Keuangan
Dalam Islam
Manajemen keuangan adalah kegiatan
perencanaan, pengelolaan, penyimpanan,
serta pengendalian dana dan aset yang
e ua n gan
K
Pengertian Manajemen
Keuangan menurut para Ahli :
Prawironegoro
Bambang Riyanto
Manajemen keuangan ialah aktivitas pemilik Manajemen keuangan ialah keseluruhan
dan manajemen perusahaan untuk memperoleh aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
modal yang semurah-murahnya dan usaha mendapatkan dana yang diperlukan
menggunakan seefektif, seefisien, dan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
JF Bradley
Manajemen keuangan ialah bidang manajemen
bisnis yang ditujukan untuk penggunaan model
secara bijaksana dan seleksi yang saksama dari
sumber modal untuk memungkinkan unit
pengeluaran untuk bergerak ke arah mencapai
tujuannya.
Tujuan Adanya Management
Keuangan
Auditing Reporting
Auditing adalah proses pemeriksaan Reporting adalah melaporkan
keuangan. keuangan.
Perbedaan dari Manajemen konvensional
dan manajemen dalam islam
Prinsip Dasar
2 Pada kegiatan usaha, pastinya ada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam menjalankan roda
kegiatan. Begitu pula yang terjadi baik pada bank konvensional maupun bank syariah.
Prinsip pertama menyangkut nilai. Bank konvensional berprinsip bebas nilai, sedangkan bank syariah
menjunjung prinsip syariah Islam yang menyatakan tidak ada pembebasan nilai.
Prinsip kedua yaitu mengenai pandangan terhadap uang. Bank konvensional melihat uang sebagai
komoditas. Artinya, uang dipandang sebagai barang yang dapat diperjual-belikan. Sementara itu, bank
syariah memandang uang sebagai alat tukar. Jadi, dalam bank syariah, uang tidak dapat diperjual-belikan,
namun dapat ditukarkan kepada bentuk lain sesuai kebutuhan.
Prinsip ketiga menyangkut tentang pertumbuhan dana yang disimpan nasabah di kedua jenis bank
tersebut. Di bank konvensional, uang akan bertumbuh dengan adanya pemberian bunga yang didapat dari
pengelolaan pihak bank. Namun, bank syariah menolak sistem bunga tersebut, Untuk menumbuhkan
uang nasabahnya, bank ini menerapkan sistem bagi hasil
Perbedaan Manajemen konvensional dan
manajemen dalam islam berdasarkan :
Sumber Likuiditas Jangka Pendek
3 Kedua jenis bank ini sama-sama memperoleh likuiditasnya dari dua sumber, yakni pasar uang dan bank
sentral. Di Indonesia, yang dimaksud dengan bank sentral adalah Bank Indonesia. Hal yang membedakan
antara likuiditas bank konvensional dengan bank syariah terletak di pasar uang. Likuiditas bank
konvensional dari pasar uang bebas didapatkan dari emiten mana saja. Sementara itu, bank syariah hanya
mengambil sumber dari pasar uang yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.
Risiko Usaha
4 Bank syariah menerapkan poin “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” antara bank dan
nasabah. Hal ini membuat semua hal yang terjadi ditanggung secara bersama-sama, baik
berupa keuntungan maupun kerugian.
Sementara itu pada bank konvensional biasa, pihak bank tidak berurusan dengan risiko yang
mungkin dihadapi nasabahnya. Pihak nasabah juga tidak perlu memikirkan risiko yang
mungkin terjadi kepada bank tempatnya melakukan transaksi keuangan ataupun menyimpan
dana.
Perbedaan Manajemen konvensional dan
manajemen dalam islam berdasarkan :
Struktur Pengawas
5 Di bank konvensional, struktur pengawas dijabat oleh dewan komisaris. Namun
di bank syariah, Anda akan menemui struktur pengawas yang lebih kompleks,
mulai dari dewan komisaris, dewan pengawas syariah, hingga dewan syariah
nasional.
Sistem Manajemen
Keuangan Syariah
Sistem manajemen keuangan syariah merupakan suatu langkah yang
digunakan untuk mengelola keuangan dengan menggunakan metode Islami
atau syariah sebagai acuannya. Di sisi lain, juga menggunakan dasar hukum
ajaran agama Islam sebagai pedoman.
Segala aktifitas keuangan pada sistem ini harus sesuai dengan prinsip syariah
sebagaimana sudah diatur melalui Al-Quran dan sunnah. Termasuk juga
melarang adanya jual beli barang haram ataupun adanya riba yang bisa
merugikan salah satu pihak.
Berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah, prinsip sistem
keuangan Islam adalah sebagai berikut:
1. Larangan Riba
Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan, dan hak atas barang. Sistem
riba hanya menguntungkan para pemberi pinjaman dengan membebani penetapan keuntungan
yang diperoleh pemberi pinjaman di awal perjanjian. Padahal “untung” dapat diketahui setelah
berlalunya waktu bukan hasil penetapan di muka.
2. Pembagian Risiko
Risiko merupakan konsekuensi dari adanya larangan riba dalam suatu sistem kerja sama antara
pihak yang terlibat. Risiko yang timbul dari aktivitas keuangan tidak hanya ditanggung oleh
penerima modal tetapi juga pemberi modal. Pihak yang terlibat tersebut harus saling berbagi
risiko sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.
4. Larangan Spekulatif
Hal ini selaras dengan larangan transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian
yang sangat tinggi, misalnya seperti judi.
5. Kontrak/Perjanjian
Dengan adanya perjanjian yang disepakati di awal oleh pihka-pihak yang terlibat
dapat mengurangi risiko atas informasi yang asimetri atau timbulnya moral
hazard.
Melakukan hutang atau peminjaman pada orang Pada bisnis jual beli online proses akad juga
atau lembaga tentu adalah hal yang harus dilakukan. Misalnya dengan pembuatan
diperbolehkan oleh islam. Hutang adalah form pernyataan dari penjual dan pembeli, tidak
meminjam harta orang lain untuk dipergunakan menutupi keadaan barang atau produk yang
oleh kita dan dibayarkan kembali pada dijual, membayar sesuai pernjanjian, mengirim
peminjam pada jangka waktu tertentu. barang dan mengirim uang sesuai jumlah yang
Sedangkan riba adalah hal yang diharamkan telah disepakati. Tanpa proses seperti ini tentu
oleh islam. Riba juga mencekik orang miskin, saja akan merugi dan membuat manusia akan
terutama mereka yang meminjammnya untuk mendapatkan dampak mudharatnya.
kebutuhan primer kesehariannya. Untuk itu, Seiring perkembangan zaman tidak hanya jual
berhutang dalam islam adalah salah satu contoh beli barang saja yang dilakukan online, akan
transaksi ekonomi yang diperbolehkan asalkan tetapi penipuan, judi, taruhan, dsb juga bisa
tanpa riba dan dengan perjanjian atau akad yang dilakukan online, dan islam tetap melarang hal
jelas. tersebut.
3. Simpan Pinjam di Bank
Syariah 4. Jual Beli Produk Halal
Islam sendiri memiliki prinisp bahwa Contoh transaksi ekonomi dalam islam
transaksi ekonomi harus dijalankan sesuai lainnya adalah dengan jual beli produk
dengan syariah. Transaksi ekonomi sesuai halal. Jual beli adalah bagian dari
syariah ini dikembangkan dengan adanya transaksi dalam islam. Jual beli tentu saja
bank moderen berbentuk syariah. diperbolehkan oleh islam dan yang Allah
Di dalamnya bisa melakukan simpan pinjam larang adalah melakukan penipuan, judi,
tanpa adanya riba. Adanya lembaga bank atau mengundi nasib dengan proses yang
syariah yang dibuat umat islam tentu akan tidak jelas.
mempermudah umat islam dalam
bertransaksi dan prinsip-prinsip ekonomi
islam dapat dilakukan dengan baik dan
massif di banyak umat islam.
5. Pembuatan Billing
atau Invoice
● Pembuatan billing atau invoice adalah pembuatan bukti
transaksi. Hal ini perlu dilakukan untuk memperjelas proses jual
beli dan sebagai bukti transaksi ekonomi. Dalam zaman moderen
sekarang ini transaksi yang tanpa billing atau invoice dapat
dituntut dan bahkan diatur oleh pemilik bisnis. Jika tanpa bukti
transaksi maka penipuan, kecurangan, ataupun lainnya dapat
terjadi dan merugikan satu pihak.
● Tentu saja hal ini dengan syarat yaitu pembuatan billing atau
invoice juga didukung oleh sistem dan proses yang baik. Tidak
ada penipuan mislanya membuat bukti transfer palsu, pembuatan
invoice palsu, dan sebagianya. Sebagai umat islam tentu
kejujuran adalah hal utama. Untuk itu tidak perlu dilakukan
kebohongan karena dampak dari hal tersebut kita yang akan
menanggung. Kehilangan pelanggan, ketidakpercayaan, dan juga
tuntutan dari orang lain bisa saja akan terjadi.
Maisyir, Grahar, Riba, Dhulm dalam
manajemen etika keuangan dalam islam
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Bulan Desember 2015,
berdasarkan statistik perbankan syariah, jumlah perbankan syariah telah mencapai
12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dengan total jaringan kantor sebanyak 2,301 kantor di seluruh Indonesia.
Dalam perkembangan terakhir, industri perbankan syariah ternyata mengalami
penurunan performa dibanding perbankan konvensional.
Eksistensi bank syariah di Indonesia belum didukung oleh faktor-faktor
pendukung yang memungkinkan perbankan syariah untuk terus
berkembang dan berjalan dengan baik.
Eksistensi perbankan syariah, jelas memiliki arti penting bagi pembangunan
ekonomi berwawasan syariah terutama dalam memberikan solusi bagi
pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta menjadi inti kekuatan
ekonomi yang berbasis kerakyatan dan sekaligus menjadi penyangga utama
sistem perekonomian nasional.
Bank syariah tidak hanya befungsi dalam penyaluran modal tetapi juga
berfungsi untuk menangani kegiatan sosial.
METODE
Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data primer yang didapat dari hasil
wawancara (indepth interview) dengan dengan pakar dan praktisi, yang memiliki pemahaman
tentang permasalahan yang dibahas. Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner pada pertemuan
kedua dengan responden.
Jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang pakar dan praktisi dengan
pertimbangan berkompeten. responden yang dipilih dalam survey ini adalah para
pakar/peneliti ekonomi Islam dan praktisi bank syariah.
,
akad yang relatif lebih “rumit”.
Gambar 1. Prioritas Aspek Masalah
Gambar 2. Prioritas Kebijakan Strategis
Simpulan
3
%
Sedangkan prioritas strategi kebijakan yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan
industri perbankan syariah di Indonesia terdiri dari: pertama, memperkuat permodalan dan
skala usaha serta memperbaiki tingkat efisiensi; kedua, memperbaiki kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia bank syariah, berikut juga sistim informasi dan teknologi; ketiga,
perbaikan struktur dana bank syariah dan harmonisasi pengaturan dan pengawasan.
Beberapa saran dan rekomendasi yaitu Diharapkan adanya komitmen bersama dari pembuat
kebijakan dalam menunjang dan mendorong upaya pengembangan industri keuangan
syariah khususnya dalam hal ini bank syariah; Melalui penelitian ini, diharapkan dapat
memperluas kajian penelitian akademik terkait bank syariah; Penelitian selanjutnya dengan
pendekatan yang sama (ANP) disarankan agar dapat menambah jumlah responden dari
pihak-pihak terkait yang dipandang paham akan masalah bank syariah di Indonesia.
THANK
YOU!
Finish!