Anda di halaman 1dari 33

TEORI PRODUKSI ISLAM

Nama : Rifki Abdul Malik


Nim : 0103.2001.007
Prodi : Ekonomi Syariah 4 Reguler

STAI DR.KH.EZ. Muttaqien Purwakarta


Penyebab munculnya produksi

Pengertian Produksi

Produksi dalam Islam

Prinsip produksi dalam Islam

Tujuan produksi dalam Islam

Faktor-faktor produksi

Pengertian biaya produksi

Penggolongan biaya produksi


Penyebab munculnya produksi
 Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup
dan juga peradaban manusia dan bumi. Produksi
sudah ada sejak manusia menghuni bumi ini. Karena
produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia
dengan alam.
 Alquran dalam artian luas, barang yang diproduksi
harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan
manusia bukan memproduksi barang mewah secara
berlebihan dampaknya tenaga kerja yang
dikeluarkan menjadi tidak produktif.
Lanjutan Penyebab munculnya produksi

 Imam al-ghazali “kasab dan islah”. Usaha fisik


yang dikerahkan manusia dan upaya manusia unt
mengelola dan mengubah sumber-sumber daya
yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih
tinggi. (Adiwarman, hlm. 128).
 Produksi / pencaharian ekonomi sebagai bagian
dari ibadah individu. Produksi barang2 kebutuhan
dasar secara khusus dipandang sebagai kewajiban
sosial (fard al kifayah).
Pengertian Produksi

 Kata produksi merupakan kata serapan dari “production” yang secara


linguistic mengandung arti penghasilan. Menurut Richard G. Lips produksi
didefinisikan sebagai tindakan dalam membuat komoditi barang-barang
maupun jasa. Dalam literature ekonomi Islam padanan produksi adalah
“intaj> ” ( ‫ )انتج‬dari akar kata “nataja” (‫)نتج‬. (Rustam Efendi, hlm 11-12).
 Pengertian produksi dalam perspekif Islam yang dikemukakan Qutub
Abdus Salam Duaib adalah usaha mengeksploitasi sumber-sumber daya
agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi. Dari konsep dan gagasan
produksi ditekankan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai kegiatan
ekonomi adalah untuk kemaslahatan individu (self interst), dan
kemaslahatan masyarakat (social interst) secara berimbang. (Yusuf
Qhardawi, hlm :138).
Pengertian Produksi lanjut…
 Kahf juga mendefinisikan kegiatan produksi dalam
perspektif Islam sebagai usaha manusia untuk
memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya,
tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan
dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan
akhirat. (Monzer Kahf, hlm. 45)
Pengertian Produksi lanjut…

 Secara terminologi kata produksi berarti


menciptakan dan menambah kegunaan (nilai
guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
akan bertambah bila memberikan manfaat baru
atau lebih dari semula.

 Secara umum produksi adalah penciptaan guna


(utility) yang berarti kemampuan suatu barang
atau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.
Produksi dalam islam
 pembahasan tentang produksi dalam ilmu ekonomi konvensional
senantiasa memaksimalisasi keuntungan.
 Upaya memaksimalkan keuntungan itu membuat sistem ekonomi
konvensional sangat mendewakan produktivitas dan efisiensi
ketika berproduksi, sikap ini sering membuat mereka
mengabaikan masalah-masalah eksternalitas atau dampak
merugikan dari produk yang dibuat.
 Dalam ekonomi Islam terdapat keyakinan adanya Allah SWT
sehingga peran dan kepemilikan dalam ekonomi dipegang oleh
Allah, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak
semata-mata bermotif memaksimalisasi keuntungan dunia tetapi
lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat.
Hadist Bukhori tentang Produkai
‫ « َما أَ َك َل‬:‫ َقا َل‬،‫صلهى َّللا ُ َعلَ ٌْ ِه َو َسله َم‬
َ ‫َّللا‬ِ ‫ُول ه‬
ِ ‫ َعنْ َرس‬،ُ‫َّللا ُ َع ْنه‬ ‫ض ًَ ه‬ ِ ‫َام َر‬ ِ ‫د‬ ْ
‫ق‬ ‫َع ِن ال ِم‬
ِ ‫ َوإِنه َن ِبًه ه‬،‫ َخٌ ًْرا ِمنْ أَنْ ٌَأْ ُك َل ِمنْ َع َم ِل ٌَ ِد ِه‬،‫أَ َح ٌد َط َعا ًما َق ُّط‬
،‫َّللا دَاوُ َد َعلَ ٌْ ِه ال هسالَ ُم‬
)‫ارى‬ َ
‫ُخ‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ُ ‫ه‬ ‫ا‬‫و‬َ ‫ر‬
َ ( » ‫ه‬
ِ ‫د‬
ِ ٌ
َ ‫ل‬
ِ ‫م‬
َ ‫ع‬َ ْ‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ
‫ل‬ ُ
‫ك‬ ْ‫ان ٌَأ‬
َ ‫َك‬
ِ
Artinya: "Dari Miqdam RA dari Rasul SAW ia bersabda:
tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan hasil kerja
(produksi)nya sendiri dan sesungguhnya Nabi Dawud AS
mengkonsumsi dari hasil kerjanya sendiri" (HR. al-Bukhari).
Produksi dalam islam

(al- Al qashas Al Hadid Al- baqarah


Jātsiyah:13) 77 Yunus 14 27 22
Produksi dalam islam
Untuk menjamin terwujudnya kemaslahatan individu
dan masyarakat, system ekonomi Islam
menyediakan beberapa landasan teoritis sebagai
berikut:
1. Keadilan ekonomi (Al-„Adalah Al-Iqtis}a>diyah)
2. Jaminan social (At-Taka>ful Al-Ijtima>‟i)
3. Pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi
produktif secara efisien.
Prinsip Produksi dalam Islam
1. Produksi ditempuh dengan cara halal
Islam dengan tegas mengklasifikasikan barang-
barang (silah) atau komoditas ke dalam dua
kategori. Pertama, barang-barang yang disebut
Al-Qur‟an Tayyibat yaitu barang-barang yang
secara hukum halal untuk dikonsumsi dan diproduksi.
Kedua, Khabais yaitu barang-barang yang secara
hukum haram dikonsumsi dan diproduksi.
Sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surah Al-
A’raf ayat 157. (Rustam Efendi :14)
Al-A’raf ayat 157

 ‫ج ُد ْو َنه َم ْك ُت ْوبًا ِع ْن َد ُه ْم فِى ال هت ْو ٰرى ِة‬ِ ٌَ ْ‫اَلّّ َّ ِذٌ َْن ٌَ هت ِبع ُْو َن الره س ُْو َل ال هن ِبًه ْاْلُمًِّه اله ِذي‬
‫ت َوٌ َُحرِّ ُم َعلٌَ ِْه ُم‬ ‫ح ُّل لَ ُه ُم ه‬
ِ ‫الطٌ ِّٰب‬ ِ ٌُ ‫ف َو ٌَ ْن ٰهى ُه ْم َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو‬ِ ‫َو ْاْلِ ْن ِجٌ ِْل ٌَأْ ُم ُر ُه ْم ِب ْال َمعْ ر ُْو‬
ُ‫ت َعلٌَ ِْه ْم َفاله ِذٌ َْن ٰا َم ُن ْوا ِبه َو َع هزر ُْوه‬ ْ ‫ض ُع َع ْن ُه ْم ِاصْ َر ُه ْم َو ْاْلَ ْغ ٰل َل اله ِتًْ َكا َن‬ َ َ ‫ْال َخ ٰٰۤب ِى‬
ٌَ ‫ث َو‬
ْ ٰٰۤ ُ
ْ
‫َ ُه ُم ال ُمفلِح ُْو َن‬ َ ‫صر ُْوهُ َوا هت َبعُوا ال ُّن ْو َر اله ِذيْ ا ُ ْن ِز َل َم َعه ۙاول ِى‬ َ ‫َو َن‬

 Artinya: “(yaitu) Orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”
‫ض َواَ ْن َز َل ِم َن ال هس َم ٰۤا ِء َم ٰۤا ًء َفا َ ْخ َر َج ِبه ِم َن‬ َ ْ‫ت َو ْاْلَر‬ ِ ‫َّللا ُ اله ِذيْ َخلَ َق الس ٰهم ٰو‬ ّٰ َ
‫ي فِى ْال َبحْ ِر ِباَمْ ِره َۚو َس هخ َر لَ ُك ُم‬ َ ‫َ لِ َتجْ ِر‬ َ ‫ت ِر ْز ًقا له ُك ْم َۚو َس هخ َر لَ ُك ُم ْالفُ ْل‬
ِ ‫الث َم ٰر‬‫ه‬
‫ْاْلَ ْن ٰه َر‬
.32Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu
Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu;
dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai
bagimu. (Surat Ibrahim:32)
Lanjut Prinsip Produksi dalam Islam…

2. Keadilan dalam produksi.


Dalam melakukan kegiatan produksi yang
mengarah kepada kezaliman, seperti riba yang
dapat menghilangkan keadilan ekonomi Islam.
Modarat atau kerusakan yang diakibatkan kerja
ekonomi ribawi dapat merusak dan merugikan
ekonomi pribadi, rumah tangga, dan perusahaan.
 Dalam masalah ekonomi yang dilarang adalah tentang penimbunan
(ikhtikar) terhadap barang-barang kebutuhan bagi masyarakat.
Seperti dikutip Al-Mubarra‟, menjelaskan bahwa Rasulullah pernah
mengangkat Said Al-As yang dianggap kredibel sebagai muhtasib
untuk mengontrol dan mengawasi kegiatan bisnis di kota Mekkah,
dan Rasulullah sendiri mengecek keadaan perdagangan di pasar
madinah. (Muhammad Al-Mubarrak: 66).

 Artinya: “Nabi berjalan di depan ongokan makanan tersebut, tiba-


tiba jari beliau basah (karena makanan yang lembab di bawah).
Lalu beliau berkata: Apa ini hai penjual makanan? Laki-laki itu
menjawab, karena hujan ya Rasulullah, Rasul bersabda: tidakkah
kamu meletakkannya dibagian atasnya supaya dilihat oleh manusia.
Ingatlah, barangsiapa yang menipu maka bukanlah termasuk
golongan kami”.
Lanjut Prinsip Produksi dalam Islam…

3. Produksi yang ramah lingkungan.


Ramah lingkungan yaitu mencegah kerusakan di
muka bumi ini adalah dengan membatasi polusi,
dan memelihara keserasian agar ketersediaan
sumberdaya alam tetap terjaga. Memelihara
hubungan yang harmonis dengan alam sekeliling
adalah satu keharusan bagi setiap individu. Tidak
dibenarkan merusak lingkungan hidup, karena
manusia juga membutuhkan air sungai yang bening
dan udara yang bersih. (zubaidah : 26)
Lanjut Prinsip Produksi dalam Islam…
4. Orientasi dan target produksi.
 Sistem ekonomi Islam lebih terkait dengan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini bagi Z. A. Maulani, diistilahkan dengan kata-
kata “tunduk di bawah kesejahteraan social”. menundukkan ekonomi
ke bawah hukum kepentingan masyarakat adalah suatu prinsip
yang ditegakkan berdasarkan prinsip instruksi Allah. (Zainal Abidin
Ahmad: 141).
 Target yang dicapai untuk mencapai swadaya di bidang komoditi
ataupun swadaya jasa yang selanjutnya menciptakan kehidupan
yang layak yang dianjurkan Islam bagi manusia. untuk itu dalam
produksi mempunyai tujuan utama yang akan dicapai, yaitu:
a. Target swasembada individu
b. Target swasembada masyarakat dan umat
Lanjut Prinsip Produksi dalam Islam…
5. Produksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu
dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan
yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang
ditetapkan agama, terpeliharanya nyawa, akal, dan
keturunan atau kehormatan, serta untuk kemakmuran
material. (Mustofa Edwin Nasution: 112).
 Untuk itu maka segala bentuk penimbunan (ikhtikar)
terhadap barang-barang kebutuhan bagi masyarakat.
pelaku penimbunan menurut Yusuf Kamal, mengurangi
tingkat produksi untuk menguasai pasar sangat tidak
menguntungkan konsumen dan masyarakat karena
berkurangnya suplai dan melonjaknya harga barang.
Tujuan produksi dalam islam
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat
Dalam pemenuhan kebutuhan pada tingkat moderat
menimbulkan dua implikasi yaitu:
Pertama, produsen hanya menghasilkan barang
dan jasa yang menjadi kebutuhan, barang dan jasa
harus memiliki manfaat yang riil bagi kehidupan
bukan memberikan kepuasan maksimum saja tetapi
juga harus memenuhi unsur manfaat. (Nur Arianto Al
Arif : 153)
 Kedua, kuantitas produk yang di produksi tidak
berlebihan, dengan maksud bahwa barang yang
diproduksi secara berlebihan akan menyebabkan
mis-alokasi dalam pengelolaan sumber daya
ekonomi dan kemubadziran, serta terkurasnya
sumber daya secara cepat padahal sumber daya
sering kali jumlahnya terbatas. (Nur Arianto Al Arif:
153)
Lanjut Tujuan produksi dalam islam…

2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan


pemenuhannya.
Meskipun produsen hanya menyediakan sarana
kebutuhan, namun hal ini bukan berarti produsen
bersifat pasif dan reaktif terhadap kebutuhan manusia
dan hanya memproduksi barang berdasarkan
permintaan konsumen saja, produsen harus menjadi
sosok yang kreatif, proaktif dan inovatif dalam
menemukan barang dan jasa apa saja yang menjadi
kebutuhan manusia dan kemudian memenuhi kebutuhan
tersebut. (Nur Arianto Al Arif: 153)
Lanjut Tujuan produksi dalam islam…
3. Menyiapkan persediaan barang/jasa dimasa depan.
Pertama, harus mampu menghasilkan barang atau jasa yang
bermanfaat bagi kehidupan mendatang, produsen harus mampu
melakukan pengembangan produk yang dapat memberikan
kemaslahatan bagi umat dimasa depan dengan ketentuan barang
yang diproduksi tidak bertentangan dengan syariat dan
memberikan manfaat yang riil terhadap umat. (Nur Arianto Al Arif:
154)
Kedua, menyadari bahwa sumber daya ekonomi tidak hanya
diperuntukkan bagi manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk
generasi mendatang, orientasi kedepan ini mendorong produsen
untuk terus melakukan riset dan pengembangan sebagai efisiensi
dalam pengelolaan sumber daya ekonomi dan mencari teknologi
ramah lingkungan dengan tujuan tersedianya secara memadai
berbagai kebutuhan bagu generasi mendatang. (Nur Arianto Al Arif,
hlm: 153)
Lanjut Tujuan produksi dalam islam…

4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan


ibadah kepada Allah
Produsen yang islami akan mampu memaksimalkan
keuntungan materiil dan sekaligus memberikan
keuntungan kepada masyarakat dan agama. (Nur
Arianto Al Arif, hlm : 154).
Faktor produksi
Produksi menciptakan manfaat barang dimana manusia
hanya mampu menciptakan, sehingga praktek ekonomi Islam
terdapat faktor-faktor produksi antara lain :
1. Tanah
Islam telah mengakui tanah sebagai faktor produksi tetapi
tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di zaman
modern. Dalam tulisan klasik, tanah yang dianggap sebagai
faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam
yang digunakan dalam proses produksi, umpamanya
permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-sifat sumber daya
udara, air, mineral dan seterusnya. (Muhammad Abdul
Mannan, hlm : 56)
Lanjut Faktor produksi…
2. Tenaga Kerja
Dalam Islam buruh bukan hanya suatu jumlah usaha atau
jasa yang ditawarkan untuk dijual pada para pencari
tenaga kerja manusia. Mereka yang mempekerjakan buruh
mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Ukuran moral
dan sosial buruh sebagai faktor produksi tidak jelas
terdapat dalam ilmu ekonomi sekuler. Namun, dalam Islam
buruh digunakan dalam arti yang lebih luas namun lebih
terbatas. Lebih luas, karena hanya memandang pada
penggunaan jasa buruh diluar batas-batas pertimbangan
keuangan. Terbatas dalam arti bahwa seorang pekerja
tidak secara mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang
dikehendakinya dengan tenaga kerjanya itu. (Muhammad
Abdul Mannan, hlm : 59)
Lanjut Faktor produksi…
3. Modal
Modal dapat juga tumbuh dalam masyarakat yang
bebas bunga. Janganlah lupa bahwa Islam
memperbolehkan adanya laba yang berlaku sebagai
insentif untuk menabung. Walaupun ada larangan akan
bunga, itu tidak berarti bahwa tidak terdapat biaya
modal dapat dinyatakan dari segi penggunaan-
penggunaan alternatifnya. Karena itu tingkat
keuntungan pada usaha ekonomi yang khusus antara
lain dapat digunakan sebagai salah satu sarana
penentuan modal.(Muhammad Abdul Mannan, hlm : 62)
Lanjut Faktor produksi…
4. Organisasi
Organisasi adalah upaya mulai sejak timbulnya ide
usaha dan barang apa yang ingin diproduksi,
berapa dan kuwalitasnya bagaimana dalam
angan-angan menejer, kemudian ide tersebut
dipikirnya dan dicarikan apa saja keperluan yang
termasuk dalam faktor-faktor produksi sebelumnya.
(Muhamad, hlm : 228)
Biaya produksi
 Biaya produksi adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat
menghasilkan output. oleh karena itu, produksi
dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor
produksi. Faktor produksi tersebut harus dibeli
karena bukan barang bebas melainkan barang
ekonomi yang jumlahnya langka (searce). (Suherman
Rosyidi, hlm : 365)
Lanjut Biaya produksi…
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah bahan baku menjadi produk
selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh departemen
produksi,yang terdiri dari biaya bahan baku,
biayatenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. (Sutrisno, hlm :3).
Lanjut Biaya produksi…
 Biaya produksi adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat
menghasilkan output. oleh karena itu, produksi
dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor
produksi. Faktor produksi tersebut harus dibeli
karena bukan barang bebas melainkan barang
ekonomi yang jumlahnya langka (searce). (Suherman
Rosyidi, hlm : 365)
Pengelompokkan Biaya Produksi (Mulyadi : 14)

Objek pengeluaran.

Fungsi pokok dalam perusahaan.

Hubungan biaya dengan suatu yang


dibiayai.

Perilaku alam hubungannya dengan


perubahan volumekegiatan.

Jangka waktu manfaatnya.


Penutup

Terimakasih...

 Bagaimanakah proses produksi yang sesuai dengan ajaran


islam?
 Faktor apa saja yang harus ada dalam kegiatan produksi?

Ada pertanyaan ???

Anda mungkin juga menyukai