skripsi ini dengan tepat waktu dengan judul "Metode Pemisahan Harta Haram
salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
Meulaboh.
3. Ibu Sri Dwi Friwarti, M.H selaku pembimbing I (satu) dan Bapak Dr.
4. Bapak Dr. H. Syamsuar, M.Ag selaku dewan penguji I (satu) dan Bapak
i
5. Seluruh dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah yang telah sudi
6. Teristimewa kepada ayahanda Abdul Kamil dan ibunda Ivo Nila Sari
Akhir kata dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis
menyadari bahwa dalam usaha penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis dengan segenap kerendahan hati mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian demi tercapainya karya
Muzdalifah
NIM: 152017048
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran:
iv
ABSTRAK
Bank Syariah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam proses transaksi
keuangannya. Salah satu produk khusus perbankan syariah adalah produk berbasis
DANA dengan transaksi tabungan, pembiayaan, dan investasi dengan
menggunakan akad yang berprinsip syariah. Namun, masih banyak masyarakat
yang ragu tentang kehalalan setiap sistem transaksi keuangan tersebut, apakah
terpisah dengan unsur harta haram atau tidak. Untuk meminimalisir peredaran
harta haram di Indonesia, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam transaksi
keuangan di Bank Syariah Indonesia Meulaboh. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian lapangan (field research). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Bank Syariah Indonesia Meulaboh tidak memiliki metode
khusus dalam pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam
transaksi keuangannya disebabkan karena setiap produk transaksinya sudah
berprinsip syariah, walaupun disetiap transaksi keuangannya sudah menerapkan
90% teori tafriq al-halalan al-haram, Bank Syariah Indonesia Meulaboh
dinyatakan belum melakukan pemisahan harta haram yang bercampur dengan
harta halal secara signifikan.
v
BAB I
PENDAHULUAN
menghadapi masa depan diri dan anak cucunya. Pada saat ini orang-orang tidak
peduli lagi dari mana harta dia dapatkan.1 Apakah dari jalan yang baik atau dari
jalan yang buruk, dan mereka juga tidak mempedulikan apakah mereka memakan
harta yang halal atau harta yang haram, atau harta yang berada di antara keduanya.
ِ َُّ ٌَأْرًِ ػهى ان:ي ِ ػٍ أثً ْشٌشح سضً هللا ػُّ ػٍ انُجً ملسو هيلع هللا ىلص لبل
ٌ بط صَ َي
ٌب ّ ع ِؼ ٍْ ٍذ ان ًَ ْمج ُِش
َ ٍْ ػ
َ
Artinya: Dari Sa‟id Al Maqburi, dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW.,
seseorang tidak peduli apa yang ia ambil; apakah dari yang halal atau
Persoalan halal dan haram adalah seperti soal-soal lain di mana orang-orang
1
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018), h. 25
2
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, Jilid 12,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 32
1
2
biasa sehingga mereka berani menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang
halal. Bangsa Arab pada zaman jahiliyyah merupakan contoh yang sangat jelas
secara berlipat ganda, melecehkan kaum wanita, berbuat durhaka kepada mereka
mengutus para petugas ke pasar-pasar untuk mengusir para pedagang yang tidak
َ َٰ ٍش أ
َ ط ِۚ ٍِ ئََِّ ۥُّ نَ ُك أى
ٌ ِّ ُّٔ ُّيجٞ ػذ
ٍٍ َّ د ٱن
ِ َٕ َٰ ط َ ض َح َٰهَ اَل
ُ ط ٍِّجا ب َٔ ََل رَزَّجِؼُٕاْ ُخ ُ ََُّٰ ٌََٰٓأٌَُّ َٓب ٱن
ِ بط ُكهُٕاْ ِي ًَّب فًِ أٱۡل َ أس
ٔٙ١
Artinya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)
mentaati perintah Allah SWT., itu sama saja dengan mendurhakai Allah SWT.,
(berbuat dosa) yang akan dapat menimbulkan rusaknya jasmani, rohani dan akal
fikiran setiap insan dimuka bumi ini. Setelah Allah SWT., memerintahkan semua
manusia agar mencari harta dengan cara yang halal, secara khusus Allah SWT.,
3
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, (Jakarta: Rabbani Press, 2008), h. 18
4
Erwandi Tarmizi, Harta Haram, ... h. 33
3
memerintahkan para rasul agar memakan harta dari yang halal saja lalu Allah
makanan yang halal dengan amal shalih. Maka jangan diharap jasad kita akan
bergairah untuk melakukan amal-amal shalih bila jasad tersebut tumbuh dan
Harta haram sangat berdampak buruk bagi diri pribadi dan umat. Karena,
memakan harta haram merupakan ciri khas dari kelompok mayoritas yahudi.
Harta haram di ibaratkan sebagai api neraka yang akan membakar siapa saja yang
situasi sosial dan politik global sekarang ini, diantara hal yang sangat penting dan
syariah, agar dampak buruk dari peredaran harta haram dapat di cegah.
5
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, ... h. 28
6
Ma‟ruf Amin, Penggalian dan Penerapan Hukum Ekonomi Syariah di Negara Hukum
Indonesia, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012), h. 47
4
merupakan penggabungan dari tiga bank yaitu, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI
Syariah dan Bank BRI Syariah, yang telah resmi beroperasi mulai pada tanggal 1
Februari 2021 di seluruh Indonesia. Bank Syariah Indonesia adalah bank yang
metode pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam
transaksi keuangan bank syariah. Penelitian ini dirancang dengan bersifat field
mengumpulkan data ialah metode kualitatif. Data yang telah diperoleh akan
Sementara hasil penelitian akan diuraikan secara deskriptif. Untuk itu, penelitian
ini akan berpusat pada judul “Metode Pemisahan Harta Haram yang
B. Rumusan Masalah
Meulaboh?
5
Tujuan merupakan suatu hal yang ingin dicapai dalam suatu penelitian.
1. Manfaat Teoritis
Syariah.
2. Manfaat Praktisi
D. Penjelasan Istilah
Adapun yang dimaksud dengan metode dalam penelitian ini adalah cara,
rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola. Metode juga berarti
seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun dan sistematis. 7
Sedangkan yang dimaksud dengan pemisahan harta dalam penelitian ini adalah
suatu proses memilah atau memisahkan suatu harta yang tidak sesuai yang
bergabung atau bercampur. Adapun yang dimaksud dengan harta dalam penelitian
ini adalah suatu barang yang berharga, yang dapat disimpan, dan dimanfaatkan
Harta haram dalam penelitian ini merupakan harta yang didapat dengan cara
atau jalan yang buruk atau tidak sesuai dengan syariat. Harta haram adalah setiap
7
Moh Yunus & Andi Risma Jaya, Metode dan Model Pengambilan Keputusan, (Jawa
Barat: CV. Adanu Abitama, 2020), h. 20
7
harta yang didapatkan dari jalan yang di larang syariat.8 Sedangkan yang
dimaksud dengan harta halal dalam penelitian ini adalah harta yang didapat dari
Pemisahan Harta Haram yang Bercampur dengan Harta Halal dalam Transaksi
Keuangan Bank Syariah” dalam penelitian ini adalah suatu cara atau proses yang
dilakukan secara sistematis oleh bank untuk memisahkan antara harta haram yang
bercampur dengan harta halal dalam suatu transaksi keuangan bank syariah.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini belum banyak yang
meneliti, namun ada salah satu penelitian yang sedikit terkait dengan penelitian
ini, yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin dari IAI Tribakti Kediri, dalam
Teori Tafriq Al-Halalan Al-Haram & I‟adat Al-Nazhar Perspektif Hukum Islam”.
Dalam jurnalnya, penelitian ini difokuskan pada penerapan teori tafriq dan teori
dan bisnis yang berbasis syariah di Indonesia. Hasil yang didapat dalam penelitian
ini adalah bahwa dalam menumbuh kembangkan hukum, keadilan dan ekonomi
syariah di Indonesia ada dua teori yang harus diterapkan yaitu teori tafriq dan
8
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, ... h. 25
8
teori i‟adat al-nazhar (telaah ulang). Teori tafriq ini dikembangkan oleh Ibn
meneliti tentang metode pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta
halal dalam transaksi keuangan bank syariah, namun hanya berfokus pada
penerapan teori tafriq al-halalan al-haram & teori i‟adat al-nazhar dalam
jelaskan secara rinci terkait metode pemisahan harta haram yang bercampur
dengan harta halal dalam transaksi keuangan bank syariah khususnya pada Bank
F. Landasan Teori
digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepemilikan. Secara etimologi, milik
berasal dari bahasa arab „al-milk‟ yang berarti penguasaan terhadap sesuatu dan
juga bisa berarti yang dimiliki (harta).10 Menurut Mustaq Ahmad Az-zarqa,
kepemilikan adalah salah satu persyaratan untuk sahnya sebuah transaksi harta
bentuk ikatan antara individu terkait dengan harta, yang pada tahap proses
kepemilikan harta, syara‟ mensyaratkan berbagai hal yang disebut „asba al-milk‟
9
Jamaluddin, Mengembangkan Teori Tafriq Al-halal-an Al-haram & I‟adat Al-nazhar
Perspektif Hukum Islam, (Jurnal PDF), Volume 25 Nomor 2 September 2014,
http://www.google.com didownload pada tanggal 3 September 2020.
10
Nasroen Haroen, Fiqih Muamalah, Cet. 2, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 31
11
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000), h. 55
9
suatu bentuk syarat seseorang terhadap harta agar dapat menguasai, memiliki dan
a. Harta
orang desa (badui) sering menghubungkan harta dengan ternak dan orang-
b. Harta Haram
Haram ialah sesuatu yang dilarang oleh pembuat syariat dengan larangan
yang pasti, dimana orang yang melanggarnya akan dikenai hukuman (siksa)
dengan harta haram adalah setiap harta yang didapatkan dari jalan yang
12
M. Faruq an-Nabhan, Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 38
13
Abu Alhamdi Bihaqqi Muhammad, Fikih Kekayaan, (terjemahan dari ahkam al-
Aghaniya karya Dr. Abdullah Laam bin Ibrahim), Cet. 1, (Jakarta: ZAMAN, 2015), h. 38
14
Abu Alhamdi Bihaqqi Muhammad, Fikih Kekayaan, ... h. 39
15
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, (Jakarta: Rabbani Press, 2008), h. 13
10
buruk terhadap pribadi prilakunya secara khusus dan umat manusia secara
langkah syaitan.
c. Harta Halal
Halal ialah sesuatu yang mubah (diperkenankan), yang terlepas dari ikatan
larangan, dan diizinkan oleh pembuat syar‟i untuk dilakukan. Harta halal
adalah segala kekayaan atau harta yang di dapat dengan cara dan jalan yang
G. Sistematika Penulisan
Adapun pada bab II kajian teoritis dalam penelitian ini menjelaskan tentang:
konsep halal dan haram dalam Islam, konsep dan kriteria harta haram dalam
islam, dan metode pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal
dalam transaksi keuangan bank syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN).
Adapun pada bab III metode penelitian berisi tentang: jenis penelitian, jenis
data, sumber data, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, serta
16
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, ... h. 25
11
harta halal dalam transaksi keuangan di Bank Syariah indonesia Meulaboh, serta
KAJIAN TEORITIS
a. Pengertian Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab dari akar kata “Halla-Yahullu-Hallan
diizinkan. Jika kata tersebut dikaitkan dengan suatu barang maka berarti halal
(dimakan atau diminum). Namun jika dikaitkan dengan tempat maka kata tersebut
Dalam konteks yang lebih luas, istilah halal merujuk pada segala sesatu
yang diizinkan atau dibolehkan menurut ajaran Islam yang mencakup aktivitas,
tingkah laku, cara berpakaian, cara mendapatkan rezeki dan sebagainya. 18 Halal
adalah lawan dari haram. Halal artinya terlepas (dari keharaman). Halal adalah
sesuatu yang dipandang sah. 19 Halal juga berarti ialah sesuatu yang mubah
(diperkenankan), yang terlepas dari ikatan larangan, dan diizinkan oleh pembuat
17
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya:Pustaka Progresif, 1997),
h.291
18
Murtadho Ridwan, Nilai Filosofi Halal dalam Ekonomi Syariah, Jurnal Kajian Ekonomi
dan Perbankan, PDF, (Kudus: Stain Kudus, 2019), h. 16
19
Totok Jumantoro & Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Amzah,
2005), h. 79
20
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, (Jakarta: Rabbani Press, 2008), h. 13
12
13
Halal secara bahasa, menurut sebagian pendapat berasal dari akar kata انحم
yang artinya yaitu sesuatu yang dibolehkan menurut syariat. Abu Muhammad al-
Husayn ibn Mas‟ud al-Baghawi dari mazhab Syafi‟i, berpendapat kata halal
berarti sesuatu yang dibolehkan oleh syariat karena baik. Sementara, Muhammad
ibn „Ali al-Syawkani berpendapat bahwa dinyatakannya sebagai halal karena telah
terurainya simpul tali atau ikatan larangan yang mencegah. Sehingga, dari
telah terurai tali atau ikatan yang mencegahnya atau unsur yang
bahwa halal adalah segala sesuatu yang baik, dibolehkan atau diizinkan oleh
syariat Islam, baik dalam bentuk aktivitas atau perbuatan, atau dalam bentuk
makanan atau harta. Maka, dapat dikatakan bahwa makna dari halal mengandung
kewajiban dan keharusan bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang telah
21
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve,
2006), h. 505-506
22
Muchtar Ali, Konsep Makanan Halal dalam Tinjauan Syariah, Volume. XVI, Nomor.
2, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2016), h. 291-291
14
b. Pembagian Halal
Dalam al-Qur‟an, kata halal disebut sebanyak 48 kali dan terdapat dalam
20 Surah dengan makna yang berbeda-beda. Sehingga dari beberapa makna halal
1) Halal yang memiliki arti atau makna yang berkaitan dengan makanan dan
َ َٰ ٍش أ
َ ط ِۚ ٍِ ِئََّ ۥُّ نَ ُك أى
ُّٔ ّٞ ػذ َّ د ٱن َ ض َح َٰهَ اَل
ُ ط ٍِّجا ب َٔ ََل رَز َّ ِجؼُٕاْ ُخ
ِ َٕ َٰ ط ُ ََُّٰ ٌََٰٓأٌَُّ َٓب ٱن
ِ بط ُكهُٕاْ ِي ًَّب ِفً أٱۡل َ أس
ٌ ُّي ِج
ٔٙ١ ٍٍ
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
ّٞ ُغف
ٙ٦ ٍّىٞ ٕس َّس ِح َّ ٌَّ ٱَّللَ ِئ
َ َٱَّلل َ غُِ أًز ُ أى َح َٰهَ اَل
ِۚ َّ ْط ٍِّجا ِۚب َٔٱرَّمُٕا َ فَ ُكهُٕاْ ِي ًَّب
23
Murtadho Ridwan, Nilai Filosofi Haram Dalam Ekonomi Syariah, Jurnal Kajian
Ekonomi dan Perbankan, PDF, (Kudus: STAIN Kudus, 2019), h. 16
15
Artinya: Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu
Artinya: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah
2) Halal yang memiliki makna atau arti yang berkaitan dengan aktivitas,
perilaku, atau tindakan24, seperti Q.S. al-Baqarah: 187 & 275, dan Q.S. al-
Nisa: 19.
Diantara contoh halal dari segi makanan dan minuman adalah firman
َ َٰ ٍش أ
َ ط ِۚ ٍِ ئََِّّۥُ نَ ُك أى
ٌ ِّ ُّٔ ُّيجٞ ػذ
ٍٍ َّ د ٱن
ِ َٕ َٰ ط َ ض َح َٰهَ اَل
ُ ط ٍِّجا ب َٔ ََل رَزَّجِؼُٕاْ ُخ ُ ََُّٰ ٌََٰٓأٌَُّ َٓب ٱن
ِ بط ُكهُٕاْ ِي ًَّب فًِ أٱۡل َ أس
ٔٙ١
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
24
Murtadho Ridwan, Nilai Filosofi ... h. 17
16
bagimu.
Sedangkan contoh halal dari segi aktivitas atau perbuatan adalah firman
Artinya: ... padahal Allah SWT., telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...
membaca bismillah.
a. Pengertian Haram
25
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid 1, (Jakarta: KENCANA, 2011), h. 366
17
mengerjakannya”. Secara terminologi ushul fiqh, kata haram berarti sesuatu yang
dilarang oleh Allah SWT., dan Rasulullah SAW., di mana yang melanggarnya
dianggap durhaka dan diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannya
karena mentaati Allah SWT., diberi pahala. Misalnya, larangan mencuri dalam
firman Allah SWT., (Q.S. al-Maidah: 38), dan larangan menganiaya (Q.S. al-
Baqarah: 279).
Haram merupakan pasangan dari halal, dalam arti tidak ada sesuatu yang
dapat disebut haram tanpa ada yang halal, dan sebaliknya. Haram merupakan
salah satu dari al-Ahkam al-Khamsah yang harus dijauhi setiap mukallaf. Islam
memberi ancaman berat bagi siapa saja yang melanggarnya. 26 Haram adalah yang
Allah SWT., melarang untuk dilakukan dengan larangan yang tegas, setiap orang
26
Ahmad Munif Suratmaputra, Problematika Uang Haram Dalam Kajian Fiqh, (Jurnal
PDF), Volume 02, Nomor 01, (Jakarta: IIQ Jakarta, 2017), h. 22
27
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, (Jakarta: Rabbani Press, 2008), h. 1
28
Muchtar Ali, Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah, Volume. XVI, Nomor.
2, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2016), h. 295
29
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997),
h. 256
18
melakukannya.30
Dapat penulis simpulkan bahwa haram adalah segala sesuatu yang dilarang
oleh Allah SWT., dan Rasul-Nya untuk dikerjakan dan terdapat implikasi hukum
b. Pembagian Haram
yaitu:
menjadi dua, ada haram yang berstatus dalil qath‟i dan haram yang berstatus dalil
zhanni.31
bersifat absolut atau pasti. Artinya, haram yang statusnya qath‟i ialah
keharaman sesuatu yang ditunjukkan secara tegas dan jelas oleh nash
dari ijtihad.
30
Amir Mahmud, Kajian Hadis Tentang Halal, Haram, dan Syubhat, Jurnal Adabiyah,
(PDF) Volume. 17, Nomor. 2, (Jawa Timur: Universitas Yudharta Pasuruan, 2017), h. 139
31
Ahmad Munif Suratmaputra, Problematika Uang ... h. 23
19
Jumhur Ulama tidak memisahkan antara dalil haram ditinjau dari segi
hukum haram, karena hukum haram itu di samping ditetapkan dengan dalil al-
Qur‟an, ada juga yang ditetapkan dengan dalil hadis yang tidak mutawatir, hadis
masyhur, bahkan juga dengan hadis ahad yang kesemuanya adalah dalil zhanni.
dalil zhanni dapat dijadikan hujah dalam beramal dan menetapkan hukum, tetapi
tidak dapat menjadi hujah dalam persoalan „aqidah. Sedangkan ulama Hanafiyah
dalil qath‟i dan ditetapkan dengan dalil zhanni. Dalam hal ini ulama Hanafiyah
Pertama, larangan yang pasti yang ditetapkan dengan dalil yang qath‟i yang
Kedua, larangan yang pasti yang ditetapkan dengan dalil yang zhanni seperti
menetapkan hukum haram bagi yang dilarang adalah karena adanya sifat memberi
mudarat (merusak) dalam perbuatan yang dilarang itu. Allah SWT., tidak akan
32
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid 1, (Jakarta: KENCANA, 2011), h. 367
20
kemudaratan itu tidak bisa terpisah dari zatnya.33 Kemudaratan itu akan langsung
mengenai dharuriyat yang lima (lima unsur pokok dalam kehidupan manusia
harga diri.34
esensi atau zatnya, karena secara esensial tidak mengandung kemudaratan, namun
eksternal.35 Artinya tidak langsung mengenai satu di antara dharuriyat yang lima
itu. Haram li ghairihi atau ghairu zati kadang-kadang digunakan juga untuk
pengertian haram „ardhi atau haram sampingan, yaitu suatu perbuatan yang
menurut asalnya tidak haram tetapi karena dilakukan dalam suatu kondisi tertentu
yang terlarang, maka ia menjadi haram. Contohnya, melakukan jual beli saat
33
Satria Effendi & M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: KENCANA, 2005), h. 51
34
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid 1, (Jakarta: KENCANA, 2011), h.367
35
Satria Effendi & M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: KENCANA, 2005), h. 53
36
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh ... h.368
21
a. Pengertian Harta
Harta dalam bahasa arab disebut dengan al-mal yang berasal dari kata يبل
– ًٌم – يٍَلyang menurut bahasa berarti condong, cenderung, atau miring. Al-mal
juga diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan mereka
pelihara, baik dalam bentuk materi maupun manfaat.38 Harta atau mal jamaknya
dan miring, karena memang manusia condong dan cenderung untuk memiliki
harta. Harta juga diartikan dengan sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh
manusia baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, pakaian
dan tempat tinggal. Oleh karena itu, secara etimologis sesuatu yang tidak
diketahui manusia tidak bisa dinamakan harta seperti burung di udara, ikan di
dalam air, pohon di hutan dan barang tambang yang ada di bumi. 39 Menurut
bahasa umum, arti mal ialah uang atau harta. Adapun menurut istilah ialah segala
benda yang berharga atau bersifat materi serta beredar di antara manusia.40
37
Ahmad Munif Suratmaputra, Problematika Uang ... h. 23
38
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufran Ihsan, & Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta:
KENCANA, 2012), h. 17
39
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 21
40
M. Abdul Mujieb (et.al), Kamus Istilah Fiqih, Cet. 1, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus,
1994), h. 191
22
berikut.
ا َ ْن ًَب ُل فًِ انهُّغَ ِخ ُك ُّم َيب َيهَّ ْكزَُّ ِي ٍْ َج ًٍِ ِْغ ْاۡل َ ْشٍَب ِء
Artinya: Mal (harta) dalam arti bahasa adalah segala sesuatu yang engkau
miliki.
Artinya: Mal (harta) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh
Dapat diambil intisari bahwa pengertian harta (mal) menurut bahasa adalah
setiap barang yang mungkin dimiliki oleh manusia, baik berupa benda („ain)
seperti emas, perak, tanah dan rumah, maupun manfaat seperti kendaraan, pakaian
dan tempat tinggal.41 Pengertian harta (mal) menurut istilah yang dikemukakan
berikut.
41
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, Ed. 1, cet. 2, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 55
23
Artinya: Harta adalah segala sesuatu yang mungkin diambil dan dikuasai serta
Dapat dipahami dari beberapa definisi tersebut bahwa harta harus memiliki
a) Dimiliki dan dikuasai. Apabila sesuatu itu tidak bisa dimiliki dan
dikuasai, maka tidak dianggap harta. Contohnya seperti udara dan panas
matahari.
harta. Contohnya seperti satu biji beras, atau satu tetes air. Demikian pula
Artinya: Harta adalah Segala sesuatu yang mempunyai nilai dan dikenakan
Harta adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, baik berupa benda yang
kelihatan, seperti emas dan perak maupun yang tidak kelihatan, seperti hak dan
42
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, ... h. 56
43
Nasroen Haroen, Fiqh muamalah, Cet. 2, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000 ), h.73
24
manfaat. Definisi ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Imam
Syafi‟i, yaitu:
ػهَى َيبنَُّ لِ ٍْ ًَخٌ ٌُجَبعُ فِ ٍْ َٓب ٌََٔ ْهضَ ُو ُيزْ ِهفَّ َٔ ِئ ٌْ لَهَّذ
َ ََل ٌَمَ ُغ اِ ْع ُى َيب ٍل ئ َ ََّل
Artinya: Tidak termasuk dalam kelompok harta (mal) kecuali sesuatu yang
Dilihat dari dua definisi tersebut bahwa adanya perbedaan pandangan antara
Hanafiyah dan jumhur. Hanafiyah memandang bahwa manfaat dari suatu benda
termasuk harta, sebab yang penting dari suatu benda adalah manfaatnya bukan
zatnya, yang dimaksud manfaat ialah faedah atau kegunaan yang dihasilkan dari
benda yang tampak, seperti menempati rumah atau mengendarai mobil. Demikian
pula hak yang berkaitan dengan harta, oleh Hanafiyah tidak dipandang sebagai
harta karena tidak bisa dikuasai zatnya. Akan tetapi, jumhur ulama berpendapat
bahwa hak milik dianggap sebagai harta, sebab dapat dikuasai dengan menguasai
pokoknya.44
Apabila seseorang merampas atau menggunakan kendaraan orang lain tanpa izin,
menurut jumhur, orang itu dapat dituntut ganti rugi, karena manfaat kendaraan itu
merupakan unsur terpenting dalam harta, karena nilai harta diukur pada kualitas
44
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, Ed. 1, cet. 2, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 57
25
dan kuantitas manfaat benda. Akan tetapi, ulama Hanafiyah mengatakan bahwa
penggunaan kendaraan orang lain tanpa izin, tidak dapat dituntut ganti rugi,
karena orang itu tidak mengambil haknya, tetapi hanya sekedar memanfaatkan
Hanafiyah tetap dapat membenarkan pemanfaatan milik orang lain tanpa izin. 45
yang berwujud dan dapat disimpan sehingga sesuatu yang tidak berwujud dan
tidak dapat disimpan tidak termasuk harta, seperti hak dan manfaat. Ulama
Hanafiyah membedakan antara harta dengan milik. Milik adalah sesuatu yang
dapat digunakan dan tidak dicampuri penggunaanya oleh orang lain. Adapun harta
adalah sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika dibutuhkan. Dalam
penggunaanya, harta dapat dicampuri oleh orang lain. Jadi, menurut ulama
Artinya: Segala zat („ain) yang berharga, bersifat materi dan beredar di
antara manusia.47
45
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufran Ihsan & Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta:
KENCANA, 2012), h. 18
46
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 9-10
47
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufran Ihsan, & Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta:
KENCANA, 2012), h. 18
26
Definisi harta atau mal adalah unsur penting dalam hukum kontrak Islam.
Mal didefinisikan sebagai sesuatu yang berwujud, yang mana sifat manusia yang
akan selalu condong kepadanya.48 Secara sederhana harta juga memiliki arti
sesuatu yang dapat dimiliki. Ia juga termasuk salah satu sendi bagi kehidupan
manusia di dunia, karena tanpa harta atau secara khusus makanan manusia tidak
akan bertahan hidup.49 Harta adalah sesuatu yang diinginkan manusia berdasarkan
Dari beberapa definisi harta tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa harta
adalah segala sesuatu yang berwujud dan bernilai, dapat dimiliki oleh manusia
untuk disimpan dan dimanfaatkan yang berbentuk materi baik berupa uang, emas,
perak, ataupun kebutuhan sandang. Dalam penelitian ini, harta yang akan diteliti
berkaitan dengan sesuatu yang bernilai dan dapat disimpan di bank seperti uang
dan emas.
Pada dasarnya, bahwa asal sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan
mubah. Tidak ada satupun yang haram, kecuali karena ada nas yang sah dan tegas
dari syari‟ (yang berwenang membuat hukum itu sendiri, yaitu Allah dan Rasul)
yang mengharamkannya.51
Artinya: Hukum asal segala sesuatu itu adalah kebolehan (mubah), sampai ada
Begitu pula dengan harta. Harta pada asalnya hukumnya halal atau mubah,
yang membuat harta menjadi haram itu disebabkan adanya dalil yang
Harta haram adalah segala sesuatu yang berwujud dan bernilai, yang dapat
disimpan, dan dimanfaatkan pada waktu tertentu yang meliputi uang, emas, atau
kebutuhan sandang dan pangan yang diperoleh atau didapat dari jalan yang
1. Harta haram karena zatnya yaitu harta yang haram pada asal dan sifatnya, ini
beberapa ayat:
52
Bambang Trim, 40 Kedahsyatan Bisnis Ala Nabi SAW, (Bandung: Karya Kita, 2008), h.
67
53
Muhammad Wildan Fawaid, Pengaruh Harta Halaldan Harta Haram Pada Umat,
Jurnal PDF, Volume. 1, Nomor. 2, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2016), h. 68
28
tidak disampaikan untuk pembatasan hanya pada barang tersebut saja, tapi
kepadanya, seperti narkotik dan berbagai jenis rokok yang sudah pasti
membahayakan manusia.
2. Harta haram karena sebab tertentu atau harta haram karena cara
pengharamannya tidak ada pada zat dan hakekatnya, tapi datang dari sebab
luar yang terpisah dari zat tersebut. Contohnya seperti harta riba. Harta riba
tidak diharamkan zatnya, tapi diharamkan pada sifatnya, karena zat hartanya
Najis
Judi
Harta Haram
Kriminal
Riba
Suap
a. Harta haram karena zatnya (esensinya)
1) Najis
Najis adalah sesuatu yang menghalangi seseorang dari status suci. Dalam
kaitannya dengan makanan (harta), benda najis haram untuk dimakan, baik benda
itu aslinya merupakan benda najis ataupun makanan yang suci yang terkena atau
atau digunakan. Dalam fikih kuliner, ketentuan yang berlaku adalah semua benda
Hukum asal najis adalah dimusnahkan dan dijauhkan dari lingkungan tempat
najis memiliki nilai ekonomis di mata sebagian manusia sehingga mereka mau
membeli najis tersebut dari orang lain.55 Agar seorang muslim benar-benar bersih
54
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), h.
31
55
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018), h. 56
30
tubuhnya dari najis dan darah serta dagingnya bersih dari makanan yang dibeli
dari hasil penjualan najis, maka Allah SWT., menutup celah ini dengan sabda
Oleh karena itu, hasil penjualan najis merupakan harta haram dan pelakunya
dilaknat oleh Allah SWT., sebagaimana ia melaknat orang yahudi. 57 Salah satu
a) Bangkai
Yang dimaksud dengan bangkai adalah hewan darat yang mati tanpa
disembelih atau dibunuh dengan cara yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat
Islam. Bangkai hewan yang hidup di darat dan mengalir darahnya saat di potong
bagian tubuhnya disepakati oleh para ulama bahwa hukumnya najis, sebagaimana
Hewan mati yang termasuk bangkai antara lain yaitu; hewan yang mati tanpa
diputuskan urat saluran pernafasan dan urat saluran makanan, hewan ternak yang
disembelih tanpa mengucapkan “bismillah”, dan hewan yang disembelih oleh non
56
Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Hadis Shahih Bukhari –Muslim, Jilid 2, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2021), h.264
57
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018), h. 57
58
Erwandi Tarmizi, Harta Haram, ... h. 67-69
31
ُٱَّلل ِثِۦّ َٔ أٱن ًُ أُ َخُِمَخُ َٔ أٱن ًَ إٔلُٕرَح ُ َٔ أٱن ًُز ََش ِدٌَّخ
ِ َّ ٌش َٔ َيب َٰٓ أ ُ ِْ َّم ِنغ أٍَ ِش ِ ػهَ أٍ ُك ُى أٱن ًَ أٍزَخُ َٔٱنذَّ ُو َٔنَ أح ُى أٱن ِخ
ِ ُض َ ُح ِ ّش َي أذ
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah SWT., yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
b) Darah
Di antara bentuk najis adalah darah yang mengalir akibat hewan disembelih.
Adapun darah yang tidak mengalir, seperti darah yang tersisa di dalam daging dan
urat hewan setelah disembelih, hukumnya halal dan boleh dimakan. Sebagaimana
َ بؽ َٔ ََل
ػ ٖبد ٖ َٱضط َّش غ أٍَ َش ث ِ ۖ َّ ٌش َٔ َيب َٰٓ أ ُ ِْ َّم ثِِۦّ ِنغ أٍَ ِش
ُ ٱَّلل فَ ًَ ٍِ أ ِ ػهَ أٍكُ ُى أٱن ًَ أٍزَخَ َٔٱنذ ََّو َٔنَ أح َى أٱن ِخ
ِ ُض َ ئََِّ ًَب َح َّش َو
ّٞ ُغف
ٔ٧ٖ ٕس َّس ِحٍ ٌى َ َٱَّلل َ َل ئِ أث َى
َّ ٌَّ ِػهَ أٍ ِۚ ِّ ئ َٰٓ َ َف
َ بؽ َٔ ََل
ػ ٖبد ٖ َٱضط َّش غ أٍَ َش ث ِ َّ ٌش َٔ َيب َٰٓ أ ُ ِْ َّم ِنغ أٍَ ِش
ُ ٱَّلل ثِ ِۖۦّ فَ ًَ ٍِ أ ِ ػهَ أٍكُ ُى أٱن ًَ أٍزَخَ َٔٱنذ ََّو َٔنَ أح َى أٱن ِخ
ِ ُض َ ئََِّ ًَب َح َّش َو
ّٞ ُغف
ٔٔ٘ ٍّىٞ ٕس َّس ِح َّ ٌَّ ِفَا
َ َٱَّلل
hukum haramnya dengan bangkai. Dan bangkai adalah najis maka hukum
Para ulama telah sepakat bahwa tidak sah menjual darah yang mengalir dari
hasil sembelihan, karena darah tersebut hukumnya najis, dan najis tidak sah
diperjual belikan. Maka hasil keuntungan menjual darah termasuk harta haram.
Kotoran manusia dan air kencing (urine) adalah benda yang najis menurut
jumhur ulama. Abu Hanifah mengatakan kotoran manusia termasuk najis berat,
sedangkan Abu Yusuf dan Muhammad mengatakan najis ringan. Dasar kenajisan
59
Erwandi Tarmizi, Harta Haram ... h. 85-86
60
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), h.
39
61
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, Jilid 2,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), h. 75
33
Maka, dapat penulis simpulkan bahwa, setiap benda yang zatnya (esensinya)
adalah najis, haram untuk dimakan, dikonsumsi, atau diperjual belikan, karena
najis hukumnya adalah haram. Sehingga, uang yang berasal dari penjualan najis
2) Memabukkan
Mabuk dalam Syariat Islam adalah hilang akal. Seseorang yang mabuk tidak
bisa berpikir normal dengan akal sehatnya. Akalnya hilang berganti halusinasi dan
khayalan. Orang mabuk juga sulit membedakan mana yang nyata mana yang
tidak. Mabuk disebut dengan istilah iskar (mabuk) dan „illat (kecacatan) dari
kehilangan akal sehingga tidak bisa memahami sesuatu. Orang yang mabuk
adalah orang yang tidak bisa membedakan mana langit dan mana bumi, juga tidak
kejahatan karena orang yang mabuk akan hilang kendali atas kesadarannya.
62
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?... h. 52-55
34
Khamar adalah minuman yang memabukkan terbuat dari air perasan anggur
yang telah difermentasikan, atau dari air apa saja yang memabukkan. 63 Definisi
َ َٰ ٍش أ
ط ٍِ فَ أ
ُُِٕٱجزَُِج َ ٍّظ ِ ّي أٞ بة َٔ أٱۡل َ أص َٰنَ ُى ِس أج
َّ ػ ًَ ِم ٱن ُ صَ َََٰ ٌََٰٓأٌَُّ َٓب ٱنَّزٌٍَِ َءا َيُُ َٰٕٓاْ ِئََّ ًَب أٱنخ أًَ ُش َٔ أٱن ًَ أٍغ ُِش َٔ أٱۡل
٦ٓ ٌَُٕنَؼَهَّ ُك أى ر ُ أف ِهح
Seorang muslim bukan saja haram untuk meminum khamar, namun juga
haram untuk memiliki dan menyimpannya sebagai koleksi, apalagi menjual atau
Dari Al A‟masy, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari Aisyah RA.,
63
Erwandi Tarmizi, Harta Haram ... h. 101
64
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan Abu Daud, Buku 2, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2006), h. 670
65
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), h.
78
35
Bukhari)66
Dari dalil-dalil yang begitu banyak dan tegas maka seluruh ulama sepakat
harta yang diperoleh dari hasil memproduksi, menjual, mendistribusikan, dan jasa
3) Mudarat
َّ ٌَّ ٱَّلل َٔ ََل ر ُ أهمُٕاْ ثِأ َ أٌذٌِ ُك أى ِئنَى ٱنزَّٓأ هُ َك ِخ َٔأ َ أح ِغُُ َٰٕٓ ِۚاْ ِئ
ٔ٦٘ ٍٍَُِٱَّللَ ٌ ُِحتُّ أٱن ًُ أح ِغ َ ًَِٔأ ََ ِفمُٕاْ ف
ِ َّ عجٍِ ِم
66
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, Jilid 12,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 407
67
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018), h. 106
36
1) Kriminal
Bentuk pengambilan harta orang lain dengan jalan haram antara lain lewat
penjarahan.
Harta yang didapat dengan cara haram tidak akan bisa menjadi halal, bersih,
fakir. Yang wajib dilakukan atas harta haram itu adalah dikembalikan kepada
yang berhak. Selama yang memiliki tidak meridhainya, urusannya akan terus
dari tempat peenyimpanan barang atau harta kekayaan tersebut, 69 dalam al-
ٌ ػ ِض
ٖ١ ٍّىٞ ٌض َح ِك ِ ٌۗ َّ ٍَغجَب ََ َٰ َك اَل ِ ّي
َّ َٔ ٱَّلل
َ ُٱَّلل َ بسلَخُ فَ أٱل
َ َطؼُ َٰٕٓاْ أ َ أٌ ِذٌَ ُٓ ًَب َجضَ آَٰ َۢ َء ِث ًَب ك ِ غَّ بس ُق َٔٱن
ِ غَّ َٔٱن
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah SWT., dan Allah Maha
68
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?, ... h.191
69
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 101
37
sekelompok orang untuk mengambil dan menguasai secara paksa harta orang lain
tanpa sepengetahuan yang punya. Orang yang merampas harta orang lain secara
atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri. Ketentuan ini telah ditegaskan oleh Allah SWT., dalam al-
Qur‟an.
َٰٓ
ٔصهَّج َُٰٕٓاْ أ َ أ
َ ٌُ ٔغبدًا أٌَ ٌُمَزَّهُ َٰٕٓاْ أ َ أ ِ عٕنَ ۥُّ ٌََٔ أغؼَ إٌَٔ فًِ أٱۡل َ أس
َ َض ف ِ ِئََّ ًَب َج َٰضَ ُؤاْ ٱنَّزٌٍَِ ٌُ َح
َّ ٌَُٕبسث
ُ ٱَّللَ َٔ َس
ِۚ ِ ط َغ أ َ أٌذٌِ ِٓ أى َٔأ َ أس ُجهُ ُٓى ِ ّي أٍ ِخ َٰهَفٍ أ َ أٔ ٌُُفَ إٔاْ ِيٍَ أٱۡل َ أس
ِّي فًِ ٱنذ أٍََُّ ۖب َٔنَ ُٓ أى فًِ أٱۡل َٰٓ ِخ َشحٞ ض َٰرَ ِن َك نَ ُٓ أى ِخ أض َّ َرُم
c) Penggelapan
Penggelapan ialah mengambil hak orang lain dengan cara yang awalnya tidak
70
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, ... h. 127
71
Ahmad Sarwat, Halal atau Haram?, ... h. 193-194
38
2) Riba
Harta yang didapat dari hasil riba atau renten termasuk yang haram dimakan.
Allah SWT., telah mengharamkan riba secara mutlak tanpa membedakan yang
berbunga rendah atau besar. Pada hakikatnya, riba adalah sesuatu yang dilaknat.
Artinya: ...padahal Allah SWT., telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
Riba di dalam bahasa Arab berarti “bertambah”. Maka segala sesuatu yang
kepada pihak yang berhutang (dikenal dengan riba dayn) atau menambahkan
takaran pada saat melakukan tukar menukar 6 komoditi (emas, perak, gandum,
sya‟ir, kurma dan garam) dengan jenis yang sama, atau tukar menukar emas
dengan perak dan makanan dengan makanan dengan cara tidak tunai (dikenal
Islam telah melarang riba, (usury atau bunga) dan karenanya di dalam sistem
ekonomi yang didasarkan pada al-Qur‟an dan Sunnah tidak ada izin untuk
72
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia
Insani, 2018), h.383
73
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, (Jakarta:
KENCANA, 2012), h. 51
39
Betapa buruknya riba dan betapa besar dosanya. Baik al-Qur‟an maupun
Sunnah mengutuk riba dengan kutukan yang paling keras. Menurut al-Qur‟an,
menurut Rasulullah SAW., satu dirham bunga yang diambil oleh seseorang,
sedang ia mengetahui bahwa itu riba lebih besar dosanya daripada tiga puluh
Dampak riba terhadap pribadi dan ekonomi antara lain adalah riba dapat
74
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi, ... h. 53
40
kesenjangan sosial, dan riba faktor utama terjadinya krisis ekonomi global.75
Salah satu contoh riba yang terdapat di dalam transaksi keuangan bank adalah riba
dayn yaitu tambahan atau bunga dari transaksi hutang piutang. Bunga bank adalah
imbalan yang dibayar oleh peminjam atas dana yang diterimanya, bunga
3) Judi
Salah satu cara memperoleh harta haram adalah dengan cara berjudi.
Penghasilan melalui judi dianggap oleh Islam sebagai sesuatu yang haram.
ٕٔ٦ ٌَٔذ نَؼَهَّ ُك أى رَزَفَ َّك ُش َّ ٍُ ٍِّ ٌََٕ لُ ِم أٱنؼَ أف ٌۗ َٕ َك َٰزَ ِن َك ٌُج
ِ ٌََٰ َٰٓ ٱَّللُ نَ ُك ُى أٱۡل ۖ ٌََُٔغئَهَُٕ ََك َيبرَا ٌُُ ِفم
Kata yang digunakan al-Qur‟an untuk judi adalah maisir yang secara harfiah
berarti mendapatkan sesuatu dengan amat mudah atau mendapat laba tanpa
4) Suap
belah pihak yang terlibat dengan neraka di akhirat. Suap adalah dosa besar dan
Suap (risywah) adalah sesuatu yang diberikan (berupa uang, barang ataupun
jasa) kepada seorang hakim atau siapapun juga, agar hakim, penjabat, aparat dan
ُّ ة أ َ َٰ َّكهٌَُٕ ِنه
ِ ِۚ غ أح
ٕٗ ... ذ ِ ع َٰ ًَّؼٌَُٕ ِن أه َك ِز
َ
Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
pertumbuhan ekonomi serta kemajuan sebuah negara. Hak-hak orang lemah, dakir
dan miskin akan tertindas dan tergilas pada masyarakat yang dipenuhi risywah.
Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta
telah mengharamkan sogok dan memasukkan perbuatan ini ke dalam dosa besar
serta mengutuk setiap individu yang terlibat dengan sogok: pemberi, perantara
dan penerima.79
dalam proses sogok dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Ibnu Umar berkata, yang
artinya:
َّ نَؼٍَ سعٕل هللا ملسو هيلع هللا ىلص:ػٍ ػجذهللا ثٍ ػًشٔ لبل
ًانشا ِشً ٔان ًُشرش َ
77
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam ... h. 54
78
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, ... h.221
79
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, ... h.225-226
42
Artinya: Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah SAW., melaknat orang
Dapat penulis simpulkan bahwa, kriteria daripada harta haram itu ada dua.
Harta haram yang berasal dari zat (esensinya) yang sudah jelas dinyatakan oleh
dalil, dan harta haram yang berasal dari cara memperolehnya yang juga telah
tersebut jelaslah perbedaan antara harta haram karena zatnya dan harta haram
DSN (Dewan Syariah Nasional) adalah dewan yang dibentuk MUI untuk
keuangan syariah.81 DSN merupakan bagian dari Majelis Ulama Indonesia, yang
hukum Islam serta ahli dan praktisi ekonomi, terutama sektor keuangan bank
maupun non bank, yang berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas MUI dalam
mendorong dan memajukan ekonomi umat, disamping itu, lembaga ini pun
bertugas antara lain untuk menggali, menguji dan merumuskan nilai dan prinsip-
implementasinya.82
adalah penjelasan hukum syara‟ tentang suatu masalah atas pertanyaan seseorang
syara‟ dalam suatu persoalan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
Diskusi mengenai percampuran benda yang halal dengan benda yang haram,
atau percampuran benda yang najis dengan benda yang suci terus bergulir di
kalangan pakar hukum Islam. Syaikh al-Islam Taqiy al-Din Ahmad Ibn Taimiah
al-Harani yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Ibn Taimiah, ia diduga
kuat telah memperkaya kaidah “idza ijtama‟ al-halal wa al-haram ghuliba al-
haram” dengan membuat kaidah baru sebagai “lanjutan” dari kaidah tersebut.
Ibn Taimiah ditanya tentang dua hal: 1) status hukum (halal atau haramnya) harta
pengusaha yang sebagian besar hartanya berasal dari hasil usaha sektor/bidang
usaha yang haram, antara lain usaha hiburan yang menampilkan tarian telanjang
(striptease) atau perjudian; dan 2) status hukum (halal atau haramnya) harta para
82
Ahyar Ari Gayo & Ade Irawan Taufik, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia Dalam Mendorong Perkembangan Bisnis Perbankan Syariah
(Perspektif Hukum Perbankan Syariah), Jurnal PDF, Volume. 1, Nomor.2, (Jakarta: Kementerian
Hukum dan HAM RI, 2012), h. 260
83
Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: eLSAS, 2008), h. 19
84
Jamaluddin, Mengembangkan Teori Tafriq Al-halal-an Al-haram & I‟adat Al-nazhar
Perspektif Hukum Islam, (Jurnal PDF), Volume 25 Nomor 2 September 2014,
http://www.google.com didownload pada tanggal 3 September 2020, h. 302
44
antara harta yang halal dengan harta yang haram karena sektor usaha yang
diketahui secara pasti tentang keharamannya, dan tidak boleh pula dihukumi halal
(kebanyakan) harta mereka termasuk harta yang halal, maka tidak boleh dihukumi
haram; sedangkan apabila mayoritas harta mereka termasuk harta yang haram,
maka boleh dihukumi haram; 2) apabila dalam harta mereka terdapat harta yang
haram dan yang halal, dan semuanya telah tercampur (ikhtilath), maka harta yang
haram adalah haram secara hukum, sedangkan harta yang halal adalah halal secara
hukum; yang boleh digunakan adalah harta yang halal dengan cara memilah atau
termasuk harta yang diperoleh dengan cara yang halal untuk digunakan. 85
ََّظ ِث ًَب ِن ِّ ا َ ْن َح ََل َل َٔ ْان َح َشا ُو ْخ ِش َج لَذْ َس ْان َح َشا ْو َٔ ْانجَبلًِ َح ََل ن
َ ََي ٍْ اِ ْخز َه
Artinya: Siapa saja yang hartanya bercampur antara harta yang halal dengan
harta yang haram, keluarkanlah kadar harta yang haram, dan harta
85
Ma‟ruf Amin, Solusi Hukum Islam Sebagai Pendorong Arus Baru Ekonomi Syariah Di
Indonesia, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017), h. 40
45
hartamu...” (Q.S. al-Baqarah: 279) Ibn Arabi al-Maliki dalam kitab Ahkam al-
Qur‟an sejalan dengan kaidah yang dikemukakan Ibn Taimiah tersebut, bahkan ia
harta halal tersebut diambil (dikeluarkan, dipisahkan), maka harta yang tersisa
tetap tidak halal dan tidak thayyib, karena boleh jadi bagian yang dikeluarkan itu
merupakan bagian yang halal dan yang tersisa adalah bagian harta yang
seseorang yang merupakan hasil usaha yang halal tercampur dengan harta yang
merupakan hasil usaha yang tidak halal, maka dapat dilakukan dua cara berikut: 1)
dalam hal harta tersebut merupakan harta yang dapat dipilah-pilah atau
dipisahkan, dibedakan mana yang halal dan mana yang haram, maka harta yang
tersebut merupakan harta yang tidak dapat dipilah-pilah misalnya uang, maka
86
Kaidah pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal, yang kemudian
dikenal dengan teori tafriq al-halalan al-haram yang telah dicetus dan dikembangkan oleh
IbnTaimiah.
46
harus dilakukan penghitungan secara cermat, lalu kadar bagian yang haram harus
dipisahkan dan sisanya adalah harta yang halal baginya. Bagian harta yang haram
tersebut -artinya diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan oleh hukum Islam-
wajib dikembalikan kepada pemiliknya yang sah; jika si pemilik tidak diketahui,
yang tidak mungkin dibeda-bedakan lagi atau dipisah antara yang satu dengan
yang lain, baik secara hakiki maupun secara hukmi; sedangkan kaidah “man
Pemisahan antara yang halal dari yang haram dapat dilakukan dalam hal
Teori ini dapat dirumuskan bahwa harta atau uang dalam persepektif fiqh
bukanlah benda haram karena zatnya („ainiyah) tapi haram karena cara
memperolehnya yang tidak sesuai syariah (ligairih). Oleh karena itu, apabila
tercampur uang yang halal dengan uang yang haram karena proses
haram; bearti uang yang tersisa adalah halal hukumnya. Teori tafriq yang
dikembangkan selain mengacu pada kaidah yang dirumuskan oleh Ibnu Taimiah
87
Ma‟ruf Amin, Solusi Hukum Islam ... h. 42
47
sebagaimana dipaparkan di atas, juga berdasarkan pada fatwa Ibnu Shalah, Imam
Nawawi, dan Ibn Qayyim al-Jauziyyah, yaitu:88 Ibn Shalah berfatwa bahwa dalam
hal terjadi percampuran antara uang yang halal dengan uang yang haram yang
tidak dapat dibedakan secara pasti, jalan keluarnya adalah memisahkan (baca:
mengeluarkan) uang yang haram, dan gunakanlah sisanya (yang halal). Dalam hal
pemilik uang yang haram masih dapat diketahui, maka uang tersebut harus
diketahui tapi tidak ada), maka uang haram tersebut harus disedekahkan.
sepakat tentang metode menyelesaikan percampuran harta yang halal dengan harta
yang haram. Apabila minyak atau gandum hasil ghasab (haram karena prosesnya)
dicampur dengan harta yang sejenisnya yang diperoleh dengan cara yang halal,
maka ulama Syafiiyah berpendapat bahwa harta yang haram harus dikeluarkan
sesuai kadar atau ukuran yang hak, dan sisanya (setelah dikeluarkan yang haram)
tentang tafriq al-halal „an al-haram, dengan menyatakan bahwa pertaubatan bagi
orang yang hartanya tercampur antara yang halal dan yang haram sehingga ia sulit
haramnya, dan sisanya berarti miliknya yang halal dan baik (thayyib).
umum diketahui masyarakat, yaitu idza ijtama„a al-halal wa al-haram ghuliba al-
88
Ma‟ruf Amin, Era Baru Ekonomi Islam Indonesia: Dari Fikih Ke Praktek Ekonomi
Islam, (Jakarta: eLSAS, 2011), h. 44-47
48
harta yang halal dengan harta yang haram bukan karena substansinya (lidzatihi),
Teori tafriq al-halal „an al-haram digunakan pada fatwa DSN-MUI dengan
a. Pendirian Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) oleh Bank
Konvensional;
pihak tentang berdirinya bank-bank syariah, terutama UUS yang dibentuk atau
berasal dari bank konvensional yang termasuk perusahaan ribawi. Teori tafriq
merupakan bunga dan mana yang merupakan modal atau pendapatan yang
diperoleh dari jasa-jasa yang tidak didasarkan pada bunga. Pendapatan bank
yang berasal dari bunga disisihkan terlebih dahulu, maka sisanya dapat atau
89
Ma‟ruf Amin, Solusi Hukum ... h. 44
90
Ma„ruf Amin, Era Baru ... h. 47-51.
49
boleh dijadikan modal pendirian bank syariah atau UUS karena diyakini
halal.91
telah diakomodir pihak Otoritas dalam bentuk regulasi yang berupa Peraturan
menurut tujuan dan kebijakan investasi yang dicantumkan dalam kontrak dan
berhak memperoleh fee yang besarnnya disesuaikan dengan Nilai aktiva Bersih
Reksdana dan kinerja pengelolaan. Nilai aktiva bersih adalah nilai pasar wajar
dari portofolio, efek dan kekayaan lain dari reksadana dikurangi seluruh
kewajibannya.92
reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik
91
Ma‟ruf Amin, Solusi Hukum ... h. 44
92
Marzuki Usman dkk, Bunga Rampai Reksadana, (Jakarta: Balai Pustaka. 1997), h. 17
50
dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/ rabb
al-mal) dengan manajer investasi sebagai pengguna, maupun rasio asal modal
yang berupa pinjaman dari bank syariah atau bank ribawi, serta produk
dalam penentuan dan pembagian hasil investasi harus bersih dari unsur non-
halal (tafriq al-halal minal haram). Penghasilan yang dapat diterima oleh
yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam
bentuk tunai atau dalam bentuk saham; 2) rights yang merupakan hak
untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten; dan 3)
capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dalam jual beli
c. Surat berharga dari pasar uang yang sesuai dengan Syariah; dan
Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan
ini telah diadopsi dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 Tahun 2009 yang
menetapkan bahwa efek atau instrumen (surat berharga) yang tidak memenuhi
93
Iswi Hariyani, dan Serfianto DP, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta:
Visimedia 2010), h. 358.
51
harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam suatu transaksi
yang kemudian, teori ini diterapkan dalam setiap Fatwa DSN MUI. Teori ini,
94
Lihat dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 20/DSN-MUI/IV/ 2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Reksadana Syariah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Jenis Data
Pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang bersifat fleksibel dan berubah-
ubah sesuai dengan kondisi lapangan.96 Oleh karena itu peneliti sangat
95
Tim IAIN Ar-Raniry, Panduan Karya Tulis Ilmiah (Skripsi, Thesis dan Disertasi),
(Banda Aceh: Hasanah Grafika, 2003), h. 23
96
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 199
97
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya),
(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 7
52
53
C. Sumber Data
Penelitian hakikatnya adalah mencari data dimana data tersebut harus digali
berdasarkan sumbernya. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah
sumber data primer. Ada beberapa sumber data yang akan digunakan, antara lain:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek atau
objek penelitian yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang akan
diteliti.98 Sumber primer adalah referensi yang menyediakan data dasar untuk
sebuah observasi.99 Sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan dari
Indonesia Meulaboh.
2. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti
dari objek atau subjek penelitiannya. Data sekunder diperoleh melalui studi
kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti teori yang relevan dengan
98
Muhammad Prabundu & Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
h. 57
99
Tim IAIN Ar-Raniry, Panduan Karya ... h. 22
100
Tim IAIN Ar-Raniry, Panduan Karya ... h. 22
54
masalah yang akan diteliti, seperti jurnal, buku-buku dan lain sebagainya.101
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, atau
pencampuran harta haram. Salah satu buku yang digunakan dalam penelitian
Kontemporer”.
Syariah Indonesia Meulaboh. Sedangkan lokasi dalam panelitian ini adalah kantor
mengetahui masalah.102
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak
101
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 91
102
Tim IAIN Samarinda, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Samarinda, (Samarinda:
LPM IAIN Samarinda, 2015), h. 28
103
J.R. Raco, Metode Penelitian ... h. 112
55
dengan membaca dan mencari tahu tentang Bank Syariah Indonesia melalui
2. Wawancara
untuk mendapat informasi yang tidak dapat diperoleh melalui observasi. 105
3. Dokumentasi
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan
104
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Candi
Gebang, 2015), h. 36
105
J.R. Raco, Metode Penelitian ... h. 116
106
Tim IAIN Samarinda, Pedoman Penulisan ... h. 30
107
Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 160
108
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data, (Yogyakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2014), h. 75
56
berupa data, rekaman, dan gambar yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti. Bentuk dokumentasi dalam penelitian ini berupa catatan, buku serta
lapangan dengan teori-teori teoritis yang telah di jelaskan sebagai dasar acuan
teknik induktif. Teknik induktif yaitu metode yang berasal dari fakta-fakta atau
secara umum mengenai metode pemisahan harta haram yang bercampur dengan
harta halal dalam transaksi keuangan Bank Syariah Indonesia Meulaboh, yang
109
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 42
57
Teknik pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Sehingga perlu segera dilakukan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
atau laporan yang terinci. Kemudian dibuat rangkuman dipilih hal-hal pokok
dan difokuskan pada hal-hal yang penting.111 Dalam penelitian ini, peneliti
110
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 369.
111
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 129.
58
dalam teknik pengolahan data dan analisis data adalah mendisplaykan data,
data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan
pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam transaksi
peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan memudahkan peneliti dalam
tersebut.
112
Sugiyono, Metode Penelitian ... h. 341
BAB IV
Menurut bahasa, kata bank berasal dari bahasa italia “banca”, yang artinya
“meja” atau “tempat menukarkan uang”. Menurut arti istilah, bank adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa di lalu lintas
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
memiliki tiga bentuk kegiatan, yaitu (1) menghimpun dana dari masyarakat; (2)
Bank Syariah atau Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariat Islam. Dalam redaksi lain, bank syariah adalah bank yang
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa bank syariah adalah lembaga
tersebut yang paling mendasar antara lain dalam cara bermuamalah dijauhi
59
60
diganti dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.
Bank Mu‟amalat Indonesia (BMI). Bank ini didirikan pada tahun 1992 dan mulai
beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Bank Mu‟amalat Indonesia (BMI) lahir
berkat dukungan yang sangat kuat dari seluruh masyarakat muslim Indonesia dan
pemerintah Indonesia, termasuk para pegawai negeri yang turut andil membeli
saham. Usaha tim perbankan MUI demikian sigap, sehingga hanya dalam waktu
(BMI) di Hotel Sahid Jaya, pada saat itu terkumpul dana sebanyak Rp. 84 Miliar.
Dua hari kemudian, yaitu tanggal 3 November 1991, tim perbankan MUI
mengacu kepada sistem syariah, dengan berpegang teguh kepada tiga prinsip
operasional, yaitu (1) sistem bagi hasil; (2) sistem jual beli dengan margin
umum syariah yang lain, seperti Bank Syariah Mandiri. Di samping bank umum
syariah, bank-bank konvensional juga membuka unit usaha syariah, seperti BNI
Syariah, Bank Jabar Syariah, dan BRI Syariah. Selain itu yang banyak
61
bermunculan adalah Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau BPRS, antara lain:
BPR Berkah Amal Sejahtera, BPR Dana Mardhatillah, dan BPR Amanah
Cilegon Mandiri, di Serang dan Cilegon Provinsi Banten. Dengan demikian, dapat
yang merupakan hasil dari merger anak perusahaan BUMN bidang perbankan di
antaranya Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BNI
Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia atau disingkat dengan BSI. BSI
Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk, serta izin perubahan
nama dengan menggunakan izin usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk
sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta
saham BSI terdiri atas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2%, PT Bank
(Persero) Tbk sebesar 17,4%, DPLK BRI Saham Syariah sebesar 2% dan Publik
sebesar 4,4%
62
yang berasal dari eks Bank Syariah Mandiri (BSM) Meulaboh. Bank ini,
beralamat di Jl. Nasional, Ujong Baroh, Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat,
Jam Operasional
Senin Selasa Rabu Kamis Jum‟at
08:00-15:30 08:00-15:30 08:00-15:30 08:00-15:30 08:00-15:30
Tabel. 1.1
Visi Bank Syariah Indonesia adalah “TOP 10 Global Islamic Bank” dengan
Misi yaitu:
yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Indonesia adalah “Melayani >20
juta nasabah dan menjadi top 4 bank berdasarkan asset (500+T) dan
2. Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang
Struktur organisasi Bank Syariah Indonesia Meulaboh tetap berpusat dari BSI
Pusat di Jakarta.113
yang berperan untuk melakukan aktivitas ekonomi dalam berbagai jasa transaksi
113
Hasil wawancara dengan Bapak Fakhrial Manager Management Bank Syariah
Indonesia (eks BSM) Meulaboh, pada tanggal 3 Agustus 2021, pukul 10:15 WIB.
64
Perekonomian suatu negara tidak akan bisa berjalan tanpa adanya lembaga
keuangan. Sebab, proses berjalannya transaksi keuangan pada suatu negara juga
dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui produk dan jasa
harus berjalan sesuai prinsip syariah yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan
berkaitan dengan masalah uang. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait
kembali uang dalam rekening, mendiskonto surat wesel, serta membeli dan
Bank Islam lahir di Indonesia sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada
Perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya
dengan sistem bagi hasil. Pada dasarnya bank mempunyai dua peran yaitu
menghimpun dana secara langsung yang berasal dari masyarakat yang sedang
65
kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkan dana secara langsung kepada
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
Kegiatan bank syariah antara lain: (a) sebagai manajer investasi yang
atau sebagai agen investasi; (b) sebagai investor yang menginvestasikan dana
menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil
yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik bank; (c)
sebagai penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank non-
syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan (d) sebagai
pengemban fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infaq, shadaqah serta
memiliki prinsip dasar yang harus dipatuhi. Prinsip-prinsip tersebut telah menjadi
landasan yang kuat bagi pengelola perbankan syariah. Adapun prinsip dasar
diharamkan;
keuntungannya.
Al-wadi‟ah diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik
individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
b. Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak
penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
dengan perjanjian yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam
tunai oleh bank. Dalam transaksi ini, kuantitas harga dan waktu
d. Ijarah dan Ijarah wa iqtima yaitu kontrak jual beli di mana bank
4. Qard al-Hasan yaitu pinjaman dana bank kepada pihak yang layak
sapapun.
dengan jenis produknya.114 Salah satu produk khusus di Bank Syariah Indonesia
berkaitan dengan masalah pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta
halal, dan produk dengan sistem transaksi tersebut sangat diminati oleh
Kafalah, Qardh dan Ijarah yang telah diatur didalam fatwa DSN MUI.
Dalam hal pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam
Harta atau uang dalam pandangan fikih bukanlah benda haram karena
zatnya, tetapi haram karena cara memperolehnya yang tidak sesuai syariah.
Sehingga dapat untuk dipisahkan mana yang diperoleh dengan cara yang halal dan
mana yang haram. Dengan demikian, dana yang halal dapat diakui sebagai suatu
penghasilan yang sah, sedangkan dana yang tidak halal harus dipisahkan dan
Bank Syariah Indonesia yang merupakan gabungan dari tiga bank, yaitu
Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan Bank BNI syariah, tidak memiliki
115
Hasil wawancara dengan Bapak Fakhrial Manager Managemet Bank Syariah Indonesia
(eks BSM) Meulaboh, pada tanggal 3 Agustus 2021, pukul 10:25 WIB.
70
suatu metode khusus dalam pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta
mempunyai metode sendiri dalam pemisahan harta haram yang bercampur dengan
harta halal dikarenakan bank ini berasal dari bank yang sudah berlabel syariah.
yang sesuai dengan syariah, yang akad tersebut diterapkan berdasarkan produk
bank syariah, hal yang digunakan hanya melalui perubahan akad-akad disetiap
syariah, yang hal ini ditunjukkan kepada nasabah dan juga pihak bank.117
merupakan teori yang telah dikembangkan DSN MUI untuk pemisahan harta
haram yang bercampur dengan harta halal dalam transaksi keuangan di bank
Sebuah transaksi itu bukanlah suatu zat, kalau zatnya haram, mau
minyak babi ketika diteteskan ke dalam sup ayam, maka seluruh sup tersebut akan
dilakukan tidak sesuai dengan syariah, maka dapat disebut haram walaupun
zatnya adalah halal. Begitu juga sebaliknya, apabila ada zat yang halal dan belum
116
Hasil wawancara dengan Bapak Fakhrial Manager Managemet Bank Syariah Indonesia
(eks BSM) Meulaboh, pada tanggal 3 Agustus 2021, pukul 10:00 WIB.
117
Hasil wawancara dengan Bapak Fakhrial Manager Managemet Bank Syariah Indonesia
(eks BSM) Meulaboh, pada tanggal 3 Agustus 2021, pukul 10:10 WIB.
71
demikian, apabila di lihat dari konteks modal di bank syariah yang berasal dari
bank konvensional ini merupakan urusan non-zat. Ketika ingin menghukumi halal
atau haramnya modal bank syariah tersebut, maka yang harus pahami adalah
transaksinya. Hukum asal dari modal bank adalah halal, ketika modal bank
tersebut ditransaksikan secara haram seperti pada bank konvensional, maka baru
sesuai dengan syariah seperti pada bank syariah, maka hukumnya menjadi halal.
penulis analisis bahwa, modal Bank Syariah Indonesia itu adalah halal, dan hasil
pendapatan dari modal bank yang telah ditransaksikan juga halal. Modal tersebut
sudah dipastikan terpisah dari transaksi yang haram karena ditransaksikan secara
syariah.
berbentuk kartu ATM. Salah satunya adalah BSI Debit GPN yang merupakan
produk kartu Debet/ATM yang diterbitkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Kartu ini dapat digunakan untuk transaksi penarikan tunai di seluruh mesin ATM
Bank BSI di seluruh Indonesia. Dalam konteks mesin ATM, maka hukum
transaksi dan aksesnya juga berbeda. Bank Syariah menggunakan aliran dana
dananya sendiri. Kartu ATM Bank Syariah hanya dapat menggunakan akses pada
rekening mesin ATM yang berbasis bank syariah saja. Sebaliknya, katru ATM
dari bank konvensional hanya dapat menggunakan transaksi dari mesin ATM
konvensional. Maka, dapat penulis simpulkan, bahwa apabila dilihat dari sudut
72
pandang mesin ATM atau produk Kartu ATM, Bank Syariah Indonesia sudah
dapat memastikan pemisahan transaksi yang halal dan yang haram sehingga tidak
Metode pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam
transaksi keuangan di Bank Syariah merupakan suatu cara atau proses yang
dilakukan secara sistematis oleh bank untuk memisahkan antara harta haram yang
Harta haram sangat berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Petaka yang
amat buruk dalam memakan harta haram adalah ibarat memasukkan api neraka ke
dalam perutnya. Salah satu sumber terbesar peredarannya harta haram adalah
melalui transaksi perbankan. Perbankan sudah menjadi salah satu instansi terbesar
suatu transaksi pada bank syariah. Untuk menjawab keraguan tersebut, DSN MUI
mengembangkan suatu teori yang berasal dari kaidah yang dicetus oleh Ibn
Apabila terjadi percampuran antara harta haram dengan harta halal, maka
keluarkanlah kadar harta haram tersebut, dan harta yang tersisa setelah
diharapkan teori ini dapat diterapkan disetiap produk transaksi keuangan bank
syariah.
metode khusus atau metode sendiri dalam pemisahan harta haram yang bercampur
dengan harta halal dalam transaksi keuangannya, disebabkan karena setiap produk
dan sistem keuangan sudah berprinsip syariah, walaupun dalam setiap fatwanya
bahwa BSI Meulaboh belum melakukan pemisahan harta haram dalam sistem
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Halal adalah segala sesuatu yang baik, dibolehkan atau diizinkan oleh
syariat Islam, baik dalam bentuk aktivitas atau perbuatan, dan atau dalam
yang dilarang oleh Allah SWT., dan Rasulullah SAW., untuk dikerjakan
pembagian, yaitu (a) yang berasal dari zatnya (esensinya); (b) yang berasal
2. Harta haram adalah segala sesuatu yang berwujud dan bernilai, yang
yang meliputi uang, emas, atau kebutuhan sandang dan pangan yang
diperoleh atau didapat dari jalan yang dilarang oleh syariat Islam. Harta
haram memiliki karakteristik yaitu (a) harta haram yang berasal dari
yang dapat memnyebabkan seseorang dapat hilang akal dan tidak dapat
membedakan mana yang baik dan buruk. Hukum menjual khamar adalah
haram, dan uang yang berasal dari menjual khamar termasuk harta haram.
(b) Harta haram yang berasal dari sumber luar, salah satunya adalah riba.
74
75
Riba adalah sesuatu yang bertambah atau dalam dunia perbankan sering
disebut bunga. Riba biasanya terdapat dalam transaksi hutang piutang, atau
tabungan yang berasal dari bank konvensional. Riba hukumnya haram dan
merupakan sesuatu yang dilaknat oleh Allah SWT., dan Rasulullah SAW.,
Uang yang berasal dari riba atau bunga adalah harta haram.
pemisahan harta haram yang bercampur dengan harta halal dalam transaksi
keuangan Bank Syariah. Teori ini telah dikembangkan oleh DSN MUI dan
telah diterapkan didalam fatwa DSN. Teori ini memiliki prinsip bahwa,
apabila terdapat percampuran antara harta haram dengan harta halal maka
dan harta halal disebabkan karena setiap produk yang ada di Bank Syariah
B. Saran
manfaatkan bagi orang lain. Begitu juga dengan memberikan pendapat atau saran
untuk pihak lain dalam rangka menghadirkan solusi terhadap masalah yang
2. Bagi Masyarakat
Islam khususnya, tidak perlu ragu lagi untuk menggunakan jasa layanan
Abdul Baqi, Muhammad Fu‟ad, Hadis Shahih Bukhari –Muslim, Jilid 2, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2021.
Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000.
Ali, Muchtar, Konsep Makanan Halal dalam Tinjauan Syariah, (Jurnal PDF),
Volume. XVI, Nomor. 2, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2016.
Al Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, Jilid
12, Jakarta: Pustaka Azzam, 2010.
Amin, Samsul Munir & Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fikih, Jakarta:
Amzah, 2005.
Antonio, Syafi‟i & Karnaen Perwataatmaja, Apa dab Bagaimana Bank Islam,
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.
Ar-Raniry, Tim IAIN, Panduan Karya Tulis Ilmiah (Skripsi, Thesis, Disertasi),
Banda Aceh: Hasanah Grafika, 2003.
77
78
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 2006.
DP, Serfianto & Iswi Hariyani, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta:
Visimedia, 2010.
Fawaid, Muhammad Wildan, Pengaruh Harta Haram dan Harta Halal pada
Umat, (Jurnal PDF), Volume 1, Nomor 2, Surabaya: UIN Sunan Ampel,
2016.
Haroen, Nasroen, Fiqih Muamalah, Cet. 2, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
Iskandar, Eddy, Aplikasi Sistem Keuangan Syariah Pada Perbankan, Jurnal PDF,
Vol 2, No. 2 Juli-Desember, Medan: Univ. Dharmawangsa, 2017.
Khoerudin, Koko & Hariman Surya Siregar, Fikih Muamalah (Teori dan
Implementasi), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2019.
79
L.Hayes, Samuel & Frank E.Vogel, Hukum Keuangan Islam, Konsep Teori dan
Praktik, terj. M. Shobirin Asnawi, et.al, dari judul aslinya “Islamic law
and finance, religion, and return, Bandung: Penerbit Nasa Media, 2007.
M. Moeliono, Anton, Kamus Besar Bahasa Indonesia, et.al, Cet. 2, Jakarta: Balai
Pustaka, 1989.
Muhammad, Abu Alhamdi Bihaqqi, Fikih Kekayaan, (terjemahan dari ahkam al-
ghaniya karya Dr. Abdullah Laam bin Ibrahim), Cet. 1, Jakarta: Zaman,
2015.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015.
Mujieb, M. Abdul (et.al), Kamus Istilah Fiqih, Cet. 1, Jakarta: PT. Pustaka
Firdaus, 1994.
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, ed.1, Cet.1, Jakarta: Amzah, 2013.
Ridwan, Murtadho, Nilai Filosofi Halal dalam Ekonomi Syariah, (Jurnal PDF),
Kudus: STAIN Kudus, 2019.
Sarwat, Ahmad, Halal atau Haram ?, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2017.
80
Sholihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta: PT. Gramedia,
2010.
Shidiq, Sapiudin & Abdul Rahman Ghazaly, Ghufran Ihsan, Fiqh Muamalah,
Jakarta: Kencana, 2012.
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed. 2, Jakarta: Kencana,
2009.
Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan
Sistem Operasional, Cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Tika & Muhammad Prabundu, Metodologi Riset Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Trim, Bambang, 4o Kedahsyatan Bisnis Ala Nabi SAW. Bandung: Karya Kita,
2008.
Usman, Marzuki, dkk, Bunga Rampai Reksadana, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.