Gustining Handarbeni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
gustihandarbeni@gmail.com
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis prosedur pelaksanaan dan pengawasan kepatuhan
syariah yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) serta hubungannya dengan peran internal
bank dan tinjauan audit syariah atas proses pelaksanaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara dengan pihak PT Bank Syariah Z. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa DPS
memiliki peran yang penting dalam melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan dan pengawasan
kepatuhan syariah yang dilakukan dengan pengendalian preventif (ex-ante) dan kuratif (ex-post). Terdapat
risiko dalam implementasi prosedur kerja DPS dimana pekerjaan DPS dibantu oleh Sharia Compliance
Officer yang juga memiliki posisi sebagai karyawan internal bank yang dapat mengurangi independensi
proses audit syariah oleh DPS. Hasil penelitian ini berimplikasi pada perlunya regulator mengkaji ulang
dan membangun sistem pengawasan syariah dimana proses pengawasan dapat menjadi lebih efektif
dengan tidak menimbulkan peningkatan biaya yang signifikan sehingga tidak mengurangi daya saing
perbankan syariah di Indonesia.
Kata kunci: pengawasan syariah, kepatuhan syariah, DPS, audit syariah, risiko
Abstract
This study aims to analyze the implementation procedures and supervision of Sharia compliance
conducted by the Sharia Supervisory Board (DPS) as well as its relationship with the internal role of
the bank and the review of sharia audit over the implementation process. The method used in this
research is the interview with the PT Bank Syariah Z. From the results of this study found that DPS has
an important role in monitoring the implementation and supervision of Shariah compliance conducted
with the control of preventive (ex-ante) and curative (ex-post ). There is a risk in the implementation
of DPS working procedures where the work of DPS is assisted by the Sharia Compliance Officer who
also has a position as an internal bank employee that can reduce the independence of the sharia audit
process by DPS. The results of this study have implications on the need for regulators to review and
build a system of supervision of sharia where the process of supervision can be more effective by not
causing a significant increase in cost so as not to reduce the competitiveness of sharia banking in
Indonesia.
kepatuhan syariah dan hubungan kerja dengan DPS, terhadap proses pengembangan produk baru bank
serta meninjau fungsi audit syariah oleh DPS. sehingga tidak melanggar fatwa yang telah diterbitkan
oleh DSN-MUI; (3) Meminta fatwa atas produk baru
KAJIAN TEORI yang belum ada fatwa DSN-MUI; (4) Me-review
pemenuhan prinsip syariah secara berkala
Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, perbankan pada prosedur penghimpunan dana dan penyaluran
syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan dana serta pelayanan jasa bank; (5) Meminta data
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang dan informasi kepada satuan kerja bank
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
dan proses pelaksanaan kegiatannya. Sedangkan Upaya pengendalian internal dalam perusahaan
Bank Syariah adalah Bank yang melaksanakan dilakukan dengan preventif (ex-ante) dan kuratif (ex-
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. post). Pengendalian internal yang bersifat
Dalam rangka mengawasi jalannya kepatuhan preventif (ex-ante) dilakukan dengan
syariah di bank syariah, perlu adanya lembaga mematuhi berbagai kaidah peraturan yang berlaku
independent yang paham akan ilmu dan prinsip untuk mengurangi atau memperkecil
syariah serta memilki pengetahuan dalam bidang risiko kegiatan usaha perusahaan. Sedangkan
bisnis perbankan. Dalam Undang-Undang Nomor 21 yang bersifat kuratif (ex-post) dilakukan
tahun 2008 dinyatakan bahwa adanya pengaturan setelah pelaksanaan kegiatan (PT Bank Syariah Z,
terhadap kepatuhan syariah.Wewenang atas hal 2015).
tersebut ada pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Teori mengenai audit relevan dengan penelitian
yang kemudian memiliki perpanjangan tangan yaitu ini karena substansi peran DPS sejatinya adalah
DPS. Sehingga masing-masing bank syariah harus sama dengan peran auditor (Karim, 1990). Ada
memiliki DPS dalam rangka melakukan pengawasan beberapa kesamaan diantara peran
atas kepatuhan syariah. mereka seperti memeriksa kesesuaian transaksi
Berdasarkan Surat Keputusan DSN-MUI bank dengan aturan syariah, sama-sama menerbitkan
No 02 Tahun 2000 tentang Pedoman Rumah Tangga laporan untuk pemilik perusahaan. DPS menilai
Dewan Syariah dijabarkan mengenai tugas dan kesesuaian syariah pada aktivitas bank dan auditor
Fungsi DPS adalah: (1) Nasihat dan saran yang eksternal mengkonfirmasi apakah laporan
berkaitan dengan bidang syariah harus diberikan keuangan bank telah menunjukkan kondisi
kepada jajaran direksi dan pimpinan kantor pusat posisi keuangan bank sebenarnya. Oleh karena
maupun pimpinan kantor cabang lembaga keuangan itu, pengawasan syariah perlu ditinjau
syariah; (2) Melaksanakan suatu pengawasan yang dari sisi audit.
bersifat aktif dan pasif dalam hal yang berhubungan Arens, Elder dan Besley (2014), audit merupakan
dengan fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis suatu aktivitas mengumpulkan serta melakukan
Ulama Indonesia. Selain itu juga mengarahkan atau evaluasi terkait informasi dalam rangka menentukan
mengawasi produk atau jasa dan kegiatan usaha dan melaporkan seberapa sesuai informasi yang
sehingga tidak lepas dari tatanan prinsip syariah; (3) diterima dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sebagai mediator yang bertugas untuk Melihat definisi ini, maka sebenarnya dapat dikatakan
menyampaikan saran terkait pengembangan produk DPS memainkan peran auditor syariah pada sistem
dan jasa dari lembaga keuangan syariah kepada perbankan syariah.
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
apabila fatwa tersebut perlu lebih dikaji. METODE
Sementara itu, berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 pasal 47 Penelitian ini dilakukan dengan analisis eksploratif
disebutkan mengenai pemberian nasihat dan saran kualitatif yang menggunakan pendekatan penelitian
kepada direksi dan turut melakukan studi kasus. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan
pengawasan terhadap kegiatan bank agar selalu dan pengawasan kepatuhan syariah pada Unit
dalam koridor syariah sebagai tugas dan Kepatuhan bank dan DPS di PT Bank Syariah Z.
tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan tugas dan Penelitian dilakukan dengan wawancara berdiskusi
tanggung jawab tersebut, DPS harus: (1) Melakukan dengan pegawai Unit Kepatuhan serta salah seorang
penilaian dan menjamin kepastian atas terpenuhinya anggota DPS. Hubungan antara keduanya serta
prinsip syariah berdasarkan pedoman operasional risiko yang terjadi dianalisis dengan menggunakan
dan produk bank; (2) Melakukan pengawasan hasil jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan
Jurnal Riset Bisnis Vol 1 (1) (Oktober 2017) : 41-50 44
pada tahap pertama dan dengan bantuan data aktivitas harian maupun secara formal untuk aktivitas
sekunder berupa laporan tahunan, kertas kerja, yang cukup besar melalui mekanisme Permohonan
artikel, jurnal, buku, serta peraturan yang terkait Opini.
dengan kepatuhan syariah. “Suatu divisi atau user yang ingin
Teknik analisis yang digunakan adalah mengembangkan produk apapun, atau
menjabarkan hubungan antara prosedur kerja Sharia membaca fatwa lalu dispute, mereka harus
Compliance, Divisi Audit Internal dan DPS serta mengajukan ke DPS untuk diterjemahkan,
menjabarkan secara detail langkah-langkah yang karena bisa saja multitafsir. Untungnya DPS
dilakukan pada pengawasan terhadap proses disini merupakan pengurus DSN juga jadi
pengembangan produk baru bank dan pengawasan tahu latar belakang munculnya fatwa” (staf
terhadap kegiatan bank di PT Bank Syariah Z dan compliance officer dari Divisi Kepatuhan
siapa yang melakukannya. Dari penggambaran detail Syariah Bank Z, 2016).
prosedur tersebut, dilakukan analisis terhadap risiko
yang mungkin terjadi. Proses permohonan opini formal biasanya
diperlukan untuk pemberian opini syariah atas produk
HASIL DAN PEMBAHASAN baru yang dilakukan melalui kajian dan review oleh
tim DPS dan diakhiri dengan pemberian opini oleh
Proses Kerja DPS dan Unit Internal dalam DPS atas kesesuaian dengan syariah. Berikut
Pelaksanaan Kepatuhan Syariah penjelasan Divisi Kepatuhan Syairah tentang proses
Unit Kepatuhan bank pada Bank Syariah Z konsultasi formal (staf compliance officer dari Divisi
didukung oleh Satuan Kerja Kepatuhan (Compliance Kepatuhan Syariah Bank Z, 2016):
Desk) dan Divisi Audit Internal (IAD). Satuan Kerja “Untuk pengawasan produk baru, ada alur
Kepatuhan di PT Bank Syariah Z merupakan unit yang dinamakan Aturan Permohonan Opini
kerja yang memiliki tanggung jawab secara langsung DPS, yang pertama itu divisi mengirim surat
untuk membantu pelaksanaan tugas Direktur Risiko permohonan melalui sharia electronic
dan Kepatuhan dalam rangka melaksanakan fungsi message (Sheco). Dokumen yang mau
kepatuhan di PT Bank Syariah Z. Sedangkan Divisi dimintakan pendapat harus dikirimkan
Audit Internal adalah unit yang memiliki tangung melalui itu. Sebenarnya DPS punya Sheco
jawab secara langsung kepada Direktur Utama dan sendiri tapi kenapa harus lewat compliance,
komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris karena supaya semua permintaan opini itu
melalui Komite Audit. Dalam melaksanakan bisa tercatat dan terecord dengan baik.
tugasnya, DPS dibantu langsung oleh seorang staf Setelah dokumen di screening, kalau sesuai
internal bank yang berada di bawah Unit Kepatuhan, akan di-review dan dianalisa, kalau belum
yang disebut sebagai Staf Kepatuhan Syariah, yang sesuai maka akan meminta divisi untuk
kemudian secara internal sering disebut sebagai staf melengkapi dokumennya. Hasil review nya
compliance officer. Staf kepatuhan syariah dalam itu nanti akan dibawa dan dibacakan oleh
hal ini bertugas sebagai pendukung DPS dalam hal DPS. Jadi semua pihak berkumpul untuk
administrasi opini dan review DPS, membantu proses membahas produk tersebut dan dari situ
pelaksanaan pengawasan oleh DPS untuk opini muncul risalah rapat sebagai landasan opini
kepatuhan syariah, laporan dan pemantauan tindak DPS. Dan itu juga sebagai dasar kegiatan
lanjut temuan DPS, kajian Isu kepatuhan, dan bank selanjutnya.”
pemantauan dan sosialisasi fatwa DSN-MUI.
Kegiatan DPS terdiri dari tiga fungsi pokok yaitu: Opini biasanya diberikan atas permintaan dan
(1) Tugas konsultasi, baik formal maupun informal pertanyaan bank terhadap DPS atas suatu hal
dan alur proses pemberian opini; (2) Fungsi terkait syariah.
pengawasan, yaitu melakukan review atas petunjuk “Opini itu muncul berdasarkan request
pelaksanaan, teknis, surat edaran, dan kebijakan bank, dari user, misalnya divisi bisnis mengajukan
review berkala berdasar hasil audit dan melakukan produk baru MMQ Produktif, dia
uji petik ke cabang untuk memeriksa aktivitas operasi; kirim ke DPS, dibaca, skema yang
(3) Memberikan laporan atas hasil pengawasan, baik lemah sama DPS dikasih saran untuk
kepada OJK maupun menyampaikan pada direksi dikuatkan. Kalau sudah ok maka muncul
dan dewan komisaris untuk ditindak lanjuti. opini berupa keputusan yang
Konsultasi dapat dilakukan secara informal untuk bersifat arahan” (staf compliance officer
45 Gustining Handarbeni dan Evony Silvino Violita, Analisis Efitivitas dan Tinjauan Audit Syariah
dari Divisi Kepatuhan Syariah Bank Z, 2016). hanya menyebutkan jumlah sampel yang akan
diperiksa, tanpa memilih secara langsung dokumen
Kegiatan pengawasan terdiri dari review atas mana yang akan di-review. Apabila saat review DPS
draft petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, surat merasa perlu tambahan sampel, ia dapat meminta
edaran, dan kebijakan yang akan diterapkan bank, kepada cabang.
untuk memastikan bahwa pedoman kerja pada bank Pelaksanaan review harian dilakukan oleh Staf
telah sesuai dengan syariah. Review juga dilakukan compliance officer. Dokumen yang diperoleh dari
terhadap data indikasi/temuan dari Divisi Audit cabang tersebut akan diperiksa oleh Staf compliance
Internal untuk di-review lebih mendalam. Review ini officer dengan buku Pedoman Rujukan Utama
dikerjakan oleh Staf compliance officer. Staf Pemenuhan Aspek Syariah. Selama lima hari kerja
compliance officer dapat menganulir temuan dari pelaksanaan uji petik, empat hari adalah review yang
hasil audit tersebut apabila setelah dilakukan review dilaksanakan oleh Staf compliance officer dan hasil
temuan tersebut bukan merupakan temuan pada review harian dilaporkan kepada DPS. DPS
aspek syariah yang signifikan. Berikutnya adalah membaca hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
review dengan melakukan uji petik untuk mengetahui Staf compliance officer secara harian dan pada saat
kualitas pelaksanaan produk terhadap kesesuaian hari terakhir sebelum Exit Meeting dilakukan. Pada
dengan prinsip syariah. Uji petik dilakukan dengan hari terakhir setelah semua review selesai, DPS
inisiasi DPS. Penentuan kunjungan cabang ditentukan memimpin diskusi mengenai hasil review dengan
secara acak oleh DPS berdasarkan pertimbangan pimpinan cabang yang disebut dengan Exit Meeting.
pemerataan kunjungan. DPS menyampaikan hasil temuan serta
“.....Uji petik juga inisiasi dari DPS.” rekomendasinya. Hasil tersebut akan dilaporkan
“ .....Tidak ada, random saja. Lebih ke rolling kepada Direksi, kemudian Direksi akan memberikan
aja biar semua dapat. (staf compliance officer disposisi berupa perintah untuk menindaklanjuti
dari Divisi Kepatuhan Syariah Bank Z, 2016)” temuan tersebut pada cabang yang bersangkutan.
Hasil dari laporan tersebut akan diumumkan kepada
Atas permintaan DPS, Staf compliance officer cabang-cabang lain sebagai sosialisasi pemenuhan
kemudian akan memilihkan unit/cabang yang akan kepatuhan syariah.
dikunjungi. Setelah menentukan cabang yang akan Setelah melakukan kegiatan konsultasi dan
dikunjungi. pengawasan selama enam bulan, DPS akan
“Jadi pertama itu Pak Y (Anggota DPS) dan melakukan proses pembuatan laporan kepatuhan
saya menentukan cabang mana yang akan yang disebut Laporan Hasil Pengawasan DPS.
diuji petik secara random. Lalu saya akan Laporan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun,
membuat surat pemberitahuan ke cabang setiap enam bulan (per semester). Laporan diberikan
dan meminta mereka menyiapkan sampel yang kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan tembusan
jumlahnya sudah saya sertakan dalam surat kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris
tersebut, dari produk yang mana saja, ada dengan maksimal pengumpulan dua bulan setelah
semua di surat itu. Lalu saya ke sana duluan, periode pelaporan selesai. Penyusunan laporan
disusul Pak Y, kalau yang ke Padang kemarin dilakukan oleh staf compliance officer dan
saya berangkat hari Senin, Pak Y berangkat kemudian di review oleh anggota dan ketua DPS.
hari Rabu.” Temuan yang tertuang dalam Laporan Hasil
“...Tapi nanti kalau dirasa perlu ada Pengawasan DPS akan ditindak lanjuti oleh Direksi
tambahan, DPS akan minta lagi sampelnya, dengan memberikan disposisi kepada divisi atau
cabang tinggal menyediakan lagi. (staf cabang terkait agar segera melakukan perbaikan.
compliance officer dari Divisi Kepatuhan Tugas DPS adalah mengawasi divisi atau cabang
Syariah Bank Z, 2016)” tersebut dalam pelaksanaan perbaikan kepatuhan
syariah yang telah diperintahkan oleh Direksi.
Staf compliance officer membuat surat
pemberitahuan kepada cabang yang bersangkutan Pengawasan Ex-ante dan Ex-post
mengenai rencana review dan meminta cabang untuk Pengawasan terhadap kepatuhan syariah
menyiapkan sampel dari masing-masing produk bank dilakukan melalui dua cara, yaitu pengawasan yang
yaitu penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa bersifat preventif (ex-ante) dan yang bersifat kuratif
perbankan. Pihak yang menyiapkan dokumen sampel (ex-post). Pengawasan tersebut dilakukan oleh unit
untuk diperiksa adalah pihak cabang, sedangkan DPS kepatuhan yang terdiri dari Sharia Compliance dan
Jurnal Riset Bisnis Vol 1 (1) (Oktober 2017) : 41-50 46
Divisi Audit Internal. Pengawasan ex-ante di Divisi Audit Internal melakukan kegiatan audit yang
laksanakan oleh Sharia Compliance Officer dan secara garis besar dibagi ke dalam dua tim yaitu:
Divisi Audit Internal yang bertugas untuk menjadi (1) Branch Internal Control yang terdapat pada
fungsi pengawasan ex-post. masing-masing cabang melakukan audit yang secara
Dalam struktur kepengurusan bagian Satuan spesifik mengecek operasional bank. Branch
Kerja Kepatuhan, Sharia Compliance berada Internal Control akan melaporkan hasil
setara dengan dua fungsi kepatuhan lainnya yaitu pemeriksaannya kepada Tim Auditor Internal Pusat;
General Compliance dan Yuris, yang memiliki (2) Audit oleh Tim Auditor Internal Pusat yang
tanggung jawab kepada Direktur Risiko dan membuat Rencana Audit Tahunan temasuk di
Kepatuhan (Risk and Compliance Director). dalamnya mengunjungi kantor cabang (onsite audit)
Sharia Compliance Officer melakukan tugas dan secara berkala dengan mempertimbangkan kondisi
tanggung jawab yang berhubungan langsung dengan sumber daya manusia dan waktu yang tersedia.
kepatuhan syariah di PT Bank Syariah Z dengan Sebelum melakukan onsite audit, Tim Auditor
berpedoman pada Job Description. Pada daftar Internal Pusat akan melakukan offsite audit yang
tugas rutin tersebut, dua tugas pertama merupakan dilaksanakan dengan memeriksa cabang dari kantor
tugas sebagai Staf compliance officer, yaitu pusat dengan adanya akses secara langsung
mengenai aktivitas Opini DPS dan Review DPS. data core banking serta aplikasi proses pembiayaan.
Sehingga, selain bertanggung jawab kepada Satuan Tim Auditor Internal Pusat akan mengidentifikasi
Kerja Kepatuhan dan Direktur Risiko dan Kepatuhan, masalah yang dilakukan melalui akses
Sharia Compliance Officer juga memikul tanggung data ini dan mempersiapkan kerangka audit
jawab langsung kepada DPS. untuk onsite audit. Pada saat onsite audit,
Sebagai fungsi pengawasan ex-ante, Sharia auditor merujuk pada standar audit yang
Compliance Officer melakukan penilaian atas risiko berlaku umum, peraturan-peraturan terkait
kepatuhan syariah melalui Kajian Isu Kepatuhan dan Buku Pedoman Perusahaan. Di dalam Buku
Syariah. Selain itu, database pada Compliance Pedoman Perusahaan terdapat jenis produk bank
Information System (CIS) yang berisi mengenai dan akad yang digunakan pada produk tersebut.
kumpulan fatwa DSN-MU, Opini DPS dan rujukan Auditor memeriksa kepatuhan syariah berdasarkan
syariah akan dipantau oleh Sharia Compliance syarat dan ketentuan akad. Tidak ada auditor khusus
Officer secara berkala. CIS ini dapat diakses oleh yang memiliki ilmu syariah secara spesifik dalam
seluruh pegawai PT Bank Syariah Z agar semua mengaudit, sehingga ketika tim audit merasa perlu
pegawai dapat menjadikannya sebagai acuan dalam untuk memahami lebih dalam suatu temuan dengan
mengembangkan produk dan melaksanakan syarat dan ketentuan akad, mereka akan
operasional bank. Apabila terbit suatu fatwa baru berkonsultasi dengan DPS melalui Staf compliance
dari DSN MUI, Sharia Compliance Officer yang officer. Divisi Audit Internal akan menyusun Laporan
bertugas untuk mensosialisasikannya kepada seluruh Hasil Audit dan melaporkannya kepada Direksi,
pegawai PT Bank Syariah Z. Komisaris, Komite Audit dan Divisi terkait. Laporan
Sharia Compliance Officer melakukan ini juga yang menjadi landasan bagi DPS untuk
tugas Opini Kepatuhan Syariah dengan me-review melakukan review.
dan menganalisa permohonan review dari divisi
yang dikirimkan melalui Satuan Kerja Kepatuhan di Diskusi
Sheco. Sharia Compliance Officer akan Pelaksanaan dan pengawasan ex-ante
melakukan review terhadap Draf Pelaksanaan dan pengawasan disini terdiri dari
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis kegiatan permohonan opini syariah melalui Proses
yang kemudian akan diserahkan kepada Compliance Permohonan Opini pada Skema Bisnis dan Produk
Head untuk disetujui. Fungsi koordinasi Eksisting Bank, Pengembangan Fitur Produk dan
dengan DPS dilakukan terkait dengan permohonan Produk Baru Bank. Pengawasan ex-post mencakup
opini dan sosialisasi opini. Setelah review pada kegiatan untuk mengawasi pelaksanaan selama
tiap-tiap semester dilakukan, Sharia Compliance kegiatan bank berlangsung dan setelah pelaksanaan
Officer akan membuat Laporan Semesteran dan kegiatan bank.
Pemantauan Tindak Lanjut Temuan DPS. Pengawasan yang dilakukan DPS terkait skema
Selain itu, Sharia Compliance Officer juga bisnis dan produk eksisting bank, pengembangan fitur
membuat Laporan Kepatuhan Syariah. produk dan produk baru telah menunjukkan bahwa
Dalam rangka mengawasi kepatuhan syariah, DPS telah melaksanakan tugasnya sesuai yang
47 Gustining Handarbeni dan Evony Silvino Violita, Analisis Efitivitas dan Tinjauan Audit Syariah
diperintahkan oleh Surat Keputusan DSN-MUI dan pegawai. PT Bank Syariah Z menugaskan pegawai
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ staf compliance officer untuk sekaligus berada
33/PBI/2009 sehingga peran pengawasan ex-ante di posisi Staf compliance officer. Staf compliance
telah terlaksana. Prosedur yang diterapkan pada Alur officer turut berperan aktif terhadap pengawasan
Permohonan Opini telah tersusun dengan sistematis ex-ante dengan melakukan kajian isu syariah untuk
sehingga semua aktivitas yang dijalankan dan memahami risiko-risiko terkait dengan kepatuhan
dokumen yang gunakan dapat terdokumentasi syariah. Selain itu, Staf compliance officer juga
dengan baik. Pemanfaatan Sheco sebagai sarana melakukan review syariah terhadap permohonan
sistem untuk mengunggah permohonan dan review dari divisi mengenai Draf Petunjuk
menyampaikan opini yang telah disetujui Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis, sosialisasi fatwa
memudahkan penyimpanan dan pengelolaan data. dan memantau database fatwa DSN-MUI. Sehingga
Peran Staf compliance officer telah terlaksana Staf compliance officer telah melaksanakan fungsi
dan adanya Staf compliance officer membantu pengawasan ex-ante.
pelaksanaan kegiatan rutin harian Ketua dan Anggota
Dewan Pengawas yang memiliki keterbatasan waktu Pelaksanaan dan Pengawasan Ex-Post
untuk mengelola hal terkait administrasi. Penugasan Pelaksanaan dan pengawasan kepatuhan syariah
staf internal bank untuk membantu tugas DPS ini yang bersifat ex-post terdiri dari tugas dan tanggung
telah diatur di dalam Surat Edaran Bank Indonesia jawab yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal dan
Nomor 12 Tahun 2010, jumlahnya minimal satu DPS seperti ditampilkan dalam tabel 1 berikut ini.
1 B ra n c h In te r n a l C o n tr o l y a n g te r d a p a t D iv isi A u d it P e n u g a s a n B r a n c h In te r n a l C o n tr o l s u d a h
p a d a m a sin g - m a s in g c a b a n g m e la k u k a n In te rn a l (B IC ) te p a t m e lih a t a d a n y a p e n d e k a ta n o ffs ite d a n
a u d it y a n g se c a r a s p e s ifik m e n g e c e k o n s ite y a n g d ite ra p k a n o le h T im A u d ito r
o p e ra sio n a l b a n k (c h e c k e r). B ra n c h In te rn a l P u sa t.
In te rn a l C o n tr o l a k a n m e la p o rk a n h a s il R is ik o d a ri te rb a ta s n y a p e n g e ta h u a n s y a ria h
p e m e rik s a a n n y a k e p a d a T im A u d ito r B IC a d a la h k e tid a k m a m p u a n d a la m
In te rn a l P u sa t. m e n g id e n tifik a s i tra n s a k s i k e g ia ta n y a n g
s e h a ru sn y a m e n ja d i te m u a n a ta s
k e tid a k s e su a ia n te rh a d a p p rin s ip s y a ria h .
2 O ffs ite A u d it: D iv isi A u d it R is ik o d a ri te rb a ta s n y a p e n g e ta h u a n s y a ria h
M e m e rik s a cabang d a ri k a n to r In te rn a l (T im T im A u d ito r In te rn a l P u s a t a d a la h
p u sa t d e n g a n a d a n y a a k se s se c a ra A u d it In te rn a l k e tid a k m a m p u a n d a la m m e n g id e n tifik a si
la n g s u n g d a ta c o r e b a n k in g . P u s a t) tra n s a k si k e g ia ta n y a n g s e h a ru s n y a m e n ja d i
M e n g id e n tifik a s i m a sa la h dan te m u a n a ta s k e tid a k s e s u a ia n te rh a d a p
m e m p e rs ia p k a n keran gk a a u d it p r in s ip s y a r ia h . H a l in i b e r a k ib a t p a d a
u n tu k o n s ite a u d it. k e g ia t a n te r s e b u t tid a k te r la p o r k a n d a n
O n s ite A u d it: tid a k d a p a t d i- r e v ie w le b ih la n ju t o le h D P S .
A u d ito r m e ru ju k p a d a s ta n d a r a u d it
yang b e rla k u u m u m , p e ra tu ra n -
p e ra tu ra n te rk a it dan B uku
P edom an P e ru sa h a a n . A u d ito r
m e m erik sa k e p a tu h a n sy a ria h
b e rd a sa rk a n s y a ra t d a n k e te n tu a n
a k a d . T id a k a d a a u d ito r k h u su s
y a n g m e m ilik i ilm u s y a ria h s e c a ra
sp e sifik d a la m m e n g a u d it.
3 K e g ia ta n U ji P e tik (P e m ilih a n C a b a n g d a n S a m p e l):
a. P e n e n tu a n k u n ju n g a n c a b a n g y a n g D P S d a n S ta f A p a b ila s a m p e l d ite ta p k a n o le h c a b a n g , te rd a p a t
d ite n tu k a n s e c a r a a c a k c o m p lia n c e k e m u n g k in a n ris ik o b a h w a p e m ilih a n s a m p e l
o ffic e r tid a k a c a k a ta u a p a b ila p e m ilih a n s a m p e l
d ila k u k a n se c a ra a c a k o le h c a b a n g , tid a k
b. M e n e n tu k a n ju m la h s a m p e l y a n g D P S d a n S ta f m e n u tu p k e m u n g k in a n b a h w a b a n k te la h
akan d ip e rik sa , ta n p a m e m ilih c o m p lia n c e
m e n y e le k s i s a m p e l s e s u a i k e p e n tin g a n b a n k . H a l
se c a ra la n g su n g d o k u m e n sa m p e l o ffic e r te rse b u t te rja d i k a re n a k a re n a p e m ilih a n sa m p e l
tid a k d ila k u k a n la n g s u n g o le h D P S .
c. M e n y ia p k a n doku m en sa m p el C abang B ank
u n tu k d ip e r ik s a
4 K e g ia ta n U ji P e tik (P e la k sa n a a n R e v ie w S y a ria h ):
a. P e la k s a n a a n r e v ie w h a ria n S ta f D e n g a n p r o s e d u r te r s e b u t m e n u n ju k k a n
c o m p lia n c e b a h w a D P S m e m p e rc a y a k a n p e la k s a n a a n
o ffic e r r e v ie w k e p a d a S ta f c o m p lia n c e o ffic e r . H a l
P engaw as in i d a p a t m e n g a k ib a tk a n a d a n y a
S y a ria h k e m u n g k in a n d a ta y a n g tid a k m e n u n ju k k a n
b . H a s il re v ie w yang d ila p o rk a n S ta f k e p a tu h a n s y a ria h tid a k te rd e te k si o le h D P S
k e p a d a D P S s e c a ra h a ria n c o m p lia n c e s e c a ra la n g su n g .
o ffic e r D e n g a n a d a n y a ris ik o te rse b u t
c. M e m b a c a h a s il p e m e rik s a a n y a n g DPS d ik h a w a tirk a n te rja d i k u ra n g d a p a t
te la h d ila k u k a n S ta f c o m p lia n c e d ia n d a lk a n n y a h a s il re v ie w y a n g d ip e ro le h .
o ffic e r se c a ra h a ria n d a n p a d a s a a t
h a ri te ra k h ir s e b e lu m E x it M e e tin g
d ila k u k a n .
d. D is k u s i m engenai h a s il re v ie w D P S , S ta f
d e n g a n p im p in a n c a b a n g s a a t E x it c o m p lia n c e
M e e tin g d a n m e n y a m p a ik a n h a s il o ffic e r,
te m u a n s e rta re k o m e n d a s in y a . p im p in a n
cabang
Jurnal Riset Bisnis Vol 1 (1) (Oktober 2017) : 41-50 48
harusnya merupakan dua posisi yang independent. adalah dengan mengikuti kegiatan DPS
Pekerjaan DPS dibantu oleh Staf compliance officer atau stafnya secara langsung dengan
yang diharapkan sudah memiliki integritas tinggi dan mengobservasi hal - hal tersebut, peneliti akan
memiliki etika baik sehingga melakukan pekerjaannya mendapatkan sumber data yang lebih spesifik,
sebagaimana telah ditetapkan. Walaupun begitu, tetap sehingga dapat menilai efektivitas pelaksanaan
ada risiko dimana terdapat kondisi ketidak patuhan tugas DPS.
yang DPS tidak bisa dengan mudah mendeteksi hal
ini. Risiko prosedur ada pada kegiatan uji petik bank DAFTAR PUSTAKA
(ex-post). Apabila sampel uji petik ditetapkan oleh
cabang, terdapat kemungkinan risiko bahwa AAOIFI. (1998). Accounting and Auditing Organization
pemilihan sampel tidak acak atau apabila pemilihan for Islamic Financial Institutions. Manama, Bahrain:
sampel dilakukan secara acak oleh cabang, tidak AAOIFI.
menutup kemungkinan bahwa bank telah menyeleksi Abdallah, A. A. (1994). The Role of Sharia Supervisory
sampel sesuai kepentingan bank. Hal tersebut terjadi Board in Setting Accounting Policies in Islamic
karena karena pemilihan sampel tidak dilakukan Banks. Development of an Accounting System for
langsung oleh DPS. Kemudian, dengan adanya Islamic Banks. London: Institute of Islamic Bank and
prosedur review syariah seperti pada PT Bank Insurance.
Syariah Z menunjukkan bahwa DPS American Accounting Association. Statement of Basic
Auditing Theory. Journal of Accounting Research
mempercayakan pelaksanaan review kepada Staf
(Spring): 95-112.
compliance officer. Hal ini dapat mengakibatkan Arens, A.A., Elder, R.J., & Beasley, M.S. (2014). Auditing
adanya kemungkinan data yang tidak menunjukkan and Assurance Services: An Integrated Approach
kepatuhan syariah tidak terdeteksi oleh DPS secara (15th Edition). New Jersey: Pearson Education.
langsung. Dengan adanya risiko tersebut Arens, A.A., Elder, R.J., & Beasley, M.S. (2003). Auditing
dikhawatirkan dapat terjadi kurang dapat and Assurance Services: An Integrated Approach
diandalkannya hasil review yang diperoleh. (9th Edition). New Jersey: Pearson Education.
Bank Indonesia. (2008). Undang-Undang No.21 Tahun
Implikasi 2008 tentang Perbankan Syariah.
Dari hal ini adalah adanya tantangan bagi Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
pemerintah untuk membuat sistem agar proses
Coporate GovernanceBagi Bank Umum Syariah
pengawasan kepatuhan perbankan syariah menjadi dan Unit Usaha Syariah
lebih baik tanpa adanya peningkatan biaya yang Bank Indonesia. (2010). Surat Edaran bank Indonesia
cukup sinifikan sehingga tidak menurunkan daya No.12/13/DPbS tentang Pelaksanaan Good
saing bank syariah dalam dunia perbankan secara Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah
keseluruhan. dan Unit Usaha Syariah.
Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank Indonesia
Saran No.13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi
1. Mengembangkan penelitian mengenai prosedur Kepatuhan Bank Umum.
pelaksanaan dan pengawasan kepatuhan syariah Bayinah, Ainur. (2015). DPS Saja Tidak Cukup. Agustus,
2016. http://mysharing.co/dewan-pengawas-
pada lembaga keuangan syariah dengan
syariah-saja-tidak-cukup/.
meninjau peraturan dan standar internasional Darmadi, S. (2013). Corporate Governance Disclosure in
seperti IFSB dan AAOIFI. the Annual Report: An Explanatory Study on
2. Melakukan penelitian terhadap prosedur Indonesian Islamic Banks. Emerald, 29, 6.
pelaksanan dan pengawasan kepatuhan syariah DSN-MUI. (2000). Keputusan Dewan Syariah Nasional-
pada objek penelitian yang berbeda, sehingga Majelis Ulama Indonesia Nomor 02 Tahun 2000
dapat melengkapi data dan informasi dari industri tentang Pedoman Rumah Tangga Dewan Syariah.
perbankan syariah. http://www.dsnmui.or.id.
3. Terbatasnya akses untuk melaksanakan Effendi, Muhammad. (2009). The Power of Corporate
observasi sehingga hanya didasarkan pada hasil Governance: Terori dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat
wawancara dan dokumen internal. Diharapkan
Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Teori
penelitian selanjutnya dapat melakukan observasi dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
langsung. Menggunakan observasi langsung Hamza, H. (2013). Sharia Governance in Islamic Banks:
pada objek penelitian sebagai metode Effectiveness and Supervision Model. International
pengumpulan data. Observasi yang dimaksud Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Jurnal Riset Bisnis Vol 1 (1) (Oktober 2017) : 41-50 50