Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bank Syari’ah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
perantara keuangan bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan
dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam.

Fungsi Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya selain menerima dana dari
masyarakat juga menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang dinamakan
financing atau pembiayaan, pembiayaan itu sendiri dapat diartikan sebagai pendanaan
yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
bagi hasil.

Kredibelitas dan Profesionalitas memang sudah menjadi kewajiban yang harus


dimiliki suatu lembaga maupun pegawai-pegawainya karna itu akan bergantung kepada
Kelangsungan dan perkembangan suatu lembaganya kelak. Kredibilitas merupakan
suatu nilai yang berwujud rasa percaya orang atau pihak lain terhadap seseorang atau
sebuah lembaga. Dan kredibilitas sebuah Bank Syari’ah berarti kepercayaan masyarakat
kepada lembaga itu berkenaan dengan dana titipan yang mereka amanatkan dan dana
pinjaman yang mereka manfaatkan.

Pelaksanaan pada Bank Syari’ah pada umumnya dicakup dalam bagian


pemasaran. Hal ini sesuai dengan fungsi bagian pemasaran yaitu sebagai aparat
manajemen yang ditugaskan membantu direksi dalam menangani tugas-tugas
khususnya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan. Disamping itu juga
berfungsi sebagai supervise dan pekerjaan lain sesuai ketentuan manajemen.

Untuk memantapkan performance kerjanya, pejabat Bank Syari’ah sebagai suatu


profesi perlu menjunjung tinggi kode etik pejabatan pembiayaan Bank Syari’ah.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan timbul antara
lain:

1. Bagaimanakah Manajemen pembiayaan dalam Bank Syari’ah itu ?


2. Apa saja kriteria pelaksanaan pembiayaan di Bank Syari’ah ?
3. Sipakah petugas dalam pelaksanaan pembiayaan di Bank Syari’ah itu?
4. Apa sajakah tugas–tugas dari petugas pelaksanaan pembiayaan di Bank Syari’ah
5. Apa saja kode etik dalam pelaksanaan pembiayaan di Bank Syari’ah ?

1
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, makalah di batasi hanya pada
masalah “Penjelasan tentang Manajemen Pembiayaan, Kriteria Pelaksanaan Pembiyaan
di Bank Syari’ah, Kode Etik dalam Pelaksanaan Pembiayaan di Bank Syari’ah dan
Tugas Pelaksanaan Pembiayaan di Bank Syari’ah “.

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis menulis makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas makalah.

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang penjelasan tentang manajemen


pembiayaan, kriteria pelaksanaan pembiyaan di Bank Syari’ah, kode etik dalam
pelaksanaan pembiayaan di Bank Syari’ah dan tugas pelaksanaan pembiayaan di
Bank Syari’ah.

E. Manfaat Penulisan
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat
tentang bagaimana mengetahui managemen pembiayaan yang baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pembiayaan

Bank Syari’ah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai


perantara keuangan bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan
dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Bank
Syari’ah disebut juga dengan Islamic Banking atau interest free banking yaitu suatu sistem
perbankan yang dalam pelaksanaan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga,
spekulasi, ketidakpastian atau ketidakjelasan1
Fungsi Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya selain menerima dana dari
masyarakat juga menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang dinamakan
financing atau pembiayaan, pembiayaan itu sendiri dapat diartikan sebagai pendanaan
yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
bagi hasil. Begitu juga dengan Manajemen Bank Syari’ah yang tidak banyak berbeda
dengan manajemen bank pada umumnya. Namun dengan adanya landasan syariah
serta sesuai dengan peratura pemerintah yang menyangkut Bank Syari’ah antara lain
UU No. 10 Tahun 1992, tentu saja baik organisasi maupun sistem Operasional Bank
Syari’ah terdapat perbedaan dengan bank lain (konvensional) pada umumnya,
terutama adanya Dewan Pengawas Syariah dalam struktur Organisasi dan adanya
sistem bagi hasil2

B. Kriteria Pelaksana Pembiayaan di Bank Syari’ah

Pejabat bank haruslah yang kredibel dan profesional. Kredibilitas merupakan


suatu nilai yang berwujud rasa percaya orang atau pihak lain terhadap seseorang atau
sebuah lembaga. kredibilitas sebuah Bank Syari’ah berarti kepercayaan masyarakat
kepada lembaga itu berkenaan dengan dana titipan yang mereka amanatkan dan dana

1
Zainudin Ali. Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika,2010), h,1-2.
2
Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta : UII Press,2000) h,1.

3
pinjaman yang mereka manfaatkan. Kredibilitas Bank Syari’ah meliputi antara lain
unsure-unsur :
1. Kejujuran dalam bertransaksi dengan nasabah.
2. Kesediaan untuk berposisi “sama menang” (win-win) dengan nasabah.
3. Ketaatan dalam mematuhi atau memenuhi aspek-aspek legal yang berlaku.
4. Keterbukaan dalam menginformasikan kedudukan/perkembangan lembaga.
5. Kearifan dalam menangani atau menyelesaikan masalah-masalah khusus.
6. Kesehatan struktur permodalan lembaga tersebut, dan
7. Perkembangan kinerja bisnis/usahanya.
Kredibilitas bukanlah sesuatu yang sekedar bersifat fenomental, yakni cukup
tercermin melalui nama-nama besar tokoh yang menaungi dan memiliki serta
menjalankan sebuah lembaga keuangan. Juga bukan sesuatu yang hanya bersifat
konseptual, yakni tersirat dari dokumen-dokumen diatas kertas (visi, misi, tujuan,
program, serta AD/ART) lembaga dimaksud.

Profesionalitas ialah suatu nilai praktis berwujud keandalan dalam mengelola


sebuah organisasi dan kecekatan dalam menjalankan kegiatan. Lembaga keuangan
yang profesional berarti organisasi kelembagaannya terkelola dengan baik pula.
Profesional lembaga keuangan meliputi antara lain unsur-unsur:
1. Kerapian pengelolaan organisasi dan lembaga yang bersangkutan.
2. Kesepadanan struktur organisasi dalam kegiatan yang dijalankan.
3. Kepakaran dalam menangani kegiatan usaha yang dijalankan.
4. Ketersediaan system dalam mekanisme kerja lembaga.
5. Kesigapan dalam menangani dan menanggapi masalah.
6. Ketersediaan sumber daya manusia yang memadai
7. Kepakaran jajaran pemimpin dan pengelola lembaga.
8. Kepakaran para tenaga pelaksana operasional (karyawan).
9. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatannya.
Profesionalitas tidak cukup diukur atau dilihat hanya berdasarkan penampilan
atau keterampilan fisik seperti bangunan yang mewah, peralatan canggih, atau
kalangan pemimpin/manager yang berjas dan karyawan-karyawan berdasi serta
karyawati-karyawati yang ber-blazer. Tampakan-tampakan fisik demikian seringkali

4
justru menyesatkan. Profesional lebih tercipta oleh/dan tercermin melalui kinerja
nyata dari kegiatan usaha yang dijalankan. Oleh karena itu Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa Bank Syari’ah harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai syariah
dan professional, maka sumber daya yang mengembangkannya harus dapat
menunjukan nilai-nilai tersebut dalam aktifitas manajerialnya. Jika hal tersebut dapat
dilakukan maka dapat mewujudkan manajemen ihsan. Ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi agar suatu manajemen masuk dalam kategori ihsan, yaitu 3
1. Sederhana dalam aturan agar tercipta kemudahan.
2. Ketepatan dalam pelaksanaan, sehingga memudahkan orang yang membutuhkan.
3. Ditangani oleh orang yang professional.
Dengan demikian, dapat dilakukan bahwa profesional merupakn kunci utama
dalam pengelolaan lembaga keuangan syariah. Apabila semua kriteria tersebut
dipenuhi, insya Allah setiap permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
akan dapat diselesaikan dengan mudah, cepat dan tepat. Hal ini selaras dengan hadits
nabi:
“Bahwa sesungguhnya Allah senang jika salah seorang diantara kamu mengerjakan suatu
pekerjaan yang dilakukan secara profesional”(HR Baihaqi). Selanjutnya, hadits lain
menyatakan bahwa: “apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
tunggulah saat kehancurannya.”
Selain daripada itu, disamping masalah profesioanlisme, dari nilai-nilai ajaran
islam juga dikenal strategi pengembangan SDM yang berlandaskan pada sifat Nabi
SAW yang berlandaskan pada sifat: Siddiq; Tabligh; Amanah dan Fathonah.
Siddiq yang berarti benar/jujur, hendaknya dijadikan visi hidup seorang muslim.
Hal ini berimplikasi pada efektifitas (mencapai tujuan yang tepat, benar) dan efisien
(melakukan kegiatan dengan benar teknik dan metode yang tidak menyebabkan
kemubadziran). Amanah yang berarti dapat dipercaya, harus menjadi misi hidup
seorang muslim; bertanggung jawab; dapat dipercaya, dan kredibilitas. Fathonah berarti
cerdas,cerdik; bijaksana hendaknya menjadi strategi hidup seorang muslim. Tabligh,
berarti menyampaikan. Sifat ini harus menjadi taktik hidup seorang muslim (seorang

3
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bnak Syariah,(Yogyakarta:YKPN,2005), h,29.

5
muslim harus komunikatif;terbuka;pemasaran). Sifat-sifat Nabi SAW ini hendaknya
dijadikan proposisi, bahwa;”Segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasulnya pasti
benar.”
Dengan demikian Dapat dikatakan, bahwa secara ideal Bank Syari’ah kedepan
akan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang ihsan.
1. Bagi pemegang saham/investor, diperlukan sikap dan prilaku yang focus dalam
memahami dan menetapkan pilihan pada lembaga keuangan syariah, termasuk
jenis banknya. Mengerti akan waktu yang tepat untuk menginvestasikan dan
atau menambah modal dilembaga keuangan syariah serta professional dalam
memahami batas-batas baik wewenang dan kewajiban/tanggung jawab sebagai
pemilik modal.
2. Bagi pengelola Bank Syari’ah adalah focus dalam menyelesaikan perkembangan
lingkungan dan pasar yang mempengaruhi roda usaha lembaga keuangan
syariah, menghargai waktu sebagai unsur pelayanan jasa lembaga keuangan
syariah serta mempunyai kemampuan teknis ke lembaga keuangan syariah yang
tinggi dan komitmen moral etis dalam menjaga kepentingan stakeholders.
Kredibilitas dan profesionalitas sebuah Bank Syari’ah akan terbentuk apabila ia
memiliki 3 (tiga) perangkat berikut secara memadai, yaitu:
1. Perangkat insani (Humanware)
2. Perangkat keras (Hardware)
3. Perangkat lunak (software)
Perangkat insani maksudnya ialah orang-orang dalam lembaga tersebut, mulai dari
pemilik (owners); pimpinan (directors); pengelola (managers) hingga pekerja (workers)
bagian yang paling bawah. Perangkat insani sebuah lembaga keuangan haruslah
memadai dalam hal jumlah (quantity) dan serasi dalam mutu (quality) serta terpuji
dalam kepribadian (personality). Perangkat keras maksudnya adalah sarana dan
prasarana kegiatan lembaga tersebut. Sedangkan perangkat lunak merupakan hal-hal
non fisik yang berhubungan dengan komputerial. Seperti pembagian bidang kerja,
prosedur pengambilan keputusan, wewenang dan tanggannung jawab pejabat/pekerja,
proses pelayanan nasabah,sistem yang menata dan menalin mekanisme kerja antar
bagian.

6
Upaya membangun SDI bank syari’ah yang ihsan, atau SDI yang menguasai
kemampuan agama dan bidang ekonomi/perbankan yang baik, merupakan
keniscayaan yang harus dilakukan, sebab, bank syari;ah di masa yang akan datang akan
menghadapi tugas yang sangat berat. Tugas ini seharusya dilakukan bersama, baik
pemerintah maupun oleh kalangan profesi para pelaku bisnis lembaga keuangan
syariah, serta dunia pendidikan. Dengan dunia pendidikan harus berperan aktif dan
proaktif dalam membentuk dan menyediakan SDM yang berkualifikasi ihsan atau SDI
yang meiliki kualitas baik dalam bidang ekonomi ataupun muamalah. Oleh karea itu,
Upaya pengelolaan SDM yang dipergunakan untuk memenuhi kualifikasi yang ihsan,
paling tidak perlu difokuskan pada empat hal, yaitu:

1. Masalah pemahaman tentang Bank Syari’ah


a. Aspek Mikro, yaitu Bank Syari’ah sebagai individu/lembaga usaha bisnis.
Ini meliputi masalah-masalah teknis manajemen dan produksi jasa ank
syari’ah
b. Aspek Makro, yaitu perbankan sebagai suatu sistem yang sangat
strategis/menentukan stailitas ketahanan ekonomi negara, yang
cakupannya meliputi. Moneter, Pengawasan, Hukum Bank Syari’ah,
Bank Syari’ah Nasional dan Internasional.

2. Peningkatan pemahaman dan penerapan konsep-konsep syariah dalam


pengembangan produk, landasan moral agamis dan etika bisnis yang islami.
3. Peningkatan pemahaman stake holder bagi usaha lembaga keuangan syariah
sehingga dicapai integritas dan komitmen yang tinggi.
4. Peningkatan pendidikan teknis individual entrepreneurship, leadership, dan
managerialship.

C. Pelaksanaan Pembiayaan Bank Syari’ah

Pelaksanaan pada Bank Syari’ah pada umumnya dicakup dalam bagian


pemasaran. Hal ini sesuai dengan fungsi bagian pemasaran yaitu sebagai aparat
manajemen yang ditugaskan membantu direksi dalam menangani tugas-tugas

7
khususnya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan. Disamping itu juga
berfungsi sebagai supervise dan pekerjaan lain sesuai ketentuan manajemen berikut
beberapa tugas pokok pekerjaan bidang pemasaran yaitu :
1. Melakukan koordinasi setiap pelaksanaan tugas-tugas marketing dan pembiayaan
dari unit/bagian yang berada dibawah supervisinya
2. Melakukan monitoring, evaluasi, review dan supervise terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi bidang marketing pada unit/bagian yang ada di bawah supervisi.
3. Bertindak sebagai komite pengambil keputusan pembiayaan dalam upaya
mengambil keputusan pembiayaan.
4. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio pembiayaann
yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaa yang telah
diberikan.
5. Aktif menyampaikan pendapat, saran dan opini kepada direktur mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang arketing dan pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam point 1 s/d 3
6. Melayani, menerima tamu secara aktif (calon nasabah atau nasabah) 4 yang
memerlukan pelayaanan jasa perbankan.
7. Memelihara dan embinahubungan baik dengan pihak nasabah serta antar intern
unit kerja yang ada di bawah serta lingkungan kerja.
8. Menyusun strategi planing dan selaku marketing/sosialisasi nasabah baik dalam
rangka penghimpun sumber dana maupun alokasi pemberian pebiayaan secra
efektif dan terarah.
9. Berkewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan perbankan terhadap nasabah
maupun calon nasabah
10. Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
membantu kelancaran tugas sehari-hari.5
Dan sedikitnya ada empat petugas yang menjalankan aktivitas pembiayaan pada
Bank Syari’ah, mulai petugas yag dari menawarkan produk Bank Syari’ah sampai pada
petugas yang menangani pembiayaan macet, petugas-petugas berikut diantaranya :

4
Muhammad. Teknik perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, (Yogyakarta :UII Press,2005) h,16.
5
Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta : UII Press,2000) h,49-50.

8
1. Account Officer (A/O)

A/O atau pembina pembiayaan bertugas memproses calon Debitur atau


permohonan Pembiayaan sehingga menjadi Debitur. Selanjutnya membina
Debitur tersebut agar memenuhi kesanggupannya terutama dalam pembayaran
kembali pinjamannya. Dengan demikian jauh hari sebelum menjadi debitur perlu
dilakukan penanggulangan kemungkinan terjadi masalah, sehingga sejauh
mungkin dihindari dengan cara preventif. Dan dapat diketahui operasionalisasi
dari Account Officer diantaranya :
a. Membuat struktur dana dan alokasi dana dari dana mobilisasi tersebut
untuk memenuhi permohonan pembiayaan yang masuk.
b. Memproses calon nasabah yang masuk
c. Membina nasabah agar lancar pengembalian pebiayaannya serta mengurangi
resiko (menekan Resiko) atas pembiayaan yang diberikan.
Dan dalam bagian Account Officer juga dilakukan analisis pembiayaan dengan
mengacu pada SK Direksi Bank Indonesia 27 /162/ KEP/DIR tanggal 31 Maret
1995, yang menjelaskan tentang perlunya analisa pembiayaan yang
memperhatikan asas-asas pembiayaan yang sehat dilakukan, karena setiap
pembiayaan yang diberikan oleh bank engandung resiko. Faktor penting yang
harus diperhatikan olehbank untuk mengurangi resiko tersebut adalahkeyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai
dengan yang diperjanjikan.6
Langkah langkah yang dapat dilakukan bagi analisis pembiayaan atau Anaylisist
Officer:
1. Anaylisist Officer harus daat mengetahui sifat dan karakter dari usaha yang
diususlkan unutk dibiayayai. Selain itu harus pula dapat mengidentiikasi
resiko resiko geografis, politik, keidakpasia, inflasi dan persaingan.
2. Anaylisist Officer mnegidentifikasi segala resiko yang menyertai suatu
usuan pembiayaan yang meliputi aspek hukum, manajemen/ karakter,
teknis dan produksi, pemasaran/keuangan, jaminan serta sosial ekonomi.

6
Bank Syariah Mandiri, Petunjuk Pelaksana Pembiayaan. Dokumen XI, 45.

9
3. Anaylisist Officer menggunakan aat bantu mengidentifikasi resiko-resiko
yang menyertai suatu usulan pembiayaan dengan menggunakan “Financing
Risk Rating”
4. Menentukan langkah-langkah itigasi terhadap resiko-resiko yang teah
teridentifikasi dan memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi yan
diususlkan dapat mengatasi (menekan resiko-resiko tersebut.
5. Apabila resiko-resiko yang teridentifikasi tidak dapat diteukan langkah-
langkah mitigasinya sehingga dapat merugikan bank, maka ususlan
pembiayaan tersebut dapat di tolak.7

2. Bagian Support Pembiayaan (BSP)

Bersama dengan A/O mengadakan penilaian pemohoan pembiayaan sehinga


memenuhi kriteria dan persyaratanya. A/O dalam memproses calon nasabah
dalam kendalanya (kelayakannya), sedangkan Bagian Support Pembiayaan berperan
dalam segi keabsahannya, seperti kebenaranya lampiran, usaha maupun
penggunaan pembiayaan, taksasi jaminan, kabsahan jaminan dan lain-lain
kabsahan. Setelah calon nasabah menjadi nasabah diupayakan melakukan usaha
preventif (penanggulangan) jika kemungkinan terjadi permasalahan. Dan dapat
diketahui operasionalisasi dari Bagian Support Pembiayaan diantaranya :
a. Memproses calon nasabah dari segi keabsahan (Legalitas) taksasi Jaminan.
b. Mengatasi permasalahan nasabah yang mungkin terjadi.

3. Bagian Administrasi Pembiayaan

Didalam proses pembiayaan terdapat administrasi yang ditangani oleh A/O


ataupun bagian support pembiayaan. Disamping itu setelah pemohon menjadi
nasabah mulai dari pencairan dananya sampai pelunasan ataupun pembayaran-
pembayaran debitur akan ditangani oleh bagian Administrasi Pembiayaan. Dan
untuk operasionalisasi dari Bagian Administrasi Pembiayaan diantaranya :
a. Menyiapkan surat persetujuan pembiayaan (SPP)
b. Menyiapkan Akad pembiayaan serta pengikatan jaminan.

7
Bank Syariah Mandiri, Petunjuk Pelaksana Pembiayaan. Dokumen XI, 108.

10
c. Menyiapkan slip-slip pencairan pembiayaan.
d. Menyiapkan kartu angsuran untuk nasabah.
e. Menyiapkan kartu pembiayaan (untuk bank)
f. Menyiapkan slip-slip pembayaran kembali, angsuran atau pelunasan.
g. Menyelenggaraan file debitur.
h. Pengaanan jaminan.
i. Khusus untuk Mudhorobah atau Musyarokah
j. Membuat tabel rencana pembayaran
k. Membuat aktualiasi pembayaran

4. Bagian Pengawasan Pembiayaan

Bagian pengawasan pembiayaan bertugas untuk memantau pembiayaan


antara lain membuat surat-surat peringatan kepada nasabah, penagihan-
penagihan. Disamping itu juga mengadministrasikan jaminan ataupun mengurusi
file nasabah. Dan untuk operasionalisasi dari Bagian Administrasi Pembiayaan
diantaranya :
a. Membuat register calon nasabah
b. Membuat nasabah
c. Membuat daftar rencana angsuran/ pembayaran nasabah dan aktulisasiya.
d. Membuat surat-surat peringatan
e. Pemecahan permasalah nasabah
f. Execusi jaminan.

Nasabah Costumer Account Komite Administrasi


Service Officer Pembiayaan Pembiayaan

D. Kode Etik Pelaksana Pembiayaan

Upaya mempersiapkan kualitas Bank Syari’ah di masa depan, terutama diarahkan


kepada upaya peningkatan profesionalisme yang tidak hanya berkaitan dengan

11
masalah keahlian dan keterampilan saja, namun yang lebih jauh pening adalah
menyangkut komitmen moral dan etika bisnis ang mendalam atas profesi yang
dijalaninya. Pemahaman dan perwujudan nyata dari niai –niai moral agamis
merupakan persyarata mutlak bagi pelaku Bank Syari’ah masa depan.
Tantangan dan sekaligus peluang bear yang emerlukan perjuangan dengan nilai
ibadah yang tinggi, perlu secara terus menerus dilakukan oleh kalangan lembaga
keungan dan pendidikan syariah dalam rangka menumbuhkan sumber daya manusia
Bank Syari’ah yang ihsan, guna memantapkan penegmbangan usaha Bank Syari’ah
untuk dapat mengatasi persaingan dalam lingkungan mekanisme pasar, baik nasional
maupun secara global.
Untuk memantapkan performance kerjanya, pejabat Bank Syari’ah sebagai suatu
profesi perlu menjunjung tinggi kode etik pejabatan pembiayaan Bank Syari’ah,
sebagai berikut:
1. Patuh dan taat kepada ketentuan perundang-undangan dan peraturan
pembiayaan yang berlaku, baik ekstern maupun intern.
2. Melakukan pencatatan mengenal setiap kegiatan transaksi yang terjalin dengan
kegiatan banknya.
3. Menghindari diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
5. Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam hal
yang bertentangan dengan kepentingan.
6. Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7. Memperhitungkan dampak yang merugikan diri setiap kebijakan yang ditetapkan
bank terhadap ekonomi,social dan lingkungan.
8. Tidak menerima hadiah atau imbalan apapun yang dapat memperkaya diri
pribadi maupun keluarganya sehingga mempengaruhi pendapat profesionalnya
dalam penilaian atau keputusan pembiayaan.
9. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen Bank Syari’ah yang tidak banyak berbeda dengan manajemen bank
pada umumnya. Namun dengan adanya landasan syariah serta sesuai dengan peratura
pemerintah yang menyangkut Bank Syari’ah antara lain UU No. 10 Tahun 1992,
tentu saja baik organisasi maupun sistem Operasional Bank Syari’ah terdapat
perbedaan dengan bank lain (konvensional) pada umumnya, terutama adanya Dewan
Pengawas Syariah dalam struktur Organisasi dan adanya sistem bagi hasil.

Petugas atau Pejabat Bank dalam pelaksanaan pembiayaan pada Bank Syari’ah
haruslah yang kredibel dan profesional yang di sasari nilai-nilai ajaran islam juga
dikenal strategi pengembangan SDM yang berlandaskan pada sifat Nabi SAW yaitu :
Siddiq; Tabligh; Amanah dan Fathonah karna Bank Syari’ah kedepan akan sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang ihsan, SDI yang menguasai kemampuan
agama dan bidang ekonomi/perbankan yang baik.

Pelaksanaan pada Bank Syari’ah pada umumnya dicakup dalam bagian


pemasaran. Namun sedikitnya ada empat petugas yang menjalankan aktivitas
pembiayaan pada Bank Syari’ah, mulai petugas yag dari menawarkan produk Bank
Syari’ah sampai pada petugas yang menangani pembiayaan macet, petugas-petugas
berikut diantaranya :

1. Bagian Support Pembiayaan (BSP)


Bersama dengan A/O mengadakan enilaian pemohoan pembiayaan sehinga
memenuhi kriteria dan persyaratanya.
2. Bagian Administrasi Pembiayaan
Didalam proses pembiayaan terdapat administrasi yang ditangani oleh A/O
ataupun bagian support pembiayaan.
3. Bagian Pengawasan Pembiayaan
Bertugas untuk memantau pembiayaan antara lain membuat surat-surat
peringatan kepada nasabah, penagihan-penagihan.

Upaya mempersiapkan kualitas Bank Syari’ah di masa depan, terutama


diarahkan kepada upaya peningkatan profesionalisme yang tidak hanya berkaitan
dengan masalah keahlian dan keterampilan saja, namun yang lebih jauh pening adalah
menyangkut komitmen moral dan etika bisnis ang mendalam atas profesi yang

13
dijalaninya. Pemahaman dan perwujudan nyata dari niai –niai moral agamis
merupakan persyarata mutlak bagi pelaku Bank Syari’ah masa depan Untuk
memantapkan performance kerjanya, pejabat Bank Syari’ah sebagai suatu profesi perlu
menjunjung tinggi kode etik pejabatan pembiayaan Bank Syari’ah, sebagai berikut:
1. Patuh dan taat pada aturan
2. Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
3. Menghindari diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi
5. Melakukan pencatatan mengenal setiap kegiatan transaksi

B. Saran
Mengingat ketidaksempurnaan dan kekurangan yang masih banyaknya kami
miliki, baik dalam penulisan ataupun bahasa yang yang terdapat dalam penyusunan
makalah ini. Kami selaku tim penyusun mohon maaf sebesar besarnya dan juga
mengharapkan saran dan kritikan dari Bapak pembimbing mata kuliah Perbankan
Syariah II dan teman-teman sekalian, dimana saran kalian sangatlah berharga bagi
kami dalam rangka untuk perbaikan tugas-tugas yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami ataupun teman teman semua untuk menambah
wawasan kita tentang akad-akad yang digunakan dalam perbankan syariah.

14
Daftar Pustaka

Ali, Zainudin. Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta : Sinar Grafika, 2010)

Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah . ( Yogyakarta : UII


Press, 2000).

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bnak Syariah. (Yogyakarta: YKPN, 2005)

Muhammad. Teknik perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah. Yogyakarta : UII


Press, 2005)

Bank Syari’ah Mandiri, Petunjuk Pelaksana Pembiayaan. Dokumen XI, 45dan 108.

15

Anda mungkin juga menyukai