ABSTRACT
Eksistensi DPS merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank Syariah, terutama bagi masyarakat umum yang kurang
memahami bagaimana operasional bisnis perbankan Syariah dijalankan. Masyarakat
menjadikan DPS sebagai jaminan atas kesesuaian operasional bank Syariah dengan prinsip
ekonomi Islam. Namun kondisi ini menjadi bumerang ketika eksistensis DPS hanya bersifat
seremonial dan tidak mampu bekerja maksimal, bahkan dinyatakan bahwa DPS dibentuk
hanya sebagai usaha untuk mendapatkan legitimasi kesyariahan dari pemangku kepentingan
eksternal serta mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara lebih terperinci karakteristik DPS yang akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah perbankan Syariah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memahami secara empiris hubungan dan keterkaitan antara karakteristik DPS
dan kepercayaan nasabah bank Syariah di Indonesia.
Pendekatan kuantitatif dengan metode analisis data panel digunakan untuk menganalisis
data sampel dari seluruh BUS di Indonesia dalam periode 2012-2019. Variabel independen
dalam penelitian ini terdiri dari 6 karakteristik DPS yaitu jumlah anggota DPS, rangkap
jabatan, keahlian keuangan, pendidikan doktoral, frekuensi rapat, dan keahliah Syariah,
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini ada tingkat kepercayaan nasabah
perbankan Syariah yang dijelaskan melalui tingkat dana titipan pihak ketiga (DPK) pada
bank Syariah.
Hasil penelitian menunjukkan fakta temuan bahwa 3 karakteristik DPS dibuktikan mampu
meningkatkan kepercayaan nasabah. Ketiga variabel tersebut yaitu jumlah anggota, keahlian
keuangan, dan pendidikan doktoral.
Keywords: Dewan Pengawas Syariah, Reputasi, Costumer trust, Costumer Loyalty, Bank
Syariah.
1. Pendahuluan
DPS merupakan organ dengan peran krusial dalam mekanisme Shariah Corporate
Governance. Di samping itu, DPS dianggap sebagai organ yang berperan dalam
meningkatkan legitimasi dan citra religius bank Syariah di mata masyarakat. Sebagai
lambang kesyariahan suatu bank Syariah, DPS efektif ketika DPS mampu meningkatkan
legitimasi dan citra religius Syariah bank, lebih lanjut eksistensi DPS seharusnya
menghasilkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap bank Syariah. Dampak lanjutan
yang diharapkan berikutnya adalah peningkatan keuntungan dari bisnis perbankan syariah
tersebut.
Pada kenyataanya, DPS dianggap belum mampu bekerja secara maksimal. Pentingnya
peran yang diemban oleh DPS sayangnya masih diwarnai dengan beberapa kritik terhadap
efektivitas kinerja DPS sendiri. Diungkapkan adanya permasalahan terkait kinerja dan
karakteristik DPS, dimana eksistensi DPS pada bank Syariah dipandang hanya bersifat
seremonial dan belum bekerja maksimal. Sudi (2015) menyatakan bahwa bank Syariah
membentuk DPS hanya sebagai usaha untuk mendapatkan legitimasi kesyariahan dari
pemangku kepentingan eksternal.
Aspek partisipasi aktif DPS misalnya, keterlibatan aktif DPS dalam opersional sehari-
hari bank sulit diwujudkan. Bahkan kedatangan atau kehadiran DPS dalam melakukan
pengawasan juga sangat jarang dilakukan (Astuti, 2015).
Selain itu, beberapa DPS BUS di Indonesia ditemukan belum benar-benar melakukan
pengawasan dengan efektif. Diungkapkan bahwa efektivitas kinerja DPS pada perbankan
Syariah di Indonesia yang secara umum berada pada level kinerja kurang baik dan tidak baik
terutama disebabkan oleh rendahnya pemenuhan pada karakteristik dasar DPS seperti jumlah
anggota, pendidikan doktoral, keahlian keuangan, dan frekuensi rapat atau adanya
pelanggaran kapasitas rangkap jabatan yang dilakukan para anggota DPS pada bank-bank
Syariah nasional (Dewindaru et al., 2019).
Kapasitas rangkap jabatan anggota DPS sebenarnya telah diatur oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) melalui POJK No.30/POJK.05/2014. Namun hasil penelitian (Dewindaru et
al., 2019) tetap menemukan banyak kasus rangkap jabatan yang melebihi batas ketentuan
OJK. Fenomena ini mengakibatkan menumpuknya tanggung jawab pengawasan Syariah pada
segelintir individu lebih lanjut berdampak pada kinerja DPS itu sendiri. Di sisi lain, temuan
ini justru menunjukkan adanya kecenderungan dari bank Syariah nasional untuk memiliki
anggota DPS dari segelintir individu yang berpengalaman banyak memegang jabatan sebagai
anggota DPS perbankan Syariah atau individu dari kalangan yang dikenal luas masyarakat.
Tentunya permasalahan-permasalahan ini akan memberikan dampak buruk pada kinerja
DPS bank Syariah di Indonesia. Buruknya performa suatu bank Syariah terutama disebabkan
karena pengelolaannya yang buruk yang salah satunya sangat dipengaruhi oleh karakteristik
DPS suatu bank Syariah (Hakimi et al., 2017), sehingga harapan ideal atas peran DPS sebagai
bentuk legitimasi dan citra kesyariahan bank Syariah belum dapat diwujudkan secara efektif.
Berdasarkan diskusi dan pemaparan yang telah dilakukan sebelumnya, disimpulkan
bahwa tujuan penelitian ini adalah mengupas efektivitas karakteristik input DPS dan
pengaruhnya terhadap tingkat kepercayaan nasabah. Penelitian ini berusaha untuk
menjelaskan hubungan keterkaitan antara kinerja karakteristik DPS dan tingkat kepercayaan
nasabah perbankan Syariah secara lebih terperinci. Bagaimana sejatinya pengaruh
karakteristik DPS terhadap kepercayaan menabung masyarakat pada BUS di Indonesia?
Kebanyakan penelitian terdahulu menguji pengaruh eksistensi DPS terhadap
kepercayaan dan loyalitas nasabah (Wijayani, 2017); (Sayani & Miniaoui, 2013); (Sayani,
2015). Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini berusaha
untuk mendapatkan jawaban yang lebih dalam atas faktor-faktor input karakteristik DPS yang
benar-benar memberikan dampak positif bagi citra positif dan kepercayaan nasabah terhadap
bank Syariah.
Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur penelitian pada
bidang efektivitas kinerja DPS dan Shariah Corporate Governance pada umumnya. Secara
teknis hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan baik bagi bank
Syariah dalam menetapkan sistem evaluasi kinerja anggota organisasinya, karena hasil
penelitian ini berkaitan erat dengan performa DPS yang sangat dibutuhkan BUS dalam
mengawasi kepatuhan Syariah dalam BUS. Penelitian ini juga merupakan referensi kebijakan
pemilihan anggota DPS.
Struktur penulisan artikel ini terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu, pendahuluan,
kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis, metode penelitian, hasil dan pembahasan
penelitian, kesimpulan dan saran.
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Kepercayaan Nasabah dan Citra Religius Bank Syariah
Keinginan untuk mendapatkan keuntungan (profit) dalam bisnis adalah dasar dari
kegiatan ekonomi masyarakat. Nasabah bank Syariah menginginkan keuntungan dan
membutuhkan keyakinan jika bank Syariah pilihannya akan mampu memberikan keuntungan
baginya. Keyakinan dan kepercayaan masyarakat yang menjadi faktor utama nasabah
memilih untuk menitipkan dana pribadinya pada suatu bank Syariah. Wijayani (2017)
Kepercayaan merupakan landasan dasar nasabah menitipkan dana pada bank Syariah. Tingkat
kepercayaan nasabah yang tinggi berbanding lurus dengan tingkat dana titipan masyarakat
yang dapat dikumpulkan bank Syariah. Kepercayaan nasabah merupakan faktor paling
penting yang menjaga keberlangsungan hubungan antara nasabah bank Syariah dengan bank
Syariah, sebagaimana dikatakan (Yap et al., 2012) bahwa kepercayaan adalah faktor penentu
yang hubungan yang tahan lama antara perusahaan dan pelanggan.
Sebagian masyarakat yang menjadi nasabah perbankan Syariah kebanyakan merupakan
masyarakat yang telah memiliki harapan, pandangan, dan gambaran akan prinsip ekonomi
Syariah idealnya. Nilai-nilai yang dipegang kuat oleh masyarakat ini adalah nilai personal
(personal values) merupakan keyakinan berfungsi sebagai standar yang mempengaruhi
proses pemilihan bank Syariah lebih lanjut mempengaruhi kepercayaan dan loyalitas nasabah
terhadap bank Syariah. Pelekatan nilai kepada produk dapat mengakibatkan produk
mendapatkan efek positif, pelekatan nilai religius pada bank Syariah dalam hal ini merupakan
sesuatu yang memberikan efek positif sekaligus sangat penting bagi citra bank Syariah (Hari,
2015). (Kartika et al., 2020) menambahkan bahwa citra bank Syariah sangat berpengaruh
terhadap kepercayaan nasabah.
Loyalitas dan kepercayaan nasabah perbankan Syariah sangat erat kaitannya dengan citra
yang ditampilkan oleh bank Syariah. Gambaran positif dari bank Syariah diasosiasikan lekat
dengan citra religius bank Syariah dan kualitas pelayanan yang sesuai nilai-nilai religius
Islam (Sayani & Miniaoui, 2013). Lebih lanjut (Wahyuni & Fitriani, 2015) menyebutkan jika
aura religiusi bank Syariah adalah penentu dalam strategi pemasaran perbankan Syariah
Indonesia dengan memberikan berkontribusi terhadap sikap positif nasabah tabungan
perbankan Syariah. Loyalitas dan kepuasan nasabah sangat dipengaruhi oleh keterikatan
emosional religiusitas melebihi daripada kualitas layanan yang dirasakan (Suhartanto, Gan, et
al., 2020); (Suhartanto, Dean, et al., 2020).
Informasi yang diterima masyarakat perihal DPS bank Syariah akan meningkatkan citra
branding religius bank Syariah, sebagaimana pendapat (Ahmed et al., 2021) bahwa semakin
luas informasi dan pengetahuan nasabah tentang anggota DPS dari berbagai aspek
(pengalaman kerja, kualifikasi keahlian, kualifikasi pendidikan, prestasi, dan lainnya) akan
mempeluas pengaruh dan branding bank Syariah.
Eksistensi organ DPS dengan para anggotanya yang memiliki karakteristik ideal
merupakan salah satu upaya pelekatan nilai religius pada bank Syariah. Memiliki DPS
dengan anggota yang kredibel dan kompeten akan meningkatkan citra positif bank syariah,
yang pada gilirannya meningkatkan pada kepercayaan yang lebih besar dari para nasabah
bank Syariah (Sayani, 2015). Di samping itu, kedudukan DPS sebagai bagian dari
stakeholder primer juga memiliki kekuatan untuk meningkatkan citra positif perusahaan atau
sebaliknya dapat secara signifikan memperburuk branding perusahaan (Wicaksono et al.,
2021). Selain itu, anggota DPS dianggap sebagai duta merek, pelanggan lebih menghargai
anggota DPS secara pribadi disbanding bank syariah itu sendiri. (Ahmed et al., 2021).
Dalam hal membangun kepercayaan masyarakat menyebutkan bahwa DPS adalah salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap bank Syariah (Wijayani,
2017). Pada aspek ini, eksistensi DPS memberikan nilai tambah akan operasional bisnis
perbankan Syariah yang awalnya kurang dipahami masyarakat. Eksistensi DPS dipandang
masyarakat sebagai jaminan atas kesesuaian operasional bank Syariah dengan kaidah
ekonomi Islam. Terutama bagi nasabah yang memang memilih untuk menitipkan dananya di
bank Syariah karena alasan aturan agama Islam, eksistensi DPS dapat mengatasi masalah
keraguan masyarakat atas kepatuhan Syariah operasional bank Syariah
Tingkat kepercayaan masyarakat memiliki peran yang sangat penting terutama bagi
pengembangan bisnis perbankan Syariah. (Wardayati, 2011) Rendahnya penyerapan produk-
produk perbankan Syariah di masyarakat disebabkan salah satunya karena pemahaman
masyarakat yang belum tepat atas operasional bisnis bank Syariah, lebih lanjut
ketidakpahaman ini akan menimbulkan keraguan masyarakat dan menyebabkan marketshare
perbankan Syariah masih ada pada level 5% dibawah total bisnis perbankan nasional. Sangat
penting bagi bank Syariah untuk membangun kepercayaan dari nasabah untuk dapat bersaing
dalam pasar perbankan nasional.
Hipotesis Penelitian.
(Grais & Pellegrini, 2006) Jumlah anggota DPS memberikan pengaruh positif pada
kinerja perusahaan. (Rahman & Bukair, 2015) menambahkan bahwa jumlah anggota dewan
yang lebih besar meningkatkan kemampuan control DPS terhadap operasional bank Syariah
serta menimimalisasi ketidakpastian dan minimnya informasi. Pendapat ini dikuatkan
(AlAbbad et al., 2019); (Rizaldy & Ahmed, 2019) yang menyatakan bahwa jumlah anggota
DPS yang lebih besar berarti lebih besarnya kontrol dan pemantauan kepatuhan Syariah yang
berimbas pada semakin meningkatnya kepercayaan nasabah bank Syariah tersebut.
Berdasarkan diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum jumlah anggota DPS
berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah bank Syariah.
Hipotesis 1: Jumlah Anggota DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan
nasabah BUS
(Farook et al., 2011) (cross-membership) oleh anggota DPS berdampak pada kinerja
monitoring yang lebih unggul. Multijabatan menandakan pengalaman kerja yang tinggi,
wawasan yang luas, dan jaringan kerjasama yang lebih luas. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Rahman & Bukair, 2013) bahwa multijabatan DPS dapat menjadi sumber koneksi informasi
dalam praktik bisnis keuangan. (Ahmed et al., 2021) menambahkan bahwa banyaknya
informasi dan pengetahuan yang dimiliki nasabah bank Syariah tentang pengalaman kerja,
kualifikasi, dan prestasi anggota DPS akan memberikan pengaruh besar terhadap branding
bank Syariah. Berdasarkan diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum jumlah
anggota DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah bank Syariah.
Hipotesis 2: Rangkap jabatan DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan
nasabah BUS
Kinerja keuangan dan reputasi keuangan bank Syariah adalah aspek penting yang
seringkali menjadi pertimbangan masyarakat dalam mempercayakan dananya pada suatu
institusi keuangan. (Dusuki & Abdullah, 2007) reputasi keuangan merupakan faktor yang
menjadi pertimbangan nasabah dalam memilih bank. Titik berat reputasi keuangan ini
berkaitan dengan reputasi keahlian keuangan yang dikuasai oleh manajemen bank Syariah
termasuk DPS di dalamnya. Keahlian keuangan merupakan salah satu reputasi keuangan
yang perlu diperhatikan, sebagaimana pernyataan (Grais & Pellegrini, 2006) ; (Haniffa &
Cooke, 2002) keahlian keuangan Syariah merupakan salah satu karakteristik DPS yang
berpengaruh positif kinerja DPS. Sebagaimana ketentuan AAOIFI – Governance and
Auditing Standards, (2012) bahwa setidaknya terdapat 1 orang anggota DPS yang memiliki
latar belakang keahlian keuangan. Berdasarkan diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa
secara umum jumlah anggota DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah
bank Syariah.
Hipotesis 3: Kualifikasi keahlian keuangan DPS berpengaruh positif terhadap tingkat
kepercayaan nasabah BUS
(Farag et al., 2018) ; (Farook et al., 2011) Seseorang dengan gelar pendidikan doktor
pada ilmu bisnis dan ekonomi memberikan implikasi yang baik bagi lembaga keuangan.
Pendapat ini didukung oleh pendapat (Sayani, 2015) kredibilitas dan kompetensi anggota
DPS berpengaruh sangat signifikan dalam mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah.
Sehingga asumsi awal yang dapat disimpulkan yaitu bahwa tingginya pendidikan anggota
DPS akan memberikan dampak meningkatnya kompetensi kinerja dan pengawasan
kepatuhan Syariah dan berimbas pada makin tingginya tingkat kepercayaan nasabah.
Berdasarkan diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum jumlah anggota DPS
berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah bank Syariah.
Hipotesis 4: Kualifikasi pendidikan doktoral DPS berpengaruh positif terhadap tingkat
kepercayaan nasabah BUS
3. Metode Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian pengujian pengaruh karakteristik
DPS terhadap kepercayaan nasabah perbankan Syariah Indonesia. Penelitian dilakukan
dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur dan menguji variabel penelitian, dengan
prosedur statistik deskriptif analisis dan analisis korelasi. Metode analisis data panel (panel
pooled data analysis) digunakan dalam penelitian ini.
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari 6 karakteristik DPS yang
digunakan dalam penelitian yaitu jumlah anggota DPS, rangkap jabatan, kompetensi keahlian
keuangan, pendidikan doktoral, frekuensi rapat (Dewindaru et al., 2019), dan kompetensi
keahlian Syariah. Variabel dependen dalam penelitian ini ada tingkat kepercayaan nasabah
perbankan Syariah yang dijelaskan melalui tingkat dana titipan pihak ketiga (DPK) pada bank
Syariah. (Taswan, 2010) menjelaskan bahwa besarnya DPK mengindikasikan besarnya
kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut, begitupun sebaliknya.
Berdasarkan hasil pengujian model common effect (lihat Tabel 7), penulis kemudian
merumuskan menghasilkan persamaan regresi antar variabel. Adapun persamaan tersebut
dideskripsikan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil olah data panel pada tabel 4 terlihat nilai koefisien jumlah anggota
adalah 1987378. dengan signifikansi 0.0066 (di bawah 0,05), sehingga dinyatakan bahwa
hipotesis 1 bahwa jumlah anggota DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan
nasabah BUS diterima.
Hasil statistik tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan nasabah BUS akan
semakin meningkat apabila jumlah anggota DPS BUS yang lebih banyak. Besarnya jumlah
anggota DPS BUS menggambarkan besarnya kemampuan dan kinerja pengawasan kepatuhan
Syariah. Hasil penelitian ini relevan dengan pernyataan (Grais & Pellegrini, 2006) yang
membuktikan bahwa jumlah anggota DPS berimbas terhadap kinerja perusahaan. Jumlah
anggota DPS dalam suatu bank Syariah merupakan salah satu tolok ukur bagi masyarakat dan
nasabah khususnya bahwa dalam pengawasan kepatuhan Syariah yang lebih baik dan
terjamin. Penelitian ini beririsan dengan penelitian (Bukair & Rahman, 2015) yang
memperoleh bukti bahwa jumlah anggota dewan yang lebih besar akan mengurangi
ketidakpastian dan minimnya informasi serta memengaruhi kemampuan DPS dalam kontrol
transaksi dan operasional sesuai dengan aturan.. Pendapat ini dikuatkan oleh penelitian oleh
Penelitian sebelumnya (AlAbbad et al., 2019); (Rizaldy & Ahmed, 2019) bahwa jumlah
anggota DPS yang lebih besar berarti adanya peningkatan kontrol dan pemantauan yang
berimbas pada semakin citra bank Syariah lebih lanjut meningkatkan kepercayaan dan
loyalitas nasabah bank Syariah tersebut. Berdasarkan diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa
secara umum jumlah anggota DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah
bank Syariah.
Jumlah anggota DPS menurut ketentuan Bank Indonesia melalui peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 adalah jumlah anggota DPS paling kurang 2 (dua) orang
atau paling banyak setengah dari jumlah anggota direksi bank Syariah tersebut. Adapun
ketentuan jumlah anggota DPS yang ditentukan AAOIFI (2012) adalah minimal 3 orang.
Bank-bank Syariah di Negara lain seperti Pakistan, Malaysia, Bahrain, rata memiliki DPS
yang terdiri dari dari 3 sampai 4 anggota dewan disesuaikan dengan skala ukuran aset bank
Syariah dan peraturan pemerintah dimana bank Syariah tersebut berasal. Adapun rata-rata
bank Syariah di Indonesia memiliki DPS yang beranggotakan dua orang, dan sebagian lagi
memiliki DPS yang beranggotakan 3 orang anggota. Pada saat ini di Indonesia hanya ada 1
bank Syariah saja yang memiliki DPS yang terdiri dari 4 anggota DPS.
Jadi, dapat dimaknai bahwa semakin jumlah anggota DPS pada suatu bank Syariah,
akan semakin meningkatkan kepercayaan nasabah pada bank Syariah. Jumlah anggota yang
lebih banyak menambah kompetensi professional dan waktu pengawasan kepatuhan Syariah
yang lebih baik. Tentunya hal ini diperlukan jika pengwasan kepatuhan Syariah internal
untuk mewujudkannya.
Namun, hasil yang diperoleh kontradiktif dengan penelitian (Firdaus, 2017) yang
menghasilkan simpulan bahwa jumlah anggota tidak berdampak pada kinerja bank Syariah.
Perbedaan ini bisa saja terjadi mengingat bahwa kebanyakan anggota DPS bank Syariah di
Indonesia yang secara umum berada pada level kinerja kurang baik dan tidak baik terutama
disebabkan oleh rendahnya pemenuhan pada karakteristik ideal DPS seperti jumlah anggota,
pendidikan doktoral, keahlian keuangan, dan frekuensi rapat serta adanya pelanggaran
peraturan multijabatan (Dewindaru et al., 2019).
Pada tahap pengujian pengaruh antara variabel multijabatan DPS terhadap tingkat
kepercayaan nasabah, hasil pengujian ditemukan terlihat nilai koefisien jumlah anggota
adalah -301558.0 dengan signifikansi 0.2354 (di atas 0,05), sehingga dinyatakan bahwa
hipotesis 2 bahwa multijabatan DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan
nasabah BUS ditolak.
Hasil ini juga beririsan dengan penelitian (Dewindaru et al., 2019) yang
mengindikasikan arah hubungan negatif dan tidak signifikan antara karakteristik DPS dan
kinerja bank Syariah. Sebaliknya hasil penelitian ini selaras dengan pendapat (Richardson,
1987) menyatakan jika multi jabatan mengindikasikan tata kelola perusahaan yang lemah
dimana multi jabatan akan mengurangi efektivitas kinerja DPS dalam menangani
permasalahan Syariah. Multijabatan tidak menjadi factor yang memperkuat kepercayaan
nasabah terhadap bank Syariah mungkin disebabkan karena umumnya masyarakat tidak
begitu menaruh perhatian pada aspek rangkap jabatan DPS, mengingat informasi terkait
rangkap jabatan DPS seringkali tidak dilampirkan secara akuntabel pada laporan keuangan
dimana seringkali ditemukan bank Syariah yang tidak menampilkan informasi lengkap
tentang rangkap jabatan anggota DPS-nya pada lembaga keuangan Syariah lain (Dewindaru
et al., 2019). Hal ini juga diperparah sikap nasabah, meskipun sebagian besar nasabah bank
Syariah beragama Islam yang meyakini bahwa bunga itu haram dan memiliki kesan awal
yang sangat positif tentang bank Syariah namun di sisi lain sikap nasabah yang sebenarnya
tidak sepositif kesan awal (Setyobudi et al., 2015).
Namun, hasil pengujian ini kontradiktif dengan penelitian (Farook et al., 2011);
(Rahman & Bukair, 2013) yang menyatakan bahwa hasil dari rangkap jabatan DPS adalah
kinerja pengawasan yang baik serta meningkatkan koneksi informasi dalam praktik bisnis
keuangan. Temuan ini juga tidak mendukung pendapat (Ahmed et al., 2021) yang
menyebutkan bahwa semakin banyak pengetahuan yang dimiliki pelanggan tentang anggota
dewan Syariah dari segi pengalaman kerja, kualifikasi, prestasi akan semakin memberikan
dampak positif terhadap branding bank Syariah.
Pada tahap pengujian pengaruh antara variabel keahlian keuangan DPS terhadap tingkat
kepercayaan nasabah, hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien keahlian keuangan adalah
850917,4 dengan signifikansi 0.0107 (di bawah 0,05), sehingga dinyatakan bahwa hipotesis 3
bahwa keahlian keuangan DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah
BUS diterima.
Temuan ini dipahami bahwa semakin sedikitnya jumlah anggota yang memiliki
kompetensi di bidang keuangan akan memberikan dampak penurunan kinerja DPS. Hasil
penelitian ini ditemukan mendukung ketetapan Accounting & Auditing Organization for
Islamic Financial Instituition (AAOIFI) – Governance and Auditing Standards, (2012) yang
merekomendasikan minimal satu anggota dari DPS merupakan ahli di keuangan dan ekonomi
Islam.
Hasil ini beririsan dengan hasil penelitian oleh (Amalina Wan Abdullah et al., 2013);
(Dewindaru et al., 2019); (Haniffa & Cooke, 2002); (Grais & Pellegrini, 2006) yang
menemukan jika kompetensi keahlian keuangan secara signifikan berdampak positif pada
kinerja bank Syariah. Kompetensi keahlian keuangan Syariah menurut (Grais & Pellegrini,
2006) ; (Haniffa & Cooke, 2002) dinyatakan berpengaruh positif kinerja DPS dan lebih lanjut
berpengaruh pada meningkatkan kinerja bank Syariah. Indikasi dari hasil pengujian ini bahwa
keahlian keuangan anggota DPS secara signifikan meningkatkan kepercayaan nasabah bank
Syariah, dimana semakin bertambahnya anggota DPS dengan keahlian keuangan maka
semakin bertambah pula kepercayaan nasabah kepada kredibilitas bank Syariah.
Pada tahap pengujian pengaruh antara variabel pendidikan doktoral DPS terhadap
tingkat kepercayaan nasabah, hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien 1805748,0 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,0002. Sehingga dinyatakan bahwa hipotesis 4 bahwa pendidikan
doktoral DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah BUS diterima.
Sesuai dengan hipotesis penelitian, pengujian menemukan bahwa kualifikasi
pendidikan doktoral memberikan dampak positif signifikan dalam meningkatkan kepercayaan
nasabah BUS. Hasil temuan penelitian ini mungkin dijelaskan karena pandangan masyarakat
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi kredibilitas dan kompetensi
kerjanya. (Sayani, 2015) kredibilitas dan kompetensi anggota DPS berpengaruh sangat
signifikan dalam mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah. Temuan penelitian ini juga
menguatkan pendapat (Farook et al., 2011); (Farag et al., 2018) sarjana doktoral ilmu bisnis
dan ekonomi membawa pengaruh positif bagi institusi keuangan Syariah. Hal ini
mengimplikasikan adanya kebutuhan bagi bank Syariah untuk memiliki anggota DPS dengan
latar belakang pendidikan doktoral. Hal ini didukung oleh (Ahmed et al., 2021) yang
berpendapat informasi dan pengetahuan yang dimiliki pelanggan tentang kualifikasi dan
prestasi termasuk kualifikasi pendidikan DPS akan meningkatkan branding bank Syariah.
Berseberangan dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini, (Nomran,Naji
Mansour ; Haron, Razali ; Hassan, 2018) menyatakan sebaliknya bahwa tingkat pendidikan
DPS tidak secara signifikan mempengaruhi kinerja bank Syariah.
Pada tahap pengujian pengaruh antara variabel frekuensi rapat DPS terhadap tingkat
kepercayaan nasabah, hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien -286837,7 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,2786. Sehingga dinyatakan bahwa hipotesis 5 bahwa frekuensi rapat
DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah BUS ditolak.
Pengujian yang menganalisa pengaruh frekuensi rapat terhadap tingkat kepercayaan
nasabah bank Syariah, menemukan adanya tidak adanya pengaruh frekuensi rapat yang
dilaksanakan DPS dengan kepercayaan nasabah. Probabilitas yang tidak signifikan
mengindikasikan bahwa intensitas rapat yang tinggi atau rendah yang dilakukan DPS tidak
akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank Syariah. Rapat diidentifikasi bukan
sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih bank Syariah.
Hasil penelitian ini ditemukan tidak mendukung ketetapan pemerintah melalui POJK
no.30/POJK.05/2014 menetapkan minimal rapat DPS dilakukan sebanyak 6 (kali) dalam
setahun. Jumlah rapat mengindikasikan adanya tingkat pengawasan kepatuhan Syariah dan
koordinasi antar anggota DPS dengan bank Syariah. Meskipun rapat adalah salah satu tolak
ukur atas kinerja suatu organ, namun jumlah rapat DPS bukan menjadi salah satu faktor
pendorong meningkatkanya kepercayaan nasabah terhadap citra dan kredibilitas bank
Syariah.
Di sisi lain hubungan yang tidak signifikan bertentangan dengan temuan (Sukarno,
2016) jika frekuensi pertemuan komite audit berdampak positif kepada kualitas audit.
Pada tahap pengujian pengaruh antara variabel keahlian Syariah DPS terhadap tingkat
kepercayaan nasabah, hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien -728595,5 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,1741. Sehingga dinyatakan bahwa hipotesis 6 bahwa keahlian Syariah
DPS berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan nasabah BUS ditolak.
Temuan dari pengujian ini ternyata tidak sejalan ketentuan AAOFI yang mensyaratkan
adanya anggota DPS dengan kualifikasi keahlian Syariah. Kualifikasi keahlian pada bidang
Syariah-muammalah menurut AAOIFI merupakan karakteristik utama yang wajib dimiliki
oleh anggota DPS. AAOIFI Governance Standard (2012) dan POJK No.30/POJK.05/2014.
Indikasi dari penelitian ini bahwa keahlian Syariah anggota DPS tidak dapat mempengaruhi
kepercayaan dan loyalitas nasabah bank Syariah di Indonesia. Temuan ini bertentangan
dengan pernyataan (Sayani & Miniaoui, 2013); (Sayani, 2015); (Al-Ajmi et al., 2009) bahwa
kecenderungan terhadap nilai religiusitas dan citra bank Syariah adalah faktor yang paling
mempengaruhi pertimbangan kepercayaan nasabah dimana keyakinan dan kepuasan nasabah
didapatkan dengan eksistensi DPS yang menjamin kesyariahan operasional bank Syariah.
Kecenderungan nasabah yang disebabkan oleh nilai-nilai religiusitas tidak dapat dibuktikan
mempengaruhi kepercayaan nasabah bank Syariah di Indonesia, bertolak belakang dengan
pendapat (Naser et al., 1999; (Dusuki & Abdullah, 2007) yang menyatakan sebaliknya.
Sebagian besar nasabah beragama Islam yang meyakini bahwa bunga itu haram namun
di sisi lain, kebutuhan praktis mendorong mereka ke sistem perbankan konvensional.
meskipun sebagian besar nasabah kesan yang sangat positif tentang bank syariah namun
sikap mereka yang sebenarnya ketika dihadapkan pada pilihan menggunakan bank
konvensional atau bank Syariah tidak sepositif kesan awal (Setyobudi et al., 2015).
Karakteristik DPS yang ideal merupakan salah satu metode persuasi agar masyarakat
muslim Indonesia semakin dekat dengan bank Syariah. Strategi penguatan karakteristik DPS
merupakan bagian dari usaha penguatan branding kesyariahaan bank Syariah.