Oleh:
Ghifari Fubaryanto 1203020066
Lasa Cahyani 1203020088
Hasna Nastrotunnadwah 1203020070
Itsny NSK 1203020083
Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dari tata bahasa,
penggarapan materi, serta susunan kalimatnya. Maka dari itu, besar harapan kami supaya
makalah ini dapat dimaklumi serta diterima dengan baik dan kritikan serta masukan yang
membangun sangat kami harapkan agar dapat menyusun makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan lebih kepada
pembaca, khususnya kepada kami selaku penyusun dari makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sumber hukum Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits secara jelas di tetapkan
bahwa terdapat ketentuan halal dan haram bagi umat Islam. Seperti pangan, obat
dan kosmetik, sebagian dari itu ada yang halal ada juga yang haram baik itu untuk
di konsumsi atau digunakan. Al-Qur’an dan Hadits merupakan pedoman bagi umat
Islam agar senantiasa mengkonsumsi makanan dan barang yang halal.
Halal kini tidak lagi hanya murni urusan agama. Dalam kehidupan
masyarakat dunia, halal menjadi simbol global yang mencerminkan jaminan
kualitas dan pilihan gaya hidup. Karena dalam bisnis, produk berlabel halal
dapat membuat keuntungan yang signifikan bagi produsen. Dalam hal ini
produsen dan pedagang menggunakan sertifikat halal dan logo sebagai cara untuk
menginformasikan dan meyakinkan konsumen bahwa produk mereka
berkualitas dan layak dikonsumsi sesuai aturan agama. Produk halal secara
essensial berfungsi membentuk masyarakat berakhlak mulia dan sejahtera.
Kehalalan merupakan hal sangat penting, karena makanan mempunyai implikasi
terhadap perilaku. Perilaku yang baik atau buruk itu ditentukan oleh makanan
yang dikonsumsi. Jika makanannya halal, maka itu akan mendorong kepada
perilaku yang baik. Sebaliknya, jika makanannya haram maka akan mendorong
perilaku yang kurang baik.
1
Meningkatnya gaya hidup halal masyarakat dunia berpengaruh pada
permintaan produk halal. Banyak negara berkonsentrasi pada bisnis penyediaan
produk halal, yang mana pengaturan kehalalan produk disesuaikan dengan
syari’ah Islam. Perkembangan industri produk halal di negara-negara maju,
meskipun umat Islam minoritas seperti Amerika Serikat, namun pola belanja dan
konsumsi pangan disesuaikan dengan ketentuan standar halal, begitu juga
dengan negara-negara lainnya. Tumbuhnya angka perdagangan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta berbagai inisiatif untuk memperbaiki kualitas
hidup masyarakat, merupakan signal penting bahwa konsep halal dipahami
1
Lady, Yulia. Strategi Pengembangan Industri Produk Halal. View of Strategi Pengembangan Industri Produk
Halal (kemenag.go.id). diakses pada 14 Maret 2023.
1
2
B. Rumusan Masalah
2
Mirsa, Astuti. Pengembangan Produk Halal dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal (Halal LifeStyle).
Pengembangan Produk Halal Dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal (Halal Lifestyle) | Astuti | Iuris Studia: Jurnal
Kajian Hukum (bundamediagrup.co.id). diakses pada 14 Maret 2023.
3
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Industri Halal di Dunia
Industri halal merupakan industri yang menerapkan atau sesuai dengan standar
syariat Islam. Dimana proses kegiatan pengolahan barang yang didasarkan pada
jaminan syariah, sehingga produk yang dihasilkannya baik (thayib), sehat, aman dan
tidak membahayakan, karenanya halal untuk dikonsumsi, dinikmati atau digunakan.3
Kini industri halal sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia dengan laju
pertumbuhan industri halal terus berkembang dari tahun ke tahun. Dengan
berkembangnya industri halal yang diminati atau dijadikan life style oleh masyarakat
dunia di berbagai sektor pada suatu negara tentu juga akan meningkatkan pendapatan
negara tersebut.
3
Ahmad Ilmanto, analisis potensi, tantangan, dan peluang pengembangan industri halal di indonesia ,
https://itb.academia.edu/AhmadIlmanto?swp=tc-au-39121166 ,(diakses pada tanggal 14 Maret 2023)
4
Andy Lesmana, SE., MM.,Perkembangan Industri Halal, Potensi dan Strategi Pengembangan,
https://www.unida.ac.id/artikel/perkembangan-industri-halal-potensi-dan-strategi-pengembangan,(diakses
pada tanggal 14 Maret 2023)
4
5
1.9 triliun pada tahun 2015 dan diprediksikan naik menjadi US$ 3 triliun pada tahun
2021.5
Produk halal menjadi rahmatan lil alamin bagi semua umat, terutama bagi yang
mengkonsumsinya dan juga para pebisnis. Dalam pengembangan industri produk halal,
implementasi kebijakan berkelanjutan yang sesuai dengan hukum Syariah akan
berorientasi pada bisnis yang adil dan dapat menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur.
Saat ini Industri halal tumbuh dan berkembang sangat pesat. Data dari Komite
Nasional Keuangan dan Ekonomi Syariah (KNEKS) menyebutkan total Global Islamic
Finance Market sebesar US$ 2,438 trilyun pada tahun 2017 diprediksi akan terus
meningkat menjadi US$ 3,809 trilyun (naik 56%) pada tahun 2023. Sementara di sektor
5
https://knks.go.id/beranda
6
Global Islamic Commercial Banking Market, tercatat angka US$ 1,721 trilyun d itahun
2017, dan diperkirakan akan mencapai angka US$ 2,441 trilyun di tahun 2023 (naik
41,8%). Global Islamic Economy Report Tahun 2016/2017 menunjukkan nilai belanja
makanan dan gaya hidup halal di dunia mencapai angka US$ 1.9 triliun pada tahun
2015 dan diprediksiakan naik menjadi US$ 3 triliun pada tahun 2021. Melihat potensi
yang besar ini, negara muslim maupun non-muslim berlomba-lomba menggarap bisnis
berbasis syariah.
Faktor pendorong tumbuh dan berkembangnya industri produk halal dunia adalah
karena peningkatan dan persebaran penduduk muslim dunia, kurang lebih 1,8 miliar
orang. Seiring bertambahnya populasi dan persebaran umat Islam, hal ini juga
menyebabkan peningkatan permintaan akan produk atau jasa yang berlabel halal.
Tentunya perkembangan ini juga dipicu oleh meningkatnya motivasi dan kepercayaan
masyarakat terhadap produk berlabel halal. Selain itu, masyarakat juga memiliki
kepercayaan terhadap kualitas produk halal yang dinilai lebih baik dari segi etika,
kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan.
Faktor lain, data dari Komisis Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah juga
menyebutkan kebutuhan masyarakat muslim terus bertambah seiring dengan
bertambahnya kelas menengah muslim yang otomatis memiliki daya beli yang lebih
tinggi. Tingginya daya beli ini karena porsi terbesar dari populasi muslim adalah usia
produktif. Mereka memiliki mobilitas tinggi sehingga kebutuhan akan produk halal
diperlukan hadir di semua wilayah. Keberadaan muslim usia produktif tersebut
memunculkan karakteristik gaya hidup modern yang lebih maju, namun mereka masih
tetap mengemban keyakinannya untuk menggunakan produk berlabel halal dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Hal tersebut juga menjadi pemicu mulai berkembangnya
produk-produk halal.6
Populasi Muslim yang besar ini juga telah mendorong berbagai negara, bahkan
negara dengan populasi Muslim minoritas, untuk bergabung dalam pertempuran
memperebutkan pasar Muslim yang sangat besar ini. Produsen produk halal akan
semakin menyasar masyarakat muslim sebagai target pasarnya. Selain pasar yang
sangat menguntungkan di Afrika Utara dan Timur Tengah, populasi Muslim terbesar
6
Komite Nasional Keuangan Syariah: Ini Dia yang Mendorong Tumbuhnya Tren Industri Halal di Dunia,
https://knks.go.id/berita/14/ini-dia-yang-mendorong-tumbuhnya-tren-industri-halal-di-dunia?category=2,
diakses tanggal 14 Maret 2023
7
di Asia Pasifik merupakan pasar yang menjanjikan. Sebagian besar kebutuhan pangan
negara-negara di Jazirah Arab dan kawasan Teluk saat ini dipenuhi oleh Amerika
Serikat dan Uni Eropa.
Selain Amerika, Afrika Selatan telah menerapkan sertifikasi halal sejak tahun
1960 di bawah arahan Ulama, namun hanya untuk penyembelihan hewan. Itu tidak
masuk ke industri makanan lain sampai tahun 1980-an. Badan Kontrol dan Sertifikasi
Halal adalah salah satu dari beberapa lembaga sertifikasi halal di Jerman. Sejak tahun
2001, umat Islam di Jerman, Austria, dan Swiss memiliki akses informasi tentang halal
melalui Badan Pengawasan dan Sertifikasi Halal, sebuah organisasi swasta yang juga
menerbitkan sertifikat di tingkat nasional. Inggris akhirnya menjadi pionir negara
penghasil produk halal di Eropa, diawali dengan pesatnya perkembangan umat Islam
di seluruh dunia, termasuk di Eropa.
Hal ini menunjukkan bahwa perdagangan produk halal meningkat drastis selama
sepuluh tahun terakhir. Ekspor barang halal Indonesia diperkirakan akan meningkat
seiring dengan meningkatnya permintaan global akan barang halal. Sudah saatnya
produk halal Indonesia bersaing masuk ke pasar potensial seperti Afrika dan Asia
Pasifik.7
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini
sebenarnya dapat menjadi potensi yang bagus bagi Indonesia dalam mengembangkan
industri berbasis halal. Agar mampu bersaing dalam pasar industri halal di dunia tentu
jalannya tidak mudah. Menurut Marketline, bahwa halal adalah proses yang terkait
dengan keyakinan agama dan sulit untuk mengontrol dan jaminan, serta kurangnya
sertifikasi halal bisa menimbulkan tantangan tersendiri untuk pengembangan masa
depan karena merupakan komponen penting dari kepercayaan konsumen. Tantangan
Pengembangan Produk Halal di Indonesia dalam pengembangan produk halal juga
menghadapi beberapa kendala yang sama dengan dalam kendala di tingkat global.
Kendala-kendala tersebut mencakup kesulitan mengontrol dan menjamin produk halal,
kurangnya sertifikasi halal, masih perlu penegakan integritas pengaturan halal,
perusahaan halal kesulitan mencari dukungan pembiayaan dan investasi, keterbatasan
sumber daya dan substitusi bahan baku, rendahnya kesadaran akan produk halal di luar
segmen non-makanan, dan perlu tenaga kerja berkualitas.
Indonesia sebagai negara mayoritas penduduknya beragama Islam tentu tidak mau
ketingggalan untuk menggarap potensi bisnis industri halal. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk mengembangkan industri halal. Dari segi regulasi, industri
halal di Indonesia diperkuat dengan diundangkannya UU No. 33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal. UU Jaminan Produk Halal ini bertujuan untuk memberikan
kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi
masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk, serta meningkatkan nilai
tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal . Akan tetapi
industri halal di Indonesia saat ini masih belum berkembang. Indonesia masih tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan
7
Yulia, L. (2015). Strategi Pengembangan Industri Produk Halal. Jurnal Bimas Islam, 8(1), 121-162.
9
Berbagai kendala telah menghambat dan memperlambat para pelaku usaha untuk
melakukan sertifikiasi halal atas produknya. Usaha untuk meningkatkan industri halal
di Indonesia terhalang dengan masalah teknis yang berdampak negatif secara signifikan
terhadap pertumbuhan industri halal di Indonesia. Dengan kondisi seperti ini tentu
Indonesia tidak mampu menjadi pemain utama dalam industri halal dan bersaing
dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Jepang.
Pemerintah terlihat kurang serius dan setengah hati dalam mengembangkan industri
halal. Berbeda halnya dengan beberapa negara yang disebutkan di atas di mana
pemerintahnya mendukung penuh perkembangan industri halal di negaranya dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan dan strategi yang dijalankan dengan serius, cepat dan
tepat.
Untuk menjadi pemain utama industri halal dunia, perlu dukungan penuh dari
pemerintah. Roadmap industri halal perlu dibuat secepat mungkin agar tujuan dan
perkembangan industri halal di Indonesia lebih terarah. Keberadaan Komite Nasional
Keuangan Syariah (KNKS) diharapkan juga dapat membantu perkembangan industri
halal di Indonesia. Perlu dipikirkan perkembangan ekonomi syariah secara konfrehensif
dengan tidak hanya terfokus kepada keuangan syariah saja. Peran KNKS yang
melibatkan berbagai instansi pemerintah dan otoritas terkait diharapkan dapat
mempermudah dilakukannya koordinasi yang selama ini sulit dilakukan sehingga
perkembangan industri halal di Indonesia dapat berkembang dengan pesat.
8
Ada beberapa kendala dalam mengembangi produk halal secara global:
8
Mirsa, Astuti. Pengembangan Produk Halal dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal (Halal LifeStyle).
Pengembangan Produk Halal Dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal (Halal Lifestyle) | Astuti | Iuris Studia: Jurnal
Kajian Hukum (bundamediagrup.co.id). diakses pada 14 Maret 2023.
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Industri halal global dalam 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
positif. Sektor makanan dan fashion masih menjadi sektor unggulan industri halal
global. Pada saat ini pemanfaatan digitalisasi berperan penting dalam aktivitas bisnis
industri halal global yang dimana pembatasan mobilitas telah mendorong perubahan
perilaku konsumen muslim global yang mengarah kepada konsumerisme etis dan
pemanfaatan teknologi digital.
Faktor pendorong tumbuh dan berkembangnya industri produk halal dunia adalah
karena peningkatan dan persebaran penduduk muslim dunia, kurang lebih 1,8 miliar
orang. Seiring bertambahnya populasi dan persebaran umat Islam, hal ini juga
menyebabkan peningkatan permintaan akan produk atau jasa yang berlabel halal.
Tentunya perkembangan ini juga dipicu oleh meningkatnya motivasi dan kepercayaan
masyarakat terhadap produk berlabel halal. Selain itu, masyarakat juga memiliki
kepercayaan terhadap kualitas produk halal yang dinilai lebih baik dari segi etika,
kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan.
Ada beberapa kendala dalam mengembangi produk halal secara global,
diantaranya: Kesulitan mengontrol dan menjamin produk halal, kurangnya sertifikasi
menjadi tantangan pertumbuhan produk halal, perusahaan halal kesulitan mencari
dukungan pembiayaan dan investasi, larangan produk halal, keterbatasan sumber daya
dan subtitusi bahan baku, dan rendahnya kesadaran akan produk halal di luar segmen
non-makanan.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ilmanto, analisis potensi, tantangan, dan peluang pengembangan industri halal di
indonesia , https://itb.academia.edu/AhmadIlmanto?swp=tc-au-39121166
,(diakses pada tanggal 14 Maret 2023)
Andy Lesmana, SE., MM.,Perkembangan Industri Halal, Potensi dan Strategi Pengembangan,
https://www.unida.ac.id/artikel/perkembangan-industri-halal-potensi-dan-
strategi-pengembangan,(diakses pada tanggal 14 Maret 2023)
https://knks.go.id/beranda
Komite Nasional Keuangan Syariah: Ini Dia yang Mendorong Tumbuhnya Tren Industri Halal
di Dunia, https://knks.go.id/berita/14/ini-dia-yang-mendorong-tumbuhnya-
tren-industri-halal-di-dunia?category=2, diakses tanggal 14 Maret 2023
Mirsa, Astuti. Pengembangan Produk Halal dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal (Halal
LifeStyle). Pengembangan Produk Halal Dalam Memenuhi Gaya Hidup Halal
(Halal Lifestyle) | Astuti | Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum
(bundamediagrup.co.id). diakses pada 14 Maret 2023.
Yulia, L. (2015). Strategi Pengembangan Industri Produk Halal. Jurnal Bimas Islam, 8(1), 121-
162.
13