Anda di halaman 1dari 8

Makalah Hukum Perbankan Syari’ah

Sekolah Tinggi Ekonomi Syari’ah


STES Tunas Palapa
Alamat : Jl. Diponegoro Lingk V RT 001 RW 002,
Kel. Dayamurni, Kec. Tumijajar, Kab. Tulang Bawang Barat

MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH


Oleh : Sela Dwi Anggraini1, Ririna Putri2, Ahmad Afandi3
email : selaanggraini59@gmail.com1, ririna0202putri@gmail.com 2,
masaffandi22@gmail.com3

Jurusan :
Perbankan Syari’ah

Abstrak
Manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan kata kerja to manage, diartikan
secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya definisi manajemen berkembang lebih lengkap.
Sedangkan, pengertian Manajemen Dana Bank Syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk
disalurkan kepada aktifitas financing. Dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu
memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya.
Sumber dana Bank Syariah bersumber dari Dana Sendiri, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Dana
Pinjaman. Sedangkan modal Bank Syariah dibagi menjadi modal inti, kuasi ekuitas, dan dana
titipan. Proses alokasi dana perbankan syariah dapat dikategorikan menjadi dua jenis pendekatan
yaitu pool of fund approach (pendekatan kumpulan dana) dan asset allocation approach
(pendekatan alokasi aset).

Abstract
Management comes from English management with the verb to manage, generally defined
as to take care of. Furthermore, the definition of management developed more fully. Meanwhile,
the definition of Islamic Bank Fund Management is the efforts made by Islamic banking
institutions in managing or regulating the position of funds received from funding activities to be
channeled to financing activities. It is hoped that the bank concerned will still be able to meet the
criteria for liquidity, profitability and solvency.
Sources of Islamic Bank funds come from Own Funds, Third Party Funds (DPK) and Loan
Funds. Meanwhile, Islamic Bank capital is divided into core capital, quasi-equity, and deposit
funds. The process of allocation of Islamic banking funds can be categorized into two types of
approaches, namely the pool of funds approach and the asset allocation approach.
A. Latar Belakang
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang beriorentasi pada laba (Profit).
Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri, tetapi juga sangat penting untuk
pengembangan usaha bank syariah. Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara
pendapatan atas penanaman dana dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Guna memperoleh hasil yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana yang dikumpulkan dari masyarakat (dana
pihak ketiga), dana modal pemilik/pendiri bank maupun atas pemanfaatan atau penanaman dana
tersebut.
Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu fungsinya menghimpun dana
masyarakat, harus memiliki suatu sumber untuk menghimpun dana sebelum di salurkan
kembali kemasyarakat. Oleh karena itu manajemen bank harus menggunakan semua perangkat
operasionalnya dan mampu menjaga kepercayaan masyarakat. Salah satu perangkat yang
sangat strategis dalam menopang kepercayaan itu adalah permodalan yang memadai.Modal
merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus
berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat.
Sebagai lembaga perantara, modal utama pertama sebuah lembaga keuangan adalah
kepercayaan, yakni kepercayaan pihakpihak yang dihubungkannya. Dengan kata lain, modal
pertama lembaga keuangan ialah keredibilitas dimana para nasabah atau masyarakat luas.
Sedangkan modal utama kedua sebuah lembaga keuangan adalah profesionalitas, yakni
profesionalitas dalam mengelola uang atau dana titipan yang telah diamanatkan.Dengan
kredibitas dan profesionalitas itulah keberadaan dan kelangsungan sebuah lembaga keuangan
di pertaruhkan.1

B. Landasan Teori
1. Pengertian
1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan kata kerja to manage,
diartikan secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya definisi manajemen berkembang
lebih lengkap. Lauren A. Aply seperti yang dikutip Tanthowi menerjemahkan manajemen
sebagai “The art of getting done though people” atau seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.2
2) Pengertian Manajemen Dana

1
Rahmat Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah”, Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, Vol.5, Desember
2017, Hal.323.
2
Eri Susan, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.9, Agustus 2019,
Hal.953.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar dan
teratur, proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.Sesuatu tidak boleh dilakukan secara
asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran islam. Sesuai dengan Hadis
Nabi saw: “sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan,
dilakukan secara itqān (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR. Thabrani). Melakukan
pekerjaan dengan benar, rapi dan benar itulah pokok dari manajemen, dan merupakan
suatu yang di syariatkan dalam ajaran Islam. Manajemen secara umum berarti suatu
aktifitas khusus yang mencakup kepemimpinan. Pengarahan, pengembangan personal,
perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan
unsur-unsur pokok dalam suatu proyek, agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat tercapai
dengan cara efektif dan efisien. Dalam Islam, manajemen terdiri dari beberapa prinsip
yang harus ada di dalamnya, yaitu prinsip keadilan, amanah dan tanggung jawab.
Demikian juga manajemen dalam Perbankan Islam, sebab lembaga keuangan merupakan
lembaga yang dibangun atas dasar kepercayaan, sehingga manajemen yang baik sangat
diperlukan, termasuk di dalamnya manajemen dana.
Manajemen Dana Bank Syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank
syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding
untuk disalurkan kepada aktifitas financing. Dengan harapan bank yang bersangkutan
tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya.3

3) Permasalahan Manajemen
Permasalahan-permasalahan Manajemen Dana di Bank Syariah Pokok-pokok
permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya
adalah:
a. Berapa memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya yang relative murah.
b. Berapa jumlah dana yang dapat ditanamkan dan dalam bentuk apa untuk memperoleh
pendapatan yang optimal.
c. Berapa besarnya dividen yang dibayarkan yang dapat memuaskan pemilik/pendiri
dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan bank syariah.
Dari permasalahan yang ada di atas, maka manajemen dana mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Memperoleh profit yang optimal,
b. Menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai,
c. Menyimpan cadangan,
d. Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas
bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain,
e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Dari tujuan-tujuan di atas, bila diamati akan didapat kontradiksi antara tujuan yang satu
dengan yang lainnya. Misalnya, di satu sisi bertujuan untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya, tentunya ini bisa direalisasi dengan memberikan pembiayaan yang
sebesar-besarnya, namun di sisi lain kita juga harus menyediakan dana kas untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban segera dibayar, yang harus didukung oleh tersedianya
dana yang memadai. Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi pelayanan sebagai
lembaga keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk itu bank syariah harus
mengelola dana yang dapat digolongkan sebagai berikut:
3
Nurma Sari,”Manajemen Dana Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi
a. Kekayaan bank syariah dalam bentuk:
 Kekayaan yang menghasilkan (Aktiva Produktif) yaitu pembiayaan untuk
debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan
pendapatan.
 Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan investaris (harta tetap).
b. Modal bank syariah, berasal dari:
 Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah,
infaq/shadaqah.
 Simpanan/hutang dari pihak lain.
c. Pendapatan usaha keuangan bank syariah berupa bagi hasil atau mark up dari
pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank
syariah di bank.
d. Biaya yang harus dipikul oleh bank syariah yaitu biaya operasi, biaya gaji,
manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan nasabah penabung. Untuk mengatasi
hal tersebut pihak bank syariah dapat melakukan kegiatan manajemen sebagai
berikut:
 Rencana keuangan (budgeting) dan
 Batasan dan pengukuran atas: Struktur modal, pemeliharaan likuiditas,
pengawasan efisiensi, Rentabilitas, ativa produktif (pembiayaan).4

4) Sumber-Sumber Dana Bank Syariah


a. Dana Sendiri
Dana sendiri disebut juga dengan dana pihak I yaitu merupakan dana yang
dihimpun dari pihak para pemegang saham bank atau pemilik bank. Dana Pihak I
diantaranya modal disetor, cadangan dan sisa laba.
b. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga mempunyai peranan penting dalam tersedianya dana bank.
Keberhasilan bank dalam operasionalnya juga sangat ditentukan oleh keberadaan
DPK. Dana ini dihimpun dari masyarakat berupa tabungan, deposito dan giro.
c. Dana Pinjaman
Dana pinjaman juga untuk bank yang sulit mencari sumber dana sendiri atau dana
pihak ketiga. Dalam memperoleh sumber-sumber ini relatif membutuhkan waktu
dan bersifat sementara. Dana dari sumber ini akan digunakan untuk mendanai atau
membayar transaksi tertentu. Dana pinjaman ini bisa berasal dari pinjaman dari
bank lain di dalam negeri, pinjaman dari bank lain di luar negeri, pinjaman dari
lembaga keuangan bukan bank dan dari obligasi.
Selain itu sumber dana pada bank syariah juga bisa diuraikan sebagai berikut:
a. Modal Inti (Core Capital)
Modal inti ini merupakan representasi dari kepentingan pemilik dalam suatu
perusahaan. Modal dapat diartikan sebagai kekayaan bersih (net worth) yaitu
selisih antara nilai aset dikurangi dengan nilai kewajiban (liabilities).
Sedangkan

4
Wening Purbatin Palupi Soenjoto, “Analisa Manajemen Dana Bank Syariah Dalam Konsep Pemasaran
Konvensional”, Jurnal Istiqro, Vol.4 No.1, Januari 2018, Hal.7-8.
modal inti adalah modal sendiri yang berasal dari pemilik bank atau para
pemegang saham bank. Modal inti (core capital) terdiri dari:
 Modal setor, yaitu modal yang disetor oleh pemilik bank.
 Agio/ tambahan saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham.
 Modal Sumbangan, yaitu modal dari bantuan saham.
 Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari laba ditahan dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
 Cadangan tujuan, yaitu bagian dari laba bersih yang digunakan untuk
tujuan
tertentu dengan persetujuan RUPS.
 Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang tidak dibagikan
atas
persetujuan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
 Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum
ditetapkan penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Besarnya
laba tahun lalu yang diperhitungkan sebanyak 50% sebagai modal inti.
 Laba tahun berjalan, yaitu laba kotor yang dipdapatkan selama tahun
berjalan.5
b. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Kuasi ekuitas dalam perbankan syariah dengan melakukan penghimpunan dana
berdasarkan prinsip akad mudharabah. Mudharabah ialah suatu akad kerjasama
antar shohibul mal atau pemilik modal dan mudharib atau pengelola modal
dengan kesepakatan bagihasil keuntungan antara kedua belah pihak tersebut
sedangkan kerugian dari segi keuangan atau finansial ditanggung oleh pemilik
dana dan pengelola menanggung kerugian dari segi tidak dapat memperoleh
keuntungan. Dimana bank merupakan pengelola modal kemudian nasabah
sebagai pemilik modal. Maka bank dan nasabah membuat kesepakatan bagi
hasil dari pendapatan yang diperoleh perbankan terhadap pengelolaan dana
tersebut. Produk bank syariah untuk akad tersebut terdiri dari :
 Rekening investasi umum
 Rekening investasi khusus
 Rekening tabungan mudharabah
 Rekening Giro Mudharabah.
c. Titipan (Wadi’ah) atau Simpanan Tanpa Imbalan
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang disimpan di bank, biasanya
dalam bentuk giro atau tabungan. Motivasi utama masyarakat untuk
menyimpan dana di bank adalah keamanan dana dan kebebasan untuk
menarik dana setiap saat. Bank syariah dalam mengelola simpanan nasabah
menggunakan akad wadi’ah. Dimana akad wadi’ah yang digunakan adalah
wadiah yad adh -dhamamah. Wadiah yad adh-dhamamah merupakan akad
titipan suatu barang atau uang kepada pihak penerima titipan dan penerima
titipan dapat menggunakan barang yang dititip dan pemegang titipan wajib

5
Sri Mulyani, Siti Jamilah, “Implementasi Manajemen Dana Pada Bank Syariah”, Jurnal Perbankan Syariah, Vol.3
No.1, Januari 2022. Hal.44-46.
bertanggung jawab atas barang tersebut apabila terjadi kerusakan atau
kehilangan. Penerima titipan mendapatkan hak atas manfaat serta keuntungan
barang titipan tersebut.
Dari dana wadi’ah tersebut maka bank mengelola dana titipan nasabah
sebagai bentuk pemanfaatan barang titipan. Dari pengelolaan uang simpanan
nasabah maka bank akan memeperoleh keuntungan yang menjadi
kepemilikan bank, dan bank harus menanggung kerugian karena nasabah
mendapatkan jaminan atas pengembalian uang simpanannya. Seperti pada
produk tabungan dan giro sebagai titipan wadi’ah yad dhmanah.
Selama uang simpanan nasabah dititipkan kepada bank maka bank
dapat memanfaatkan dana tersebut dan bank tetap wajib mengembalikan dana
setiap saat ketika nasabah ingin mengambil kembali uang simpanannya. Bank
dapat memberikan imbalan berupa bonus kepada nasabah sebagai jasa atas
penggunaan barang titipan. Namun bank tidak dapat melakukan perjanjian di
awal dengan nasabah karena tidak ada keharusan bank dapat memberi atau
tidak imbalan tersebut kepada nasabah.6

5) Alokasi Dana Bank Syariah


Proses alokasi dana perbankan syariah dapat dikategorikan menjadi dua jenis
pendekatan yaitu pool of fund approach dan asset allocation approach.
a. Pool of fund approach merupakan pendekatan penyaluran dana dimana sumber dana
tidak dibedakan tetapi digabungkan seluruhnya menjadi dana tunggal tanpa diikuti
dengan pertimbangan perbedaan karakteristik yang melekat pada sumber dana tersebut
dan kemudian dialokasikan untuk tujuan likuiditas dan rentabilitas perbankan syariah.
b. Pendekatan alokasi dana yang kedua Asset allocation approach dimana masing-masing
sumber dana dialokasikan kedalam aktiva yang sesuai dengan karakteristik, likuiditas
dan tingkat bagi hasil sumber dana. Sumber dana dengan prinsip wadiah alokasinya
diutamakan untuk alat likuiditas dan beberapa aktiva produktiv yang memiliki tingkat
likuiditas tinggi. Sumber dana bagi hasil tidak dialokasikan pada primary reserve dan
pembiayaan qard yang tidak produktif tetapi dialokasikan pada aktivaaktiva produktif.
Alokasi dana berpatokan pada dua tujuan utama, yaitu:
 Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah
 Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman.
Kedua tujuan tersebut bisa dicapai jika alokasi dana diatur dengan baik. Alokasi dana
perbankan syariah dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis pendapatannya.
Alokasi dana perbankan syariah berdasarkan jenis pendapatan terbagi menjadi dua
jenis kontrak pembiayaan, pertama natural uncertainty contract dan kedua natural
certainty contract.
a. Natural uncertainty contract adalah bentuk kontrak penyaluran dana yang tidak
memberikan kepastian pendapatan. Dalam kontrak ini pendapatan baru bisa
diketahui setelah proses pengelolaan dana dan pendapatan akan dibagi hasilkan
sesuai dengan persentase bagi hasil yang sebelumnya telah disepakati. Jenis
6
Tri Inda Fadhila Rahma, “Performa Modal Bank Syariah Di Tengah Pandemi Covid-19”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, Vol.6 No.2, Oktober 2021. Hal.148-150.
kontrak ini diaplikasikan dalam pembiayaan berbasis bagi hasil seperti
mudarabah dan musyarakah.
b. Kontrak yang kedua yaitu natural certainty contract merupakan kontrak yang
memberikan kepastian pendapatan dimana aliran kasnya bisa diprediksi karena
sudah disepakati besarnya oleh pihak yang bertransaksi pada awal akad.
Alokasi dana pada pembiayaan dengan kontrak tersebut bisa diaplikasikan pada
pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewa.7

C. Metode Penelitian
Penelitain ini adalah penelitian pustaka, penelitian Pustaka bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi dari bantuan bermacam-macam material yang terdapat
di ruang perpustakaan, seperti : buku-buku, majalah, dokumen, catata, kisah-kisah sejarah
dan lain-lainnya. Menurut Kaelan, dalam penelitian kepustakaan kadang memiliki
deskriptif dan juga memiliki ciri historis. Dikatakan historis karena banyak penelitian
semacam ini memiliki dimensi sejarah, termasuk di dalamyna penelitian agama, misalnya
tentang karya tokoh pemikir keagamaan masa lalu seperti imam al-Ghazali dan lain
sebagainya. Penelitian karya-karya tokoh agama tersebut termasuk penelitian
kepustakaan. Sebagaimana yang telah dikemukakan berdasarkan literatur pustaka,
untuk itu langkah yang diambil ialah mencari literatur yang ada hubungannya dengan
pokok masalah kemudian dianalisa secara sistematis sehingga memudahkan
penganalisaan.8

D. Kesimpulan
Kesimpulan dari kajian ini adalah:
1. Manajemen Dana Bank Syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah
dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk
disalurkan kepada aktifitas financing.
2. Sumber dana Bank Syariah bersumber dari Dana Sendiri, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Dana Pinjaman. Sedangkan modal Bank Syariah dibagi menjadi modal inti, kuasi ekuitas,
dan dana titipan.
3. Proses alokasi dana perbankan syariah dapat dikategorikan menjadi dua jenis pendekatan
yaitu pool of fund approach (pendekatan kumpulan dana) dan asset allocation approach
(pendekatan alokasi aset).

7
Satria Utama, “Pengaruh Manajemen Penyaluran Dana Terhadap Distribusi Bagi Hasil Perbankan Syariah Di
Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.11, 2016. Hal.138-139.
8
Fani Monada Essa Putri dkk, “Baitul Mal Dan Ghanimah Studi Tentang Ijtihad Umar Bin Khattab Dalam Penguatan
Lembaga Keuangan Publik”, Jurnal Akuntansi Dan Perbankan Syariah, Vol.5 No.1, Juni 2022. Hal.33.
Daftar Pustaka

Eri Susan, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
Vol.9, Agustus 2019, Hal.953.
Fani Monada Essa Putri dkk, “Baitul Mal Dan Ghanimah Studi Tentang Ijtihad Umar Bin
Khattab Dalam Penguatan Lembaga Keuangan Publik”, Jurnal Akuntansi Dan
Perbankan Syariah, Vol.5 No.1, Juni 2022. Hal.33.
Nurma Sari,”Manajemen Dana Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi
Rahmat Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah”, Jurnal Bisnis Dan Manajemen
Islam, Vol.5, Desember 2017, Hal.323.
Satria Utama, “Pengaruh Manajemen Penyaluran Dana Terhadap Distribusi Bagi Hasil
Perbankan Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.11, 2016.
Hal.138-139.
Sri Mulyani, Siti Jamilah, “Implementasi Manajemen Dana Pada Bank Syariah”, Jurnal
Perbankan Syariah, Vol.3 No.1, Januari 2022. Hal.44-46.
Tri Inda Fadhila Rahma, “Performa Modal Bank Syariah Di Tengah Pandemi Covid-
19”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.6 No.2, Oktober 2021. Hal.148-
150.
Wening Purbatin Palupi Soenjoto, “Analisa Manajemen Dana Bank Syariah Dalam
Konsep Pemasaran Konvensional”, Jurnal Istiqro, Vol.4 No.1, Januari 2018,
Hal.7-8.

Anda mungkin juga menyukai