PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mengatur dalam Alquran dan Hadist mengenai halal dan haram.
Sehingga halal menjadi poin yang sangat penting dalam Islam (Nasyi’ah,
2018). Tidak hanya menjadi hubungan antar sesama manusia namun juga
menghindari yang haram merupakan bagian dari ibadah seorang muslim dan
Halal sudah menjadi bagian dari hidup seorang muslim. Aspek halal
sangat luas, seperti makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan lain lain
(Faidah, 2017). Pada produk makanan, informasi mengenai halal bisa dilihat
dari label atau logo yang dicantumkan pada kemasan. Jika produsen memasang
logo halal, berarti produknya telah melalui proses audit yang panjang. Audit
sertifikasi halal (Pasal 2 KMA RI No. 519 Th. 2001 tentang Lembaga
Pelaksana Pemeriksa Pangan Halal). Jika saat diaudit ternyata terbebas dari
bahan non-halal, maka akan diberikan sertifikat halal. Dengan ini berarti
produk yang akan dibeli diantaranya adanya Label halal yang tertera dalam
yang halal dan sebisa mungkin tayyib (baik dan menyehatkan). Mengonsumsi
konsumen Nomor 8 tahun 1999 dan mengkonsumsi produk halal itu telah
menjadi kewajiban bagi setiap umat muslim (Yunitasari and Anwar, 2019).
dilarang untuk mengkonsumsi daging babi, alkohol, darah, bangkai, dan daging
“Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang
menggunakan produk halal, serta meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha
oleh jaminan halal. Akan tetapi produk yang beredar di Indonesia tidak semua
dirugikan dengan banyaknya produk tanpa label halal maupun keterangan non-
halal (Ramlan dan Nahrowi, 2014). Berdasarkan data sertifikasi LPPOM MUI,
(LPPOM MUI). Hal ini berarti hanya 9,6 persen produk telah tersertifikasi,
dikelas. Salah satu ciri menjunjung nilai ke-Islaman dapat ditunjukan dalam
dan minuman (Astogini dkk, 2011). Syariah Islam dengan tegas menyuruh
Islami.
Sebagai umat muslim yang taat pada agama, seharusnya berperilaku hati-hati
dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak memiliki label halal.
Salah satu cara yang dilakukan dalam menghindari makanan dan minuman
yang tidak halal yaitu menanyakan bahan baku dan proses pembuatan makanan
dan minuman.
5
makanan halal. Akan tetapi kampus IAIN Fattahul Muluk Papua yang tidak
kampus, dimana kehalalan dari makanan juga masih diragukan karena sebagian
halal.
Gambar 1.1
Jumlah Mahasiswa Aktif IAIN Fattahul Muluk Papua
bertindak (Jogiyanto, 2007). Teori ini didasarkan pada sudut dasar keyakinan
6
ditinjau dari segi sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan
suatu perilaku, seperti suka atau tidak suka. Norma subjektif adalah adalah
makanan halal adalah suatu perilaku, maka TPB dianggap sesuai digunakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmiah
2. Praktis
keputusan.
E. Sistematika Pembahasan
Tesis ini berjumlah lima bab. Pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini
mengenai bab pertama dijelaskan lebih lanjut pada bab kedua dalam penelitian
ini.
Bab kedua adalah landasan teori dan pengembangan hipotesis. Pada bab
terdahulu yang relevan dengan model penelitian tesis ini. Selanjutnya, penulis
penelitian ini.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada bab ini, penulis memaparkan
Bab keempat adalah hasil analisis data serta pembahasan. Pada bab ini,
responden dan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data yang telah di uji.
Dalam bab ini, akan didapatkan bagian yang menjelaskan diterima atau
Bab kelima adalah penutup. Pada bab ini, terdiri dari empat bagian yaitu:
penelitian selanjutnya.
BAB II
A. Landasan Teori
2007). Teori ini berkomitmen pada perilaku tertentu dari seorang individu
dan untuk setiap perilaku yang luas. Keunggulan individu dalam berperilaku
dapat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu sikap terhadap perilaku, norma
didapatkan baik dalam hal manfaat maupun kerugian yang akan terjadi
berdasarkan:
Consequency)
keyakinan yang akan dilakukan, maka norma subjektif ialah fungsi dari
tekanan sosial yang dirasakan akan semakin besar dan jika seseorang
tidak memberikan pengaruh apapun maka tidak ada tekanan sosial yang
makanan halal. Tekanan sosial seperti ini yang menjadi norma subjektif
berdasarkan:
rasakan.
atau perilaku.
Teori perilaku yang diatur adalah salah satu model yang dapat
telah terbukti masuk akal untuk mensurvei pilihan untuk pembelian produk
halal. Oleh karena itu, teori perilaku yang diatur yang dimulai oleh Ajzen
(Yuliana, 2010).
tinjauan ini antara lain: sikap, norma subjektif, persepsi pengendalian diri,
2. Keputusan Pembelian
suatu barang atau kebutuhan rumah tangga yang akan dibeli oleh konsumen
yaitu keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk
atau jasa dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada.
informasi yang positif kepada orang lain, agar tertarik untuk melakukan
pembelian.
3. Label Halal
Label halal adalah jaminan yang diberikan oleh suatu lembaga yang
(2008) label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan-
Amstrong).
yaitu:
atau keyakinan bahwa sesuatu yang dapat dipercayai itu benar atau
nyata.
4. Harga Produk
itu penetapan harga harus ditentukan dengan pangsa pasar yang dituju agar
semakin meningkat.
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Harga adalah
atau jasa. Lebih jelas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen
produk atau jasa (Kotler & Amstrong, 2001). Harga adalah apa yang harus
(Lamb, 2001). Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
situasi. Menurut (Muizzudin & Kisty, 2020), penempatan nilai yang sejalan
sebagai berikut:
5. Kualitas Produk
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.
produk merupakan kadar atau tingkat baik buruknya suatu yang terdiri dari
semua faktor yang melekat pada barang dan jasa, sehingga produk tersebut
meliputi:
1) Kinerja (Performance)
3) Keandalan (Reliability)
6) Estetika (Asthethic)
6. Bahan Produk
dengan syariat Islam. Selain itu, mengenai proses produk halal mulai dari
lokasi, tempat dan alat PPH wajib dipisahkan dengan lokasi, tempat dan alat
penjualan dan penyajian produk tidak halal. Lokasi, tempat dan alat wajib
dijaga kebersihan dan higienitasnya, bebas dari najis dan bebas dari bahan
tidak halal.
digunakan oleh umat Islam. Namun, ada juga kriteria tertentu yang harus
B. Kajian Pustaka
pada penelitian ini. Adapun sumber referensi pada penelitian ini sebagai
berikut:
niat individu musim di Kabupaten Jember untuk membeli produk makanan dan
mengetahui minat beli konsumen terhadap makanan cepat saji yang halal
software Smart PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap, norma
konsumen.
174 siswa yang diambil dengan teknik Arikunto 20%. Metode analisis data
positif dan siginifikan terhadap niat membeli makanan berlabel halal bagi
mahasiswa muslim, dan agama berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
24
minuman halal.
bahwa variabel yang signifikan pada TPB bagi siswa Indonesia adalah sikap
terhadap perilaku dan persepsi kontrol perilaku, dan untuk siswa Malaysia,
Variabel yang signifikan pada atribut produk untuk pelajar Indonesia adalah
merek dan kualitas produk, dan tidak ada variabel yang signifikan untuk siswa
Malaysia.
25
pangan halal luar Negeri sebagai variabel dependen dengan komponen dalam
dan religiusitas memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang siginifikan
minat beli adalah sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, religiusitas,
Penelitian yang dilakukan oleh Gojali & Asih (2020) bertujuan untuk
norma subjektif, sikap, sertifikat halal, minat, kepercayaan, dan kesadaran halal
halal.
dilihat dari aspek label halal dan dimensi religiusitas. Hasil penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Murni & Fajrina (2021) bertujuan untuk
yang signifikan baik mahasiswa muslim maupun non muslim dalam melakukan
untuk mengatahui pengaruh label halal suatu produk yang terpasarkan di Kota
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana
seta uji determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel label halal dapat
Kota Medan dan variabel label halal dapat mempengaruhi keputusan konsumen
sebanyak 200 responden yang diambil dari mahasiwa Fakultas Ekonomi yang
penelitian ini, label halal mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif
pengaruh label halal dan harga terhadap keputusan pembelian produk Mie
parsial dan simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
label halal dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Secara simultan variabel label halal dan harga berpengaruh posirif
maupun simultan.
Penelitian yang dilakukan oleh Husaeni & Zakiah (2022) bertujuan untuk
teknik analisis data yang digunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan
bahwa sertifikat halal mempengaruhi niat beli produk halal, kesadaran akan
menambahkan label halal, harga produk, kualitas produk, dan bahan produk
dependen.
C. Pengembangan Hipotesis
typo (di bawah) dah these (kebenaran). Hipotesis diartikan sebagai Jawaban
cepat saji yang halal bergantung pada suka atau tidaknya konsumen dalam
membeli makanan cepat saji yang halal serta persepsi konsumen yang
yang baik serta hal yang mereka inginkan (Mariana et al., 2020).
atau tidak. Korelasi sikap terhadap perilaku menjadi penentu dalam norma
subjektif ialah fungsi dari keyakinan individu yang didapat dari pandangan
terhadap niat beli produk makanan dan minuman dalam kemasan berlabel
Persepsi pengendalian diri bisa berubah tergantung dengan kondisi dan jenis
Label halal adalah jaminan yang diberikan oleh suatu lembaga yang
itu penetapan harga harus ditentukan dengan pangsa pasar yang dituju agar
semakin meningkat.
Harga yang meliputi harga terjangkau, sesuai kualitas dan rasa, serta
pembelian. Hal ini menandakan bahwa harga bisa menggerakkan sikap para
bernilai lainnya.
masa mendatang).
mengandung bagian hewan tidak halal untuk dimakan atau digunakan oleh
umat Islam. Namun, ada juga kriteria tertentu yang harus dianggap seperti
makanan halal juga mencakup aspek keselamatan dan kualitas yang sangat
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk kepada jenis penelitian kuantitatif. Hasil penelitian disajikan dan
dijelaskan dengan menggunakan metode statistik yang berbentuk angka dan perhitungan.
Penelitian kuantitatif adalah metode pengujian suatu teori tertentu dengan menguji hubungan
penelitian yang telah ditetapkan. Selain itu, data yang mengandung angka-angka ini akan
Sifat dari penelitian ini adalah asosiatif. Menurut Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa
tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk menemukan dan menjelaskan hubungan antar dua
variabel atau lebih melalui pengaruh, peran, hubungan sebab akibat dari variabel satu dengan
variabel lain nya (X dan Y). Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji untuk
diketahui peran, pengaruh dan hubungan nya adalah variabel: sikap, norma subjektif, persepsi
pengendalian diri, label halal, harga produk, kualitas produk, dan bahan produk terhadap
Terdapat delapam variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Enam variabel
eksogen/independent (bebas) yaitu: sikap, norma subjektif, persepsi pengendalian diri, label
halal, harga produk, kualitas produk, dan bahan produk. Satu variabel endogen/dependent
(terikat) yaitu keputusan pembelian. Untuk melihat definisi, indikator dan skala pengukuran
Tabel 3.1
Definisi Operasional
38
Perilaku kontrol
berhubungan
dengan perasaan
sebagai pusat
kendali. Persepsi
pengendalian diri
bisa berubah
tergantung dengan
kondisi dan jenis
perilaku yang
dilakukan
(Mahyarni, 2013).
malaksanakan 3. Keandalan
fungsinya termasuk 4. Kesesuaian dan
di dalamnya spesifikasi
keawetan, 5. Daya tahan
keandalan, 6. Estetika
ketetapan,
kemudahan
dipergunakan, dan
diperbaiki serta
atribut bernilai
lainnya (Kotler
dan Keller, 2012).
7 Bahan Produk Produk halal 1. Penanganan Skala Likert
(X7) merupakan 2. Pengolahan
produk yang telah 3. Peralatan
4. Pengemasan
dinyatakan halal 5. Penyimpanan
sesuai dengan
syariat Islam.
Selain itu,
mengenai proses
produk halal
mulai dari lokasi,
tempat dan alat
PPH wajib
dipisahkan
dengan lokasi,
tempat dan alat
penyembelihan,
pengolahan,
penyimpanan,
pengemasan,
pendistribusian,
penjualan dan
penyajian produk
tidak halal.
8 Keputusan Keputusan 1. pemantapan Skala Likert
Pembelian (Y) pembelian yaitu 2. kebiasaan
keputusan 3. memberikan
konsumen untuk rekomendasi
membeli atau tidak kepada orang lain
membeli suatu 4. melakukan
pembelian ulang
produk atau jasa
dengan memilih
41
Populasi diartikan sebagai total generalisasi pada penelitian yang terdiri atas subyek
atau obyek dengan ketentuan tertentu yang telah ditetapkan oleh penulis untuk diteliti dan
diambil kesimpulan nya (Marfuah and Hartiyah, 2019; Sugiyono, 2013). Populasi yang
digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa aktif IAIN Fattahul Muluk
Papua.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian dari sifat-sifat
yang dimiliki populasi (Wiyono, 2011). Penentuan jumlah sampel berdasarkan Hair et al.
(2014) bergantung pada jumlah indikator. Jumlah indikator dapat dikalikan 5x sampai 10x.
Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
120 responden.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni primer dan sekunder. Data primer
yaitu jenis data yang disatukan langsung dari sumber langsung atau subjek penelitian selama
penelitian itu sendiri. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
Sumber data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari berbagai karya tulis seperti
buku-buku terkait, karya ilmiah, berita, publikasi atau situs online dan website yang dapat
mendukung proses penelitian ini. Sumber data primer didapatkan peneliti dari reaksi atau
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
responden akan menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diberikan oleh peneliti (Sugiyono,
2013). Peneliti menyebarkan kuesioner secara online kepada mahasiswa IAIN Fattahul Muluk
Papua dengan menggunakan Google form dan disebarkan melalui sosial media yang tersedia
saat ini seperti WhatsApp dan Instagram. Adapun rentang skor yang diterapkan untuk
Tabel 3.2
Nilai Skor Kuesioner
Kategori Jawaban Skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang setuju (KS) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
1. Analisis Deskriptif
frekuensi serta fenomena dari data khususnya untuk mengilustrasikan profil dan demografi
responden. Analisis deskriptif merupakan analisis yang bergantung pada statistik yang
melalui sampel sebagaimana adanya dan menarik kesimpulan yang berlaku secara umum
43
dalam suatu penelitian. Tujuan analisis deskriptif adalah mengubah data mentah menjadi
Partial Least Square (PLS) adalah bagian dari pendekatan SEM (Structural
menggunakan SEM-PLS dengan dukungan program aplikasi Warp Partial Least Square
regresi kuadrat terkecil (ordinary least square). Dimana, tujuan nya sama untuk
memaksimalkan varians dari variabel bebas (eksogen) yang dapat dijelaskan oleh model
prediksi nilai residual atau kesalahan (error) yang minimal adalah tujuan utamanya.
Dengan demikian, SEM-PLS digambarkan dari gabungan hasil regresi dan analisis faktor.
Selanjutnya, dalam menggunakan SEM-PLS maka langkah yang harus dilaksanakan yaitu
3. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dalam penelitian ini dimulai dengan evaluasi model pengukuran
(outer model), dilanjutkan dengan evaluasi model struktural (inner model). Penjelasan
Outer model atau model pengukuran bertujuan untuk mengevaluasi validitas dan
reliabilitas setiap indikator-indikator dalam variabel yang digunakan. Pada tahap ini
penulis menerangkan hubungan antar setiap blok indikator dengan variabel laten ya
apakah bersifat reflektif atau normatif. Penilaian kriteria outer model dalam penelitian
dari suatu variabel yang seharusnya berkorelasi kuat. Nilai outer loading dan
average variance extracted (AVE) dapat dijadikan media dalam menilai validitas
dapat dikategorikan valid jika indikator yang digunakan dapat mengukur variabel
tertentu bilamana nilai outer loading > 0,708 atau lebih. Sedangkan nilai Average
Variance Extracted (AVE) diharapkan 0,50 atau lebih (Sholihin and Ratmono,
2020).
yang digunakan sudah betul-betul merupakan pengukuran yang tepat bagi variabel
nya, sesuai dengan prinsipnya bahwa setiap indikator harus memiliki korelasi yang
tinggi hanya pada variabel nya saja. Oleh karena itu, indikator dari berbagai variabel
seharusnya tidak memiliki korelasi yang tinggi (Sholihin and Ratmono, 2020).
45
cross loading dengan variabel dan Fornell Lacker. Apabila korelasi variabel
(loading) dengan item pengukuran lebih tinggi dibanding ukuran (loading) dengan
variabel yang lain, maka hal ini membuktikan bahwa variabel laten mampu
memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik dibanding ukuran pada blok
variabel dengan korelasi antar variabel dengan variabel lainnya dalam model. Dapat
dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik jika akar AVE setiap
variabel memiliki korelasi nya lebih dari pada korelasi variabel lainnya. Nilai akar
AVE yang disarankan > 0.50 atau lebih (Sholihin and Ratmono, 2020).
baik kemampuan indikator bisa mengukur variabel laten nya. Pengukuran internal
consistency reliability dapat dilihat dari nilai composite reliability dan nilai
Cronbach alpha. Nilai composite reliability dan Cronbach alpha > 0.60 (Sholihin
kausalitas dari variabel laten yang satu dengan variabel lainnya. Pada dasarnya,
variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen. Sehingga pengukuran struktural
46
dapat juga dikatakan dengan pengujian hipotesis dalam sebuah penelitian (Wiyono,
2011).
prediktif dari model. Untuk menilai model kolinearitas dapat menggunakan ukuran-
ukuran dalam evaluasi model pengukuran formatif yaitu tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Masalah kolinearitas terjadi jika nilai tolerance <0.20 dan nilai
VIF lebih dari 5. Selain itu, uji kolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai full
collinearity VIF yang merupakan hasil dari pengujian kolinearitas penuh yaitu
menguji apakah terdapat common method bias. Secara umum, jika nilai full collinearity
VIF kurang dari 3,3 maka model penelitian bebas dari masalah kolinearitas vertikal,
melihat nilai R-Squared (R2) pada setiap variabel dependent. Perubahan nilai R-Square
(R2) digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh substantive antara variabel
0.50 menunjukkan moderat dan 0,25 menunjukkan lemah (Hair Jr et al., 2017). Kedua,
signifikansi dan kekuatan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Estimasi yang
dinilai untuk jalur relasional dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikan
ini didapat dengan melakukan teknik bootstrapping yang digunakan untuk melihat
47
stabilitas estimasi. Ketiga, melihat nilai effect size (f2) yang digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh antar variabel. Nilai effect size dikelompokkan menjadi 0.02
(lemah), 0.15 (medium) dan 0.35 (besar) (Sholihin and Ratmono, 2020). Keempat,
melihat nilai Stone-Gaesser (Q2) atau disebut dengan Q-square predictive relevance
untuk model variabel. Q-squared predictive relevance (Q2) mengukur seberapa baik
nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameter nya. Model dengan
validitas prediktif harus mempunyai nilai Q-squared lebih besar dari nol. Sedangkan
jika nilai Q-square < 0 maka menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance
(Ghozali, 2012).
Y = Keputusan Pembelian
α = Konstanta
ξ = Structural Error
X1 = Sikap
X2 = Norma Subjektif
X3 = Persepsi Pengendalian Diri
X4 = Label Halal
X5 = Harga Produk
X6 = Kualitas Produk
X7 = Bahan Produk