Anda di halaman 1dari 13

TERJEMAH MATAN AL USHUL TSALATSAH

(TIGA PILAR UTAMA AGAMA)

Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah


(Wafat 1206 H)

Alih Bahasa dan Ijazah Sanad dan Pemahaman Kitab

Yang faqir terhadap ampunan Allah

Gholib Assalam
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
[Empat Kewajiban Setiap Muslim]

Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu– bahwa wajib bagi kita mempelajari empat
hal:

Pertama: Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi- Nya, dan mengenal agama Islam
disertai dalil-dalinya.

Kedua: Mengamalkannya.

Ketiga: Mendakwahkannya.

Keempat: Sabar atas segala ujian dalam melaksanakannya (tiga hal diatas)

(‫ص ۡو ۟ا ِب ۡٱل َح ِّق‬


َ ‫ت َو َت َوا‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ِ ‫وا ٱلص َّٰـل َِح ٰـ‬ ۟ ‫ِین َءا َم ُن‬
َ ‫نس ٰـ َن َلفِی ُخ ۡس ٍر ۝ ِإاَّل ٱلَّذ‬ ۡ ‫ِیم َو ۡٱل َع‬
َ ‫ص ِر ۝ ِإنَّ ٱِإۡل‬ ‫هَّلل‬
ِ ‫ِب ۡس ِم ٱ ِ ٱلرَّ ۡح َم ٰـ ِن ٱلرَّ ح‬
۟
‫ص ۡوا ِبٱلص َّۡب ِر‬ َ ‫)و َت َوا‬
َ

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Demi masa.(1) Sesungguhnya


manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,(2) kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal shalih serta yang nasihat-menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (3).”

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Sekiranya Allah tidak menurunkan hujjah bagi
semua makhluk-Nya selain surat ini, niscaya ia telah mencukupinya.”

Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu– bahwa wajib bagi setiap muslim dan
muslimah mempelajari pula tiga hal berikut ini dan mengamalkannya.

Pertama: Allah-lah yang menciptakan dan memberi rezeki kepada kita dan tidak
membiarkan kita terlantar tanpa tujuan di dunia,

Tetapi mengutus seorang rasul kepada kita.

Barangsiapa yang mentaatinya, akan masuk surga, dan barangsiapa yang


menentangnya, akan masuk neraka.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ِإ َّنا َأرْ َس ْل َنا ِإلَ ْي ُك ْم َرسُواًل َشاه ًِدا َعلَ ْي ُك ْم َك َما َأرْ َس ْل َنا ِإلَى فِرْ َع ْو َن َرسُواًل‬

“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu seorang rasul sebagai saksi atas
kalian, sebagaimana Kami telah mengutus seorang rasul kepada Fir’aun, lalu Fir’aun
menentangnya, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” (Al-Muzammil :17)
Kedua: Sesungguhnya Allah tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatupun
bersama-Nya dalam ibadah kepada-Nya, baik malaikat ataupun nabi yang diutus.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫َّو اَنَّ ۡال َم ٰس ِجدَ ہّٰلِل ِ َفاَل َت ۡدع ُۡوا َم َع ہّٰللا ِ اَ َح ًدا‬

“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa
kepada seorang pun bersama Allah.” (Al Jinn :18)

Ketiga: Barangsiapa yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan


mentauhidkan Allah, maka tidak boleh baginya untuk berwala’ (memberikan loyalitas
dalam ranah agama) kepada orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun ia
adalah kerabat dekatnya.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ؕ ۡ‫اَل َت ِج ُد َق ۡومًا ی ُّۡؤ ِم ُن ۡو َن ِباہّٰلل ِ َو ۡال َی ۡو ِم ااۡل ٰ خ ِِر ی َُوٓاد ُّۡو َن َم ۡن َحٓا َّد ہّٰللا َ َو َرس ُۡولَ ٗہ َو لَ ۡو َکا ُن ۤۡوا ٰا َبٓا َءہُمۡ اَ ۡو اَ ۡب َنٓا َءہُمۡ اَ ۡو ا ِۡخ َوا َنہُمۡ اَ ۡو عَشِ ۡی َر َتہُم‬
‫ت َت ۡج ِر ۡی م ِۡن َت ۡح ِت َہا ااۡل َ ۡن ٰہ ُر ٰخلِد ِۡی َن ف ِۡی َہاؕ َرضِ َی ہّٰللا ُ َع ۡنہُمۡ َو‬ ٍ ‫ان َو اَیَّدَ ہُمۡ ِبر ُۡو ٍح م ِّۡن ُہؕ َو ی ُۡد ِخلُہُمۡ َج ٰ ّن‬
َ ‫ب ف ِۡی قُلُ ۡو ِب ِہ ُم ااۡل ِ ۡی َم‬ َ ‫ولِئکَ َک َت‬
ٓ ٰ ُ‫ا‬
ۡ ۡ ‫ہّٰللا‬ ۡ ۤ ‫ہّٰللا‬ ۡ ٓ ٰ ۡ
‫ب ِ ہُ ُم المُفلِح ُۡو َن‬ َ ‫َرض ُۡوا َعن ُہؕ اُولِئکَ حِزبُ ِؕ اَاَل اِنَّ حِز‬

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, atau pun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan
dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-
Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun
merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan
Allah.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang
beruntung.” (Al Mujadalah :22)

Ketahuilah –semoga Allah subhanahu wa ta’ala membimbingmu untuk mentaati-Nya–


bahwa agama Ibrahim yang hanif adalah:

Engkau menyembah Allah semata dan memurnikan ketaatan kepada-Nya, demikian itu
yang diperintahkan Allah kepada seluruh manusia dan tujuan diciptakannya mereka.

Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ُون‬ َ ‫ت ْال ِجنَّ َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل ِل َيعْ ُبد‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu-anhu makna “menyembah-Ku” adalah


“mentauhidkan-Ku”.

Oleh karenanya, hal teragung yang diperintahkan Allah adalah tauhid, yaitu
mengesakan Allah dalam ibadah (penyembahan),

Sementara hal yang paling tidak diridhoi dan dilarang-Nya adalah syirik, yaitu
menyembah selain Allah bersamaan dengan (menyembah) Allah.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan apapun.”
[Tiga Pilar yang Wajib Diketahui Setiap Muslim]

Apabila ditanyakan kepadamu, “Apa al-ushul as- tsalatsah (tiga hal mendasar/landasan
utama) yang wajib diketahui oleh setiap manusia?”

Maka jawablah, “Pengetahuan seorang hamba tentang Tuhannya, agamanya, dan


Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

[PILAR YANG PERTAMA]

MENGENAL ALLAH SUBAHANAHU WA TA’ALA

Apabila ditanyakan kepadamu, “Siapa Tuhanmu?”

Maka jawablah, “Tuhanku adalah Allah yang telah memeliharaku dan


seluruh alam dengan nikmat-nikmat-Nya.

Dia adalah sesembahanku. Aku tidak memiliki sesembahan selain Dia.”

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Segala puji milik Allah tuhan
semesta alam.” (Al Fatihah :2)

Segala sesuatu selain Allah adalah alam (makhluk), dan aku salah satu dari alam
(makhluk) tersebut.

Apabila ditanyakan kepadamu, “Dengan apa engkau mengenal Tuhanmu?”

Maka Jawablah, “Dengan tanda-tanda (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.”


Di antara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya adalah malam dan siang, dan matahari dan
bulan.

Di antara makhluk-makhluk-Nya adalah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta
apa yang ada di antara keduanya.

Dalilnya dalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

۟ ‫ْس َواَل ل ِْل َق َمر َوٱسْ ُجد‬


َ ‫ُوا هَّلِل ِ ٱلَّذِى َخلَ َقهُنَّ ِإن ُكن ُت ْم ِإيَّاهُ َتعْ ُبد‬
‫ُون‬ ۟ ‫َومِنْ َءا ٰ َي ِت ِه ٱلَّ ْي ُل َوٱل َّن َها ُر َوٱل َّشمْسُ َو ْٱل َق َم ُر ۚ اَل َتسْ ُجد‬
ِ ‫ُوا لِل َّشم‬
ِ

“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah malam dan siang, matahari,
dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) sujud kepada
bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-
Nya saja menyembah.” (Fusshilat :37)

Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ ‫ار َي ْطلُ ُبهُۥ َحث ًِيثا َوٱل َّشم‬


‫ْس َو ْٱل َق َم َر‬ ِ ْ‫ض فِى سِ َّت ِة َأي ٍَّام ُث َّم ٱسْ َت َو ٰى َعلَى ْٱل َعر‬
َ ‫ش ي ُْغشِ ى ٱلَّ ْي َل ٱل َّن َه‬ َ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ِ ‫ِإنَّ َر َّب ُك ُم ٱهَّلل ُ ٱلَّذِى َخلَقَ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫ِين‬ َ ٰ ْ ‫هَّلل‬
َ ‫ك ٱ ُ َربُّ ٱل َعلم‬ َ ‫ار‬ َ ‫َأْل‬
َ ‫ت ِبَأمْ ِر ِهۦٓ ۗ َأاَل لَ ُه ٱلخلق َوٱ ْم ُر ۗ ت َب‬
ُ ْ َ ْ ٍ ۭ ‫َوٱل ُّنجُو َم م َُس َّخ ٰ َر‬

“Sesungguhnya Rabb-mu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-
A’raf :54)

Rabb (Tuhan) adalah yang disembah.

Dalil hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ‫ٰ ٓۙ يا َ ُّيهَا ال َّناسُ اعْ ُبد ُْوا رَ َّب ُك ُم الَّذِيْ َخلَ َق ُك ْم َوالَّ ِذ ْينَ مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَعَ لَّ ُك ْم َت َّتقُ ْون‬

“Hai manusia! Sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang


sebelummu, agar kamu bertakwa.” (Al Baqoroh :21)

Jenis-jenis ibadah yang diperintahkan Allah subhanahu wa ta’ala adalah Islam, iman,
dan ihsan. Di antaranya pula: doa, khauf (takut), raja` (berharap), tawakkal, raghbah ,
rahbah, khusyu’, khasyyah (takut), inabah (tobat), isti’anah (minta pertolongan),
isti’adzah (minta perlindungan dari gangguan setan), istighatsah (minta pertolongan
saat genting), menyembelih, bernadzar, dan ibadah-ibadah lainnya yang diperintahkan
Allah subhanahu wa ta’ala secara keseluruhan

[PILAR YANG KEDUA]

Mengenal agama Islam dengan petunjuk.

Makna Islam adalah: “Berserah diri kepada Allah dengan


mentauhidkan-Nya, tunduk patuh dengan mentaatinya dan berlepas diri dari kesyirikan
dan pelakunya.”

Islam memiliki tiga tingkatan: Islam, iman, dan ihsan.

Masing-masing tingkatan memiliki rukun tersendiri.

Tingkatan Pertama: islam

Rukun Islam ada lima:

Mengucapkan dua kalimat syahadat, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa


Ramadhan, dan haji ke Baitullah al-Haram.

Dalil syahadat adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:


ۤ
‫َش ِهدَ هّٰللا ُ اَ َّن ٗه ٓاَل ا ِٰل َه ِااَّل ه ۙ َُو َو ْال َم ٰل ِٕى َك ُة َواُولُوا ْالع ِْل ِم َق ۤا ِٕىم ًۢا ِب ْالقِسْ ۗطِ ٓاَل ا ِٰل َه ِااَّل ه َُو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imron :18)

Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya, begitu juga tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.

Dan penafsirannya dijelaskan oleh dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala:


‫َوا ِْذ َقا َل ِاب ْٰر ِه ْي ُم اِل َ ِب ْي ِه َو َق ْوم ٖ ِٓه ِا َّننِيْ َب َر ۤا ٌء ِّممَّا َتعْ ُبد ُْو َن‬

ِ ‫ِااَّل الَّذِيْ َف َط َرنِيْ َف ِا َّن ٗه َس َي ْه ِدي‬


‫ْن‬

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Sesungguhnya
aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi
hidayah kepadaku.’ (Az Zukhruf :26-27)

Dan firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

ِ ‫ض َنا َبعْ ضًا َأرْ َبابًا مِّن د‬


ِ ‫ُون ٱهَّلل‬ ِ ‫قُ ْل ٰ َٓيَأهْ َل ْٱل ِك ٰ َت‬
َ ‫ب َت َعالَ ْو ۟ا ِإلَ ٰى َكلِ َم ٍة َس َوٓا ۭ ٍء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم َأاَّل َنعْ بُدَ ِإاَّل ٱهَّلل َ َواَل ُن ْش ِر‬
ُ ْ‫ك ِبهِۦ َش ْيـًٔا َواَل َي َّت ِخ َذ َبع‬
‫ُون‬ ‫َأ‬
َ ‫ۚ َفِإن َت َولَّ ْو ۟ا َفقُولُوا ٱ ْش َهدُوا ِب َّنا مُسْ لِم‬
۟ ۟

“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah
kecuali Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-
orang yang berserah diri (kepada Allah).’” (Ali Imron :64)

Dalil syahadat/persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah adalah firman Allah
subhanahu wa ta’ala:

َ ‫لَ َق ْد َجٓا َء ُك ْـم َرسُو ٌل مِّنْ َأنفُسِ ُك ْم َع ِزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َع ِن ُّت ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُكم ِب ْٱلمُْؤ ِمن‬
‫ِين َرءُوفٌ رَّ حِي ٌم‬

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At
Taubah :128)

Makna syahadat/persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah adalah,


mentaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perkara yang diperintahkannya,
membenarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap apa yang dikabarkannya,
menjauhi apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
larang dan peringatkan, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam syariatkan.

Dalil shalat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َّ ‫َو َمآ ا ُ ِمر ُْٓوا ِااَّل لِ َيعْ ُبدُوا هّٰللا َ م ُْخلِصِ ي َْن لَ ُه ال ِّدي َْن ەۙ ُح َن َف ۤا َء َو ُيقِ ْيمُوا الص َّٰلو َة َويُْؤ ُتوا‬
َ ِ‫الز ٰكو َة َو ٰذل‬
‫ك ِديْنُ ْال َق ِّي َم ۗ ِة‬

“Dan tidaklah mereka tidak diperintah kecuali umtuk menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (Al Bayyinah :5)

Dalil puasa adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ ‫ِين مِن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّت ُق‬


‫ون‬ َ ‫ِب َعلَى ٱلَّذ‬
َ ‫ص َيا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ٱل‬
َ ‫وا ُكت‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqoroh :183)

Dalil haji adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:


َ ‫اع ِإلَ ْي ِه َس ِبياًل ۚ َو َمن َك َف َر َفِإنَّ ٱهَّلل َ غَ نِىٌّ َع ِن ْٱل ٰ َعلَم‬
‫ِين‬ ِ ‫َوهَّلِل ِ َعلَى ٱل َّن‬
ِ ‫اس ِح ُّج ْٱل َب ْي‬
َ ‫ت َم ِن ٱسْ َت َط‬

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.” (Ali Imron: 17)

Tingkatan kedua: iman.

Iman memiliki 60 cabang lebih.

Yang paling tinggi adalah ucapan tauhid, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri
dari jalanan dan malu adalah cabang dari iman.

Dan rukunnya ada enam, yaitu: “Rukun iman adalah engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau
beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk.”

Dalil mengenai rukun yang enam ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ٓ
ِ ‫ب َو ٰلَكِنَّ ْٱل ِبرَّ َمنْ َءا َم َن ِبٱهَّلل ِ َو ْٱل َي ْو ِم ٱ ْل َءاخ ِِر َو ْٱل َم ٰلَِئ َك ِة َو ْٱل ِك ٰ َت‬
َ ِّ‫ب َوٱل َّن ِبي‬
‫ۦن‬ ۟ ُّ‫ْس ْٱل ِبرَّ َأن ُت َول‬
ِ ‫وا وُ جُو َه ُك ْم قِ َب َل ْٱل َم ْش ِر ِق َو ْٱل َم ْغ ِر‬ َ ‫لَّي‬

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al Baqoroh: 177)

Adapun dalil iman kepada takdir adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ِإ َّنا ُك َّل َشىْ ٍء َخلَ ْق ٰ َن ُه ِب َقدَ ٍر‬

“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan takdir-takdir.”

Tingkatan ketiga: ihsan.

Ihsan hanya memiliki satu rukun, yaitu: “Engkau menyembah Allah dalam keadaan
seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu.”

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

۟ ‫ِين ٱ َّت َق‬


َ ‫وا َّوٱلَّذ‬
َ ‫ِين هُم مُّحْ سِ ُن‬
‫ون‬ َ ‫ِإنَّ ٱهَّلل َ َم َع ٱلَّذ‬

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang


muhsin.” (An Nahl: 128)

Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫ِيم‬ ِ ‫َو َت َو َّك ْل َعلَى ْٱل َع ِز‬


ِ ‫يز ٱلرَّ ح‬
‫ِين َتقُو ُم‬
َ ‫كح‬َ ‫ٱلَّذِى َي َر ٰى‬

َ ‫ك فِى ٱل ٰ َّس ِجد‬


‫ِين‬ َ ‫َو َت َقلُّ َب‬

‫ِإ َّنهُۥ ه َُو ٱل َّسمِي ُع ْٱل َعلِي ُم‬


“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang
melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Asy Syara: 217-220)

Dalil dari as-Sunnah adalah hadits Jibril yang terkenal dari Umar radhiyallahu ‘anhu,
beliau berkata:

“Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah, tiba-tiba tampak dihadapan
kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak
terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh, dan tidak seorang pun di antara
kami yang mengenalnya. Lalu dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan menyandarkan lututnya pada lutut beliau serta meletakkan tangannya di atas paha
beliau,

Selanjutnya dia berkata, ‘Hai Muhammad,

Beritahukan kepadaku tentang Islam.’

Beliau menjawab, ‘Islam itu Anda bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain
Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, Anda mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji
ke Baitullah jika Anda mampu melakukannya.’ Orang itu berkata, ‘Engkau benar.’ Kami
pun heran, dia yang bertanya tetapi dia pula yang membenarkan.

Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang Iman.’

Beliau menjawab, ‘Anda beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik
maupun yang buruk.’ Dia berkata, ‘Engkau benar.’

Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang ihsan.’

Beliau menjawab, ‘Anda beribadah kepada Allah seakan- akan Anda melihat-Nya, jika
Anda tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihat Anda.’

Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang Kiamat.’

Beliau menjawab, ‘Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.’

Selanjutnya orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya.’

Beliau menjawab, ‘Jika budak perempuan telah melahirkan anak majikannya,

Jika Anda melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan
penggembala kambing, berlomba- lomba mendirikan bangunan.’

Kemudian pergilah ia, aku diam beberapa lama

kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, ‘Wahai Umar,


tahukah engkau siapa yang bertanya itu?’

Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Ia adalah
Jibril, dia datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.’”

[Pilar yang ketiga]


[Mengenal Nabi Muhammad]

Beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hisyam. Hisyam dari
Quraisy dan Quraisy dari Arab, dan Arab dari keturunan Ismail bin Ibrahim al-Khalil
‘alaihis salam.

Usia beliau 63 tahun. Yang 40 tahun sebelum kenabian, dan 23 tahun sebagai Nabi
dan Rasul.

Awal kenabian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan turunnya wahyu surat al-Alaq
dan kerasulan dengan turunnya wahyu surat al-Mudatstsir, dan negerinya kota
mekkah.

Allah mengutus beliau sebagai pemberi peringatan dari kesyirikan dan mengajak
kepada tauhid.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:


‫ٰيَأ ُّي َها ْال ُمد َِّّث ُر‬
ْ‫قُ ْم َفَأ ْنذِر‬
ْ‫ك َف َكبِّر‬ َ ‫َو َر َّب‬
ْ‫ك َف َطهِّر‬ َ ‫َو ِث َيا َب‬
ْ‫َوالرُّ جْ َز َفاهْ جُر‬
‫َواَل َت ْم ُننْ َتسْ َت ْك ِث ُر‬
ْ‫ك َفاصْ ِبر‬ َ ‫َول َِر ِّب‬

“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
janganlah kamu memberi agar memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena
Tuhanmu, bersabarlah.”

Untuk hal ini, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam


berdakwah selama 10 tahun untuk mengajak kepada tauhid.

Setelah 10 tahun kenabian, beliau dinaikkan ke langit dan mendapatkan kewajiban


shalat lima waktu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di Makkah selama 3 tahun,
setelah itu diperintah hijrah ke Madinah.

Hijrah adalah berpindah dari negeri kesyirikan ke negeri Islam.

Hijrah diwajibkan atas umat ini dari negeri kesyirikan menuju negeri Islam. Hal ini tetap
berlaku hingga terjadinya Kiamat.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:


ۤ
‫ض َقالُ ْٓوا اَلَ ْم َت ُكنْ اَرْ ضُ هّٰللا ِ َواسِ َع ًة‬
ۗ ِ ْ‫ِي اَ ْنفُسِ ِه ْم َقالُ ْوا فِ ْي َم ُك ْن ُت ْم ۗ َقالُ ْوا ُك َّنا مُسْ َتضْ َعفِي َْن فِى ااْل َر‬ ْٓ ‫اِنَّ الَّ ِذي َْن َت َو ٰ ّفى ُه ُم ْال َم ٰل ِٕى َك ُة َظالِم‬
ٰۤ ُ
‫ت مَصِ يْرً ۙا‬ ‫ك َمْأ ٰوى ُه ْم َج َه َّن ُم ۗ َو َس ۤا َء ْـ‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫َف ُت َها ِجر ُْوا فِ ْي َها ۗ َفا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri
sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: ‘Bagaimana keadaan kalian dulu?’ Mereka
menjawab: ‘Kami dulu adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).’ Para
malaikat berkata: ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi
itu?’ Orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk
tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-
anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).
Mereka itu, mudah- mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun.” (An Nisa :97)

Dan firman-Nya pula:

‫اع ُبد ُۡو ِن‬ َ ‫ِی الَّذ ِۡی َن ٰا َم ُن ۤۡوا اِنَّ اَ ۡرضِ ۡی َواسِ َع ٌۃ َف ِای‬
ۡ ‫َّای َف‬ َ ‫ٰی ِع َباد‬

“Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka


sembahlah Aku saja.” (Al Ankabut :56)

Imam al-Baghawi rahimahullah berkata: “Sebab turunnya ayat ini mengenai kaum
muslimin yang tinggal di Mekkah yang belum berhijrah. Allah memanggil mereka
dengan panggilan keimanan.”

Dalil hijrah dari as-Sunnah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Hijrah tidak
akan terputus hingga taubat terputus dan taubat tidak akan terputus kecuali saat
matahari terbit dari barat.”

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Madinah, beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam diperintahkan dengan syariat islam yang tersisa, seperti zakat, puasa, haji,
jihad, adzan, amar ma’ruf, nahi mungkar, dan syariat islam yang lainnya. Ini
berlangsung selama 10 tahun.

Dan setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan agama telah
sempurna. Beginilah agama Islam, tidak ada kebaikan melainkan beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menunjukkannya kepada umatnya dan tidak ada keburukan
melainkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkannya kepada
umatnya.

Sebaik-baik kebaikan yang ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
tauhid dan keburukan yang diperingatkannya adalah syirik dan seluruh yang dibenci
dan tidak diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala mengutus beliau kepada seluruh manusia dan mewajibkan
seluruh jin dan manusia mentaatinya.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫قُ ْل ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّناسُ ِإ ِّنى َرسُو ُل ٱهَّلل ِ ِإلَ ْي ُك ْم َجمِيعًا‬

“Katakanlah: Wahai sekalian manusia! Aku adalah utusan Allah kepada kalian
semuanya.” (Al Araf :158)

Dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah menyempurnakan agama-Nya.


Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

‫يت لَ ُك ُم اإلسْال َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama bagimu dan telah Ku-cukupkan nikmat-
Ku padamu serta telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Al Maidah :3)
Dalil atas kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah firman Allah subhanahu
wa ta’ala:

َ ‫ِّت َوِإ َّنهُم َّم ِّي ُت‬


‫ون‬ َ ‫ِإ َّن‬
ٌ ‫ك َمي‬

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka juga akan
mati.”

Apabila manusia meninggal, mereka akan dibangkitkan kembali.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ ‫ِم ْن َها َخلَ ْق ٰن ُك ْم َوفِ ْي َها ُن ِع ْي ُد ُك ْم َو ِم ْن َها ُن ْخ ِر ُج ُك ْم َت‬


‫ار ًة اُ ْخ ٰرى‬

“Dari tanah itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan
kamu dan darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (Thoha :55)

Setelah kebangkitan, mereka dihisab dan dibalas amal-perbuatannya. Dan


barangsiapa yang mendustakannya, maka dia telah kufur kepada Allah.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ ِ‫وا ۚ قُ ْل َبلَ ٰى َو َربِّى لَ ُت ْب َع ُثنَّ ُث َّم لَ ُت َنبَُّؤ نَّ ِب َما َعم ِْل ُت ْم ۚ َو ٰ َذل‬
‫ك َعلَى ٱهَّلل ِ يَسِ ي ٌر‬ ۟ ‫ِين َك َفر ُٓو ۟ا َأن لَّن ُي ْب َع ُث‬
َ ‫َز َع َم ٱلَّذ‬

“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan


dibangkitkan. Katakanlah: ‘Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’
Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (At Taghabun :7)

Allah mengutus seluruh rasul ‘alaihimus shalatu was salam sebagai pemberi kabar
gembira juga sebagai pemberi peringatan.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ً ‫ان ٱهَّلل ُ َع ِز‬ ۢ


‫يزا َحكِيمًا‬ َ ‫اس َعلَى ٱهَّلل ِ حُجَّ ٌة َبعْ دَ ٱلرُّ س ُِل ۚ َو َك‬ َ ‫ين لَِئ اَّل َي ُك‬
ِ ‫ون لِل َّن‬ َ ‫رُّ ُساًل ُّم َب ِّش ِر‬
َ ‫ين َومُنذ ِِر‬

“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya rasul-rasul itu.” (An Nisa :165)

Rasul yang pertama adalah Nuh ‘alaihis salam

Dan rasul yang terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
penutup Para Nabi; tidak ada Nabi setelahnya, Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu
wa ta’ala.

‫ان م َُح َّم ٌد اَ َبٓا اَ َح ٍد مِّنْ رِّ َجالِ ُك ْم َو ٰلكِنْ رَّ س ُْو َل هّٰللا ِ َو َخا َت َم ال َّن ِب ٖ ّي ۗ َن‬
َ ‫َما َك‬

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki- laki diantara kalian, tetapi
dia adalah Utusan Allah dan Penutup Para Nabi.” (Al Ahzab :40)

Setiap umat yang Allah subhanahu wa ta’ala mengutus seorang rasul kepada mereka -
dari Nuh hingga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam - memerintahkan mereka
untuk menyembah hanya kepada Allah saja dan melarang mereka menyembah
thaghut.
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َّ ‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِيْ ُك ِّل اُ َّم ٍة رَّ س ُْواًل اَ ِن اعْ ُبدُوا هّٰللا َ َواجْ َت ِنبُوا‬
َ‫الطا ُغ ْو ۚت‬

“Dan sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang rasul (untuk mendakwahkan):
‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.’” (An Nahl :36)

Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kepada seluruh hamba agar mengingkari


thaghut dan mengimani Allah.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Makna Thaghut adalah segala sesuatu yang
disembah atau diikuti atau ditaati dengan melampaui batasan hak sesuatu tersebut.

Thaghut ada banyak dan pemimpinnya ada lima:

1. Iblis –semoga laknat Allah atasnya-


2. Seseorang yang ridha disembah
3. Seseorang yang mengajak manusia untuk menyembahnya
4. Seseorang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib
5. Dan seseorang yang berhukum dengan selain hukum yang Allah turunkan. “

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:


‫هّٰللا‬ ‫هّٰلل‬
ُ ‫صا َم َل َها َۗو‬ َ ‫ت َويُْؤ م ِۢنْ ِبا ِ َف َق ِد اسْ َتمْ َس‬
َ ِ‫ك ِب ْالعُرْ َو ِة ْالوُ ْث ٰقى اَل ا ْنف‬ َّ ‫ْن َق ْد َّت َبي ََّن الرُّ ْش ُد م َِن ْالغَ يِّ ۚ َف َمنْ ي َّْكفُرْ ِب‬
ِ ‫الطا ُغ ْو‬ ِ ۗ ‫ٓاَل ا ِْك َرا َه فِى ال ِّدي‬
‫َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat.” (Al Baqarah :256)

Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:

ِ ‫ و ِذروةُ َسنا ِم ِه‬،ُ‫ وعمودُه الصَّالة‬،‫األمر اإلسالم‬


‫الجها ُد‬ ِ ُ‫رأس‬

“Pangkal segala urusan adalah Islam, pondasinya adalah shalat, dan puncaknya
adalah jihad di jalan Allah.”

Wallahu A’lam. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Agung Nabi
Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya.
Sanad Kitab Al Ushul Ats Tsalatsah

Kitab ini telah kami bacakan secara langsung kepada guru kami Asy
Syaikh Al Muhaddits Al Musnid lid diyar As Sudan Musaad bin Basyir Al ma’ruf
bi Al Hajj As Sadiroh Al Husaini (semoga Allah senantiasa menjaganya dan
meluruskan langkah-langkahnya) dan telah beliau izinkan kepada kami untuk
mengajarkan dan meriwayatkannyanya kepada seluruh kaum muslimin.

Beliau meriwayatkan kitab ini dari beberapa guru beliau, diantaranya:

1. Asy Syaikh Ali bin Muhammad bin Abdul Aziz Al Hindi dari Asy Syaikh
Abdullah bin Husain Aalu Asy Syaikh Al Makki dari Asy Syaikh Sa’ad
bin Hamd Al Atiqiq dari Asy Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin
Muhammad bin Abdul Wahhab dari kakeknya, penulis kitab ini Asy
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

2. Al Allamah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Ado Asy


Syinqithi dan Asy Syaikh Abdul Wakil bin Abdul Haq bin Abdul Wahid
Al Hasyimi, mereka berdua meriwayatkandari Asy Syaikh Abdul Haq
bin Abdul Wahid Al Hasyimi dari Asy Syaikh Ahmad bin Abdullah bin
Salim Al Baghdadi, Asy Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin
Muhammad bin Abdul Wahhab dari kakeknya, penulis kitab ini Asy
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

3. Asy Syaikh Musnid Ad Dunya Yasin Al Padangi Al Makki Al Asy’ariy


dari Al Qadhi Muhammad bin Ismail Al Amrani dan As Sayyid Al
Allamah Qosim bin Ibrahim Al Bahri dan Al Allamah Al Muqri’
Abdullah bin Sholih bin Muhammad Al Abid, semuanya dari jalur guru
mereka bertiga Syaikhnya para masyayikh yaman, Abdul Qadir bin
Abdullah Syarafuddin dari ayahnya Abdullah Syarafuddin dari Asy
Syaikh Muhammad bin Muhammad bin Ali Al Amrani dari Syaikhul
Islam Al Qadhi Al Badr Muhammad bin Ali Asy Syaukani dari Asy
Syaikh Abdul Qadir bin Ahmad dari Al Imam Muhammad bin Ismail Al
Amir Ash Shan’ani dari Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab
dari bapaknya rahimahullah.

Kami mewasiatkan kepada keluarga, sahabat beserta segenap kaum


muslimin untuk senantiasa berpegang teguh terhadap agama ini dan menjaga
persaudaraan dan kesatuan sesama muslim. Juga saling bahu-membahu untuk
bersama menjaga keluarga, sahabat dan segenap umat ini dari api neraka.

Gondangsari, 24 Oktober 2022

Gholib Assalam

Anda mungkin juga menyukai