Disusun Oleh :
Kelompok 10
Dosen Pengampu :
Rizal Alfid Jaya,M.E
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Tidak lupa Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Kami sangat mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Rizal Alfid Jaya,M.E selaku Dosen Pembimbing pada mata kuliah Hukum Bisnis dan
Perbankan serta semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami juga berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi orang banyak
terutama pembaca.
Demikianlah makalah yang telah kami buat ini, kami sadar bahwa masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada
kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah.
Penulis
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II Pembahasan
A. Pengawasan terhadap Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance) dalam Perbankan...6
B. Tinjauan Umum Terhadap Dewan Syariah dalam Perbankan Syariah......................6
C. Pengaturan anggota dewan syariah dalam fiqih kontemporer...................................7
D. Peran dewan syariah dalam perbankan syariah di Indonesia.....................................8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Lembaga
keuangan memiliki beberapa macam seperti perbankan syariah yang beroperasi
berdasarkan prinsip - prinsip syariat islam. Lembaga keuangan bank ini memiliki
pengawasan yang dilakukan agar seluruh kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip dalam ajaran agama islam
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengawasan terhadap kepatuhan syariah (Sharia Compliance) dalam
perbankan?
2. Bagaimana tinjauan umum terhadap dewan syariah dalam perbankan syariah?
3. Apa itu pengaturan anggota dewan syariah dalam fiqih kontemporer?
4. Bagaimana peran dewan syariah dalam perbankan syariah di indonesia?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian pengawasan terhadap kepatuhan syariah (Sharia
Compliance) dalam perbankan serta mengetahui beberapa aspek yang perlu
diperhatikan.
2. Dapat mengetahui tinjauan umum terhadap dewan syariah dan dewan pengawasan
syariah.
3. Dapat mengetahui beberapa pandangan penting terkait pengaturan anggota dewan
syariah dalam fiqih kontemporer.
4. Dapat mengetahui apasaja peran dewan syariah dalam perbankan syariah di
indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Perbankan syariah harus memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai
produk dan layanan yang ditawarkan serta pelaksanaan operasionalnya, termasuk
mengenai aspek syariahnya. Hal ini akan membantu nasabah dalam memahami
prinsip-prinsip syariah yang dijalankan oleh bank syariah.
4. Pelaporan
Perbankan syariah harus melaporkan kinerja dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
syariah secara berkala kepada lembaga pengawas dan pihak-pihak terkait lainnya. Hal
ini akan membantu dalam memastikan kepatuhan perbankan syariah terhadap prinsip-
prinsip syariah.
5. Pengawasan internal
Perbankan syariah juga harus memiliki sistem pengawasan internal yang ketat
terhadap pelaksanaan operasional dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
Pengawasan internal ini akan membantu dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya
pelanggaran prinsip-prinsip syariah di dalam perbankan syariah.
Dalam perspektif fiqih, pengawasan terhadap kepatuhan perbankan syariah harus
dilakukan secara ketat dan terus-menerus untuk memastikan bahwa perbankan syariah
benar-benar menjalankan prinsip-prinsip syariah dalam setiap aspek kegiatannya.
6
b) Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing lembaga keuangan
syariah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait.
c) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan hukum bagi ketentuan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti bank Indonesia dan badan
pengembangan pasar modal (BAPEPAM).
d) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan
penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN.
e) Mengusulkan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila
peringatan tidak diindahkan. Dalam memberikan fatwa, DSN tidak boleh
dipengaruhi atau terpengaruh oleh lembaga manapun.
Dewan Syariah bertugas untuk menggali, mengkaji dan merumuskan nilai dan
prinsip-prinsip hukum Islam (syariah) untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan
transaksi di lembaga-lembaga keuangan syariah serta mengawasi pelaksaan dan
implementasinya. Anggota lembaga adalah para ahli hukum Islam serta praktisi
ekonomi, terutama sektor keuangan, baik bank maupun non bank yang berfungsi
untuk menjalankan tugas-tugas MUI. Dalam pelaksanaannya, lembaga
ini dibantu dengan Badan Pelaksana Harian.
b. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Pada dasarnya DPS menjalankan pengawasan dibawah kendali DSN dalam
merealisasikan fatwa yang telah diputuskan oleh DSN. DPS berperan sebagai
pengawas dari lembaga keuangan syariah yang mengawasi setiap operasional
kegiatan pebankan syariah, sehingga operasionalnya dapat berjalan sesuai dengan
tuntutan syariat Islam. DPS tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
manajemen lembaga keuangan syariah, karena hal ini sudah menjadi tanggung jawab
langsung di bawah wewenang Direksi suatu lembaga keuangan syariah. DPS berhak
memberikan masukan kepada pihak pelaksana lembaga keuangan syariah (Sultoni
2019, 108).
DPS adalah suatu badan yang diberi wewenang untuk melakukan supervisi /
pengawasan dan melihat secara dekat aktivitas perbankan agar dalam setiap kegiatan
tersebut selalu mengikuti aturan dan prinsip-prinsip syariah sehingga tidak
menyimpang dari ketentuan yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.
DPS yang terdiri dari para pakar syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan
dalam bidang perbankan yang ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas
mengawasi pelaksanaan keputusan DSN pada lembaga keuangan syariah tersebut.
DPS merupakan badan independen, sehingga untuk menjamin mengeluarkan
pendapat maka harus diperhatikan beberapa hal:
a) DPS bukan staf bank, dalam arti bahwa mereka tidak tunduk dibawah kekuasaan
administratif.
b) DPS dipilih oleh rapat umum pemegang saham (RUPS).
c) Honorarium DPS ditentukan oleh RUPS.
d) DPS mempunyai sistem kerja dan tugas-tugas tertentu seperti halnya badan
pengawas lainnya. Karena pentingnya peran DPS ini, maka dua undang-undang di
Indonesia mencantumkan keharusan adanya DPS di perusahaan syariah dan
lembaga perbankan syariah, yaitu undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang
7
perseroan terbatas dan undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah. Dengan demikian, secara yuridis, DPS di lembaga perbankan menduduki
posisi yang kuat, karena keberadaannya sangat penting dan strategis (Ilyas 2019,
199).
Peran utama para ulama dalam DPS adalah mengawasi jalannya operasional
bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Hal ini karena
transaksi-transaksi yang berlaku dalam bank syariah sangat khusus jika dibanding
bank konvensial. Karena itu, diperlukan garis panduan ini disusun dan ditentukan oleh
DSN (Irham 2019, 447). Prinsip syariah merupakan acuan utama bagi DSN dalam
menyusun fatwa terkait aktivitas keuangan berbasis syariah yang ditujukan bagi
industri keuangan syariah.
8
4. Anggota dewan syariah harus memahami dan mengikuti prinsip-prinsip dasar
hukum Islam, seperti al-Quran, hadis, ijtihad, qiyas, dan istihsan.
5. Anggota dewan syariah harus berkomunikasi dengan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya untuk memastikan keputusan-keputusan yang diambil dapat
diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
Namun, pandangan dan praktik pengaturan anggota dewan syariah dapat berbeda
beda variasi di antara masyarakat Muslim. Oleh karena itu, diperlukan dialog dan
diskusi yang terbuka dan inklusif antara kelompok-kelompok pemikir Islam untuk
mengembangkan pandangan yang lebih komprehensif dan inklusif mengenai
pengaturan anggota dewan syariah dalam fiqih kontemporer 21
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca untuk
lebih jauh mengetahui dan memahami lagi bagaimana pengawasan yang dilakukan di
dalam perbankan syariah. Demi penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11