Anda di halaman 1dari 8

Efektifitas DPS dalam membentuk lingkungan

bisnis perbankan sesuai dengan syariat islam

Michael Alief, Raudhatul Zannah, Lia Barkah


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
michaelalief178@gmail.com, raudhatulzannah21@gmail.com,
liabarkah22@gmail.com

Abstrak
Tujuan peneilitian ini adalah untuk melihat peran salah satu organ bank umum
syariah yang mennjadi unsur penting dalam prinsip good corporate governance
dalam mengimplementasikannya dan memastikan prinsip-prinsip syariah atas
produk dan pedoman operasional yang dikeluarkan oleh bank tersebut
dijalankan dengan baik. Tugas DPS ini juga melakukan follow up secara rutin
terhadap pemenuhan prinsip syariah atas prosedur penyaluran dana,
penghimpunan dana, serta pelayan jasa bank.

Jenis penelitian yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode Data


sekunder dengan melakukan penelitian secara tidak langsung dan hanya menilai
dari buku, jurnal yang sudah tersedia yang kemudian di olah Kembali.

Sumber data penelitian ini adalah hasil dari data yang sudah penulis cari dari
beberapa jurnal yang tersedia di internet.

Kemudian hasil dari penelitian ini akan melihat apakah DPS sudah efektif dalam
melakukan pengawasan pada bank syariah sesuai dengan syariat islam dalam
lingkungan bisnis bank.

Abstract
The purpose of this research is to see the role of one of the organs of an Islamic commercial
bank which is an important element in the principles of good corporate governance in
implementing it and ensuring that the Islamic principles of products and operational guidelines
issued by the bank are implemented properly. The duties of DPS are also to carry out regular
follow-ups on compliance with sharia principles for procedures for channeling funds, raising
funds, and serving bank services.

This type of research was carried out by the author using the secondary data method by
conducting research indirectly and only assessing from books, journals that were already
available which were then processed again.
The data source for this research is the result of data that the author has searched for from
several journals available on the internet.

Then the results of this study will see whether DPS has been effective in supervising Islamic
banks in accordance with Islamic law in the bank's business environment.

Keyword : finance, peran dps, area kerja pada industry perbankan

Pendahuluan
Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam dan dalam operasionalnya mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bank syariah perlu pengawasan di dalam kegiatannya
agar tetap memakai prinsip syariat islam, maka dari itu perlu DPS di dalam Bank
syariah agar Bank syariah tetap pada prinsip nya dalam melakukan kegiatan yang
ada pada bank. Perbankan syariah dalam operasionalnya pun harus transparan
dan tidak mengandung unsur yang melanggar prinsip syariah. DPS bertanggung
jawab agar aktifitas yang ada pada bank syariah terjamin sesuai prinsip syariah.
Bukan hanya itu, DPS pun harus berperan dalam menjaga pemenuhan prinsip
yang ada pada bank syariah. Selain itu, dalam mengembangkan produk yang ada
pada bank syariah, DPS harus mempunyai kualifikasi ilmu, seperti ilmu fikih
untuk menjalankan perannya agar bank tidak keluar jalur atau melanggar prinsip
syariah dalam produk-produk yang dikeluarkan dan di promosikan melalui
media social seperti website.

Tinjauan Pustaka

A. Bank syariah

Lembaga intermediasi seperti bank sudah sangat lama ada di indonesia, bahkan
sudah ada saat indonesia masih di jajah oleh Belanda, bank tersebut Bernama
Bank Van courant. Bank tersebut di dirikan karena kebutuhan kegiatan
perkembangan perdagangan yang signifikan dan Bank di Indonesia terus
berkembang hingga akhirnya masyarakat Indonesia yang bermayoritas beragama
Islam menginginkan adanya Bank namun tidak bertentangan pada ajaran qur’an
dan hadits. Akhirnya pada 1992 mulai muncul ide bagi hasil yang kemudian di
sempurnakan dengan UU. No. 10 Tahun 1998 yang biasanya disebut dengan
istilah prinsip syariah. Disebut dengan prinsip syariah yang merupakan jawaban
dari hasil loka karya pada musyawarah IV MUI di Jakarta, sehingga pada awal
periode 1980 para tokoh mendiskusikan mengenai pilar-pilar Ekonomi Islam
melalui berdirinya Bank Syariah, sehingga di tahun 1991 lahirlah Bank Syariah
perdana di Indonesia dan terus berkembang hingga pada tahun 2021 adanya
gebrakan baru yaitu memargerkan tiga Bank Syariah plat merah menjadi satu
sehingga semakin memasifkan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya
keberadaan Bank Syariah.

B. DPS

Dps dibentuk karena untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan muncul


dikarenakan dengan aktifitas Lembaga keungan syariah yang tidak berlawanan
dengan prinsip-prinsip syariah, selain itu untuk mendukung penerapan ajaran
agama islam pada Lembaga yang menyatakan dirinya berbasis syariah serta
mengimbangi kemajuan produk-produk yang mengikuti perkembangan
transaksi keuangan yang dinamis, sehingga DPS harus berperan secara pro aktif
dengan cara mengawasi secara periodik pada Lembaga yang di bawah
pengawasannya sehingga berkonsekuensi mengajukan gagasan terkait
pengembangan Lembaga keuangan syariah.

C. Penelitian Terdahulu

Perbankan syariah merupakan Lembaga keuangan syariah yang bertugas untuk


memberikan pembiayaan kepada para penduduk juga membutuhkan
kepercayaan masyarakat agar masyarakat mau untuk menghimpun dana nya di
Bank syariah dan mau melakukan pembiayaan. Bank syariah harus memakai
prinsip-prinsip didalam Tindakan operasionalnya sebagaimana transaksi nya
tidak memakai transaksi yang dilarang dalam Qur’an. Maka dari itu, perbankan
syariah membutuhkan penyelenggaraan industri yang baik alias Good Corporate
Governance (GCG) agar masyarakat lebih mempercayakan Bank syariah sebagai
Lembaga yang menghimpun dana dan meningkatkan kinerja pada Bank syariah
agar patuh terhadap prinsip-prinsip Islami.

Untuk meningkatkan kinerja pada Perbankan syariah, dibutuhkan nya


lingkungan yang baik dan sehat perbankan syariah perlu menerapkan sifat rasul
seperti siddiq, Amanah, fathanah, tabligh demi kenyamanan staff dan nasabah.

Agar prinsip syariah selalu terjaga di dalam perbankan syariah, maka perlu
dibentuk DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang berperan untuk mengawasi
transaksi dan operasional yang terjadi pada bank syariah agar tidak keluar jalur
atau tidak melenceng.
Peran DPS ini juga sangat penting dalam mengawasi produk-produk yang akan
terbit, apakah produk-produk tersebut sudah selaras pada ketentuan syariah atau
tidak, DPS ini juga dibentuk untuk meminimalisir resiko akan bank yang
melanggar prinsip syariah. Dan menjadi DPS tidak mudah, karena DPS lah yang
mengawasi jalannya bank syariah dan harus wajib mempunyai nilai integritas
dalam dirinya.

Metode Penelitian

Penelitian ini jenisnya data sekunder, dimana data tidak kami peroleh secara
langsung dengan objek penelitian ini dan di dapat dari situs internet, artikel,
ataupun buku yang sama yang sedang di teliti penulis.
Dalam mengawasi industry syariah, kami meneliti apakah DPS sudah
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sebagaimana sesuai dengan prinsip
syariah.
Sampling Methode
Menurut Taken (1965) Teknik sampling atau sampling method ialah Teknik
untuk pengambilan sampel yang memenuhi sifat-sifat seperti sifat dapat
dipercaya untuk menggambarkan populasi yang diteliti dan kemudian sifat
sederhana.

Hasil dan Pembahasan


Bank syariah muncul di Indonesia di sebabkan oleh kebutuhan masyarakat
muslim yang ingin melakukan kegiatan tranksaksi seperti penghimpunan dana
maupun mencari penyaluran dana yang menggunakan prinsip prinsip syariah
dalam menjalankan model bisnisnya terhadap shariah compliance,dengan
berjalannya waktu serta kebijakan kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah
guna mendukung perkembangan keuangan syariah di indonesai khususnya
dalam dunia perbankan maka bank syariah juga harus selalu meningkatkan
kepercayaan masyarakat untuk meningkatkan eksistensinya ‘’ dengan rangka
meningkatkan kepercayaan masyarakat maka perlunya taata Kelola perusahaan
yang baik yang biasa di sebut dengan good corporate governance atau
GCG(orisa,eddy hal.72) selain itu prinsip good corporate governance juga di
atur dalam peraturan bank Indonesia no.12/13 Dpbs yang di keluarkan pada
tanggal 30 april 2010 dan di lengkapi juga oleh pengaturan pelaksanaan tata
Kelola perusahaan pada undang undang no 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah untuk pengaturan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik untuk
membantu mendorong eksistensi bank syariah di masyarakat, karna masyarakat
yang akan menggunakan bank syariah merupakan segmentasi dalam masyarakat
yang ingin meninggalkan riba dalam bank konvensional sehingga bank syariah
harus menjunjung tinggi shariah compliance sehingga setiap model bisnis
perbankan harus menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip prinsip syariah
,sehingga bank pun perlu tugas dan fungsi dewan pengawas syariah
(DPS),sehingga dengan hadirnya DPS akan mengurangi pelanggaran kepatuhan
dalam aspek syariah yang apabila di biarkan akan merusak kredebilitas dan citra
dari bank syariah itu tersendiri ,sehingga jika di lihat dari struktur kepengawasan
yang di mulai dari MUI, DSN hingga DPS ada bukan untuk mempersulit ruang
gerak bank dalam melakukan kegiatan bisnisnya namun untuk memastikan
bahwa model bisnis yang di jalankan sinkron dengan al qur’an dan hadist
sehingga tidak mengubur ekspetasi nasabah yang ingin melakukan transaksi
dengan Lembaga intermediasi keuangan yang tidak mencederai nilai nilai agama
karna adanya riba,maisyir,gharar dan lain sebagainya.

Dalam faktor internal lingkungan bank syariah ini sebenarnya mempunyai


struktur sama persis pada bank konvensional dalam bagian komisaris maupun
direksi, namun yang membedakan bagian terutama nya yaitu Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang tugasnya dalam memantau produk yang ada dan serta
operasional yang pada bank syariah agar sinkron pada prinsip syariah. Posisi
DPS setingkat dengan posisi Dewan komisaris pada Bank. Di dalam pasal 1 UU
NO. 10 tahun 1998 yang menjelaskan bahwa bank umum bisa memilih
melakukan kegiatan usaha berdasarkan system konvensional atau berdasar pada
prinsip syariah atau juga bisa melakukan dua kegiatan sekaligus yaitu unit usaha
syariah dan kantor cabang syariah . Keberadaan bank syariah ini telah lama di
nanti-nanti oleh Sebagian besar masyarakat muslim yang di mana praktek nya
menggunakan prinsip syariah dan tidak melanggar prinsip syariah. Bank syariah
wajib mempunyai area kerjaan yang sinkron dengan prinsip syariah . Segala
perilaku Rasulullah saw menyangkut etika kerja dalam perbankan syariah perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari hari sebagaimana dalam surat At-Taubah:
105. Prinsip-prinsip Rasulullah hendaknya kita tanam dan harus di aplikasikan
pada sumber daya insani dalam perbankan syariah seperti ; 1) jujur 2) dapat
dipercaya, 3) cerdas, 4) dapat menyampaikan. Bidang usaha bank syariah tidak
diperbolehkan luput dari kriteria syariah, bank syariah tidak diperbolehkan
membiayakan suatu usaha yang semua hal nya di haramkan di dalam Al-Qur’an,
kemudian tak semua objek maupun proyek bisa di danai oleh bank syariah.
Dalam akitivitas operasionalnya, bank syariah wajib melaksanakan fungsinya
dengan baik dan pastinya harus sinkron dengan kriteria syariah. Dalam
menanggung terwujudnya prinsip syariah dalam aktivitas operasionalnya, maka
diperlukan nya Dewan Pengawas Syariah (DPS) atau Unit Usaha Syariah (UUS).
Peranan Dewan Pengawas Syariah ini sangat berpengaruh atas risiko
kepengurusan yang ada pada perbankan syariah, yaitu risiko likuiditas. DPS
merupakan badan swakarsa yang bukan staff Bank, yang dimana DPS ini tidak
patuh dibawah kekuasaan administrative dan DPS ini dipilih melalui rapat
umum pemegang saham dan mempunyai system kerja dan tugas-tugas tertentu.
Ada dua undang-undang yang di cantumkan tentang kewajiban adanya Peran
DPS dalam perusahaan syariah, yaitu uu no. 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah, menurut hukum, DPS menempati jabatan yang kuat didalam Lembaga
Perbankan Syariah. Pada umumnya, kewajiban utama Dewan Pengawas Syariah
(DPS) ini itu memperhatikan jalannya operasional pada bank syariah setiap hari
dikarenakan transaksi yang berlaku pada Bank syariah ini benar-benar khusus
dan memang sangat beda dengan Bank konvensional. Di dalam pasal 21 PBI
No. 6/24/PBI/2004 anggota DPS berkewajiban untuk melengkapi syarat yang
ada sebagai berikut : (1) Integritas, (2) Kompetensi, (3) Reputasi Keuangan.
Kemudian ada beberapa tugas-tugas yang harus dilakukan DPS adalah : (1)
menjaga Lembaga Perbankan Syariah setiap hari dengan prinsip syariah, (2)
membikin Pernyataan bahwa Bank syariah yang diawasi sudah berjalan pada
prinsip syariah, (3) Merekomendasikan produk yang relevan dari perbankan
syariah yang diawasinya, (4) bekerjasama pada komisaris dan direksi untuk selalu
menerapkan nilai islam dalam tindakan yang ada pada industry perbankan
syariah yang diawasi.

DPS bertindak selaku dewan pengawas lembaga keuangan syariah yang


mengawasi sehari-hari aktifitas tindakan bank syariah maupun kegiatan
Lembaga keuangan syariah lainnya agar semua industry keuangan syariah bisa
bergerak sinkron pada ketentuan prinsip Islam. DPS tidak lantas terjun didalam
pengelolaan lembaga keuangan syariah. DPS berkuasa memberi pendapat
terhadap lembaga keuangan syariah. DPS ialah organisasi independen yang
mewakili umat Islam yang taat pada prinsip syariah . Selain itu juga memiliki
keahlian di bidang perbankan dan bertugas melaksanakan tuntutan DSN pada
bank syariah yang bersangkutan, maka untuk menjamin dikeluarkanya hukum
kaidah, maka bisa disimak hal-hal berikut : (a) DPS bukan staff bank, dan tidak
runduk pada kewenangan administrative (b) DPS ditetapkan pada rapat umum
pemegang saham (RUPS). (c) Honorarium DPS ditetapkan pada RUPS. (d) DPS
memiliki metode bekerja dan tugas tertentu bagaikan badan pengatur yang lain.
DPS sendiri mempunyai kedudukan tinggi dan strategi dalam menerapkan
prinsip-prinsip syariah pada bank syariah. DPS berkomitmen buat menjamin
bahwa seluruh produk dan kebijakan bank sinkron pada syariat Islam . Saking
berguna nya tugas DPS dalam perbankan syariah, kemudian dua uu di Indonesia
menyatakan perlunya keberadaan DPS pada industri syariah dan lembaga bank
syariah, yaitu uu no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas dan undang-
undang nomor 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah. Sekian, secara
kaidah DPS pada lembaga Perbankan menempati kedudukan kokoh, sebab
keberadaannya kehadirannya berguna sekali.

Kesimpulan
Perbankan syariah dalam operasionalnya pun harus transparan dan tidak
mengandung unsur yang melanggar prinsip syariah. DPS bertanggung jawab
agar aktifitas yang ada pada bank syariah terjamin sesuai prinsip syariah.
Keberadaan bank syariah ini telah lama di nanti-nanti oleh Sebagian besar
masyarakat muslim yang di mana praktek nya menggunakan prinsip syariah dan
tidak melanggar prinsip syariah. Bank syariah harus mempunyai area kerja
sejalan dengan syariah . Dalam akitivitas opersionalnya, bank syariah harus
menjalankan fungsinya dengan baik dan pastinya sinkron dengan prinsip syariah.
Peranan Dewan Pengawas Syariah ini sangat berpengaruh atas risiko
kepengurusan yang ada pada perbankan syariah, yaitu risiko likuiditas. DPS
bertindak sebagai dewan yang mengawas bank syariah kemudian yang
memantau sehari-hari berjalannya kegiatan perbankan syariah maupun Lembaga
keuangan lainnya agar seluruh perbankan berjalan sesuai dengan tuntutan nilai
Islami. DPS adalah organisasi independen yang mewakili umat Islam yang taat
pada prinsip syariah .
DAFTAR PUSTAKA

Andi nur muwafiqah, mutmainah & andi fadia faradina (2021) ; Analisis lingkungan
dalam perbankan syariah, universitas islam negeri alauddin makassar

Ari purwanti (2016) ; DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN PENGUNGKAPAN


ASPEK LINGKUNGAN, PRODUK DAN JASA PADA BANK SYARIAH, (
universitas islam as-syafi’iyah Jakarta)

Orisa satifa & edy suprapto (2014) ; Peran dewan pengawas syariah dalam pemenuhan
prinsip syariah dalam pelaksanaan good corporate governance pada perbankan
syariah jurnal ekonomi dan perbankan

Rahmat ilyas (April 2021) ; peran dps dalam perbankan syariah universitas islam negeri
syaikh Abdurrahman siddik, Bangka Belitung, jurnal perbankan syariah, 2021

Anda mungkin juga menyukai