Anda di halaman 1dari 10

Ardella Parahesty Regita 12220524865

Zulfi Andre 12220514893

A. PENDAHULUAN

Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang

merupakan kebutuhan konsumen. Produsen, sebagaimana konsumen, bertujuan untuk

memperoleh maslahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif

ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu maslahah.1

Maka dari itu dalam proses produksi Manusia tidak hanya memikirkan keuntungan

yang didapat dari menghasilkan produk. Akan tetapi Manusia harus memikirkan kemaslahatan

yang di berikan oleh produk tersebut apakah produk tersebut memberikan manfaat yang baik

atau malah memberikan dampak uruk terhadap kehidupan konsumen nya.

Produksi secara islami menekankan pada pengoptimalan efisiensi dan pengoptimalan

keuntungan. Jelaslah bahwa produksi secara islami tidak hanya mencari keuntungan semata

(profit oriented) melainkan (ibadah oriented) sehingga apapun barang yang diproduksi maka

seorang produsen islam akan menekankan etika di dalam produksi.2

Pada makalah ini akan membahas mengenai etika dalam produksi. Dan juga factor-

faktor yang harus ada dalam proses produksi suatu barang atau jasa sehingga hasil dari

produksi tersebut dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Yang tentunya berdasarkan syariat yang

telah di ajarkan dalam islam.

1
Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI),”Ekonomi islam”, (Jakarta: rajawali pers, 2015),
cet.7, hal. 259
2
Dewan pengurus nasional Fordebi, Adesy “ekonomi dan bisnis islam”, (Jakarta: rajawali pers, 2015) ed.1, cet.
1, hal. 251

1
B. PEMBAHASAN

1. Etika produksi

Islam mengajarkan semua aktivitas yang dilakukan Manusia berlandaskan

prinsip etika. Islam menjadi kategori moral imperative dalam kehidupan. Ajaran islam

tidak pernah memisahkan antara ekonomi dengan sistem nilai.3 Pada dasarnya etika

dalam produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslilm baik individu ataupun

komunitas adalah berpegang pada yang dihalalkan Allah dan tidak melewati batas.

Syariat islam tidak membenarkan perbuatan segala komoditas yang hanya bisa

digunakan untuk hal yang diharamkan, atau mayoritas barang itu digunakan untuk

berbuat dosa, walaupun Sebagian kecil komoditas tersebut dapat digunakan untuk hal-

hal yang diperbolehkan. Sebab, Sebagian kecil dan hal yang jarang ini tidak bisa

dijadikan pijakan bagi suatu hukum. Misalnya produksi ganja, narkotika dan obat-

obatan terlarang lainnya. 4

Di antara produk yang dilarang keras peredarannya dalam islam ialah produk

yang merusak aqidah, etika, dan moral Manusia, seperti produk yang berhubungan

dengan minuman keras. Etika terpenting lainnya dalam melaksanakan aktivitas

produksi adalah dengan menjaga sumber daya alam karena ia merupakan nikmat dari

Allah kepada hambanya. Setiap hamba wajib mensyukuri nya dan salah satu cara

mensyukuri nikmat adalah dengan menjaga sumber daya alam dari populasi

kehancuran dan kerusakan. Kerusakan di bumi terdiri dari dua bentuk yaitu kerusakan

materi dan spiritual. Yang berbentuk materi misalnya sakitnya Manusia, tercemarnya

3
Ibid, hal. 264
4
Ibid, hal. 265

2
alam, binasanya makhluk hidup, terlantarnya kekayaan, dan terbuangnya manfaat.

Sedangkan yang berbentuk spiritual adalah tersebarnya kezaliman, meluasnya

kebatilan, kuatnya kejahatan, rusaknya hati kecil, dan gelapnya otak. 5 Oleh karena itu

berulang-ulang disebutkan dalam Al-Qur’an:


ۡ ۡ ۡ ‫وي ۡسع ۡون ىِف ۡاۡل‬
‫الله َۡل هىُيب ال همف ىس ىد ۡي َن‬
ّٰ ‫ادا ؕ َو‬
ً‫س‬ َ ‫ف‬
َ ‫ى‬
‫ض‬ ‫ر‬ َ َ َ ََ

Artinya: Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.6

Dengan menerapkan produksi secara islami akan melindungi konsumen dari

hal-hal yang membahayakan mereka, karena sebelumnya produsen telah menerapkan

prinsip syariat islam dalam proses produksinya. Baik dari segi benda atau jasa yang

diproduksi, maupun cara produksinya. Dengan menerapkan produksi secara islami

produsen akan merasa aman dan akan mendapatkan pahala Ketika niatnya ikhlas dan

sesuai dengan tuntunan syariat islam.

2. Faktor produksi

Tanah, tenaga kerja, modal, dan perusahaan pada umumnya disebut factor

produksi. Dalam pengertian ekonomi, produksi mencakup rantai yang Panjang yang

mencakup industry dan jasa seperti: penggalian tambang, memancing ikan, pertanian,

pengelolaan yang mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, jasa perdagangan

semacam jual beli, transportasi, perbankan dan asuransi, serta jasa-jasa yang banyak

sektornya seperti pelayanan, dokter, ahli hukum dan guru.7

5
Ibid, hal. 266
6
Al-qur’an kementrian agama RI, “al-qur’ann dan terjemahnya”, (Jakarta: lajnah pentashihan mushaf al-
qur’an, 2015)
7
Muhammad syarif chaudhry, “sistem ekonomi islam prinsip dasar”, (Jakarta: prenamedia group, 2020), cet. 4,
hal. 47

3
Untuk menghasilkan barang dan jasa, produsen membutuhkan factor factor

produksi. faktor produksi oleh dunia bisnis dibeli dari masyarakat ada 4 faktor produksi

yaitu:

1) Factor produksi alam

Factor produksi alam segala sesuatu yang sudah tersedia di alam ini,

yang harus diambil oleh Manusia dengan suatu pengorbanan. Factor alam ini

dapat dijadikan tempat atau lokasi perusahaan atau untuk dijadikan bahan baku

industry. Misalnya tanah, air, kayu di hutan, ikan di laut, barang tambang dan

sebagainya.8

ۡ ۡ ۡۢۡ ۡ ‫ ُثما شق ۡقنا ۡاۡل‬,‫ا اَّن صب ۡب نا ۡالمآء صبًّا‬


‫ اوَزۡي تم ۡو ًَّن‬,‫ او عِنَ بًا اوقَضبًا‬,‫ فَاَنبَ ت نَا فِ ۡي َها َحبًّا‬,‫ض َشقًّا‬ ‫ر‬
َ َ َ ََ َ َ َ َ ََ َ

ۡ
ؕ‫اعا لا مك ۡم َوِۡلَن َع ِام مك ۡم‬‫ت‬
َ ‫م‬
‫ا‬ , ‫ّب‬
ًّ ‫ا‬
َ‫و‬‫ا‬ ‫ة‬
ً ‫ه‬ ِ‫ اوفَاك‬,‫ وح َدآ ِٕٮق غم ۡلبا‬,‫اوَ َۡن ًل‬
ً َ ً َ ََ

Artinya: Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),

kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu di sana Kami

tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran, dan zaitun dan pohon

kurma, dan kebun-kebun (yang) rindang, dan buah-buahan serta rerumputan.

(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu. (QS.

Abasa: 25-32)

jadi bukan hanya buah-buahan, biji-bijian saja yang disebut, tapi juga

sayur bahkan rerumputan dinyatakan dalam firman tersebut, yang ternyata

sangat memegang peran penting dalam kehidupan bisnis sekarang ini. Orang

8
Buchari alma, “dasar-dasar etika bisnis islam”, (bandung: cv.alfabeta, 2003), cet. 3, hal. 206

4
yang bergerak dalam bidang pertanian, jika direnungi maka ia akan lebih dekat

kepada allah, karena keberhasilan pertanian sangat bergantung kepadanya.

Kebanyakan aktivitas ekonomi Manusia bergantung secara langsung

pada tanah, bahkan pada saat ini pun, sebagaimana di masa lalu, seperti berburu,

mencari ikan, produksi pertanian, logam dan berbagai macam sumber daya

alam lainnya. Islam memandang tanah sebagai salah satu factor produksi yang

terpenting. Oleh karena segala persoalan pertanian bersifat sementara, maka

islam tidak memberi aturan yang ketat dalam setiap dan semua persoalan

sehingga akan menghalangi kebebasan bertindak Manusia.9

2) Factor produksi tenaga kerja

Dalam hal tenaga kerja yang di pekerjakan di dalam suatu perusahaan,

mereka adalah partner pengusaha. Tidak boleh terjadi pertentangan

kepentingan yang terjadi antara pengusaha dan pekerja sebab mereka saling

membantu dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat

banyak.10

Salah satu factor produksi yang sangat penting dalam proses produksi

adalah tenaga kerja atau Manusia. Tenaga kerja merupakan input yang tidak

saja memiliki komponen fisik namun juga mempunyai daya piker dan perasaan.

Amat pentingnya factor produksi tenaga kerja sehingga suatu proses produksi

tidak dapat berjalan tanpa adanya unsur Manusia baik secara langsung maupun

tidak langsung. Terkait dengan pentingnyafungsi Manusia dalam mengelola

9
Muhammad syarif chaudhry, Op.cit, 162
10
Ibid, hal. 212

5
alam maka Al-Qur’an menerangkan tentang prisip dasar tenaga kerja, yakni

firman Allah SWT:

ِ ‫واَ ۡن لا ۡيس لِ ۡ ِل ۡنس‬


‫ان اِاۡل َما َس ٰعى‬ َ َ َ

Artinya: dan bahwasannya seorang Manusia tiada memperoleh selain apa yang

telah diusahakannya. (QS. An-najm:39)

Berdasarkan bunyi ayat tersebut maka dapat dipahami bahwa Manusia

wajib bekerja mengelola kekayaan alam dengan bekerja keras dan sungguh-

sungguh. Manusia yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan

imbalan hasil sesuai denga napa yang diusahakannya.11

Sebagian ahli ekonomi membagi tenaga kerja menjadi tenaga kerja

produktif dan tenaga kerja tidak produktif. Disebut produktif jika ia menambah

nilai material, seperti pekerja di sector pertanian dan manufaktur. Jika tidak

menambah nilai material, maka disebut tidak produktif. Menurut adam smith,

pekerja kasar maupun yang terhormat di masyarakat seperti penguasa dengan

semua bawahannya dalam administrasi sipil, pengadilan dan militer, mereka itu

adalah pekerja tidak produktif. Namun menurut konsep modern, semua tenaga

kerja disebut produktif asal saja pekerjaannya dilakukan untuk mendapat

pendapatan.12

3) Faktor produksi modal (capital)

Modal sebagai factor produksi ketiga. Ia adalah kekayaan yang dipakai

untuk menghasilkan kekayaan lagi. Dia adalah “alat produksi yang diproduksi”

11
Fordebi, Adesy, Op.cit, hal. 228
12
Muhammad syarif chaudhry, Op.cit, 185

6
atau dengan kata lain “alat produksi buatan Manusia”. Modal meliputi semua

barang yang diproduksi tidak untuk dikonsumsi., melainkan untuk prooduksi

lebih lanjut. Jadi, modal adalah kekayaan yang didapatkan atau diperoleh

Manusia melalui tenaganya sendiri dan kemudian digunakan untuk

memperoleh kekayaan lebih.13

Dalam ilmu ekonomi, modal diartikan sebagai alat yang berguna untuk

produksi selanjutnya. Alat ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk seperti,

mesin pabrik, mesin kantor, bangunan toko, bangunan yang disewakan,

kendaraan, dan sebagainya.14

Dalam oprasionalnya capital mempunyai kontribusi yang cukup berarti

bagi terciptanya barang dan jasa. Sebagai konsekuensi, capital berhak mendapat

kompensasi atas jasa yang telah diberikan. Dalam kapitalisme, capital berhak

mendapatkan bunga sebagai kompensasi pinjaman (return of loans).

Berdasarkan jangka waktu penggunaan capital, asset (kekayaan) bisa

dibedakan menjadi dua macam, yaitu fixed asset (asset tetap), dan variable asset

(asset berubah). Fixed asset adalah capital yang digunakan untuk beberapa

proses produksi dan tidak terjadi perubahan, seperti bangunan, mesin dan

peralatan. Variable asset adalah capital yang digunakan untuk satu proses

produksi dan akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan proses

produksi yang dilakukan seperti labor, sumber energi, dan lainnya. Seperti

13
Ibid, 201
14
Buchari alma, Op. cit, 218

7
halnya capital yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, pertanian, ataupun

peternakan. 15

4) Factor produksi skill atau manajemen

Dalam ajaran island factor produksi keempat ini yang disebut

manajemen, dikembangkan lagi lebih rinci pada sifat-sifat dan perilaku individu

sebagai sumber daya Manusia yang mengelola bisnis. Sifat atau karakteristik

yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha yang sesuai dengan ajaran islam

adalah:

a. Sifat taqwa, tawakal, zikir dan syukur

Sifat-sifat tersebut hendaklah bukan sekedar di ucapkan saja tetapi betul-betul

dilaksanakan dalam praktek bisnis sehari-harinya. Demikian banyak dialami

oleh orang-orang yang bertaqwa, ada saja rezeki yang datang tadinya tidak

diduga-duga. Keberkahan selalu melekat pada mereka yang benar-benar

taqwa.

b. jujur

jujur dalam kegiatan bisnis, menimbang, mengukur dan membagi jujur dalam

berhubungan dengan orang lain akan membuat ketenangan lahir batin.

Dua factor produksi pertama, alam dan tenaga kerja disebut sebagai factor

produksi asli. Artinya, dengan kedua factor produksi ini orang sudah dapat berproduksi.

Misalnya pada masyarakat primitive, dengan menggunakan tenaga tangannya ia dapat

menaanm jagung, ketela pohon, kemudian memetic hasilnya sebagai hasil produksi.

15
Dewan pengurus nasional Fordebi, Adesy, Op.cit, 252

8
Juga dengan kedua tangannya ia dapat menangkap ikan di sungai. Ikan ini adalah hasil

produksi. Namun proses produksi ini tidak dapat dilakukan sengan skala besar, jika

tidak dibantu oleh factor modal dan manajemen. 16

Akhirnya orang mulai menciptakan modal. Modal ini dikatakan sebagai factor

produksi turunan. Artinya modal ini dibentuk dari kombinasi factor produksi alam dan

tenaga. Hal ini bermula dari penciptaan pacul dari kayu yang bercabang. Kemudian

cabang ini diberi besi menjadi pacul bermata besi.17

5) Enterprise dan entrepreneur

Enterprise memainkan peran utama dalam produksi. Pemasok factor

produksi ini disebut entrepreneur atau organisator. Enterprise itu sendiri juga

disebut organisasi. Seluruh kerja organisasi, perencanaan dan pengelolan

disebut enterprise.

Didalam industrial modern, organisasi atau enterprise memainkan peran

penting yang amat signifikan dan itu membuatnya menjadi factor produksi yang

paling penting. Entrepreneur lah yang mempekerjakan factor produksi yang

lain, membayari mereka dan mendapat hasil maksimal dengan biaya minimal.

Didalam islam telah ada organisasi bisnis seperti mudharabah dan syirkah.18

16
Buchari alma, Op. cit, 232
17
Ibid, 233
18
Muhammad syarif chaudhry, Op.cit, 208

9
B. KESIMPULAN

Islam mengajarkan agar aktivitas produksi berlandaskan prinsip-prinsip etika.

Berproduksi dalam islam haruslah dalam lingkaran halal. Islam melarang memproduksi barang

dan jasa yang haram karena dampak yang ditimbulkan akan mendatangkan mudharat bagi

Manusia. Karena itulah sebagai produsen muslim, dalam menjalankan aktifitas produksinya

tidak hanya berorientasi pada dunia semata tetapi juga berorientasi pada akhirat. Tidak hanya

sekedar mencari dan mengharapkan laba atau keuntungan semata tapi juga keberkahan dan

kehalalan di dalamnya.

Adapun factor factor yang terdapat dalam proses produksi dalam islam adalah:

1. faktor produksi alam

2. faktor produksi tenaga kerja

3. faktor produksi modal

4. faktor produksi skill atau manajemen

5. faktor produksi Enterprise dan entrepreneur

kelima faktor diatas lah yang menentukan apasaja yang harus ada dalam proses-proses

produksi suatu produk agar produk tersebut dapat memberikan manfaat bagi para konsumen

yang menggunakannya. Dan juga meminimalisir kemudharatan yang timbul dari produk hasil

tersebut dengan cara menggunakan bahan produksi yang halal dan sesuai syariat islam.

10

Anda mungkin juga menyukai