Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

(SISTEM OPERASIONAL INTERNAL BANK SYARIAH)

Dosen Pengampu :

Dra.Hj.Nuraeni Gani,MM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah

Manajemen Pemasaran Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

Puspa Farida(90500120014)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya

panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-

NyA kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang “Sistem Operasional

Internal Bank Syariah”

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal. Untuk itu saya menyampaikan

terimakasih kepada dosen pengampu ibu Dra.Hj.Nuraeni Gani,MM yang telah memberi

saya tugas untuk membuat makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya

dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini bisa memberikan manfaat

maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 18 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. IV
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................................................IV
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................................................IV
C. TUJUAN...............................................................................................................................................................V
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................... V
A. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA BANK SYARI’AH................................................................................. V
B. POKOK-POKOK OPERASIONAL BANK SYARIAH.............................................................................................. IX
C. KEGIATAN OPRASIONAL BANK SYARIAH....................................................................................................... XI
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................ XIV
A. KESIMPULAN......................................................................................................................................................XIV
B. SARAN...............................................................................................................................................................XV
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... XV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksistensi perbankan syariah yang kini semakin berkembang pesat


telah menjadi sebuah indikator dari keberhasilan ekonomi Syariah di
Indonesia. Sistem ekonomi syariah mempunyai aturan yang dilandaskan
berdasarkan prinsip hukum Islam, dimana prinsip tersebut
mengharamkan adanya sistem riba, sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam ayat- ayat yang terkandung dalam al-Quran.

Prinsip Islam yang diwujudkan dalam kegiatan ekonomi tersebut


merupakan sebuah keniscayaan dari kesempurnaan agama Islam itu
sendiri yang kebaikannya bukan hanya dapat dirasakan bagi masyarakat
muslim saja namun juga akan memberikan kebaikan bagi seluruh umat.
Melihat begitu banyak kebaikan yang akan didapat, bank syariah yang
merupakan implemensi dari sistem ekonomi Islam seharusnya menjadi
prioritas utama baik bagi masyarakat muslim maupun non muslim dalam
memberikan amanah sebagaimana fungsinya sebagai lembaga
intermediasi, dimana inti dari fungsi bank sebagai lembaga intermediasi
adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana untuk
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan
dana melalui pembiayaan serta memberikan pelayanan produk jasa dan
sosial. Selain fungsi dari bank seperti penjelasan tersebut, juga
perludipahami bahwa pengertian bank syariah itu sendiri merupakan
lembaga keuangan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah
dalam hal ini adalah aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Organisasi Dan Mekanisme Kerja Bank Syariah?
2. Bagaimana Pokok-Pokok Operasional Bank Syariah?
3. Bagaimana Kegiatan Operasional Bank Syariah?

C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Organisasi Dan Mekanisme Kerja Bank Syariah
2. Agar Mengetahui Pokok-Pokok Operasional Bank Syariah
3. Agar Mengetahui Kegiatan Operasional Bank Syariah

BAB II
PEMBAHASAN

A. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA BANK SYARI’AH


1. Organisasi Bank Syariah
Perbankan syari’ah di Indonesia saat ini telah memasuki periode
perkembangan yang ditandai dengan bank-bank syari’ah baru. Hal ini dimungkinkan
dengan adanya landasan hukum yang jelas yaitu Undang-undang No. 10 Tahun 1998
yang mengubah Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan serta
peraturan-peraturan pelaksanaanya. Berdasarkan undang-undang perbankan yang
baru, sistem perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum konvensional dan bank
umum syariah. Selain itu undang-undang yang baru ini memungkinkan
pengembangan bank syari’ah melalui pendirian bank syari’ah baru, perubahan
kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syari’ah dan pelaksanaan kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syari’ah oleh bank konvensional.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam melakukan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan. Jika
organisasi baik dan benar, tujuan yang optimal relatif akan lebih mudah dicapai.
Organisasi yang baik, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan bank adalah
pengorganisasian (organizing) yang dilakukan secara baik oleh organisator.
Organisasi bank yang terbaik menurut pendapat Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan adalah
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Organisasi Lini dan Staf merupakan organisasi yang paling luwes karena
sumber perintah dan tanggung jawab jelas, serta garis perintah dan tanggung
jawabnya melalui jalur vertikal terpendek. Dalam pengambilan keputusan,
manajer lini mendapat bantuan informasi dan saran-saran dari para stafnya
sehingga keputusan yang diambil relatif lebih baik.
b. Pendepartemenan hendaknya didasarkan atas proses produksi (aktivitas) agar
hubungan pekerjaan vertikal dan horizontal serasi terintegrasi, serta kontrol
internal (check and recheck) antar bagian berlangsung baik.
c. Struktur organisasi hendaknya berbentuk segitiga vertikal supaya pembagian
pekerjaan, hubungan pekerjaan, jabatan karyawan jelas.
d. Job description setiap karyawan harus ditetapkan secara jelas untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan.
e. Adanya desentralization authority (pelimpahan kewenangan) kepada para
karyawan agar pelaksanaan pekerjaan dan pelayanan nasabah dapat
ditingkatkan karena birokratisme berkurang.
f. Penempatan karyawan harus didasarkan pada prinsip the right man on the
right place sehingga ada keefektifan organisasi.
g. Rentang kendali untuk setiap bagian harus berdasarkan kemampuan pimpinan
dan volume pekerjaan yang akan dikerjakan, biasanya berkisar tiga hingga
sembilan orang.
h. Organisasi bank harus dibagi atas Front Office (customer service) dan Back
Office sehingga pelayanan nasabah lebih baik dan lebih cepat.
Untuk memenuhi tuntutan kerja bank Syariah yang efektif, efisien, berintegritas
tinggi, dan melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip kehati-hatian
diharapkan manajemen bank Syariah memiliki kewenangan dan diberi fungsi yang
tegas dan pasti, agar dapat menjamin terselenggaranya kinerja perbankan Syariah
yang menjunjung tinggi nilai kejujuran, transparan dan memberikan pendidikan
kepada masyarakat, menjaga kehati-hatian dan kejujuran, dan profesional.
Untuk menunjang kinerja tersebut, selain memiliki struktur organisasi internal seperti
itu, diperlukan juga adanya institusi pendukung seperti: auditor Syariah, pasar
keuangan Syariah, forum komunikasi pengembangan perbankan Syariah, lembaga
penjamin pembiayaan Syariah, pusat informasi keuangan Syariah, dan lembaga yang
menangani sekuritisasi aset bagi bank Syariah yang menginginkan peningkatan
likuiditasnya.
2. Mekanisme Bank Syariah
a. Dewan Pengawas Syari’ah
Dewan pengawas syariah (DPS) adalah suatu badan independen yang ditempatkan
oleh Dewan Syari’ah Nasional (DSN) pada bank . anggota DPS harus terdiri dari
pakar pakar dibibang syari’ah muamalah serta memiliki pengetahuan tentang
perbankan.
Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpangdari
ketentuan dan prinsip syari’ah.
Selain itu DPS juga mempunyai fungsi :
1) Sebagai penasehat dan pemberi saran bagi direksi.
2) Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan dan usul
pengembangan produk dan jasadari bank.
3) Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank, DPS wajib melaporkan
kegiatan usaha serta perkembangan bank syari’ah.
b. Dewan Nasional Syari’ah
Dewan Nasional Syari’ah (DSN) merupakan bagian dari mejlis Ulama Indonesia
(MUI) yang bertugas menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syari’ahdalam
kegiatan perekonomian pada umumnyaDSN juga mempunyai wewenang :
1) Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk di
anggota DPS .
2) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing lembaga keuangan
syari’ah .
3) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang, seperti bank Indonesia dan Badan Pengawasan
Pasar Modal.
4) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syari’ah untuk
menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan.
c. Unit Usaha Syari’ah
Unit usaha syariah ialah suatu unit kerja  khusus untuk kantor  bank konvensional
yang memiliki cabang syari’ah. Unit ini berada dikantor pusat dan dipimpin oleh
seorang direksi.
Secara umum jugas UUS mencakup :
1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syari’ah .
2)  Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana
yang bersumber dari kantor-kantor cabang syari’ah.
3) Menyusun kaporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor cabang
syari’ah.
4) Melaksanakan tugas piñata usahaan laporan keuangan kantor-kantor cabang
syari’ah.
d. Pendekatan Fungsional
Pendekatan tradisional dalam menyusun organisasi bank adalah melalui
pengintegrasian fungsi-fungsi , setuktur organisasi terbagi dalam tiga fungsi :
1) Fungsi pembiayaan 
2) Fungsi opetasi 
3) Fungsi investasi
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibagi-bagi pada beberapa kegiatan 
1) Fungsi pembiayaan
Fungsi pembiayaan terbagi :Pembiayaan piutang (debt financing) berdasarkan
prinsip jual beli (murabahah, salam, atau istishna’)atau sewa beli
(ijarah), Pembiayaan modal (equity financing) berdasarkan prinsip mudharabah
(trustee financing) atau musyarakah (joint venture profit sharing).
2) Fungsi operasi
Tellers , pembukaan rekening (opening new account), penerimaan simpanan
(deposit), pemprosesan simpanan (deposit). Layanan yang berkaitan dengan
simpanan  (deposit related services ) seperti pemindahbukuan, pengiriman uang
(money transfer), inkaso (collections), pembayaran tagihan (bill paying), servis
computer dan akuntansi, personalia dan sundries.
3) Fungsi investasi 
Pada bank kecil direktur utamanya yang menangani portofolio investasi sedang
cash management ditangani oleh direktur operasi, karena berhubungan dengan
pemeliharaan cadangan wajib (primary reserve).
Sedang pada bank yang lebih besar pengelolaan portopolio investasi  (secondary
reserve) dan pengelolaan kas (primary reserve) dikonbinasikan dan dipusatkan
dalam satu fungsi, 
e. Pendekatan pasar 
Perbankan mengembangkan berbagai produk yang merupakan kombinasi dari
beberapa kegiatan , untuk memperoleh keuntungan dan pendapatan fee,produk dasar
dari bank meliputi :
1) Produk-produk pembiayaan (financing)
2)  Produk-produk operasional yaitu produk dana dan pemindahan dana (deposit
related services) serta layanan lain (non deposit functions) seperti safekeeping
dan data processing,
3) Produk-produk investasi (sertipikat pasar uang, wali amanat) Produk-produk ini
menghasilkan penciptaan paket-paket produk termasuk paket-paket layanan
yang berkaitan dengan jasa keuangan (interrelated financial services) untuk
menarik para investor.
f. Fungsi Staf
         Disamping organisasi lini dapat juga dibentuk wadah yang menjalankan fungsi
staf. Dalam organisasi bank juga terdapat beberapa komite, seperti komite anggaran
(budget committee), komite kebijakan pembiayaan (committee of financing policy),
komite pemutus pembiayaan (financing committee), komite asset & liabilitas atau
Assets Liability Committee (ALCO), komite personalia  (personnel committee),
komite-komite tersebut beranggotakan para pejabat senior dari berbagai bidang dan
dipimpin olehn Direksi. Apabila keputusan telah diambil maka akan menjadi tugas
dan tanggung jawab pejabar lini untuk melaksanakan.
g. Dewan Komisaris 
         Dewan komisaris berwewenang dan bertanggung jawab untuk memberikan
persetujuan atas kebijakan pembiayaan dan rencana pembiayaan tahunan, termasuk
pembiayaan kepada pihak-pihak terkait dan nasabah-nasabah besartertentu yang di
tuangkan dalam rencana kerja bank.
h. Direksi
         Direksi bertanggung jawab atas penyusunan kebijakan dan rencana pembiayaan
yang dituangkan dalam rencana kerja bank, dan memastikan bahwa kebijakan itu
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.

B. POKOK-POKOK OPERASIONAL BANK SYARIAH


1) Landasan Hukum dalam Operasional
a. Dewan Pengawas Syari’ah, setelah menerima laporan dari Direksi terutama
yangmenyangkut produk-produk Bank Syari’ah, segera mengadakan musyawarah
dengan pimpinan ketuanya.
b. Operasional Bank Syari’ah yang dipimpin oleh Direksi berlandaskan fatwa
Agama tersebut.
c. Produk-produk baru baik yang timbul dari Direksi, Komisaris, DPS maupun
darimasyarakat pada umumnya harus melalui Fatwa Agama dari DPS yang
disampaikan kepada direksi dengan tindakan kepada Komisaris. d) Kebijaksanaan
direksi yang tidak sesuai dengan Fatwa Agama, karena tidak mampu berlandaskan
fatwa agama tersebut ataupun dengan alasan lain, segera diambil oleh Komisaris
untuk diadakan musyawarah bersama antara Direksi, DPS dan Komisaris.
d. Kebijaksanaan direksi yang tidak sesuai dengan Fatwa Agama, karena tidak
mampu berlandaskan fatwa agama tersebut ataupun dengan alasan lain, segera
diambil oleh Komisaris untuk diadakan musyawarah bersama antara Direksi, DPS
dan Komisaris.
Adapun sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank
tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan
bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang
membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan
sesuai kesepakatan. Sistem operasional tersebut meliputi:
a. Sistem Penghimpunan Dana
Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-bank konvensional didasari
teori yang diungkapkan Keynes yang mengemukakan bahwa orang
membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan dan
investasi. Teori tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana
disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan
deposito.
b. Sistem Penyaluran Dana (Financing)
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga
model, yaitu:
 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan
dengan prinsip jual beli.Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk
pembiayaan pembiayaan murabahah, salam dan istishna’.
 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan
dengan prinsip sewa (Ijarah).Transaksi ijarah dilandasi adanya
pemindahan m8anfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan
prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya.
Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah
obyek transaksinya jasa.
 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang
ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip
bagi hasil. Prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah
dioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan mudharabah. Jasa
Layanan Perbankan, yang dioperasionalkan dengan pola hiwalah, rahn, al-
qardh, wakalah, dan kafalah.

C. KEGIATAN OPRASIONAL BANK SYARIAH


Menurut pasal 19 angka (1) Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah kegiatan usahan bank umum syariah meliputi :

c. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,tabungan,atau bentuk


lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,tabungan,atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,akad
musyarakah,atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
f. Menyalurkan pembiayaan berdasrkan akad mudharabah, akad salam, akad
istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
g. menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
h. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad ijarah dan atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya
bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
i. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang
tidak bertentanagan dengan prinsip syariah.
j. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasrkan prinsip
syariah.
k. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antaralain,
seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
l. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dan/atau bank Indonesia.
m. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan pihka ketiga atau antara pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.
n. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdsarkan suatu akad yang
berdasarkan prinsip syariah.
o. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan
prinsip syariah.
p. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah berdasarkan prinsip syariah.
q. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah. Memberikan
fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah.
r. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang
social sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Menurut pasal 21 undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan


syariah,kegiatan usaha bank pembiayaan rakyat syariah meliputi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan atau
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah, dan Investasi berupa deposito atau tabungan
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengna itu berdasarkan akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan bagi hasil
berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah, Pembiayaan berdasarkan akad
mudharabah,salam atau istishna, Pembiayaan berdasarkan akad qardh, Pembiayaan
penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad
ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamilk, dan
Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
3. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad
wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabh dan/atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip sayriah.
4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untyk kepentingan
nasabah melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah yang ada di bank umum
syariah, bank umum konvensional, dan uus.
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang
sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan bank Indonesia
Selain itu menurut pasal 20 undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
sayriah juga mengatur kegiatan usaha bank syariah yaitu;
1. Melakukan kegiatan valuta asing berdasrkan prinsip syariah.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modalpada bank umum syariah atau lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip sayariah,dengan syarat harus menari
kembali pertanyaannya.
4. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension berdasarkan prinsip syariah.
5. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
6. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah
dengan menggunakan sarana elektronik.
7. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek
berdasarkan prinsip syariah,baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pasar uang.
8. Menerbitkan, menawarkan, memperdagangkan surta berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah,baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pasar modal.

Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah lainnya yang
berdasarkan prinsip syariah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kegiatan operasional perbankan cari ah harus dilakukan oleh suatu bank yang seluruh
kegiatan operasionalnya berdasarkan syariah Islam maka dari itu diperlukan suatu
lembaga yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada bank tersebut mengenai
produk produk layanan perbangkan yang menyimpang dari ketentuan syariah Islam.
Dalam melaksanakan tugasnya lembaga tersebut diharapkan dapat memberikan saran
saran kepada bank Indonesia dalam pengawasan dan pembinaan bang syariah. Agar
terdapat kemurnian dalam pelaksanaan operasinya, bank yang beroperasi secara Syariah
islam tidak boleh dilakukan oleh Bank Konvensional Melainkan oleh lembaga bank
terpisah agar masyarakat dapat membedakan mana yang Syariah dan mana yang
Konvensional
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dari bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca
agar dapat memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang penulis buat
selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat menambah Ilmu pengetahuan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

koko handoko, w. s. (2022, januari). pembinaan teknologi informasi dan sistem operasional bank
syariah. puan indonesia, 3(2), 155-160.

yudi yudiana, d. h. (2018, mei). pengukuran resiko operasional bank syariah indonesia (studi kasus
bank syariah XYZ). aplikasi manajemen dan bisnis, 4(2), 179-190.

warka, m. (2016, desember). kedudukan bank syariah dalam strategi perbankan syariah. ekonomi
dan perbankan syariah, 3(2), 236-258.

linda devy ramadani, t. r. (2021, oktober). peran biaya operasional dan pendapatan operasional
dalam hubungan pembiayaan dengan return on asste pada bank umum syariah di indonesia.
perbankan syariah, 2(2), 165-182.

nasution, r. s. (2016). sistem operasional pegadaian syariah berdasarkan surah Al-baqarah 283 pada
PT.pegadaian (persero) cabang syariah gunung sari balikpapan. ekonomi dan bisnis islam,
1(2), 93-119.

Anda mungkin juga menyukai