Peran Fungsi Kegiatan
masyarakat yang dipandang
mampu untuk menjadi naa
sumber dalam kegiatan
intrakurikuler bagi peserta didik
2.1.4 Memberikan dukungan untuk
pemeriksaan kesehatan anak‐
anak
2.1.5 Memberikan dukungan
kepada Madrasah untuk secara
preventif dan kuratif dalam
penyebarluasan narkoba di
Madrasah
2.1.6 Memberikan dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler
2.2 2.2.1 Memverifikasi RAPBM yang
Menggalang diajukan oleh Madrasah
dana 2.2.2 Memberikan pengesahan
masyarakat terhadap RAPBM setelah
dalam proses verifikasi dalam rapat
rangka pleno
pembiayaan 2.2.3 Memotivasi masyarakat
penyelengga kalangan menengah ke atas
raan untuk meningkatkan
pendidikan komitmennya bagi upaya
peningkatan mutu pendidikan
di Madrasah
2.2.4 Membantu Madrasah dalam
rangka penggalangan dana
masyarakat untuk
pengumpulan dana abadi

56
2.3 Mendorong 2.3.1 Melaksanakan konsep subsidi
tumbuhnya silang dalam penarikan iuran
perhatian dari orang tua siswa
dan 2.3.2 Mengadakan kegiatan inovatif
komitmen untuk meningkatkan kesadaran

No Peran Fungsi Kegiatan


masyarakat dan komitmen masyarakat,
terhadap misalnya panggung hiburan
penyelengga Madrasah dan masyarakat
raan 2.3.3 Membantu Madrasah dalam
pendidikan menciptakan hubungan dan
yang kerjasama antara Madrasah
bermutu dengan orang tua masyarakat
Pengotrol 3.1 Melakukan 3.1.1 Mengadakan pertemuan
(controllin evaluasi dan secara rutin atau incidental
g) pengawasan dengan kepala Madrasah atau
terhadap dewan guru
kebijakan, 3.1.2 Sering mengadakan
program, kunjungan atau silaturrahmi ke
penyelengga Madrasah, atau dengan dewan
raan, dan guru di Madrasah
keluaran 3.1.3 Meminta penjelasan kepada
pendidikan Madrasah tentang hasil belajar
siswa
3.1.4 Bekerjasama dengan
Madrasah dalam kegiatan
penelusuran alumni

57
Mediator 4.1 Melakukan 4.1.1 Membina hubungan dan
kerjasama kerjasama yang harmonis
dengan dengan seluruh stakeholder
masyarakat pendidikan khususnya dunia
usaha dan industri
4.1.2 Mengadakan penjajagan
tentang kemungkinan untuk
mengadakan kerjasama atau
MOU dengan lembaga lain
dalam memajukan Madrasah
4.2 4.2.1 Menyebarkan kuesioner untuk
Menampung memperoleh masukan, saran,
dan dan ide kreatif dari masyarakat
menganalisi 4.2.2 Menyampaikan laporan
s aspirasi, kepada Madrasah secara

No Peran Fungsi Kegiatan


ide, tertulis, tentang hasil
tuntutan, pengamatannya terhadap
dan Madrasah
berbagai
kebutuhan
pendidikan
yang
diajukan
oleh
masyarakat

58
INDIKATOR KINERJA IKOMAH
DALAM PERANNYA SEBAGAI BADAN PERTIMBANGAN

PERAN FUNGSI INDIKATOR KINERJA


KOMITE MANAJEMEN
MADRASAH PENDIDIKAN
1. Badan 1. 1 Perencanaan 1.1.1 Identifikasi sumber daya
Pertimbanga Madrasah pendidikan dalam
n (Advisory masyarakat.
Agency) 1.1.2 Memberikan masukan
untuk penyusunan RAPBM.
1.1.3 Menyelenggarakan rapat
RAPBM (Madrasah, orang
tua siswa, masyarakat)
1.1.4 Memberikan pertimbangan
perubahan RAPBM.
1.1.5 Ikut mengesahkan RAPBM
bersama kepala Madrasah.
1. 2. Pelaksanaan 1.2.1 Memberikan masukan
Program terhadap proses
a. Kurikulum pengelolaan pendidikan di
b. PBM Madrasah.
c. Penilaian 1.2.2 Memberikan masukan
terhadap proses
pembelajaran kepada para
guru.
1. 3. Pengelolaan 1.3.1 Identifikasi potensi sumber
Sumber daya daya pendidikan dalam
Pendidikan masyarakat.
a. SDM 1.3.2 Memberikan pertimbangan
b. Sarana tentang tenaga
c. Anggaran kependidikan yang dapat
diperbantukan di Madrasah.
1.3.3 Memberikan pertimbangan
tentang sarana dan
prasarana yang dapat
diperbantukan di Madrasah.
59
PERAN FUNGSI INDIKATOR KINERJA
KOMITE MANAJEMEN
MADRASAH PENDIDIKAN
1.3.4 Memberikan pertimbangan
tentang anggaran yang
dapat dimanfaatkan di
Madrasah.

60
INDIKATOR KINERJA IKOMAH
DALAM PERANNYA SEBAGAI BADAN PENDUKUNG

PERAN KOMITE FUNGSI MANAJEMEN INDIKATOR KINERJA


MADRASAH PENDIDIKAN
2. Badan 2.1 Pengelolaan Sumber 2.1.1 Memantau kondisi
Pendukung Daya ketenagaan pendidikan
(Supportinng di Madrasah.
Agency) 2.1.2 Mobilisasi guru
sukarelawan untuk
menanggulangi
kekurangan guru di
Madrasah.
2.1.3 Mobilisasi tenaga
kependidikan non guru
2. 2 Pengelolaan Sarana untuk mengisi
dan Prasarana kekurangan di
Madrasah.

2.2.1 Memantau kondisi


sarana dan prasarana yang
ada di Madrasah.
2.2.2 Mobilisasi bantuan
sarana dan parasarana
Madrasah.
2. 3 Pengelolaan 2.2.3 Mengkoordinasi
Anggaran dukungan sarana dan
parasarana Madrasah
2.2.4 Mengevaluasi
pelaksanaan dukungan
sarana dan prasarana
Madrasah.

2.3.1 Memantau kondisi


anggaran pendidikan di
Madrasah.
2.3.2 Memobilisasi
61
PERAN KOMITE FUNGSI MANAJEMEN INDIKATOR KINERJA
MADRASAH PENDIDIKAN
dukungan terhadap
anggaran pendidikan di
Madrasah.
2.3.3 Mengkoordinasikan
dukungan terhadap
anggaran pendidikan di
Madrasah.
2.3.4 Mengevaluasi
pelaksanaan dukungan
anggaran di Madrasah.

62
INDIKATOR KINERJA IKOMAH
DALAM PERANNYA SEBAGAI BADAN PENGONTROL

PERAN KOMITE FUNGSI MANAJEMEN


INDIKATOR KINERJA
MADRASAH PENDIDIKAN
3. Badan Pengontrol 3.1 Mengontrol 3.1.1 Mengontrol proses
(Controlling Agency) perencanaan pengambilan
pendidikan di keputusan di
Madrasah Madrasah.
3.1.2 Mengontrol
kualitas kebijakan di
Madrasah.
3.1.3 Mengontrol proses
perencanaan
pendidikan di
Madrasah
3.1.4 Pengawasan
terhadap kualitas
perencanaan
Madrasah
3.1.5 Pengawasan
3.2 Memantau terhadap kualitas
pelaksanaan program Madrasah.
program Madrasah
3.2.1 Memantau
organisasi Madrasah
3.2.2 Memantau
penjadwalan
program Madrasah
3.2.3 Memantaua alokasi
anggaran untuk
pelaksanaan
program Madrasah.
3.2.4 Memantau sumber
daya pelaksana
program Madrasah.
3.2.5 Memantau
63
PERAN KOMITE FUNGSI MANAJEMEN
INDIKATOR KINERJA
MADRASAH PENDIDIKAN
partisipasi stake-
holder pendidikan
3.3 Memantau out put dalam pelaksanaan
pendidikan program Madrasah.

3.3.1 Memantau hasil


ujian akhir.
3.3.2 Memantau angka
partisipasi Madrasah
3.3.3 Memantau angka
mengulang
Madrasah
3.3.4 Memantau angka
bertahan di
Madrasah.

INDIKATOR KINERJA KOMITE MADRASAH


DALAM PERANNYA SEBAGAI BADAN PENGHUBUNG (MEDIATOR)

PERAN KOMITE FUNGSI INDIKATOR KINERJA


MADRASAH MANAJEMEN
PENDIDIKAN
4. Badan 4. 1 Perencanaan 4.1.1 Menjadi penghubung
Penghubung antara Komite Madrasah
(Mediator Agency) dengan masyarakat,
Komite Madrasah dengan
Madrasah, dan Komite
4. 2 Pelaksanaan Madrasah dengan Dewan
program Pendidikan.
4.1.2 Mengidentifikasi aspirasi
masyarakat untuk
perencanaan pendidikan.
4.1.3 Membuat usulan
64
PERAN KOMITE FUNGSI INDIKATOR KINERJA
MADRASAH MANAJEMEN
PENDIDIKAN
kebijakan dan program
4. 3 Pengelolaan pendidikan kepada Madrasah
sumber daya
pendidikan 4.2.1 Mensosialisasikan
kebijakan dan program
Madrasah kepada masyarakat
4.2.2 Memfasilitasi berbagai
masukan kebijakan program
terhadap Madrasah
4.2.3 Menampung pengaduan
dan keluhan terhadap
kebijakan dan program
Madrasah
4.2.4 Mengkomunikasikan
pengaduan dan keluhan
masyarakat terhadap
Madrasah

4.3.1 Mengindentifikasi kondisi


sumber daya di Madrasah
4.3.2 Mengidentifikasi suber‐
sumber daya masyarakat
4.3.3 Memobilisasi bantuan
masyarakat untuk pendidikan
di Madrasah
4.3.4 Mengkoordinasikan
bantuan masyarakat

65
Pelaksanaan Ket
Kegiatan
Y T
1.1.7 Mengadakan pendataan kondisi sosial
ekonomi keluarga peserta didik dan sumber
daya pendidikan dalam masyarakat
1.1.8 Menganalisis hasil pendataan sebagai
pemberian masukan, pertimbangan, dan atau
rekomendasi kepada Madrasah
1.1.9 Menyampaikan masukan, pertimbangan,
dan atau rekomendasi secara tertulis kepada
Madrasah, dengan tembusan kepada dinas
pendidikan dan dewan pendidikan
1.1.10 Memberikan pertimbangan kepada
Madrasah dalam rangka pengembangan
kurikulum muatan local
1.1.11 Memberikan pertimbangan kepada
Madrasah untuk meningkatkan proses
pembelajaran
1.1.12 Memberikan masukan dan
pertimbangan kepada Madrasah dalam
penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan
kegiatan Madrasah
2.1.1 Mengadakan rapat secara berkala dan
incidental dengan orang tua dan anggota
masyarakat
2.1.2 Mencari bantuan dana dari dunia usaha dan
industri untuk biaya pembebasan uang
Madrasah bagi siswa yang tidakmampu
2.1.3 Menghimbau dan mengadakan pendekatan
kepada orang tua dan masyarakat yang
dipandang mampu untuk menjadi naa
sumber dalam kegiatan intrakurikuler bagi
peserta didik
2.1.4 Memberikan dukungan untuk pemeriksaan
kesehatan anak‐anak
2.1.5 Memberikan dukungan kepada Madrasah
untuk secara preventif dan kuratif dalam
66
Pelaksanaan Ket
Kegiatan
Y T
penyebarluasan narkoba di Madrasah
2.1.6 Memberikan dukungan dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler
2.2.1 Memverifikasi RAPBM yang diajukan oleh
Madrasah
2.2.2 Memberikan pengesahan terhadap RAPBM
setelah proses verifikasi dalam rapat pleno
2.2.3 Memotivasi masyarakat kalangan menengah
ke atas untuk meningkatkan komitmennya
bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di
Madrasah
2.2.4 Membantu Madrasah dalam rangka
penggalangan dana masyarakat untuk
pengumpulan dana abadi
2.3.1 Melaksanakan konsep subsidi silang dalam
penarikan iuran dari orang tua siswa
2.3.2 Mengadakan kegiatan inovatif untuk
meningkatkan kesadaran dan komitmen
masyarakat, misalnya panggung hiburan
Madrasah dan masyarakat
2.3.3 Membantu Madrasah dalam menciptakan
hubungan dan kerjasama antara Madrasah
dengan orang tua masyarakat
3.1.1 Mengadakan pertemuan secara rutin atau
incidental dengan kepala Madrasah atau
dewan guru
3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau
silaturrahmi ke Madrasah, atau dengan
dewan guru di Madrasah
3.1.3 Meminta penjelasan kepada Madrasah
tentang hasil belajar siswa
3.1.4 Bekerjasama dengan Madrasah dalam
kegiatan penelusuran alumni

67
4.1.1 Membina hubungan dan kerjasama yang
harmonis dengan seluruh stakeholder

Pelaksanaan Ket
Kegiatan
Y T
pendidikan khususnya dunia usaha dan
industri
4.1.2 Mengadakan penjajagan tentang
kemungkinan untuk mengadakan kerjasama
atau MOU dengan lembaga lain dalam
memajukan Madrasah

68
BAB IV
MANAJMEN PENGELOLAAN KELAS

A. PENDAHULUAN
Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan
bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti
mengelola sekolah, memanfaatkan prosedur dan mekanisme
pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugasnya, serta bertindak
sesuai dengan etika jabatan (Tim Penyusun Metodologi PAI Dirjen
Binbaga Islam, 2001:3).
Di dalam kelas guru merupakan aktor utama yang menentukan
hasil atau tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Tugas utama guru
adalah memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective)
dan keterampilan (psychometer) kepada anak didik. Dengan kata lain,
tugas guru yang utama terletak di lapangan pengajaran. Pengajaran
alat untuk mencapai tujuan pendidikan (Zahara Idris, 1986:76‐77).
Selain dari tugas dan peranan mengajar atau (instructional) dan
mendidik (educational), seorang guru juga memimpin kelasnya
(manegerial) (Zahara Idris, 1986 : 77). Dengan demikian, guru memiliki
tugas dan fungsi sebaga manajer atau pengelola kelas.
Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang
kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik
dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan
mereka dapat belajar. Dengan demikian, pengelolaan kelas yang efektif
adalah syarat bagi pengajaran yang efektif (Syaiful Bahri Djamarah,
2006:173).
Pengelolaan adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain,
ialah kegiatan‐kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadi proses belajar mengajar. Yang
termasuk ke dalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah laku
anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah

69
bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas siswa atau penetapan norma
kelompok yang produktif efektif (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:173).

B. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS


Pengelolaan kelas adalah suatu tugas guru yang tidak pernah
ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan
tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu,
guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi
proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:174).
Pengelolan kelas terdiri dari dua buah kata, yaitu pengelolaan
dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”,
ditambah awal “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan
adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa
Inggris, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata
pimpinan, pengelolaan (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:174).
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut
Suharsimi Arikunto (1990:2) adalah pengadministrasian, pengaturan
atau penataan suatu kegiatan.
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311), adalah
suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari
segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada fase kelompok
orang. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang
juga mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Hanya
pendapatnya lebih mendalam. Menurut Suharsimi Arikunto (1988:17),
di dalam didaktif terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas,
yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan pengertian
seperti tersebut, maka ada tiga persyaratan untuk dapat terjadinya.
Pertama : sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama
bersama‐sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan
pelajaran yang sama dari guru yang sama, namanya bukan
kelas.

70
Kedua : sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama, tetapi dari guru yang berbeda,
namanya juga bukan kelas.
Ketiga : sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama, tetapi jika pelajaran tersebut diberikan
secara bergantian, namanya juga bukan kelas (Syaiful Bahri
Djamarah, 2006:175).
Pengertian yang dikemukakan tersebut adalah pengertian
menurut pandangan didaktik. Sedangkan kelas menurut pengertian
umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu:
1. Pandangan dari segi siswa; seperti dalam contoh pembicaraan:
“Di kelas saya terdapat 20 siswa putra dan 15 siswa putrid.”
“Juara kelas III‐B mempunyai jumlah nilai 108 pada EBTA.”
“Nilai rata‐rata untuk matematika di kelas V adalah 5.”
2. Pandangan dari segi fisik; seperti dalam contoh pembicaraan:
“Kelas ini berukuran 6 x 8 meter persegi.”
“Kita pindah ke kelas yang besar, kalau memang di sini tidak muat.”
“Kelasnya baru saja selesai dicat.” (Syaiful Bahri Djamarah,
2006:176).
Dari uraian tersebut diambil suatu kesimpulan, bahwa
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan
guna mencapai tujuan pengajaran. Juga, secara sangat sederhana
dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
Sudirman N., dkk. (1991:310), pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi
(1989:115) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau
pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali
kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas‐luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiatan‐kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu
dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
perkembangan murid. Suharsimi Arikunto (1988:67) juga berpendapat
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan.

71
C. Tugas‐tugas Guru dalam Pengelolaan Kelas
1. Penataan Ruang Kelas
a. Pengaturan Tempat Duduk
b. Pengaturan Alat‐alat Pengajaran
c. Penataan keindahan dan kebersihan kelas
d. Ventilasi dan Tata Cahaya

2. Pengaturan Siswa
a. Pembentukan organisasi
b. Pengelompokan siswa
c. Pelayanan siswa
d. Pemberdyaan siswa

3. Penataan Administrasi
a. Administrasi Pembelajaran
b. Administrasi kelas
c. Administrasi Sarana/Inventaris Kelas
d. Aministrasi BP/BK

D. PENUTUP
Tugas‐tugas pokok yang harus dilaksanakan guru dalam pengelola
kelas adalah pengaturan tempat duduk, pengaturan siswa, mencakup
pengaturan tempat duduk, pengaturan alat‐alat pengajaran, penataan
keindahan dan kebersihan kelas, ventilasi dan tata cahaya; dan
pengaturan siswa, yang mencakup pembentukan organisasi dan
pengelompokkan siswa.
Peran guru sebagai pendidik dan pengajar memiliki tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa tanpa memperhatikan
suka atau tidak suka siswa mengikuti pelajaran guru. Akan tetapi lebih
dari itu, guru harus berusaha untuk menanamkan motivasi belajar
pada siswa agar mereka memiliki semangat tinggi dalam mengikuti
pelajaran.

72
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa


Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali Pers.
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar‐Mengajar
Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Nawawi. Hadari. 1989. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta:
Haji Masagung.
Pidarta, Made. tt. Pengelolaan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.

Wojowarsito, Purwadarminta, Kamus lengkap Indonesia Inggris, (Hasta,


Jakarta: 1974), Hal. 76.
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (CV. Haji Mas Agung, Surabaya:
1997), Hal. 78
AW. Widjaya, Perencanaan sebagai Fungsi Manajemmen, (PT Bina Aksara,
Jakarta: 1987), Hal. 33.
ST Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan (Educational
Planning), Andi Offset, Yogyakarta: 1988), Hal : 39.
M. Bukhari, DKK, Azas‐Azas Manajemen, (Aditya Media, Yogyakarta:
2005), Hal. 35‐36
Ibid, Hal. 37
Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan
Implementasinya), (Karya Abditama, Surabaya: 1995), Hal. 12.
Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan ,(Usaha Nasional,
Surabyata: 1994), Hal. 299.
Jawahir Tanthowi, Unsur‐unsur Manajemen Menurut Ajaran Al‐Qur'an,
(Pustaka al‐Husna, Jakarta: 1983), Hal. 71.
Ibid, hal : 74.
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, ( PT Gunung Agung, Jakarta:
1983), Hal. 36.
73
[12] Sondang P. Siagian, Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan,
(Gunung Agung, Jakarta: 1997), Hal. 88.
[13] Imam Suprayogo, Revormulasi Visi Pendidikan Islam, (STAIN Press,
1994), Hal.74
[14] Made Sidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (PT. Bina Aksara,
Jakarta:1999), Hal.4
[15] Jeanne H. Ballantine, Sociology of educational, Wrigh State University
Prentice Hall Englewood Cleff Nj, Hal. 183
[16] Malayu Sibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (CV. Haji
Mas Gus, Jakarta: 1989)
[17] Ibid, Hal. 41
[18] Jawahir Thantowi, UnsurManajemen menurut Ajaran Al‐Qur’an , (Al‐
Husna, Jakarta: 1983) Hal. 63
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), h. 30

74

Anda mungkin juga menyukai