Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PEMBIAYAAN DI BANK SYARI’AH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perbankan Syari’ah

Dosen Pengampu: Depi Hasanah S.E.Sy., ME.

Disusun Oleh Kelompok 10:

Silvia Rizki Fadilah (1229220109)

Rafi Nurfadilla (1229220086)

Rizky Satriaji (1229220100)

Shandy Aulia (1229220106)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Karena dengan rahmat serta karunia kami dapat
menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “ Manajemen Pembiayaan Syariah ”
dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya dengan lancar. Adapun
maksud penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi tugas kelompok yang
diberikan oleh Ibu Depi Hasanah S.E.Sy,. M.E. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Perbankan Syariah.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi terkait. Tentunya ada hal-hal yang
ingin penulis sampaikan kepada pembaca dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu, penulis
berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
memerlukan bimbingan dari berbagai pihak. Saran sangat di anjurkan untuk menambah
pengalaman yang saya miliki.

Semoga karya ilmiah yang penulis buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik, menambah wawasan, dan tentunya berguna bagi penulis dan
pembaca.

Bandung, 22 November 2023 Penyusun

(Kelompok 10)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I .............................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Manajemen Pembiayaan Syari’ah ........................................................... 5
2.2 Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan ................................................................................ 6
2.2.1 Tujuan dan Fungsi ................................................................................................... 6
2.2.2 Fungsi Pembiayaan oleh Bank Kepada Mayararakat ................................................ 7
2.3 Komponen Manajemen Pembiayaan Bank Syariah ..................................................... 8
2.4 Akad dan Jenis Pembiayaan Bank Syari’ah ............................................................... 9
2.4.1 Pembiayaan Modal Kerja Syariah: ..........................................................................10
2.4.2 Pembiayaan Investasi .............................................................................................10
2.4.3 Pembiayaan Konsumtif Syariah ..............................................................................10
2.4.4 Pembiayaan Sindikasi .............................................................................................11
2.4.5 Pembiayaan berdasarkanTake Over ........................................................................11
2.4.6 Pembiayaan Letter of Credit(L/C) ...........................................................................12
2.5 Analisis Pembiayaan di Bank Syari’ah ......................................................................12
2.5.1 Sektor-Sektor Pembiayaan Bank Syari’ah ...............................................................13
2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ....................................................................13
BAB III ..........................................................................................................................15
PENUTUP .....................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen pembiayaan di bank syariah merupakan proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya yang dilakukan oleh
bank untuk menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah bersedia
untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan Syariah di tengah-tengah masyarakat,
menjadikannya alternatif yang layak dimanfaatkan Bank syariah memberikan pembiayaan
modal kerja kepada pelaku UMKM untuk membantu perkembangan usaha mereka.
Pembiayaan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan bank syariah Indonesia,
karena sebagian besar nasabah bank syariah Indonesia mengambil pembiayaan modal kerja
menggunakan akad murabahah bil wakalah.
Pembiayaan konsumsi adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian yang
digunakan sendiri atau bersifat konsumtif. Terdapat akad pelayanan jasa di bank syariah
Indonesia di antaranya wakalah, Risiko likuiditas mungkin mengakibatkan kebangkrutan
dan mengancam kebijakan bank syariah. Sebabnya, bank syariah harus menjaga likuiditas
dengan baik untuk meminimalkan risiko likuiditas.
Manajemen risiko pembiayaan melibatkan identifikasi, analisis, dan
pengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi selama proses pembiayaan, serta
mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut. Pelaksanaan pelayanan
pembiayaan melibatkan memastikan kualitas dan efisiensi dalam proses pembiayaan, serta
menjaga hubungan yang baik dengan nasabah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar Belakang yang ada di atas maka akan timbul beberapa permasalahan:
1. Apa dari Pengertian Manajemen Pembiayaan Bank Syariah ?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Pembiayaan?

3
3. Bagaimana Komponen Manajemen Pembiayaan Bank Syariah?
4. Apa saja Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah
5. Bagiamana Analisis Pembiayaan di Bank Syari’ah?
6. Apa saja Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui dari Pengertian Manajemen Pembiayaan Bank Syariah
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
3. Untuk Mengetahui Manajemen Pembiayaan Bank Syariah
4. Untuk Mengetahui Apa saja Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah
5. Untuk Mengetahui Bagiamana Analisis Pembiayaan di Bank Syari’ah
6. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pembiayaan Syari’ah


Manajemen Pembiayaan Bank Syariah adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya yang dilakukan
oleh bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dalam hal
pemberian fasilitas keuangan atau finasial yang kepada pihak lain berdasarkan prinsip-
prinsip syariah untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi yang telah
direncanakan.

Pembiayaan adalah suatu produk yang diberikanatauditawarkan olehbank


kepada nasabah atau masyarakat yang membutuhkan guna menunjang
kegiatanperekonomian atau kebutuhan mereka. Berdasarkan
UUNomor21tahun2008tentangPerbankan Syariah,bank syariahdidefenisikan
sebagaibankyang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Jadi,manajemen pembiayaan bank syariah adalah sebuah proses


perencanaan,pengorganisasian, pengkoordinasian, danpengontrolan sumber daya
yang dilakukan olehbankyang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkanprinsip-
prinsip syariahdalam halpemberian fasilitas keuangan/finasial kepada pihak lain
untuk mendukung kelancaran usahamaupun untuk investasi yang telah direncanakan.

Di samping itu, dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah memenuhi


aspekshar’idan aspek ekonomi. Yang dimaksud dengan aspekshar’iadalah setiap
realisasi pembiayaankepada nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman kepada
syariat Islam (antara lain tidakmengandung unsur maysir,gharar, dan riba serta bidang
usahanya harus halal. Adupun yangdimaksud dengan aspek ekonomi adalah
mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagibank syariah maupun bagi nasaba
(Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan lainya, 2002)

5
6

Pembiayaan Syariah adalah jenis pembiayaan yang didasarkan pada prinsip dan
ketentuan syariah. Ini melibatkan proses peminjaman uang tanpa riba yang tidak
bertentangan dengan hukum dan syariat Islam. Pembiayaan syariah dapat melibatkan
berbagai akad, seperti murabahah, salam, istisnah, ijarah, musyarakah, dan
mudharabah. Tujuan dari pembiayaan syariah adalah memberikan sumber pendapatan
bagi bank syariah.

Pengertian pembiayaan menurut Kamus Pintar Ekonomi Syariah, pembiayaan


diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah


2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiyah bit tamlik
3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna
4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh
5. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah serta atau UUS
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan
yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

2.2 Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan


Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan
pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder adalah:

2.2.1 Tujuan dan Fungsi


1. Pemilik.Dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan
memperolehpenghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
7

2. Pegawai.Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank


yangdikelolanya
3. Masyarakat.Pemilik dana, Debitur yang bersangkutan, Masyarakat(umumnya
konsumen) dengan pembiayaan mereka dapat memperolehbarang-barang yang
dibutuhkan.
4. Pemerintah. Pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping
ituakan diperoleh pajak
5. Bank. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan diharapkan
bankdapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan
meluaskanjaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat
dilayaninya (Imam Hadi, 2015)

2.2.2 Fungsi Pembiayaan oleh Bank Kepada Mayararakat


Ada bebarapa fungsi pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada Masyarakat
penerima di antaranya:

1. Meningkatkan daya guna uang : Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam
bentuk giro, tabungan dandeposito. Uang tersebut dalam prosentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bankguna suatu usaha peningkatan produktifitas.
2. Meningkatkan daya guna barang : Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat
memproduksibahan mentahmenjadi bahan jadi sehinggautilitydari bahan tersebut
meningkat
3. Meningkatkan peredaran uang : Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun
giral akan lebih berkembangoleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan
berusaha sehingga penggunaanuang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara
kuantitatif
4. Menimbulkan kegairahan berusaha : Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha
dari bank inilah kemudian yangdigunakan untuk memperbesar volume usaha dan
produktifitas.
5. Stabilitas ekonomi: Langkah-langkah stabilitasi pada dasar nya diarahkan pada usaha-
usaha untuk antara lain seperti,Pengendalian inflasi, Peningkatan ekspor, Rehabilitasi
prasarana, Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat, Sebagai jembatan untuk
8

meningkatkan pendapatan nasional.Para, Sebagai alat hubungan ekonomi


internasional.Bank . (Fahmi, 2014)

2.3 Komponen Manajemen Pembiayaan Bank Syariah


Manajemen pembiayaan pada bank syariah terdiri atas beberapa komponen,
yaitu perencanaan pembiayaan; organisasi pembiayaan; dan monitoring pembiayaan.

1. Perencanaan Pembiayaan terdiri atas:


a. Penetapantargetpembiayaan, yang meliputi penetapan presentase darijual beli,
bagihasil dan sewa/sewa beli.
b. Segmen pasar pembiayaan, yang meliputi individu dan korporasi.
c. Strategi pembiayaan dengan menentukan mitra kerjasama,cross selling, promosi
danproduct development. (Binti Nur aisyah, 2015)
2. Organisasi Pembiayaan, terdiri atas:
a. Komite Kebijakan Pembiayaan
b. KomitePembiayaan.
c. ALCO (Asset Liability Comittee).
d. Marketing pembiayaan.
e. Support pembiayaan.
f. Operasional pembiayaan.
g. Pengawasan
3. Proses Pembiayaan ; Pada proses ini, tugas komite kebijakan pembiayaan
menetapkan batas wewenang persetujuan pembiayaan, menetapkan proses
persetujuan pembiayaan, menetapkan format pembiayaan, dan menetapkan
persetujuan pencairan dana pembiayaan. Adapun tugas komite pembiayaan
memeriksa kelayakan pengajuan pembiayaan, memberikan persetujuan pembiayaan
sesuai limit. Kemudian tugas tim ALCO adalah menentukan pricing produk
pembiayaan. Selanjutnya tugas marketing pembiayaan adalah mengelola penjualan
sales intuitivist, mengelola produkcross selling, mengelola account(costumer
relationship), melakukan analisis pembiayaan (financing manager). Support
pembiayaan bertugas melakukan analisis yuridis/legalitas, melakukan taksasi
9

pembiayaan, melakukan BI checking, melakukan administrasi pembiayaan.


Operasional pembiayaan melakukan pencairan bertugas melakukan pencairan
pembiayaan, membuat laporan pembiayaan.
4. Monitoring Pembiayaan ;Pada tahap ini dilakukan monitoring pencapaian target
pembiayaan, monitoring proses pembiayaan pada akad-akad jual beli, bagi
hasil, sewa dan sewa beli;prosedur/ketentuan (data-data nasabah); kelancaran
pembayaran nasabah, dan lain-lain;mengevaluasi proses pembiayaan

2.4 Akad dan Jenis Pembiayaan Bank Syari’ah


A. Berikut adalah beberapa jenis akad pembiayaan yang umum digunakan di bank syariah:

1. Musyarakah: Merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mendanai suatu
proyek atau transaksi tertentu. Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan.

2. Mudharabah: Merupakan akad kerjasama antara pemilik modal (shahibul mal) dan
pengelola modal (mudharib) untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan, namun kerugian ditanggung oleh pemilik modal.

3. Murabahah: Merupakan akad jual beli antara bank syariah dengan nasabah, di mana bank
syariah membeli barang yang diinginkan oleh nasabah dan menjualnya kembali dengan
keuntungan.

4. Salam: Merupakan akad jual beli di mana pembayaran dilakukan di muka dan pengiriman
barang dilakukan kemudian.

5. Istisna': Merupakan akad pemesanan barang yang belum ada, di mana pembayaran
dilakukan di muka dan pengiriman dilakukan di kemudian hari.

6. Ijarah: Merupakan akad sewa atau penyewaan, di mana bank syariah menyewakan barang
atau jasa kepada nasabah dengan pembayaran sewa yang telah disepakati.

7. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik: Merupakan akad sewa yang berakhir dengan kepemilikan,
di mana nasabah dapat membeli barang sewaan setelah masa sewa berakhir.

B. Jenis-jenis Pembiayaan di Bank Syari’ah


10

2.4.1 Pembiayaan Modal Kerja Syariah:


Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, jenis
Pembiayaan Modal Kerja (PMK) dapat dibagi menjadi lima macam, yakni:

a. PMK Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara peranan dana dan
pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembiayaan
keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
b. PMK Istisna’, Istisna’adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan
penjual.
c. PMK Salam, Salam adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan
syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu.
d. PMK Murabahah, Murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah
dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian
menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah
dengan margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
e. PMK Ijarah, Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa.

2.4.2 Pembiayaan Investasi,

Syariah Pembiayaan investasi adalah untuk memenuhi kebutuhan barang-barang


modal(capital goods)beserta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Ciri-ciri
pembiayaan investasi adalah Untuk pengadaan barang-barang modal, Mempunyai
perencanaan yang matang dan terarah, Berjangka waktu menengah dan panjang..

2.4.3 Pembiayaan Konsumtif Syariah

Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan


konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan
konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan
sekunder.
11

Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan


konsumtifdapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a. Pembiayaan konsumen akad murabahah.


b. Pembiayaan konsumen akad IMBT
c. Pembiayaan konsumen akad ijarah.
d. Pembiayaan konsumen akad istisna
e. Pembiayaan konsumen akad qard dan ijarah

2.4.4 Pembiayaan Sindikasi,

Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari


satulembaga keuangan bank untuk satu obejek pembiayaan tertentu.

1. Leadsyndication, yakni sekelompok bank yang secara bersama-sama membiayasuatu


proyek dandipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagaileader.Modalyang
diberikan masing-masing bank dilebur menjadi satu kesatuan, sehinggakeuntungan
dan kerugian menjadi hak bersama, sesuai dengan proporsi modalmasing-masing.

2. Club deal,yakni sekelompokbank yang secara bersama-sama membiayai suatuproyek,


tetapi diantara bank yang satu dan bank yang lain tidak mempunyaihubungan
kerjasama bisnis dalam arti penyatuan modal. Masing-masing bankmembiayai
suatu bidang yang berbeda dalam proyek tersebut. Dengan demikian,masing-masing
bank akan memperoleh keuntungan sesuai dengan bidang yangdibiayai dalm proyek
tersebut. Jelasnya hubungan antarapeserta sindikasi ini hanyasebatas hubungan
koordinatif.

3. Sub syndication,yakni bentuk sindikasi yang antara suatu bank dengan salah satubank
peserta sindikasi lain dan kerjasama bisnis yang dila kukan keduanya
tidakberhubungan secara langsung dengan peserta sindikasi lainnya

2.4.5 Pembiayaan berdasarkanTake Over


12

Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu
masyarakat untuk mengalihkan transaksi non-syariah yang masih berajalan menjadi
transaksi yang sesuai dengan syariah.

2.4.6 Pembiayaan Letter of Credit(L/C)

Pembiayaan letter of credit adalah bentuk pembiayaan yang diberikan dalam rangka
memfasilitasi transaksi impor atau ekspor nasabah. Pada umunya, pembiayaan L/C dapat
menggunakan beberapa akad. Untuk pembiayaan L/C Impor berdasarkan fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor 34/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk
pembiayaan L/C Impor adalah wakalah bial-ujrah,wakalah bial-ujrah dengan
qard,murabahah,salam atau istisna dan murabahah,wakalah bial-ujrah dan
mudarabah,musharakah, dan wakalah bial-ujrah dan hiwalah. Adapun untuk
pembiayaan L/C Ekspor, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSN-
MUI/IX/2002, akadyang dapat digunakan untuk pembiayaan L/CEkspor adalah
wakalah bial-ujrah,wakalah bial-ujrah dengan qard,wakalah bial-ujrah dan
mudarabah,musharakah, dan bay’dan wakalah.

2.5 Analisis Pembiayaan di Bank Syari’ah


Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan
di bank syariah. Analisis pembiayaan dilakukan oleh pelaksana pembiayaan di
bank syariah yang bertujuan untuk:

1.Menilai kelayakan usaha calon peminjam

2.Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan

3.Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

Tujuan utama dari analisis permohonan pembiayaan adalah memperoleh


keyakinan apakah customer punya kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya
secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan dengan bank. Dalam pemberian pembiayaan kepada customer, ada
resiko yang dihadapi yaitu tidak kembalinya uang yang dipinjamnkan kepda customer.
Oleh karena itu keadaan dan perkembangan customer harus diikuti secara terus
13

menerus mulai saat pembiayaan diberikan sampai pembiayaan lunas. (Ahmad Supriadi,
2003)

2.5.1 Sektor-Sektor Pembiayaan Bank Syari’ah


Penentuan sektor-sektor pembiayaan bank syariah ditetapkan Bersama oleh
dewan komisaris,direksi(termasuk Komite Kebijakan Pembiayaan) serta dewan
pengawas syariah,baik mengenai jenis maupun besarnya (nilai rupiahnya) sehingga
pilihan yang ditentukan diharapkan memenuhi aspek shar’I disamping aspek
ekonomisnya. Proses pemberian pembiayaan meliputi:

1. Surat permohonan pembiayaan ; Dalam surat permohonan, berisikan jenis pembiayaan


yang dimintanasabah, untukberapa lama, berapa limit yang diminta, serta sumber
pelunasan pembiayaan berasal darimana. Disamping itu, surat diatas dilampiri
dengan dokumen pendukung, antara lainidentitas pemohon, legalitas (akta
pendirian atau perubahan, surat keputusan menteri,perizinan-perizinan), bukti
kepemilikan agunan (jika diperlukan).
2. Proses evaluasi, Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang
pada prinsipkehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh
hasil analisis yangcermat dan akurat.
a. Sebelum realisasi pembiayaan,Dalam tahapan ini,bank melakukan penutupan
asuransi dan/atau pengikatan agunan(jika diperlukan). Setelah ini selesai, baru
pembiayaan dapat dicairkan.
b. Setelah realisasi pembiayaan, Dalam tahap awal pencairan, dana diarahkan
pada pembiayaan sebagaimanadiajukan dalam permohonan atau persetujuan
bank, dan jangan sampai “bocor”,dalam arti lari ke hal-hal di luar
kesepakatan. Selanjutnya, bank melakukanpembinaan dan kontrol atas aktifitas
bisnis nasabah.

2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan


Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah,bagian
marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi
secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah,prinsip penilaian
dikenal dengan 5 C+ 1 S, yaitu:
14

1. Character,Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima


pembiayaandengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima
pembiayaan dapatmemenuhi kewajibannya.
2. CapacityYaitu penilaian secarasubyektiftentang kemampuan penerima pembiayaan
untukmelakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi
penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan
atas saranausahanya,seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.
3. Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon
penerimapembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan
yang ditujukanolehrasio finansialdan penekanan pada komposisi modalnya.
4. Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini
bertujuanuntuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran
tercapai terjadi,maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.
5. Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat
secaraspesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh
calonpenerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar
dalam prosesberjalannya usaha calon penerima pembiayaan.
6. Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai
benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa
DSN.Pengelola tidakboleh menyalahi hukum Islam dalam tindakannya yang
berhubungan dengan aktifitas ekonomi.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan
yangdipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihaklain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebutsetelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Dalam melakukan pembiayaanmaka bank syariah memerlukan analisis
pembiayaan agar bank syariah memperolehkeyakinan bahwa pembiayaan yang
diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya. Namunrealisasi pembiayaan
bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasipembiayaan,
maka pejabat bank syariah perlu melakukan pemantauan
danpengawasanpembiayaan supaya memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata
laksana usaha di bidangpeminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan
sehingga tujuan daripada adanyapembiayaan bisa tercapai.

Pembiayaan Syariah adalah jenis pembiayaan yang didasarkan pada prinsip dan
ketentuan syariah. Ini melibatkan proses peminjaman uang tanpa riba yang tidak
bertentangan dengan hukum dan syariat Islam. Pembiayaan syariah dapat melibatkan
berbagai akad, seperti murabahah, salam, istisnah, ijarah, musyarakah, dan
mudharabah. Tujuan dari pembiayaan syariah adalah memberikan sumber pendapatan
bagi bank syariah.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah serta atau UUS dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,
tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

15
16

3.2 Saran
Kami Penulis sadar bahwa masih ada beberapa kekurangan yang penulis miliki,baik
dari tulisan maupun materi pembahasan yang kami bahas, Perlu adanya metode
penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan diskusi terhadap pemuda sebagai satu
di antara cara memaksimalkan potensi generasi dalam membentengi diri dari
radikalisme agama yang berkembang, Pada saat pembuatan makalah, penulis
menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis harapkan kritik dan sarannya mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Supriadi. (2003). Sistem Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syari'ah. al-mawardi edisi 10,
17.

Binti Nur aisyah. (2015). manajemen Perbankan syariah. Kalimedia, 47.

Fahmi, i. (2014). pengantar per bank-an teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Imam Hadi. (2015). Penerapan pembiayaan akad murabahah. 74.

Kasmir. (2002). Bank Dan Lembaga Keuangan lainya. Jakarta: PT Raja Gafindo.

Kasmir. (2008). Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media Group.

18

Anda mungkin juga menyukai