Disusun oleh:
ZIKRI AFDILLAH
NIM. 22254223026
Dosen Pembimbing:
Dafri Harweli, S.Pd.I. ,M.Pd.I
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Pengertian Pertanian Organik...................................................................3
2.2 Keutamaan Bertani Dalam Islam..............................................................4
2.3 Hal Yang Diperlukan Dalam Pertanian Organik......................................5
2.4 Hukum Memperjual Belikan Kotoran Ternak..........................................5
BAB III. PENUTUP............................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara agraris, produksi pertanian Indonesia
juga tida kalah dari kebanyakan negara pertanian lainnya. Sektor pertanian
merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional, serta untuk pemenuhan kebutuhan pangan
penduduk.
Dalam agama Islam juga mengatur tentang aspek kehidupan manusia, baik
akidah, akhlak, maupun muamalah. Salah satu ajaran yang sangat penting adalah
bidang muamalah (ekonomi Islam).
َ َْوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ُم اَأْلر
﴾لِتَ ْسلُ ُكوا^ ِم ْنهَا ُسبُاًل فِ َجاجًا ﴿ًض بِ َساط
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu
v
ُّات ااْل َ ْك َما ۖ ِم َو ْال َحب
ُ ﴾ فِ ْيهَا فَا ِكهَةٌ َّوالنَّ ْخ ُل َذ ﴿ ض َعهَا لِاْل َنَ ۙ ِام َ ض َوَ َْوااْل َر
﴾ ۚنُفَبِاَيِّ ٰااَل ۤ ِء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذ ٰب ِن ﴿ ف َوال َّر ْي َحاِ ُْذو ْال َعص
Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya), di dalamnya ada buah-
buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, dan biji-bijian yang
berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman [55]: 10-13)
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pandangan Islam
terhadap pertanian organik. Dalam makalah ini saya akan membahas beberapa
hal, diantaranya apa itu pertanian organik serta hukum memperjual belikan
kotoran hewan.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertanian Organik
Konsep dasar pertanian organik adalah cara produksi tanaman dengan
menghindarkan atau sebesar-besarnya mencegah penggunaan senyawa-senyawa
kimia sintetik (pupuk, pestisida, dan zat pengatur tumbuh). Sistem pertanian
organik semaksimal mungkin dilaksanakan melalui pergiliran tanaman,
penggunaan sisa-sisa tanaman, pupuk kandang (kotoran ternak), kacangan, pupuk
hijau, limbah organik off farm, penggunaan pupuk mineral batuan serta
mempertahankan pengendalian hama penyakit secara hayati, produktivitas tanah,
dan suplai hara tanaman (Alamban 2002). Reghunath (2003) secara singkat
membatasi pertanian organik sebagai pertanian yang tidak menggunakan input
sintetik, tetapi menggunakan bahan organik.
Menurut Greene (2001) sistem pertanian organik merupakan suatu sistem
yang mendasarkan pada ekologi seperti pengendalian jasad pengganggu secara
biologis dan menghindarkan penggunaan bahan kimia sintetik dalam produksi
tanaman. Pada sistem pertanian organik, komponen dasar dan proses alami
ekosistem seperti aktivitas organisme tanah, pertukaran (siklus) hara tanah, serta
distribusi dan kompetisi spesies terlibat secara langsung ataupun tidak langsung
sebagai alat manajemen tanaman.
Tujuan pertanian organik:
vii
2.2 Keutamaan Bertani Dalam Islam
Agama Islam menghormati orang yang bertani dan berkebun karena hasil
bercocok tanam bermanfaat bagi siapa saja yang memakannya. Dalam sabda Nabi
Muhammad SAW, hasil bercocok tanam yang dimakan manusia ataupun hewan
bernilai sedekah bagi orang yang bercocok tanam itu.
Dari Jabir bin Abdullah RA, Nabi Muhammad SAW menemui Ummu Mubasyir
Al Anshariyah di kebun kurma miliknya. Lantas Nabi Muhammad SAW bersabda
kepadanya, "Siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah ia seorang
Muslim atau kafir? Ummu Mubasyir Al Anshariyah menjawab, "Seorang
Muslim."
ان َما ُأ ِك َل ِم ْن ُه َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما مِنْ مُسْ ل ٍِم َي ْغ ِرسُ َغرْ سًا ِإاَّل َك َ ِ َعنْ َج ِاب ٍر َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا
َّ ت
الط ْي ُر َفه َُو لَ ُه ْ َصدَ َق ٌة َو َما َأ َكل
َ صدَ َق ٌة َو َما َأ َك َل ال َّس ُب ُع ِم ْن ُه َفه َُو لَ ُه
َ صدَ َق ًة َو َما س ُِر َق ِم ْن ُه لَ ُه َ لَ ُه
صدَ َق ٌة
َ ان لَ ُه َ صدَ َق ٌة َواَل َيرْ َزُؤ هُ َأ َح ٌد ِإاَّل َك
َ
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah
seorang Muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yang
dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi
sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa
yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang
mengambil darinya melainkah itu menjadi sedekah baginya." (HR Muslim)
viii
mereka yang bercocok tanam sehingga hasil bertaninya atau berkebunnya dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan.
Dalam jual beli darah itu tidak boleh, karna darah tersebut barang najis,
maka solulisinya dengan cara memakai akad selain akad jual beli, seperti pindah
tanggan atau di hibahkan.15 Dari keterangan di atas telah dijelaskan barang najis
itu bisa menjadi sah dalam jual beli jika akadnya dipindah tanggan, seperti itu
juga yang terjadi dalam akad jual beli kotoran sapi karna kotoran sapi termasuk
dalam barang najis.
Tidak sah pula jual beli barang yang terkena najis, yang tidak dapat
disucikan, sekalipun berupa minyak yang terkena najis, tetapi dihibahkan
hukumnya sah. Dari kutipan buku di atas menjelaskan bahwa barang najis
diperbolehkan jika dihibahkan atau disedekahkan, dan yang sedang banyak terjadi
di Desa Pandanarum adalah dihibahkan atau kotoran sapi tersebut diberikan
secara cuma-cuma tanpa masyarakat memikirkan banyak manfaatnya dari kotoran
ix
sapi, jika dikekola dengan benar. Karna pengetahuan yang minim, masyarakat
hanya menganggap kotoran sapi tersebut barang yang kotor dan tidak bermanfaat,
walau pun sebagian banyak dari masyarakat ada yang membawa kotoran sapi
tersebut ke sawah, tapi hal tersebut membutukkan waktu yang lama untuk menjadi
pupuk organik yang didiamkan selama kurang lebih tiga tahunan. Dari salah satu
faktor inilah masyarakat memilih diberikan begitu saja kotoran sapi tersebut untuk
dianggut.
C. Bermanfaat
فََأ َم َرنِى َأ ْن آتِيَهُ بِثَال ِة، َال َأتَى النَّبِ ُّى صلى هللا عليه و سلم ْالغَاِئط َ َع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ بن مسعود رضي هللا عنه ق
فََأ َخ َذ ْال َح َج َري ِْن َوَأ ْلقَى، فََأتَ ْيتُهُ بِهَا، ًت َروْ ثَة
ُ فََأخ َْذ، ُث فَلَ ْم َأ ِج ْده ُ َو ْالتَ َمس، ت َح َج َر ْي ِن
َ ِْت الثَّال ٍ َأحْ َج
ُ فَ َو َج ْد، ار
رواه البخاري وأحمد والترمذي. ٌ هَ َذا ِر ْكس: الرَّوْ ثَةَ َوقَا َل
x
beliau memerintahku untuk mengambilkan tiga bebatuan. Selanjutnya aku hanya
mendapatkan dua batu, dan ketika aku mencari batu ketiga, aku tidak
mendapatkannya, sehingga akupun mengambil sepotong kotoran hewan yang
telah kering. Tanpa menunggu lebih lama, aku segera membawanya kepada
beliau. Dan ternyata beliau hanya mengambil kedua batu dan mencampakkan
kotoran hewan itu, dan beliau bersabda: “Sesungguhnya kotoran itu adalah
najis.” (Riwayat Bukhari, Ahmad, & At Tirmizy)
Adalah haram memperjual belikan barang najis, seperti hadist nabi berikut:
أرأيت شحوم، يا رسول هللا: فقيل. حرما بيع الخمر والميتة والخنزير واألصنام،إن هللا عز وجل ورسوله
ثم قال رسول هللا. هو حرام، ال: ويستصبح بها الناس؟ قال، ويدهن بها الجلود، فإنه يطلى بها السفن،الميتة
. فأكلوا ثمنه، ثم باعوه، فأجملوه، إن هللا حرم عليهم الشحوم، قاتل هللا اليهود:صلى هللا عليه و سلم عند ذلك
خرجه البخاري ومسلم
xi
Tarikh Al Kabir, Abu Dawud, Ibnu Hibban, At Thabrany, dan Al Baihaqy dari
sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu. Dan hadits ini dishahihkan oleh Ibnu
Hibban dan Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad 5/746)
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertanian organic merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
kelangsungan hidup yaitu dengan cara menghasilkan bahan pangan yang
mencukupi tanpa merusak ekosistem. Agama Islam menghormati orang yang
bertani dan berkebun karena hasil bercocok tanam bermanfaat bagi siapa saja
yang memakannya. Dalam sabda Nabi Muhammad SAW, hasil bercocok tanam
yang dimakan manusia ataupun hewan bernilai sedekah bagi orang yang bercocok
tanam itu.
Salah satu bahan organik yang dibutuhkan dari pertanian organik ini adalah
kotoran ternak, yang mana penjualannya sendiri dinilai haram karena merupakan
najis. Lalu di berilah solusi oleh para ulama, bahwa dalam kegiatan jual beli
kotoran ini yang di beli bukan kotorannya melainkan jasa orang yang
mengumpulkan kotoran tersebut. Dalam hal lain jual beli kotoran ini juga dapat
dilakukan akad pemindahan kekuasaan agar akadnya ini bisa sah.
3.2 Saran
Apapun yang kita lakukan hendaklah sesuai dengan ketentuan islam, yang
berdasarkan pada Al-qur’an dan Hadist. Dimana hal ini adalah hal paling benar
untuk dilakukan.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/qq5uc2320/pahala-besar-untuk-para-petani-
menurut-rasulullah-saw
Risnaeni, U, S. dan Maisyarofah. 2017. Etika jual beli kotoran sapi dalam
pandangan Islam. Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia.
2010
xiv