OLEH:
Npm : 02272111151
Kelas/Semester : D_VII
PRODI AKUNTANSI
SKS :3
2) Resume ;
Berdasarkan UU No.21 Th 2008 Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan menurut janisnya
terdiri atas bank umum Syariah dan bank pembiayaan rakyat Syariah. Bank umum
Syariah adalah bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalulintas pembayaran. Bank pembibiayaan rakyat Syariah adalah bank Syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
3) Analisis :
Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalulintas pembayaran.
Berdasarkan uraian di atas mengenai perkembangan bank Syariah, pada
awal operasinya bank Syariah keberadaan bank Syariah belumlah memperoleh
perhatian yang optimal dalam tatanan sector perbankan konvensional. Karena
pada saat itu bank Syariah menggunakan system “Bank dengan system bagi hasil”
Pada tahun 1998, pemerintah dan dewan perwakilan rakyat melakukan
penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebut menjadi UU No.10 tahun 1998, yang
secara tegas menjalankan bahwa terdapat dua system dalam perbankan tanah air
(dual banking system), yaitu system perbankan konvensional dan system
perbankan syariah. Namum perkembangan perubahan regulasi dan system
pengawasan maupun awareness serta literasi masyarakat dari tahun ke tahun
terhadap layanan jasa keuangan yang begitu drastis. Maka pada akhir tahun 2013
fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan berpindah dari bank Indonesia ke
Otoritas Jasa keuangan maka pengawasan dan peraturan perbankan Syariah juga
beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sector jasa keuangan terus menyempurnakan
visi dan strategi kebijakan pengembangan sector keuangan Syariah yang telah
tertuang dalam Roadmap perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 yang
dilaonching pada pasar rakyat Syariah 2014. Jadi roadmap ini diharapkan untuk
menjadi panduan arah pengembangan pada system Syariah.
Buku online:
SKS :3
c) Analisis :
Manajemen merupakan bagian penting dalam organisasi bisnis tak terkecuali
Islamic banking agar suatu bisnis berjalan dengan baik dan memperoleh result
oriented yang diinginkan
Bisnis dalam pandangan Al-Qur’an mempunyai fisi masa depan yang tidak
semata-,mata mencari keuntungan sesaat, Melainkan mencari keuntungan yang
hakiki
karena aktivitas bisnis merupakan salah satu bentuk ibadah (Pengabdian dan
kepatuhan terhadap Allah SWT)”. Sebagai mana di jelaskan dalam Al-qur’an
surah Al-Am ayat 162
ARTI-NYA: Sesungguhnya sembahyangku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta Alam.
Dengan tujuan untuk mencapai keuntungan yang halal dan berkah dengan
cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.
Jurnal:
SKS :3
a). Topik ;
• Pengertian
• Rukun dan syarat akad
• Macam-macam akad
• Akuntanbilitas organisasi
b). Resume :
Pengertian akad berasal dari bahasa Arab, al- „aqdyang berarti perikatan,
perjanjian, persetujuan dan pemufakatan. Kata ini juga bisa di artikan tali yang
mengikat karena akan adanya ikatan antara orang yang berakad. Dalam kitab
ْ (dan .()اا ِلتِف َْك
fiqih sunnah, kata akad di artikan dengan hubungan (ُطبّالر
kesepakatan.
1. Kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak (ahli). Tidak sah akad
orang yang tidak cakap bertindak, seperti pengampuan, dan karena boros.
2. Yang di jadikan objek akad dapat menerima hukumnya,
3. Akad itu di izinkan oleh syara‟, di lakukan oleh orang yang mempunyai hak
melakukannya, walaupun dia bukan „aqid yang memiliki barang,
4. Janganlah akad itu akad yang di larang oleh syara‟, seperti jual beli
mulasamah. Akad dapat memberikan faedah, sehingga tidaklah sah bila rahn
(gadai) di anggap sebagai imbalan amanah (kepercayaan),
5. Ijab itu berjalan terus, tidak di cabut sebelum terjadi qabul. Maka apabila
orang berijab menarik kembali ijabnya sebelum qabul maka batallah ijabnya,
6. Ijab dan qabul harus bersambung, sehingga bila seseorang yang berijab telah
berpisah
Macam-macam Akad
1. Akad sahih: adalah akad yang telah memenuhi rukun-rukun dan syarat-
syaratnya.
2. Akad yang tidak shahih :adalah akad yang terdapat kekurangan pada rukun
atau syaratsyaratnya, sehingga seluruh akibat hukum akad itu tidak berlaku
dan tidak mengikat pihak-pihak yang berakad
c). Analisis :
akad berasal dari bahasa Arab, al- „aqd yang berarti perikatan, perjanjian,
persetujuan dan pemufakatan atau perikatan ijab qabul yang di benarkan syara
Dalam rukun akad, Aqid adalah orang-orang yang berakat, Ma’qud alaih
adalah benda-benda yang akan diakadkan, Maudhu al-Aqid adalah tujuan atau
maksud mengadakan akad,, dan Shighat Al-Aqid yaitu ijab Kabul. Jadi dalam
rukun akad itu ada yang berakad ada juga benda-benda yang akan diakadkan ada
pula tujuan dan maksud yang akan diakadkan lalu ijab dan Kabul yang dimana
ijab adalah ungkapan yang pertama kali dilontarkan oleh satu dari pihak yang
akan melakukan akad. Sedangkan Kabul adalah pernyataan pihak kedua unuk
menerimanya
Ada beberapa macam akad yang dimana yaitu Akad Sahih yang telah
memenuhi rukun dan syarat yang telah ditetapkan sedangkan Akad yang Tidak
sahih adalah akad yang terdapat kekurangan pada rukun ataupun syaratnya,
sehingga seluruh akad itu tidsk berlaku dan tidak mengikat pihak-pihak yang
beraka.
jurnal:
SKS :3
b). Resume :
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata “dewan” berarti badan yang terdiri
beberapa orang yang pekerjaannya memutuskan sesuatu dengan jalan berunding,
sedangkan kata “pengawas” berasal dari kata awas yang berarti pengawas.
Sedangkan “syariah” adalah segala sesuatu perintah Allah SWT yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia di luar yang mengenai akhlak.
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu tata kelola Bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional),
dan kewajaran (fairness)
Dewan Pengawas Syariah wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan prinsip-prinsip GCG
Pasal 47
1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan
nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai
dengan Prinsip Syariah.
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi antara lain :
3) Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan
Dewan Pengawas Syariah secara semesteran.
4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disampaikan kepada
Bank Indonesia paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester
dimaksud berakhir.
5) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan
diatur lebih rinci dalam Surat Edaran bank Indonesia.
c).Analisis :
lembaga syariah harus menjadi lembaga bebas yang terdiri dari para ulama
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan hukum Islam.
DPS dalam struktur bank syariah berada setingkat dengan komisaris sebagai
pengawas direksi. Jadi jika komisaris adalah sebagai pengawas kinerja
manajemen bank, maka DPS adalah pengawas manajemen bank yang berkaitan
dengan operasionalnya
Jurnal:
Antonio, M. S. (2010). Bank Syariah : dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.
Nama Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Syariah
SKS :3
b). Resume :
Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa sebuah lembaga keuangan syariah
adalah lembaga, baik bank maupun non-bank, yang memiliki spirit Islam baik
dalam pelayanan maupun produk-produknya, dalam pelaksanaannya diawasi oleh
sebuah lembaga yang disebut Dewan Pengawasan Syariah.
Jurnal:
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2008)