SKRIPSI
Oleh:
REZQI AWALIYAH
NIM: 50400114054
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang
lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.
Rezqi Awaliyah
NIM.
50400114054
ii
KATA PENGANTAR
ِ س ِن ه
َّللا ال هر ْح َو ِن ال هر ِح ْي ِن ْ ِب
س ْو ِل َ ف ا ْل ُو ْر
ُ سلِ ْي َن ُه َح هو ِد ال هر ِ لئ أَش َْر َ سآل ُم َع صآلةُ َوال ه ب ا ْل َعالَ ِو ْي َن َوال ه ِ اَ ْل َح ْو ُد ه
ِّ َّللا َر
ص ْحبِه أَ ْج َو ِع ْينْ األَ ِه ْي ِن َ لئ أَلِ ِه َو
َ َو َع
Sinjai” dapat diselesaikan. Salam dan shalawat tak lupa pula penulis curahkan kepada
Tidak dapat dipungkiri dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat berbagai
kendala. Akan tetapi berkat izin dan pertolongan Allah swt. dan bantuan dari berbagai
pihak, maka semua kendala yang di hadapi penulis tersebut dapat dilalui dengan
Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan
Prof. Dr. H. Mardan, M. Ag, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M. A, Prof. Hj. St.
Aisyah, M. A., Ph. D dan Prof. Hamdan Juhanis, M. A., Ph. D masing-masing
sebagai Wakil Rektor I, II, III dan IV serta segenap staf Rektorat UIN Alauddin
Makassar.
2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S. Ag., M. Pd., M. Si., MM. selaku Dekan Fakultas
iv
v
sebagai Wakil Dekan I, II dan III, dosen, Kepala Perpustakaan serta seluruh staf
serta staffnya.
fikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis sehinga skripsi ini dapat
terselesaikan.
selaku Munaqisy II yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang
serta kedua adik kembarku, Muammar dan Muallim yang telah memberikan
kasih dan sayangnya dukungan serta doa yang tulus dalam keberhasilan
8. Kepada saudara seperjuangan yang selalu ada dan menemani selama kurang lebih
empat tahun ini MD B 014 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu
persatu.
vi
9. Kepada Posko KKN Angkatan 57 Kel. Biraeng Kec. Minasate’ne Kab. Pangkep,
Samsir, Cullang, Hafid, Ainun, Dila, Diora, Wana dan Niar serta Posko PPL di
Desa Bonto Biraeng Kec. Kajang Kab. Bulukumba, Ahmad, Husen, Imran,
Arman, Arni, Sri dan Sakinah. Teman seperjuangan di kampung orang dan yang
penulis harapkan. Semoga segala dukungan dan bantuan semua pihak mendapat
pahala dari Allah swt. Semoga karya penulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
Rezqi Awaliyah
NIM. 50400114054
DAFTAR ISI
A. Manajemen ................................................................................................ 10
B. Pembinaan Jamaah Haji ............................................................................ 17
C. Ruang Lingkup Haji .................................................................................. 21
D. Jamaah Haji ............................................................................................... 31
vii
viii
A. Kesimpulan ............................................................................................... 70
B. Implikasi .................................................................................................... 71
viii
DAFTAR TABEL
ix
ABSTRAK
Nama : Rezqi Awaliyah
NIM : 50400114054
Judul : Manajemen Pembinaan Jamaah Haji pada Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
informasi diantara umat manusia. Dalam Agama Islam sendiri, salah satu bentuk
rasa syukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada hamba-Nya.
Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat Islam untuk
melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap tahun sebagian kaum
Haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan kepada semua muslim
yang mampu. Ibadah haji ini merupakan rukun Islam yang kelima, karena haji
merupakan kewajiban, maka muslim yang mampu jika tidak melaksanakannya maka
mampu dalam arti luas, yaitu mampu secara jasmani maupun rohani. Ibadah haji
hanya diwajibkan sekali seumur hidup, haji yang berikutnya merupakan ibadah
sunnah.
Asal makna kata “haji” adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud
menurut syara’ adalah sengaja mengunjungi kakbah untuk melakukan beberapa amal
1
A. Muis, Komunikasi Islam (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 21
1
2
ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji diwajibkan atas orang-orang yang kuasa,
bukan hanya yang bertempat tinggal disana atau khusus keturunan Ibrahim dan Ismali
as. Itu adalah kewajiban terhadap Allah, yaitu bagi siapa yang telah akil
kemampuan fisik dan persiapan bekal untuk dirinya dan keluarga yang ditinggal dan
selama perjalanan itu aman bagi dirinya. Mereka yang melaksanakannya dengan tulus
lagi sempurna adalah orang-orang yang beriman dan wajar mendapat ganjaran surga,
sedang barang siapa tidak melaksanakan ibadah haji padahal dia mampu atau
mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak
memerlukan sesuatu dari semesta alam baik dari yang taat maupun yang ingkar. 4
Dalam ayat di atas Allah swt. mewajibkan kepada umat manusia untuk
secara fisik, dana maupun rohani. Dan apabila mereka tidak mengerjakannya maka
2
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Cet. I; Bandung: Sinar baru Algensindo, 2002), h. 35
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. IV; Jakarta: PT. Suara Agung,
2016), h. 62
4
Quraisy Shihab, Tafsir Al Mishbah pesan, kesan dan keselarasan Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 160-161
3
itu adalah sikap ingkar dan tidak pandai bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
Allah swt.
diwajibkan oleh Allah swt. kepada seluruh umat Islam yang telah mampu, disebut
aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan adalah ibadah. Haji juga disebut
sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara
makna sangat penting. Di Indonesia, ibadah haji tidak hanya sebagai salah satu rukun
Islam yang wajib dilaksanakan kaum Muslimin bagi mereka yang mampu tetapi juga
memiliki makna sosiologis dan historis sangat berarti. Secara sosiologis dan historis,
dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah
haji.6
Pelaksanaan haji saat ini sudah sangat berbeda karena adanya kemajuan
teknologi yang begitu pesat sehingga menyebabkan calon jamaah haji meningkat.
untuk melaksanakan ibadah haji. Dan ada pula yang telah melaksanakan ibadah haji
lebih dari dua kali. Ini menandakan kaum Muslimin di Indonesia sudah banyak yang
melaksanakan ibadah haji, bagi yang mampu. Ibadah haji tersebut merupakan rukun
Islam yang kelima yang dilaksanakan di Mekah pada bulan Dzulhijjah dan
5
Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000), h. 1
6
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji (Jakarta: FDK Press, 2008)
4
diwajibkan bagi umat Islam yang memenuhi persyaratan baik material, fisik, maupun
mental. Ibadah tersebut hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi seluruh umat
Oleh karena haji merupakan ibadah rutin tahunan yang melibatkan banyak
orang dan unsur, maka perlu dilakukan pembinaan bagi jamaah haji guna
memberikan pengetahuan dan informasi yang penting serta berguna bagi calon jamah
haji agar proses pelaksanaan haji dapat berjalan dengan baik.
prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut. Hal tersebut
untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan ibadah tersebut baik bagi individu
yang diberikan oleh Kementerian Agama Kabupaten Sinjai kepada calon jamaah haji.
memiliki kewajiban untuk memberikan pembinaan kepada calon jamaah haji serta
penyelenggaraan ibadah haji agar calon jamaah haji tersebut dapat melaksanakan
ibadahnya secara benar, lancar dan tertib. Bagi calon jamaah haji pemberian
5
pembinaan kepada calon jamaah haji tersebut sangat penting agar ibadah yang akan
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat mencapai haji yang mabrur,
sesuai dengan ketentuan agama dan ibadah tersebut dapat diterima oleh Allah swt.
Kegiatan ibadah haji ada dua hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaannya, yaitu standar pelaksanaannya saat masih di tanah air dan di Arab
Saudi. Pada standar pelayanan di tanah air banyak aspek penting yang harus
bimbingan ibadah haji. Pembinaan yang dimaksud disini adalah yang mencakup
bimbingan pra haji, ketika haji berlangsung dan pasca haji dilaksanakan.
berkomitmen untuk memberikan pembinaan terbaik kepada calon jamaah haji dengan
menyediakan fasilitas kemudahan, kenyamanan dan keamanan. Pembinaan yang
Kabupaten Sinjai kepada calon jamaah haji agar ibadah haji yang dilaksanakan dapat
1. Fokus Penelitian
Kementerian Agama Kabupaten Sinjai”. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan
6
bagaimana peluang dan tantangan manajemen pembinaan jamaah haji yang dihadapi
Kementerian Agama.
2. Deskripsi Fokus
yang dimaksud adalah apa-apa yang menjadi tantangan bagi Kemenag dalam
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Sinjai?
7
D. Kajian Pustaka
akan dilakukan. Semua itu menunjukkan bahwa pokok masalah yang akan diteliti
atau dibahas belum pernah diteliti dan dibahas oleh penulis sebelumnya. Oleh karena
itu tidak layak menulis sebuah skripsi yang sudah pernah ditulis oleh orang lain. Atas
dasar itu penelitian terdahulu dihadirkan, dan yang berkaitan dengan penelitian ini,
Agama Kota Jakarta Barat terhadap Jamaah Haji tahun 2009”. Skripsi
pelayanan bagi jamaah haji. Persamaan dalam skripsi ini penulis dan saudara
skripsi ini terlihat perbedaan yang jelas yaitu tentang apa yang menjadi fokus
umrah PT. Patuna Tour And Travel”, dalam skripsi mahasiswa UIN Syarif
8
pelayanan haji dan umrah oleh PT. Patuna Tour And Travel kepada jamaah
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
TINJAUAN TEORETIS
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata kerja bahasa Inggris to manage yang berarti
mengatur. 1 Selain itu, kata to manage mempunyai sinonim antara lain: to hand
(mengurus), to control (memeriksa/ mengawasi), to guide (menuntun/
adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam
roda organisasi.3
1
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar: pengertian dan masalah (Cet. II; Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986), h. 2
2
M. Munir, Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah (Cet. I; Jakarta: Prenadamedia Group), h. 9
3
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pedekatan Perilaku (Cet. V;
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), h. 10
10
11
mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
2. Unsur-unsur Manajemen
manajemen” (The six M’s in Management). Berikut adalah uraian singkat mengenai
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling utama dan menentukan.
Manusia yang membuat tujuan manusia juga yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa adanya manusia tidak ada proses kerja, yang pada dasarnya manusia
adalah makhluk pekerja. Dalam suatu aktivitas selalu terkait dengan tenaga kerja
manusia.
b. Money (uang)
4
G. R Terry dan Lelie W. Rue, Principles of Management, terj. G. A. Ticolau, Dasar-dasar
Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1999) h. 14
5
Joseph L. Massie, Principles of Management, terj. Ignatius Hadisoeprobo, Dasar-dasar
Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1999) h. 9
6
Veithzal Rivai Zaira, Islamic Management (Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI, 2013), h. 45
12
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan digunakan sebagai alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena
itu, uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
d. Machines (mesin)
menciptakan efisiensi kerja. Jadi dalam manajemen mesin-mesin atau alat-alat yang
e. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode saat
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Tetap meskipun
metode baik sedangkan orang yang melaksanaannya tidak mengerti atau tidak
f. Market (pasar)
13
yang tetap menjaga dan memperhatikan kualitas dan harga barang. Memasarkan
produk yang berupa barang atau jasa haruslah menguasai pasar artinya
Pasar adalah tempat dimana menjual barang dan jasa-jasa yang telah dihasilkan.
3. Fungsi-fungsi Manajemen
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi Manajemen yang pertama yaitu Planning (Perencanaan). Perencanaan
merupakan unsur yang sangat penting dan merupakan fungsi yang penting dalam
direncanakan
Pada umumnya, suatu rencana yang baik berisikan atau memuat enam unsur,
yaitu the what, the why, the where, the when, the who dan the how. Jadi, suatu
rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam pertanyaan berikut:
7
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar: pengertian dan masalah, h. 40
8
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar: pengertian dan masalah, h. 40
14
Apa bila dari keenam pertanyaan tersebut diatas ada yang tidak memenuhi
jawaban maka tindakan tersebut belum bisa dikatakan sebagai sebuah rencana yang
baik. Dan apabila rencana tersebut tidak baik maka hasilnya tentu juga tidak akan
baik.
4) Memudahkan pengawasan.
Semua fungsi lainnya sangat bergantung pada fungsi ini, dimana fungsi ini
tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat. Tetapi
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian berasal dari kata dasar yaitu “organisasi” yang berarti alat
atau badan. Ada ciri khusus dari organisasi yaitu adanya sekelompok manusia yang
9
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen (Cet. I; Jakarta: Galia Indonesia, 1996), h. 51
15
sebab dengan adanya pengorganisasian maka rencana menjadi lebih mudah untuk
dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena dibaginya tindakan atau kegiatan dalam
tugas akan lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang
c. Actuating (Penggerakan)
10
Melayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar: pengertian dan masalah, h. 40
11
Ahmad fadli HS, Organisasi dan Administrasi (Cet. III; Jakarta: Manhalun Press, 2002), h.
30
12
Ahmad fadli HS, Organisasi dan Administrasi, h. 30
16
d. Controlling (Pengawasan)
melihat apakah semua kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang
sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya, serta melakukan
penyewelengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah
ditentukan.
13
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar: pengertian dan masalah, h. 41
17
a. Pengertian pembinaan
Pembinaan berasal dari kata “bina” yang artinya bangun. Apabila diberi
agar lebih baik. Sehingga pembinaan mengandung arti proses, tindakan, dan kegiatan
yang dilakukan secara berdaya guna berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.
Menurut UU No. 13 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 9 Pengertian Pembinaan Ibadah
Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan pembimbingan bagi
jamaah haji.14
Menurut Majdi Hilali, pembinaan adalah membangun dan mengisi akal
dengan Ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai zikir, serta
memompa dan menguatkan lewat introspeksi diri.15
Sedangkan menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan, proses,
hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya
kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini
yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau
pernyataan dari suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan
kepada kebaikan atas tertentu.16
pembinaan adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih
14
Republik Indonesia, UU No. 13 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan ibadah haji Pasal 1
Ayat 9
15
Majdi Hilali, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 138
16
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pedekatan Perilaku, h. 125
18
b. Pengertian Jamaah
yang dimaksud jamaah adalah “sejumlah besar manusia” atau sekelompok manusia
yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama. 17 Jadi jamaah adalah kelompok
empat yaitu:
kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji untuk mencapai tujuan
17
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 128
18
Republik Indonesia, UU No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan indah haji Pasal 1
Ayat 3
19
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta, Pengantar Studi
Aqidah Islam (Cet. I; Jakarta: Robbani Press) h. 114
19
Melihat profil jamaah haji di Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar
bepergian jauh, hidup dalam budaya lokal, dalam keadaan buta huruf dan tidak dapat
berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan
dengan hal yang menimbulkan kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak
dini bahkan sebelum calon jamaah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah
haji.20
kesejahteraan jamaah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa dikenakan biaya
tambahan diluar BPIH yang telah ditetapkan untuk mencapai haji yang diinginkan
muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon, dan penerbitan buku-
20
Ahmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji (Cet. I; Jakarta: Zikrul Hakim, 2001),h.
71-72
20
buku dan leaflet sejak sebelum masa pendaftaran haji, periode pendaftaran, sampai
saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air. 21
yaitu:
1. Manasik haji
2. Bimbingan ibadah
3. Perjalanan
4. Pelayanan kesehatan
6. Ukhuwah islamiyah
7. Ibadah sosial22
Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku
bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan dasar pembinaan dan bimbingan,
namun tetap dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jamaah haji yang
dilakukan secara mandiri atas inisiatif jamaah haji itu sendiri, majelis taklim dan
merupakan kesatuan sistem bimbingan jamaah haji yang mengacu kepada
Pembinaan ibadah haji tersebut dilakukan oleh pemerintah karena jamaah haji
diharapkan mampu melaksanakan ibadah dengan baik, lancar dan tertib. Ibadah haji
21
Ahmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 73
22
Ahmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 73
23
Ahmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 74
21
dapat dilaksanakan dengan lancar baik saat masih berada di tanah air, saat berada di
1. Pengertian Haji
beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu pula,
karena semata-mata memenuhi panggilan Allah dan mengharap keridhaan-Nya.
Antara lain wukuf di Arafah, thawaf di Kakbah, sai antara Safa dan Marwah dan lain
sebagainya. 24
Haji adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Kakbah, dan
dilakukan pada waktu tertentu serta syarat-syarat yang telah ditentukan atau
ditetapkan. Ibadah haji dilakukan dalam rangka menaati perintah Allah swt. dan
sembarang perbuatan. Karena dalam ibadah haji mempunyai rukun, wajib dan syarat
haji yang telah ditentukan dan ditetapkan.
Ibadah haji merupakan ibadah besar yang setiap orang dapat menunaikannya,
fisik bagi umat Islam yang tinggal jauh dari Makkah juga membutuhkan dana. Oleh
karena itu, Allah swt. mewajibkan bagi orang-orang yang mampu saja, mampu dalam
2. Hukum Haji
24
Nuruddin Shiddiq, Tuntunan Manasik Haji (Jakarta:1993) h. 2
22
Ibadah haji diwajibkan Allah swt. kepada kaum muslimin yang telah
hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang
Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah swt. yang terkandung dalam
َّت ُ ُۢ ٍََٰ َّفَِ َِّه َّ َءا٦٩َّ ٍَ َ ًِ ََّوهُ ٗدى َّنِّ ۡه َٰ َعه َ از ٗكا َ َاس َّنَهَّ ِرً َّبِبَ َّكةَ َّ ُيب ِ َّض َع َّنِهن ِ ت َّ ُو ٖ َۡ ٌَ َّأَ َّو َل َّب
ََّّ ِإ
ٍَِّ ت َّ َي َِّ َۡ َاس َّ ِحجُّ َّ ۡٱنب
َِّ ََّّو ِ َّّلِلِ َّ َعهَي َّٱنن َ اٌ َّ َءا ِي ٗن ۗا َ َّو َيٍ َّ َد َخهَ َّهۥ ُ َّ َكَ ت َّ َّيقَا ُو َّإِ ۡب َٰ َس ِهَ َۖ َىٞ َبََِّ َٰن
َّ٦٩ٍََّ ََّ ًِ َٱّلِلَََّّ َغنِ ٌٌَّّ َع ٍَِّ ۡٱن َٰ َعه
َّ ٌََّّ ِ َّو َيٍَّ ََّكفَ َسَّفَإ ۚ ٗ ِعَّإِنَ َۡ ِهَّ َسب
َ َٗل ََّ ٱستَطَا ۡ
Terjemahnya:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di
antaranya) makam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.25
adalah Kakbah. Ini memberi isyarat bahwa ia telah ada sejak manusia menginjakkan
kaki di muka bumi. Manusia memiliki rasa cemas dan harapan. Ini mengantar dia
untuk melakukan hubungan dengan Yang Maha Kuasa. Naluri ini menghiasi manusia
sejak kehadirannya di pentas bumi ini, maka sejak itu pula dia berdoa dan
berhubungan dengan Tuhan. Itu sebabnya, tulis William James pakar psikologi
agama, bahwa tidak mustahil Anda masuk ke satu tempat di mana terdapat
sekelompok orang, di mana Anda tidak menemukan teater, atau pasar tetapi tidak
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. IV; Jakarta: PT. Suara Agung,
2016), h. 62
23
mungkin Anda tidak menemukan satu tempat di mana manusia dalam masyarakat itu
Dan dikatakan pula dalam Firman Allah swt. yang lain dalam al-Qur‟an QS.
َ َِّضا ِي ٖس ٍَََّّۡأت
ٍََّ َّ ِيٍ َّ ُكمِّ َّفَ ٍّج َ َّز َج ٗاٗل
َ َِّّو َعهَ َٰي َّ ُكم ِ وكَ ُج ٍََّ ۡأت
َِّّ اس ََّّبِ ۡٱن َح
َِّ ََّوأَ ِّذٌ َّفٌِ َّٱنن
َّ٧٩ ََّق ٖ ًِ َع
Terjemahnya:
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus
yang datang dari segenap penjuru yang jauh.27
yang mampu untuk berkunjung ke rumah Allah itu, dengan menyatakan: Dan wahai
Nabi Ibrahim, berserulah kepada manusia memanggil mereka untuk mengerjakan haji
tertentu pada waktu tertentu demi karena Allah. Serukanlah itu, niscaya mereka akan
datang kepadamu menyambut panggilanmu itu dengan berjalan kaki bagi mereka
yang tinggal dalam jangakauan pejalanan kaki serta bagi yang tidak mampu
berkendaraan, atau mengendarai semua atau setiap yakni banyak unta yang telah
menjadi lelah dan kurus karena jauhnya perjalanan bagi yang datang dari segenap
26
Quraisy Shihab, Tafsir Al Mishbah pesan, kesan dan keselarasan Al-Qur‟an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 158
27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. IV; Jakarta: PT. Suara Agung,
2016), h. 335
28
Quraisy Shihab, Tafsir Al Mishbah pesan, kesan dan keselarasan Al-Qur‟an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 43
24
Dalam ayat al-Qur‟an diatas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang
Menunaikan ibadah haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh
Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat,
3. Syarat Haji
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
e. Istitho’ah (mampu) yaitu mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi
1) Jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melaksanakan ibadah haji
2) Rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian berakal sehat dan
memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji dengan perjalanan
yang jauh
adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang
29
Khalifa Zain Nashrullah. Mau Haji & Umrah? Wajib Baca Buku Ini! (Cet. I; Yogyakarta:
Cempaka, 2015) h. 44
25
5) Keamanan, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi
keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan.
menunaikan Ibadah Haji. Jika hanya salah satu yang terpenuhi maka umat Muslim
4. Rukun Haji
Rukun Haji ialah amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak
dapat diganti dengan dam. Jika ditinggalkan, maka hajinya menjadi tidak sah.
Rukun haji, menurut pendapat yang masyhur dari Imam Syafi‟ 30:
Ihram adalah niatan untuk masuk dalam manasik haji. Niat menjadi hal
yang sangat penting dalam ibadah, sehingga jika seseorang meninggalkan niat
berhaji, maka hajinya tidak sah.
b. Wukuf di Arafah
Arafah dalam keadaan apapun juga, semisal: berjalan, duduk, berbaring, tidur,
dan lain-lainnya. Juga dalam keadaan suci maupun tidak suci. Waktu wukuf
30
Khalifa Zain Nashrullah. Mau Haji & Umrah? Wajib Baca Buku Ini! (Cet. I; Yogyakarta:
Cempaka, 2015) h. 41-43
26
c. Thawaf Ifadah
d. Sa‟i
e. Tahallul
mencukur rambut, dengan kadar minimal 3 helai rambut, sebagai tanda telah
f. Tertib
Rukun haji tersebut di atas jika ada salah satu yang tidak terpenuhi maka
5. Wajib Haji
ibadah haji, sebagai pelengkap rukun haji. Jika amalan-amalan itu ditinggalkan atau
27
tidak dikerjakan, maka pelakunya berdosa dan karenanya wajib baginya membayar
denda (dam). 31
Dzulhijjah.
Pada hari tasyrik (11, 12 dan 13 Dzulhijjah), jamaah haji melaksanakan mabit
(bermalam) di Mina.
Pada hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah) juga, bagi jamaah melaksanakan
31
Khalifa Zain Nashrullah. Mau Haji & Umrah? Wajib Baca Buku Ini!. h. 43
32
Khalifa Zain Nashrullah. Mau Haji & Umrah? Wajib Baca Buku Ini!. h. 43-44
28
Untuk jamaah yang melaksanakan haji Tamattu‟ dan Qiran diwajibkan untuk
g. Thawaf Wada‟
Wajib haji merupakan ibadah-ibadah pelengkap dari rukun haji. Dan apabila
wajib haji ini ada yang terlewatkan maka pelakunya berdosa maka ia wajib
membayar dam.
6. Sunnah Haji
Sunnah Haji merupakan amalan yang jika dikerjakan akan mendapat pahala,
akan tetapi jika tidak dikerjakan tidak membatalkan ibadah haji dan tidak diwajibkan
Aqabah pada hari nahar. Membaca Talbiyah dengan suara keras bagi laki-laki,
j. Masuk ke Kakbah
pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa atau tidak membatalkan ibadah haji
7. Macam-macam Haji
a. Haji Qiran
Maknanya adalah melakukan ihram dengan haji sekaligus bersamaan dengan umrah.
Prosesi Thawaf, sa‟i dan tahallul untuk haji dan umrah dilakukan secara sekaligus
atau istilahnya „sekali jalan‟. Orang yang melaksanakan haji qiran harus tetap dalam
Bagi jamaah yang tidak mampu, dam dapat dilakukan dengan cara berpuasa selama
sepuluh hari, tiga hari di Mekah dan tujuh hari di tanah air.
b. Haji Tamattu‟
34
Khalifa Zain Nashrullah. Mau Haji & Umrah? Wajib Baca Buku Ini!. h. 31-33
30
adalah melakukan dua macam ibadah, yakni umrah dan haji, pada tahun yang
ibadah umrah terlebih dahulu hingga selesai dan kemudian melaksanakan ibadah haji,
tanpa harus yang bersangkutan kembali dulu ke negara atau kampung halamannya.
yang dilarang bagi orang yang sedang ihram hingga hari Tarwiyah (hari ke-8 bulan
Dzulhijjah).
Pada hari Tarwiyah, yang bersangkutan berihram dengan niat haji kemudian
Seperti halnya haji qiran, jamaah yang melaksanakan haji tamattu‟ juga
Bagi jamaah yang tidak mampu, dam dapat dilakukan dengan cara berpuasa selama
10 hari yang dilaksanakan tiga hari di Tanah Suci dan tujuh hari di tanah air.
c. Haji Ifrad
waktu yang berbeda namun tetap dalam satu musim haji. Orang yang
Di antara jenis-jenis ibadah haji lainnya, haji ifrad merupakan ibadah haji
yang terberat serta paling tinggi kualitasnya sehingga orang yang melaksanakannya
D. Jamaah Haji
dibawah pimpinan seorang imam. Jamaah juga berarti sekelompok manusia yang
terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam
masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang berpegang pada norma-
rukun dan wajib Haji sesuai dengan ketentuan agama Islam agar ibadah haji tersebut
35
Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta, Djembatan, 1992), h.
486-487
36
Pedoman Teknis Pemeriksaaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan RI: 2010), h. 3-4. https://www.scribd.com/doc/61620937/Buku-Pedoman-
Pemeriksaan-Kes-Jh-2010 (25 Maret 2018)
32
orang lain.
mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat.
mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat dan
orang lain.
d. Jamaah haji tunda adalah jamaah haji yang kondisi kesehatannya tidak
e. Jamaah haji resiko tinggi adalah jamaah dengan kondisi kesehatan yang
secara epidemologi beresiko sakit dan atau mati selama perjalanan ibadah
haji, meliputi:
mengetahui mana jamaah yang sakit tetapi dapat diberangkatkan dan jamaah yang
sakit dan tidak dapat diberangkatkan. Serta jamaah yang tidak memiliki penyakit
sehingga sudah pasti dapat diberangkatkan dan dapat mengikuti ibadah haji tanpa
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti
air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari
berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan penelitian ini dapat
mendalam dan demikian bahwa kedalaman daya yang menjadi pertimbangan dalam
penelitian model ini. Karena itu penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk
sasaran penelitian. Ternyata untuk mencapai maksud peneliti ini membutuhkan waktu
yang relatif lama.2 Dalam penelitian yang dilaksanakan yaitu manajemen haji pada
Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif kualitatif.
secara langsung hakikatnya dalam hubungan antara peneliti dengan responden serta
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Data yang dikumpulkan dari
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2001), h. 3
2
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Edisi kedua; Jakarta: Kencana, 2007), h. 68-69
33
34
metode kualitatif berupa kata-kata, gambar, video dan bukan angka-angka, karena
analisis dan menyajikan penelitian, karena tidak semua data dilaporkan kepada
pembaca. Prinsipnya adalah menjelaskan secara akurat tentang hasil yang diteliti.
Mengurangi dan menyusun materi merupakan seleksi dan interprestasi. Para peneliti
2. Lokasi Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dari
informan yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti yaitu
3
Surmayanto, F. Totok. Pendekatan Kuantitafif dan Kualitatif (Semarang: Unnes Press, 2007,
h. 76.
4
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar: 2003), h.9
35
Agama Kabupaten Sinjai. Dalam penelitian ini yang termasuk dari data
primer adalah hasil wawancara dengan Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan
2. Data Sekunder, yaitu hasil dari telaah rujukan yang diperoleh dari membaca
Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian, yaitu Kementerian Agama Kab. Sinjai
yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 8 Bongki, Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai.
Pengumpulan data di lapangan atau lokasi dilakukan dengan menggunakan
5
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Cet. VII; Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007), h. 70.
36
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu
dalam penelitian. Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi yang sengaja
dikaji dan dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan lainnya.
Data yang diperoleh melalui penelitian aka diolah menjadi suatu informasi yang
merajuk pada hasil penelitian nantinya. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Oleh
karena itu, dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa instrumen sebagai alat
untuk mendapatkan data yang valid dan akurat.
Tolak ukur keberhasilan penelitian ini juga terganung pada instrumen yang
digunakan. Oleh karena itu, penelitian lapangan (field research) yang meliputi
dibutuhkan kamera, alat perekam (recorder) dan alat tulis menulis berupa buku
6
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 11.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi VI: Jakarta:
Rineka Cipta, 2006),h. 68.
37
yang akan disajikan dalam bentuk narasi kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk
verbal yang diolah menjadi jelas, akurat dan sistematis.8 Peneliti akan melakukan
sebagai teman bagi orang lain.9 Analisis data adalah proses pengorganisasian dan
pengurutan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.10 Tujuan analisis
data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca.
Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kualitatif, yang
artinya setiap data terhimpun dapat dijelaskan dngan berbagai persepsi yang tidak
sebenarnya, penelitian secara apa adanya, sejauh apa yang peneliti dapatkan dari
8
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Cet. I; Yogyakarta: PT. Lkis Yogyakarta, 2008), h.
89
9
Noen Muhajirin. Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: RAKE SARASIN 1998), H. 183.
10
Lexy. J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, h. 103
11
Tjetjep Rohendi Rohidi. Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI Press, 1992), h. 15
38
1. Reduksi Data
Peneliti mengelola data dengan yang bertolak dari teori untuk mendapatkan
kejelasan pada masalah, baik data yang terdapat di lapangan maupun yang terdapat
pada kepustakaan. Data dikumpulkan, dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan
2. Penyajian Data
Display data adalah penyajian dan pengorganisasian data kedalam satu bentuk
tertentu sehingga terlihat sosoknya secara utuh. Dalam penyajian data dilakukan
secara induktif yakni menguraikan setiap permasalahan dalam permasalahan
3. Analisis Perbandingan
Dalam teknik ini peneliti mengkaji data yang telah diperoleh dari lapangan
secara sistematis dan mendalam kemudian membandingkan data tersebut satu sama
lain.
12
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei. Metode Penelitian Dakwah (Bandung:
Pustaka Setia, 2003), h. 107
39
4. Penarikan Kesimpulan
kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal masih kesimpulan sementara yang
akan berubah bila diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya.
penelitian berlangsung dengan cara memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan
antaranya adalah:
a. Faktor filosofi
Indonesia.
b. Faktor Historis
tercatat dalam kerajaan yang sudah pernah ada di Indonesia sebelum merdeka
pemerintah jajahan Belanda yang sekuler dan Jepang tetap mengurus masalah
40
41
budaya yang sangat dijiwai oleh Agama. Tatanan kehidupan sosial budaya
tidak bisa melepaskan diri dari Agama. Kementerian Agama dibentuk agar
d. Faktor Yuridis
empat sila lainnya dan UUD 1945 dengan pembukaan dan batang tubuh serta
lembaga negara.
Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang membedakan
Agama adalah:
b. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila yang menjiwai menjadi
Nasional Indonesia Pusat) yang dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden dan
43
Agama dipimpin oleh Menteri Agama yang sejak tanggal 9 Juni 2014
Negeri.
Kelurahan : Bongki
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 7
Nomor Telepon : (0482) 22594
1
https://www2.kemenag.go.id>artikel>sejarahkementerianagama
44
Kabupaten Sinjai dijalankan oleh Sumber Daya Manusia yang terbagi dalam
kelompok kerja tata usaha dan beberapa seksi. Tata Usaha dan seksi-seksi
KABUPATEN SINJAI
a. Kepala Kantor
informasi
b. Kasubag TU
keuangan haji, serta pengelolaan data dan informasi haji dan umrah.
pondok pesantren.
g. Bidang Pendidikan Agama Islam (PAKIS)
SMA/SMALB/SMK.
Bagan atau struktur beserta pembagian tugas diatas merupakan
Administrasi : Astuti
Administrasi : Mappiatti, S. Ag
b. Misi
berkualitas
keagamaan
48
dan akuntabel
keagamaan
terpercaya2
b. Fungsi
Umrah
perjalanan haji
2
Dokumen Kementerian Agama Kabupaten Sinjai
49
haji3
No Kecamatan Tahun
2015 2016 2017
1. Sinjai Utara 85 76 90
2. Sinjai Timur 32 20 28
3. Sinjai Tengah 1 6 26
4. Sinjai Borong 14 6 7
5. Sinjai Barat 5 11 12
6. Sinjai Selatan 34 28 36
7. Bulu Poddo 4 3 11
8. Tellu Limpoe 4 30 18
9. Pulau Sembilan 6 6 7
Jumlah 185 186 235
Sumber: Dokumen Pengelola Haji dan Umrah
Dapat disimpulkan dari tabel diatas bahwa di Kecamatan Sinjai Utara
paling banyak jamaah haji yang berangkat di tiga tahun terakhir yakni
hampir 45%. Dan jamaah haji meningkat drastis di tahun 2017 yakni
jamaah haji di Kabupaten Sinjai yang paling banyak ialah usia 40 s.d 49
Tahun Pekerjaan
BU TNI/Pol PN Dagan Ta IR Swast Pelaja Pensiun
MN ri S g ni T a r an
2015 1 1 39 6 17 87 27 4 3
2016 3 5 45 11 19 67 30 6 0
2017 4 6 48 15 26 89 38 7 2
yang paling banyak adalah jamaah haji perempuan dengan kisaran hampir
sampai pada pemulangan ke tanah air atau di Kabupaten Sinjai itu sendiri.
dengan bekerja sama dengan beberapa instansi terkait yakni, Dinas Perhubungan,
Pendaftaran calon jamaah haji tidak dibatasi waktunya, dilakukan pada setiap
hari kerja pukul 08.00-16.00 jadi masyarakat bisa melakukan pendaftaran kapanpun. 4
Bagi calon jamaah haji yang hendak mendaftar harus memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Agama Kabupaten Sinjai agar pelaksanaan ibadah haji
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon jamaah haji adalah
sebagai berikut:6
1. Beragama Islam
2. Berdomisili di Indonesia
4. Bagi calon jamaah wanita harus diikuti oleh suami atau mahrom yang sah
bersangkutan
4
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelengara Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai) Wawancara tanggal 8 Juni 2018
5
Astuti, Staff Penyelenggara Haji dan Umrah (Kementerian Agama Kabupaten Sinjai)
Wawancara tanggal 8 Juni 2018
6
Dokumen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai
7
Dokumen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai
53
kebenaran data
Sinjai untuk memperoleh Surat Pemohonan Pendaftar Haji (SPPH) yang berisi nomor
Selanjutnya yaitu mengisi SPPH atau formulir dan ditandatangani oleh Kepala
Seksi Haji dan di catat dalam buku pendaftaran haji yang menggunakan SISKOHAT
8
Dokumen Pengelola Haji Kementerian Agama Kabupaten Sinjai
9
Dokumen Pengelola Haji Kementerian Agama Kabupaten Sinjai
54
Calon jamaah haji yang telah mengisi formulirnya maka akan diinput datanya
dengan membawa SPPH yang sudah diisi secara lengkap dan sudah ditandatangani
Kepala Seksi Haji, calon jamaah menuju Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan membayar 25 juta rupiah sebagai setoran
diri ke puskesmas terdekat yang berada di daerah calon jamaah haji. Surat
Fotocopy tabungan haji sebagai bukti bahwa calon jamaah haji berhak
Sinjai dengan dikenakan biaya sebanyak Rp 60.000 dengan alasan karena Kemenag
telah menyediakan studio foto yang dilengkapi dengan latar putih agar foto jamaah
haji serentak.11
Pembuatan paspor
melakukan pembuatan surat keterangan nama, nama calon jamaah haji haru terdiri
dari tiga kata bila nama jamaah haji tidak cukup tiga kata maka dapat ditambahkan
haji yang nantinya akan dibawa ke pihak penyelenggaraan, setelah beberapa hari ada
informasi dari kantor imigran calon jamaah haji mendatangi kantor tersebut untuk
melakukan pengambilan foto dan sidik jari serta tanda tangan. Sedangkan untuk
Paspor yang sudah diterbitkan dan diterapkan cap “Jamaah Haji Indonesia
10
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelengara Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai) Wawancara tanggal 8 Juni 2018
11
Hasmawati, Jamaah Haji wawancara 10 Juni 2018
12
Astuti, Staf Seksi Penyeleggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama Kabupaten Sinjai)
Wawancara tanggal 8 Juni 2018
56
Bagi jamaah yang telah memiliki paspor, dapat digunakan apabila masa
Setelah dibentuk ketua regu dan ketua rombongan maka akan dilakukan
b. Jamaah haji akan diberangkatkan dalam satu kloter (kelompok terbang) dengan
kapasitas pesawat bervariasi yaitu: 325 orang, 360 orang, 405 orang dan 455
orang yang terdiri dari dari beberapa petugas haji yang telah ditunjuk oleh
Menteri Agama.
sebagai pihak penyelenggara untuk bekal perjalanan jamaah haji agar jamaah
mengetahui manasik perjalanan haji. Adapun untuk pembinaan jamaah haji dilakukan
13
Hasmawati, Jamaah Haji wawancara 10 Juni 2018
57
1. Bimbingan Pra Haji atau Pembinaan jamaah di tanah air. Pembinaan yang
dilakukan sebelum berangkat ke Tanah Suci agar calon jamaah mengerti dan
memahami bagaimana cara beribadah haji ketika berada di tanah suci nanti.
Kabupaten Sinjai sendiri bimbingan manasik haji dilakukan dua tahap, yakni manasik
haji massal dan manasik haji tingkat kecamatan. Calon jamaah haji diberikan teori di
manasik massal dilakukan dua kali dan dilaksanakan di Wisma Hawai Kabupaten
karena ada banyak kecamatan yang jamaah haji nya tidak mencapai 45 orang untuk
itu kecamatan tersebut bergabung dengan kecamatan yang lain. Sebagaimana yang
dikatakan Syamsu Alam selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah:
Untuk manasik kecamatan jika di kecamatan tersebut jamaah haji mencapai
45 orang maka kecamatan tersebut melakukan manasik haji tersendiri,
sedangkan kecamatan yang tidak mencukupi angka tersebut maka bergabung
yang lain.14
tempat yakni:
14
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 22 Juni 2018
58
kecamatan yang lain karena jumlah jamaah haji di Kecamatan Sinjai Utara ini
lebih dari 45 jamaah. Hal ini diungkapkan oleh Hj. Hasmawati selaku jamaah
haji:
Untuk di kecamatan Sinjai Utara tidak bergabung dengan kecamatan
yang lain karena jamaah haji lebih banyak dibandingkan dengan
kecamatan yang lain.15
Di Kecamatan Sinjai Utara terdapat banyak jamaah haji karena memang di
2. Kecamatan Sinjai Selatan di Masjid Raya Nurul Amal Bikeru. Ada tiga
Timur. Di Sinjai Timur ini, ada lima kecamatan yaitu, Kecamatan Sinjai
materi diantaranya:
3. Fiqih Haji
15
Hasmawati, Jamaah Haji wawancara 10 Juni 2018
59
7. Arbain, ziarah
8. Kesehatan
haji maka diharapkan ibadah haji mampu melaksanakan ibadah dengan baik, tertib
Selain materi-materi tersebut diatas jamaah haji juga memperoleh buku paket
manasik haji adalah orang-orang yang memiliki sertifikat pembimbing manasik haji.
Diantaranya yaitu berasal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan,
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai itu sendiri, dari Dinas Kesehatan dan
Untuk Pembinaan di tanah suci pemerintah dalam hal ini Menteri Agama
menunjuk beberapa petugas haji untuk memberikan arahan kepada jamaah haji dalam
16
Anas, Pengelola Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, wawancara
tanggal 22 Juni 2018
60
melaksanakan ibadah haji agar ibadah haji dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Petugas haji tersebut tergabung dalam satu kelompok terbang (kloter) yang terdiri
dari:
1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) yang terdiri dari 1 orang sebagai
ketua kloter
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang terdiri dari satu dokter dan
menjaga kemabruran haji jamaah haji yang bersangkutan. Adapula yang tidak
Merujuk dari apa yang dibahas diatas, bahwa dalam pembinaan jamaah haji
tidak terlepas dari penerapan fungsi manajemen, adapun fungsi manajemen dalam
pembinaan jamaah haji. Berikut ini uraian penerapan fungsi manajemen dalam
1. Perencanaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
dalam membuat suatu kegiatan, tentunya hal pertama yang dilakukan adalah
menyusun rencana.
Menurut Syamsu Alam selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
mengatakan bahwa:
Pada saat akan dilaksanakan pembinaan jamaah haji tentunya kita merencakan
terlebih dahulu bagaimana proses pelaksanaannya, siapa-siapa yang akan
menjadi pemateri atau narasumber pada saat pelaksanaan manasik haji, dan
dimana tempat akan diadakan.17
Dari pernyataan diatas, bahwa perencanaan merupakan hal yang paling
mendasar dan dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan sebuah kegiatan yang
menjalankan suatu kegiatan dan pengelolaan suatu lembaga demi terciptanya suatu
tujuan.
2. Pengorganisasian
instansi, dimana pengoraganisasian ini menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan yang
haji di Kabupaten Sinjai. Untuk itu dalam kegiatan tersebut perlu adanya team work
Kabupaten Sinjai dikelola langsung oleh Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
17
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 22 Juni 2018
62
sebelumnya
administrasi, Membantu
mendaftar haji.
setoran BPIH
administrasi, Membantu
mendaftar haji.
63
diberangkatkan maupun
struktur organisasi inilah dapat dilihat pembagian tugas dari masing-masing ketua dan
anggota organisasi. Adapun untuk di Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang
menjadi ketua adalah Kepala Seksinya itu sendiri dan anggotanya adalah staf-staf dari
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Hal pertama yang dilakukan adalah memperjelas tugas-tugas apa saja yang
akan dilakukan, kemudian melakukan pembagian tugas kerja, dan yang
terakhir mengelompokkan tugas yang saling berkaitan.18
menjalin hubungan koordinasi antar staf agar terbentuk suasana kerja yang
3. Penggerakan/Pelaksanaan
Kabupaten Sinjai khususnya Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ini adalah
18
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 25 Juni 2018
64
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan itu melibatkan kepala dan staf yang
bekerja sama, dalam hal ini pelaksanaan pembinaan jamaah haji diperlukan bukan
hanya staf yang memahami apa yang menjadi tugas atau pekerjaan yang telah
diberikan, tetapi juga harus memahami segala bentuk yang telah direncanakan
sebelumnya. Menurut Syamsu Alam:
perencanaan pembinaan jamaah haji baru akan terjadi bila staf mampu melaksanakan
dan merealisasikan rencana tersebut dalam bentuk kinerja yang nyata. Tanpa adanya
perencanaan yang dilaksanakan dengan baik maka tidak akan mendapatkan hasil
yang maksimal dalam pembinaan jamaah haji.
4. Pengendalian/Pengawasan
menjamin agar semua keputusan rencana dan pelaksana kegiatan mencapai tujuan
dengan hasil yang baik dan efisien. Mengontrol perubahan baik individu ataupun
19
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 25 Juni 2018
65
Pengawasan ini dilakukan secara langsung dengan cara melihat sendiri proses
tentang bagaimana pemberian materi manasik haji yang dilakukan oleh Pembimbing
ibadah haji.
5. Evaluasi
Salah satu yang harus diperhatikan dalam pembinaan jamaah haji adalah
dengan melakukan evaluasi terhadap proses yang telah terlaksana, adapun bentuk-
bentuk evaluasi yang dilakukan seperti mengevaluasi proses pembinaan jamaah haji
baik pra haji, saat haji berlangsung maupun pasca haji, mengukur sejauh mana staf-
staf maupun petugas dalam bekerja apakah telah sesuai dengan perencanaan yang
telah di lakukan sebelumnya. Dan mengevaluasi bahwa semua proses telah berjalan
sesuai perencanaan yang diharapkan atau tidak. Seperti yang dikatakan Syamsu Alam
bahwa:
Untuk mengevaluasi yang kita laksanakan, kita lebih melihat hasil dari
pembinaan jamaah haji tersebut, ketika hasil sesuai target awal maka dalam
artian yang kita rencanakan telah berhasil tetapi apabila harapan tidak sesuai
dengan kenyataan maka kita melakukan perbaikan dalam hal ini terkait
pembinaan jamaah haji.21
20
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 25 Juni 2018
21
Syamsu Alam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai), wawancara tanggal 25 Juni 2018
66
Oleh karena itu, evaluasi dibutuhkan dalam hal ini memantau kembali terhadap
apa yang dilaksanakan. Dengan evaluasi, maka kita bisa mengetahui kekurangan dan
kelebihan lembaga, berhasil atau tidaknya suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
juga yang dialami oleh Kementerian Agama khususnya Seksi Penyelenggaraan Haji
dan Umrah dalam pembinaan jamaah haji. Adapun peluangnya adalah sebagai berikut:
Agama Kabupaten Sinjai khususnya pada Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
dalam meningkatkan proses pembinaan yang dilakukan baik itu Pra Haji, Pada saat
Kerja sama dengan lembaga lain yang dimaksud adalah Puskesmas yang
Penerima Setoran, yaitu BRI, BNI, Bank Mandiri. Di bank tersebut calon jamaah haji
membuka setoran awal yaitu 25 juta rupiah, KUA Kecamatan yang bertugas
oleh Menteri Agama dengan melalui seleksi untuk melakukan pembinaan di tanah
suci seperti Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) yang membantu jamaah haji selama
berada di tanah suci, Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) yang
membimbing jamaah haji selama berada di tanah suci, Tim Kesehatan Haji Indonesia
(TKHI) yaitu petugas kesehatan untuk memeriksa kesehatan jamaah haji saat berada
di tanah suci. Sedangkan untuk pembinaan di tanah air khususnya pada bimbingan
yang memang berasal dari lembaga-lembaga yang terkait, misalnya Kantor Wilayah
juga yang dialami oleh Kementerian Agama khususnya Seksi Penyelenggaraan Haji
dan Umrah dalam pembinaan jamaah haji. Adapun tantangan yang dihadapi adalah
sebagai berikut:
diberikan pada saat bimbingan manasik haji. Ada beberapa jamaah haji yang
terlambat datang untuk mengikuti bimbingan manasik haji dan bahkan ada yang tidak
68
sehingga ini menyebabkan calon jamaah haji datang terlambat karena jarak antara
kecamatan yang satu dengan yang lainnya berjauhan. Padahal bimbingan manasik ini
penting untuk diikuti oleh jamaah haji karena diberikan tata cara ibadah haji yang
sesuai dengan ketentuan. Jamaah haji yang mengikuti bimbingan manasik haji
tersebut ada yang tidak faham apalagi yang terlambat datang dan tidak mengikutinya.
Jamaah Haji yang mengikuti bimbingan manasik haji dari awal materi saja ada yang
belum faham apalagi kalau jamaah haji yang mengikuti hanya sebagian materi
jamaah haji lambat dalam mengetahui panduan manasik haji yang terdapat dalam
buku tersebut. Buku Panduan Manasik Haji ini seharusnya dibagikan secepatnya agar
calon jamaah haji dapat membacanya sebelum mengikuti bimbingan manasik haji
agar calon jamaah haji sedikit lebih mengetahui materi yang dijelaskan. Buku
Panduan Manasik Haji ini sangat penting dan membantu calon jamaah haji yang akan
berangkat. Buku Panduan Manasik Haji yang dibagikan secara cepat saja belum tentu
calon jamaah haji dapat memahaminya apalagi kalau buku tersebut lambat disalurkan.
22
Jusran, Jamaah haji, wawancara tanggal 18 Juni 2018
23
Anas, Pengelola Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, wawancara
tanggal 22 Juni 2018
69
diberikan.
Ini berarti dalam pembinaan jamaah haji di tanah air khususnya bimbingan
manasik haji pemateri tersebut harus juga mengetahui bahasa daerah karena
tidak mengetahui berbahasa Indonesia. Adapun untuk di tanah suci petugas haji
yang bertugas harus menguasai bahasa isyarat karena kebanyakan dari jamaah
haji ada yang buta huruf dan tidak fasih berbahasa Indonesia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sinjai.
1. Proses Pendaftaran Jamaah Haji merupakan langkah awal yang dilakukan oleh
calon jamaah haji. Proses yang dilakukan calon jamaah haji adalah melengkapi
syarat pendaftaran jamaah haji yaitu dengan membawa fotocopy KTP, fotocopy
dengan melakukan pembinaan pra haji, pada saat haji berlangsung dan
lain, meningkatnya calon pendaftar jamaah haji dan adanya tenaga profesional
disalurkan buku panduan manasik haji, tingkat pendidikan jamaah haji selama
70
B. Implikasi
bimbingan manasik haji kepada calon jamaah haji agar dapat memberikan
2. Harus ada kerja sama yang baik antara petugas haji dengan calon jamah haji agar
dilakukan
jamaah haji khususnya bimbingan manasik haji agar bimbingan manasik haji
71
DAFTAR PUSTAKA
Alquran al Karim
Abdullah, Ibrahim Muhammad bin. Pengantar Studi Aqidah Islam. Cet I; Jakarta:
Robbani Press.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi VI:
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Basyuni, Muhammad M. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press, 2008.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif . Edisi kedua; Jakarta: Kencana, 2007.
Dani, Indriya R. dan Hj. Hayatillah. Hajj & Umrah for Woman. Jakarta: Qultum
Media, 2015
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Cet. IV; Jakarta: PT. Suara
Agung, 2016.
Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah. Cet. II; Jakarta
PT. Gunung Agung, 1986
Hilali, Majdi. 38 Sifat Generasi Unggulan. Jakarta: Gema Insani Press, 1996
HS, Ahmad Fadli. Organisasi dan Administrasi. Cet III; Jakarta: Manhalun Press,
2002
Massie, Joseph L, Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1999
Manullang, M. Dasar-dasar Manajemen. Cet. I; Jakarta: Galia Indonesia, 1996
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Rosdakarya, 2001
Muis, A. Komunikasi Islam. Cet I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Munir, M dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. Cet. I; Jakarta: Prenada Media
Group
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Cet. VII; Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007
Nashrullah, Khalifa Zain. Mau Haji & Umrah? Wajib baca buku ini!. Cet. I;
Yogyakarta: Cempaka, 2015.
Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djembatan, 1992.
Nidjam, Ahmad dan Alatif Hanan. Manajemen Haji. Cet. I; Jakarta: Zikrul Hakim,
2001.
Rasyid, Sulaiman. Fiqih Islam. Cet. I; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002.
72
73
Sinjai
Kabupaten Sinjai
5. Bagaimana peluang manajemen pembinaan jamaah haji di Kementerian Agama
Kabupaten Sinjai
B. Jamaah Haji
Sinjai
3. Apakah anda puas dengan pembinaan yang diberikan para petugas di Kementerian
Agama Kabupaten Sinjai
selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2011, pada tahun yang sama penulis
ijazah pada tahun 2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah
yaitu ke Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melalui jalur UMM