Anda di halaman 1dari 23

MINI RISET

MANAJEMEN KEUANGAN BANK SYARIAH


SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

Dosen: M. Reza Nacikit

Disusun Oleh :
M. Sidik Pattimahu
(190105040)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan mini riset yang berjudul “Sistem Operasional Bank Syariah” yang

digunakan untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan Bank Syariah dengan lancar dan tepat

waktu. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad

SAW yang telah membimbinng dari jalan kesesatan menuju jalan yang terang benderang yakni

Addinul Islam dan Iman.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu sudilah kiranya

bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Agar penulis

mampu memberikan makalah dengan lebih baik lagi kedepannya. Harapan terbesar penulis,

semoga makalah ini mampu menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kedepannya.

Ambon, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................................................
Tujuan Penulisan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................
A. Sistem Operasional Bank Syariah...........................................................................
B. Pokok-Pokok Operasional Bank Syariah................................................................
C. Kegiatan Operasional Bank Syariah........................................................................
D. Konsep Dasar Keuangan Bank Syariah................................................................
E. Sistem Penghimpunan dan Penyaluran Dana.....................................................

BAB III KESIMPULAN................................................................................................................10


DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................12
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH


Pembicara mengenai sistem operasional lembaga keuangan syariah pada intinya
adalah membicarakan tentang bagaimana kerja dan optimalisasi masing-masing
bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berkaitan dengan hal itu, maka
adanya job description dan job specification merupakan hal yang sangat penting.
Berikut akan dijelaskan bagian yang terkait dalam sistem operasional bank syariah.
1. Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah terdiri dari 3 orang atau lebih dengan profesi
hukum islam, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas Syariah, berfungsi
memberikan Fatwa Agama terutama dalam produk-produk bamk syariah.
Kemudian bersama dengan Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaanya. Fatwa
Agama dari hasil keputusan musyawarah DPS disampaikan secara tertulis kepada
Direksi dengan tindakan Dewan Komisaris. Ide baru terutama tentang produk-
produk bank syariah, baik yang timbul dariDPS sendiri, dari Komisaris, dari
Direksi maupun dari umat islam pada umumnya, harus melalui musyawarah DPS
untuk dijadikan fatwa agama yang juga disampaikan kepa direksi secara tertulis
dengan tindakan kepada Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris
Apabila pelaksanaan produk-produk bank syariah kurang ataupun tidak
sesuai dengan fatwa agama dari DPS, maka Komisaris mengadakan musyawarah
bersama antara Direksi, DPS, Komisaris. Keputusan atau hasil musyawarah
tersebut dijadikan fatwa agama baru, yang disampaikan kepada Direksi secara
tertulis dengan tindasan kepada Dewan Komisaris.
2. Direksi
Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan seorang atau lebih
Direktur, bertugas dalam memimpin dan mengawasi kegiatan bank syariah
sehari-hari, sesuia dengan kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan
Komisaris dalam RUPS.
3. Bidang Marketing
Fungsinya sebagai aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu
Direksi dalam menangani tugas-tugas khususnya yang menyangkut bidang
marketing dan pembiayaan (kredit). Disamping itu juga berfungsi sebagai
supervisi dan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/policy manajemen.
4. Bidang operasional
Fungsi bidang operasional sebagai aparat manajemen yang ditugaskan untuk
membantu Direksi dalam melakukan tugas-tugas dibidang operasional bank.
Fungsi tersebut meliputi aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif secara efisien dan
efektif dalam rangka pelaksanaan dan pengamatan pelayanan jasa-jasa perbankan
berdasarkan sistem dan prosedur operasional perusahaan yang telah ditetapkan
serta sesuai dengan policy/kebijakan manajemen serta peraturan-peraturan
pemerintah.
5. Bidang umum
Fungsi bidang umum adalah sebagai staf/karyawan bank yang bertugas untuk
membantu penyediaan sarana kebutuhan karyawan atau perusahaan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Disamping itu juga berfungsi sebagai
sekretariat. Demikian pula tugas-tugas terkait dengan urusan
personalia/kepegawaian.
6. Bidang pengawasan
Bidang pengawasan disini ialah penegasan manajerial yang ditangani oleh
Direksi (Direktur Utama), agar perusahaaan dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan serta dapat mencapai keberhasilan yang optimal. Diluar bidang
pengawasan masih juga terdapat pengawasan pembiayaan yang merupakan
pengawasan fungsional.
Tugas pokok bidang pengawasan tersebut ialah mengawasi seluruh kegiatan
bank syariah agar dapat berjalan lancar sehingga dapat mencapai keberhasilan
secara baik.
Bagian-bagian yang termasuk dalam menangani secara khusus pada
operasional bank syariah meliputi :
a. Mobilisasi dana/ funding

Bagian mobilisasi dana bartugas dalam pengumpulan dana masyarakat sesuai


dengan funding yang ada, seperti saham, dopositomudharabah, tabungan
mudharabah, titipan wadiah yad dhamanah, zakat, infak dan sadakah.
b. Account officer (A/O)

Pembina pembiayaan bertugas memproses calon debitur sehingga menjadi


debitur. Selanjutnya membina debitur tersebut agar memenuhi kesangupannya
terutama dalam pembayaran kembali pinjamannya, juga menyelesaikan kasus
atau masalah debitur yang mungkin terjadi. Dengan demikian jauh hari sebelum
menjadi debitur perlu dilakukan penangulangan kemumgkinan terjadi masalah,
sehingga sejauh mungkin dihindari dengan secara preventif.
c. Bagian support pembiayaan.

Bersama dengan A/O mengadakan penilaian permohonan pembiayaan


sehingga memenuhi kreteria dan persyaratannya. A/O dalam memproses calon
debitur dalam keandalannya (kelayakannya), sedangkan bagian support
pembiayaan dari segi keabsahannya. Seperti kebenaran lampiran, usaha maupun
pengunaan pembiayaan, transaksi jaminan, keabssahan jaminan dll. Setelah
calom debitur menjadi debitur sejauh mungkin diadakan usaha peventif
(penagulanggan) kemungkinan terjadinya permasalahan. Terpaksanya ada
masalah debitur, segera menyelesainya.
d. Bagian administrasi pembiayaan.

Dalam [proses pembiayaan terdapat administrasi yang di tangani a/o atau pun
pembagian support pembiayaan. Disamping itu setelah permohonan menjadi
debitur mulai dari pencairan dananya sampai pelunasan atau pun pembayaran-
pembayaran debitur akan ditangani oleh bagian administrasi pembiayaan.
e. Bagian pengawasan pembiayaan .

Bagian pengawasan pembiayaan bertugas utuk memantau pembiayaan antara


lain, membuat surat-surat peringatan terhadap debitur, penagihan-penagihan.
Disamping itu juga mengadministrasikan jaminan ataupun mengurusi file debitur.
f. Serfice assistance (S/A)

S/A member informasi dalam hal operasianal kantor bank syariah. disamping
itu S/A mengadministrasikan jaminan nasabah funding yang baru.
g. Kas dan teller.

Kas dan teller selaku kuasa bank untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan
dengan penerimaan dan penarikan pembayaran uang. Tugas kas/teller juga
mengatur dan memelihara saildo/posisi yang ada dalam tempat khasanah
bank.dapat pula melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/police
pekarjaan.
h. Bagian jasa dan nasabah (janas)

Janas berugas untuk melakukan pencatatan transaksi pembayaran nasabah


(funding) kemudian melakukan penjurnalan.
i. Bagian pembukuan

Bagian pembukuan berugas di dalam pembuatan neraca,membuat daftar


rugi/laba. Disamping itu bagian pembukakan juga bertugas dalam pembuatan
laporan ke bank Indonesia dan tugas lain yang sesuai dengan police perusahaan.
j. Sekretariat

Tugas Sekretariat adalah pengelolaan surat-menyurat,arsifaris dan dokumen.


k. Personalia.

Bertugas dalam pekerjaan yang terkait dengan kepegawaian, seperti urusan


kesejahteraan karyawan (gaji dan tunjangan), kenaikan pangkat, pendidikan
latian, dan urusan kesejahteraan yang lain.
l. Perbekalan/perlengkapan.

Bertugas mempersiapkan sarana serta perlengkapan kantor. Dapat pula diberi


tugas sesuai kebijakan perusahaan.
m. Bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor.

Bertugas mengamankan kekayaan kantor, pemeliharaannya dan rumah


tangga lainnya.
n. Bagian pengawasan personalia.

Bertugas mengawasi personalia karyawan dan kegiatan tugasnya di bank


syarian, kemudian melaporkan kepada direksi.
1. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan personalia:
 Meyelengarakan daftar hadir.
 Membuat kartu pegawai untuk tiap karyawan, kemudian
menyelengaraanya.
 Menyelengarakan penilaian karyawan.
2. Memberikan masukan, opoini pendapat maupun secara pemecahaanya.
o. Bagian pengawasan Marketing.

Berfungsi mengamati bidang marketing, kemudian melaporkan kepada


deriksi yang membidanginya.
1. Tugas-tugas pokok bagian pengawasan marketing:
 Menyelengarakan register calon debitur dan kreditur.
 Pencatatan kasus-kasus yang timbul didalam marketing, personalia yang
mengenai Maupin tugas marketing.
 Secara periodis memberikan laporan kepada dereksi yang membidanginya.
2. Memberikan masukan, opini maupun pendapat dan secara pemecahannya.
p. Bagian pengawasan Operasional.

Berfungsi mengamati dibidang operasional, kemudian melaporkan kepada


dereksi yang membidanginya.
Tugas-tugas pokok bagian pengawasan operasional:
 Pencatatan kasus yang terjadi dibidang operasional kantor.
 Secara periodic memberikan laporan kepada direksi yang membidanginya.
 Memberikan masukan, opini, maupun pendapat serta secara
pemecahaanya.
q. Bagian pengawasan umum.

Berfugsi mengamati kegiatan bidang umum dalam operasionalnya, seperti di


bagian perbekalan, bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor, kemudian
member laporan kepada direksi yang membidanginya.
Tugas-tugas pokok bagian pengawasan umum:
 Pencatatan kasus-kasus yang terjadi di bidang umum terutama dibagian
perbekalan, keamanan, dan urusan rumah tangga.
 Secara periodic memberikan laporan kepada direksi yang
membidanginya.

Memberikan masukan, opini maupun pendapat secara pemecahan.


r. Bagian pembukuan/ Akuntansi

Bagian ini secara langsung berurusan dengan persoalan akuntansi adalah


bagian pembukukan.

B. POKOK-POKOK OPERASIONAL BANK SYARIAH


Landasan hukum dalam operasional
1. Dewan Pengawas Syariah, setelah menerima laporan dari direksi terutama yang
menyangkut produk-produk bank syariah, segera mengadakan musyawarah dengan
pimpinan ketuanya. hasil atau keputusan-keputusannya dituangkan dalam fatwa
agama yang disampaikan kepada direksi dengan tindandasan kepada komisaris.
2. Operasional Bank Syariah yang dipimpin oleh direksi berlandaskan fatwa agama
tersebut.
3. Produk-produk baru baik yang timbul dari Direksi, Komisaris, DPS maupun
masyarakat pada umumnya harus melalui Fatwa Agama dari DPS yang
disampaikan kepada Direksi dengan tindasan kepada Komisaris.
4. Kebijakan Direksi yang tidak sesuai dengan Fatwa Agama, karena tidak mampu
berlandaskan Fatwa Agama tersebut atau pun dengan alasan lain, segera diambil
oleh Komisaris ubtuk diadakan musyawarah bersama antara Direksi, DPS dan
Komisaris. Hasil keputusan dijadikan Fatwa Agama dari DPS yang segera
disampaikan kepada direksi dengan tindasan kepada komisaris, DPS dan komisaris
mengawasipelaksanaan fatwa tersebut.
Untuk pertama kali, Direksi membuat rencana kerja atau operasional dan
membuat anggaran yang disampaikan kepada gubernur bank indonesia di dalam
permohonan izin operasional. setelah mendapat izin operasional dari departemen
keuangan, barulah bank syariah boleh melaukan kegiatan atauoperasional.sebagai
kelanjutan dari operasional tahun berikutnya, direksi membat rencana kerja
operasional dan anggaran yang disetujui oleh komisaris.

C. KEGIATAN OPERASIONAL BANK SYARIAH


a. Bidang Marketing
1. Sebagai langkah awal bidang marketing membuat rencana target, baik untuk
produk funding maupun produk financing. dalam membuat target tersebut haruslah
disesuaikan dengan rencana kerja operasional bank syariah yang dibuat oleh direksi.
2. kegiatan operasionalnya
a. pemasaran produk dengan melalui beramacam-macam media pemasaran, baik
media elektronik,cetak, pertemuan-pertemuan, khutbah jumat dan sebagainya.
b. kegiatan funding officer dan anggotanya terutama dalam mobilisasi
dana,hasinya;
 Funding; Saham, Deposito Mudhorobah, tabungan Mudhoobah, titipan
(wadi'ah dhomanah) atau zakat,infaq, dan shadaqah (ZIS).
 setelah diadministrasikan oleh FO, funding yangbaru diserahkan kepasa SA
( service assistent) dan bagian jasa nasabah ( Janas ), sedangkan funding
kelanjutan langsung diserahkan kepada teller atau kasir.
 Hasil pembiayaan diserahkan kepada A/O untuk diperoses selanjutnya.
3. Operasionalisasi account officer (A/O) atau pembina pembiayaan.
 Mmbuat struktur danadan alokasi dana dari dana mobilisasi tersebut untuk
memenuhi permohonan pembiayaan yang masuk.
 Memperoses calon debitur yang masuk
 Membina debitur agar lancar pengembalian pembiayaan serta mengurangi
resiko (menekan resiko) atas pembiayaan yang diberikan.
4. operasionalisasi bagian support pembiayaan (BSP)
 Memproses calon debitur dari segi keabsahan (legalitas) taksasi jaminan.
 mengatasi masalah debitur yang mungkin terjadi.
5. operasionalisasi bagian administrasi pembiayaan.
 menyiapkan surat persetujuan pembiayaan (SPP)
 menyiapkan aqad pembiayaan serta pengikatan jaminan.
 menyiapkan slip-slip pencairan pembiayaan
 menyiapkan angsuranuntukdebitur
 menyiapkan kartu pembiayaan (untuk bank)
 menyiapkan slip-slip pembayaran kembali, angsuran atau pelunasan.
 menyelenggarakan file debitur.
 pengamananjaminan.
 khusus untuk mudhorobah atau musyarokah.
 membuat tabel rencana pembayaran.
 membuat aktualisasi pembayaran.
6. opersionalisasi bagian pengawasan pembiayaan
 membuat register calon debitur
 membuat register debitur
 membuat daftar rencana angsuran atau pembayaran debitur dan aktualisasinya
 membuat surat-surat peringatan
 pemecahan permasalahan debitur
 execusi jaminan.
b. Bidang Operasional
1. Service Operasional
a. Informasi kegiatan bank syariah terutama bidang marketing dan bidang
operasional.
b. Pencatatan nasabah funding yang baru
2. Teller atau Kasir
a. transaksi keuangan tunai: setoran dan pembayaran
b. Laporan kas harian.
3. Jasa Nasabah
Penyelenggaraan funding: Deposito Mudhorobah, Tabungan Mudhorobah,
Nadi'ah Dhomanah, Zakst, Infaq (ZIS).
a. Pembuatan kartu tabungan
b. Pembuatan register deposito
c. Jurnal funding
d. Penghitungan Bagi hasil deposito dan tabungan mudhorobah
e. bonus wadhi'ah dhomanah.
4. Bagian Tata Buku
a. Pembukuan transaksi fisik pada kasir atau teller
b. Pembukuan transaksi Rekening Bank
c. pembuatan Neraca dan Daftar Rugi atau laba harian
d. Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi atau laba bulanan
e. Laporan ke bank indonesia.
c. Bidang Umum
1. Sekertariat, bertugas untuk melakukan:
a. Surat-menyurat
b. Arsip dan dokumen
2. Perbekalan
a, Invetarisasi Kebutuhan sesuai dengan anggaran
b. Belanja barang infestasi dan biaya
c. Urusan inventaris dan penyusutannya (Cadangan penyusutan)
3. Personalia
a. Daftar hadir karyawan, surat-surat ijin dan surat-surat tugas
b. Urusan gaji karyawan dan jaminan sosial
c. Penyelenggaraan kartu pegawai dan data pegawai
d.Kenaikan gaji dan pangkat
e. Pendidikan dan pembinaan karyawan
4. Urusan Rumsh Tangga Kantor
a. keamanan dan tata tertib kantor
b. pemeliharaan kantor dan pemeliharaaninventarisasi kantor serta perlengkapan
atau perbekalan kantor.
d. Bidang Pengawasan
1. Pengawasan marketing
a. pengawasan sesuai syariah
b. pengawasan proseduril
c. publik opini, masukan untuk pemecahan masalah
2. Pengawasan Porsenil
a. Pengawasan dalam dinas dan pengawasan diluar dinas
- pengamalan islam
- kedisiplinan
- keterampilan kerja
- kreativitasnya
- kerjasama
b. penilaian secara periodik
c. pengawasan umum
- pengawasan kekayaan atau investasi
- pengawasan perbekalan atau biaya kantor
- pengawasan akuntansi.

D. KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH


Operasional bank islam didasarkan kepada perinsip jual- beli dan bagi hasil sesuai
dengan syari'ah islam. perinsip-perinsip tersebut adalah sebagai berikut;
1. Al-Wadiah
yaitu perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan penyimpan
(termasuk bank) di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga
keselamatan barang dan atau uang yang dititipkan kepadanya. Jadi' al-wadiah ini
merupakan titipan murni yang dipercaya kan oleh pemiliknya.
2. Al-Mudharabah
yaitu perjanjian antara pmilik modal (uangatau barang) dengan penguzaha
(enterpreneur). dimana pemili modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek
atau usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian
hasil sesuai dengan perjanjian. pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam
pengelolaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan.
Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena
penyelewengan atau penyalahgunaan oleh pengusaha.
3. Al-Musyarakah
yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk membuayai suatu
usaha. keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak-
pihak tersebut, yang tidak harus sama dengan modal masing-masing pihak. Dalam hal
terjadi kerugian, maka pembagian kerugian dibagi sesuai besar nidal masung-masing.
4. Al-Murabahah dan Al-Bai'u Bithaman Ajil
Al-murabahah yaitu persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga
pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama dengan pembayaran
ditangguhkan 1 bulan sampai 1 tahun. Persetuju tersebut juga meliputi cara
pembayaran sekaligus.
sedangkan al-Bai'ul bithaman Ajil yaitu; persetujuan jual beli suatu barang dengan
harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.
persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah agsuran.
5. Al-Ijarah dan Al-Ta'jiri
Al-Ijarah yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa yang memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa
sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka
barang akan dikembalikan kepada pemilik. Sedangkan Al-Ta'jiri yaitu perjajian antara
pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan
barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak.
Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada
penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak.
6. Al-Qardhul Hasan
Al-Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial semata, di mana pemnjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan
apa pun kecuali modal pinjaman dan biaya administrasi.
Selain fasilitas-fasilitas di atas, Bank Islam juga memberikan fasilitas berpa produk-
produk dibawah ini;
1. Al-Kafalah
yaitu pemberian garansi kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek dan
pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin dengan cara bank meminta
pihak yang dijamin untuk menyetorkan sejumlah dana sebagai setoran jaminan
dengan perinsip al-Wadiah. Hasilnya bank akan memperoleh fee.
2.Al-Hiwalah
yaitu jasa bank untuk nelakukan kegiatan transfer (kiriman uang) atau pengalihan
tagihan. Dari kegiatan ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan.
3.Al-Jo'alah
yaitu perjanjian di mana pihak pertama berjanji untuk memberi sejumlah imbalan
tertentu kepada pihak kedua (amil) atas suatu usaha atau layanan proyek yang sifat
dan batasan-batasanya tercantum didalam perjanjian.
4. Al-Wakalah
yaitu jasa penitipan uang atau surat berharga, dimana bank mendapat kuasa dari yang
menitipkan untuk mengelola uang atau surat berharga tersebut.Dalam hal ini bank
akan memperoleh fee sebagai imbalan jasanya.
5. Al-Sharf
yaitu kegiatan jual beli suatu mata uang dengan mata uang lainnya. jika yang diperjual
belikan adalah mata uang yang sama maka nilai mata uang tersebut harus sama dan
penyerahannya juga dilakukan pada waktu yang sama. transaksi ini bisa dilakukan
Bank islam asal memenuhi ketentusn-ketentuan syariat, yaitu;
-Harus bersifat tunai
- Serah terima harus dilakukan dalam majlis kontrak
-jika dalam mata uang yang sama, jumlahnya harus sama
-Jika pertukaran mata uang yang berbeda bisa dilakukan dengan jumlah yang berbeda
asalkan tunai.

E. SISTEM PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA


Pada sistem operasional bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya
dibank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka medapatkan
keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada
mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian
pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
sistem penghimpunan dana bank syariah meliputi :
1. Prinsip wadi’ah
Prinsip wadi’ah implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah
bertindak sebagai yang meminjamkan uang sedangkan bank sebagai
peminjam. Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
 Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik
atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan
imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan
memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu intensif.
 Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya
mencangkup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan
lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
 Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan biaya
pengganti administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-
benar terjadi.
Prinsip wadi’ah dalam produk bank syariah dapat dikembangkan
menjadi dua jenis, yaitu : Wadi’ah yad Amanah dan Wadi’ah yad
Dhomanah.
2. Prinsip mudharabah
Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak
sebagai shahibul mal dan bank sebagai mudharib. Dana ini digunakan
bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Jika
terjadi kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.
Sistem penyaluran dana bank syariah
Didalam bank islam metode penyaluran dana jauh berbeda dengan bank
konvensional, karena bank islam tidak mengenal kredit dengan segala
macam derivatifnya. Karena kredit akan sangat berhubungan erat dengan
uang dan bunga (riba).
Sistem penyaluran dana bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga
model, yaitu :
1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip jual beli.
2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakuakn dengan prinsip sewa.
3. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang
ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip
bagi hasil.
a. Sitem jual beli (tijaroh)
Mekanisme jual beli adalah upaya yang dilakukan dengan pola :
 Dilakukan untuk transfer of property
 Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi
harga jual barang.
Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk-bentuk
pembiayaan sebagai berikut :
1. Pembiayaan Murabahah (dari kata ribhu=keuntungan) ;
bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang
diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara
tangguh.
2. Salam (jual beli barang belum ada). Pembayaran tunai,
barang diserahkan tangguh. Bank sebagai pembeli dan
nasabah sebagai penjual. Dalam transsaksi ini ada kepastian
tentang kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan.
3. Isthisna’, jual beli seperti akad salam namun pembayaranya
dilakukan oleh bank dalam bebrapa kali pembayaran.
Isthisna’ diterapkan paada pembiayaan manufaktir dan
kontruksi.
b. Sistem bagi hasil
Bagi hasil adalah konsep yang paling lazim dan tidak ada keraguan
didalamnya, dan hampir seluruh ulama sepakat dengan transaksi
bagi hasil. Transaksi bagi hasil yang dapat diterapkan dalam
perbankan islam pada umumnya dibagi dalam 2 nnjenbis transaksi
yaitu :
1. Mudharabah
Mudharabah adalah salah satu konsep bagi hasil antara pemilik
modal (shahibul mal) dengan pengelola/pengusaha (mudharib).
Bank islam untuk menjalankan fungsinya menyalurkan dana
masyarakat adalah dengan teknik mudharabah. Dalam hal ini
bank sebagai pemilik dana (shahibul mal) yang
menginvestasikan dananya kepada suatu proyek atau pekerjaan
yang dikelola oleh pengusaha (mudharib).
Pengusaha mengajukan proposal untuk mengerjakan suatu
proyek atau pekerjaan kepada bank dengan pola bagi hasil.
Dalam hal ini bank akan memberikan modal 100% untuk
dikelola oleh mitra kerjanya yaitu pengusaha tadi, dengan
perjanjian bahwa jika proyek tersebut menghasilkan
keuntungan atau pendapatan dari proyek tersebut akan dibagi
menurut porsi yang ditentukan (nisbah) misal, 67% untuk
pemilik modal dan 33% untuk pengusaha.
2. Musyarakah
Cara lain untuk menyalurkan dana masyarakat bank islam
melakukan teknik musyarakah (syirkah). Yaitu percampuran
dana untuk tujuan pembagian keuntungan. Musyarakah
sepintas hampir mirip mudharabah. Perbedaanya yang paling
mencolok adalah kalau mudharabah modalnya 100% dari
pemilik dana dan pengelola hanya menyediakan keahlian dan
tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Sedangkan
musyarakah, jika bank islam melakukan transaksi musyarakah
dengan mitranya (nasabah), maka nasabah harus memiliki dana
sebagian selain keahlian dan tenaga kerja untuk mengelola
usaha tersebut.
3. Pembiayaan
Ada dua jenis transaksi yang dibolehkan dalam syariat islam
pembiayaan. Yaitu transaksi pengalihan piutang (hawalah) dan
gadai (rahn). Alasan penulis memasukan kedua transaksi ini
dalam pembiayaan adalah bahwa dua kelompok transaksi diatas
yaitu jual-beli dan bagi hasil berhhubungan erat dengan
barang/objek yang diperjualbelikan atau proyek yang
keuntunganya dibagi hasilkan. Pada pembiayaan, tidak ada
barang maupun proyek yang ditransaksikan, tetapi
murni pinjam-meminjam uang. Sekalipun dalam gadai ada
barang yang disyaratkan, barang tersebut bukan merupakan
objek transaksi, tetapi barang tersebut hanya merupakan
jaminan bagi sipemberi pembiayaan.
a. Hawalah
Hawalah adalah perpindahan piutang nasabah (muhal)
kebank (muhalaih). Nasabah meminta bank membayarkan
terlebih dahulu piutang yang timbul baik dari jual beli
maupun transaksi lainya yang halal. Atas bantuan bank
untuk melunaskan piutang nasabah terlebih dahulu bank
dapat meminta jasa pada nasabah, yang besarnya dengan
mempertimbangkan faktor resiko bila piutang tidak
tertagih.
b. Rahn
Rahn adalah menahan sesuatu dengan hak yang
memungkinkan pengambilan manfaat darinya atau
menjadikan sesuatu yang bernilai ekonomis pada
pandangan syariah sebagai kepercayaan atas hutang yang
memungkinkan pengambilan hutang secara keseluruhan
atau sebagian dari barang itu.
4. Pinjaman
a. Qard
Qard adalah apa yang diberikan dari harta yang terukur
yang dapat ditagih/dituntut, atau akad yang dikhususkan
yang dikembalikan pada membayar harta yang terukur
kepada orang lain agar dikembalikan.
Salah satu fungsi bank islam adalah memberikan kegiatan
sosial. Dalam hal untuk dapat mengaplikasikan fungsi ini,
bank islam menyalurkan dana dalam bentuk qard dari dana
yang dihimpundari hasil kegiatan sosial juga seperti zakat,
infak, shodaqah.
Mekanisme Kerja Sesuai dengan struktur organisasi sistem perbankan syari’ah
tersebut maka mekanisme kerja pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
a. Dengan adanya keputusan Rapat Pemegang Umum Saham (RUPS).
b. Disamping itu adanya fatwa Agama dari DPS. dasar operasional yang sangat
mengikat.
c. Selanjutnya dalam operasional Bank Syari’ah tersebut terdapat dua macam
pengawasan:

Sistem Operasional Bank Islam Dalam sistem operasional lembaga keuangan


syariah membicarakan permasalahan bagaimana kerja dan optimalisasi masing-
masing bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya.seperti tugas Dewan
Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional.
Pokok-pokok Operasional Bank Syari’ah
Landasan hukum dalam operasional antara lain:
Dewan pengawas syariah,setelah menerima laporan dari direksi Operasional bank
syariah yang di pimpin oleh direksi berlandaskan fatwa agama Produk baru baik
yang timbul dari direksi, komisaris, DPS maupun masyarakat pada umumnya
harus melalui fatwa agama dari DPS.Kebijaksanaan direksi yang tidak sesuai
dengan fatwa agama.
Kegiatan Operasional Bank Syari’ah pada Bidang Marketing:
Sebagai langkah awal bidang marketing membuat rencana targer baik untuk
produk funding maupun produk financing dan Kegiatan operasional seperti,
Pemasaran produk dengan melalui bermacam-macam media pemasaran,baik
media elektronik, cetak pertemuan-pertemuan,pengajian-pengajian dsb.

DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat kontemporer, (yogyakarta:UII Press,


2000),
Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin. Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non
Devisa di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 7 No. 4,
2003.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: FEUI. 2005.

S, Riyadi. Banking Aset And Liability Management. Jakarta: FEUI. 2005.

Muhamad, manajemen bank syariah.(yogyakarta:UPP APM YKPN,)2005

Muhamad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, (Yogyakarta:UII press,


2001),

Siegel Joel G. dan Joek Shim. Kamus Istilah Akuntansi.Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 1994.

http://sitiajadeh.blogspot.com/2011/11/organisasi-dan-mekanisme-kerja.html di akses
16 april 2012
Tim Pengembang Perbankan Syariah, Konsep Produk dan Implementasi Operasional
Bank Syariah, Jakarta; Djambatan, 2003.

http://mylittlefairy.blogspot.com/2011/11/sistem-operasional-bank-syariah.html

muhammad, manajemen bank syariah, yogyakarta; sekolah tinggi ilmu manajemen


YKPN, 2011.

Anda mungkin juga menyukai