Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH CONSUMER KNOWLEDGE

TERHADAP MINAT BELI PRODUK


HALAL DI INDONESIA 
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran  (EBM712282)
POKOK BAHASAN : Melaksanakan Riset Pemasaran
(Buku 1 Ch 4, Buku 2 Ch 3, Buku 3 Ch 3 &4)

ALBUHARI MUSLIM (1921011019)


Abstrak 

• Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia menjadi pasar
yang cukup menjanjikan bagi produk-produk halal. Inovasi perusahaan diperlukan
dalam membangun Consumer Knowledge agar konsumen tetap membeli produk
halal yang dijual. Penelitian ini merupakan studi literatur yang dengan pendekatan
analisis deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang
bersumber dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
• Berdasarkan hasil studi literatur ini ditemukan bahwa sertifikasi halal, keamanan
produk dan Citra Merek (consumer knowledge) sangat mempengaruhi Minat
Konsumen kembali membeli (membeli ulang) suatu produk khususnya produk halal.

• Kata Kunci: consumer knowledge, sertifikasi halal, kemanan produk, citra merk, minat beli 
Pendahuluan 
• Produk halal mengacu (memenuhi syarat syar’i ) yang mencegah keharaman,
baik ditinjau dari segi zatnya maupun selain zatnya (Burhanuddin 2011).

• Menurut Al-Ghazali (2007), yang mengakibatkan makanan (benda) bisa


menjadi haram karena
- jenisnya yang haram, ( seperti khamar, babi, termasuk di dalamnya
produk-produk dari turunannya (alkohol, gelatin, dan lainnya), dan haram
karena
- cara memperolehnya yang termasuk di dalamnya adalah harta untuk
memperolehnya dan proses membuatnya.
• Murujuk data PT sofyan Hospitality International, tahun 2016, tingkat
konsumsi muslim
global sebesar US$ 1.8 triliun,
Indonesia mencapai US$ 225.7 miliar.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan industry yang mengusung konsep


halal di Indonesia mencapai 40%, yang terdiri dari pakaian, makanan, hotel,
kosmetik, dan syariah finansial (Mix 2017).

• Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama


Indonesia (LPPOM MUI) sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang dalam
memberikan sertifikat halal sampai tahun 2014 sebanyak 26 979 dari jumlah
8636 perusahaan dengan jumlah produk yang sudah disertifikasi halal
sebanyak 53 383 dari 231 851 produk yang beredar (Kementrian Agama 2015).
Metode Penelitian 

• Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk muslim Indonesia


mencapai 207 juta muslim atau 87.18% dari penduduk Indonesia (BPS
2010). Sehingga dengan pangsa pasar produk halal sebesar itu tentu
kebutuhan produk halal di pasar menjadi sangat besar. Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh tim riset Majlis Ulama Indonesia (MUI)
terungkap bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan produk
halal meningkat sangat signifikan.
• Pada tahun 2009 tingkat kepedulian masyarakat terhadap kehalalan produk
hanya berkisar 70%, pada akhir 2010 angka tersebut melonjak menjadi sekitar
92.2%, yang artinya seharusnya potensi ini bisa menjadikan Indonesia sebagai
produsen halal tingkat dunia (Syahruddin 2014).

• Meningkatnya kesadaran umat Islam di seluruh dunia pada kewajiban mereka


untuk mengkonsumsi makanan yang memenuhi persyaratan pola konsumsi
Islam telah menciptakan permintaan yang lebih besar untuk halal makanan
dan produk (Ambali dan Bakar 2013).
• Pemerintah Indonesia saat ini tengah menggencarkan pengembangan potensi
industri halal melalui Roadmap Masterplan Ekonomi Syariah indonesia 2019-
2024. Mengingat Indonesia saat ini merupakan pasar produk halal terbesar di
dunia dengan populasi warga-negara muslimnya. Maka pengembangan
tersebut harus terarah melalui kebijakan yang tersentralisasi di pemerintah
pusat.
• Namun, tidak menutup kemungkinan pengembangan juga turut dilakukan di
daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Indonesia. Sehingga produk halal
menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh peusahaan yang akan
menjual produknya di pasar.
• Pada masa kini, halal tidak lagi murni sebagai isu agama, tetapi juga
masuk dalam ranah bisnis dan perdangan (Borzooei and Asgari 2013). Halal
dapat menjadi faktor pembeda dan dengan mencari, menyoroti dan
mengkomunikasikan sertifikasi Halal mungkin dapat memperluas ke pasar
dunia (Rajagopal et al 2011).
• Perdagangan makanan halal telah meningkat pesat sementara semakin
banyak negara telah mengadopsi Islamic Finance dalam sistem perbankan
mereka (Ahmad 2014).
• Manfaat dari produk halal berpengaruh pada sikap dan perilaku konsumen
dalam hal niat untuk membeli produk dan mereka bersedia membayar
untuk produk halal (Aziz dan Chok 2013). Sebaliknya, perusahaan yang
mengacuhkan isu halal ini akan ditinggalkan oleh konsumennya.
• Manfaat produk penting untuk diketahui oleh konsumen. Disinilah
pentingnya merek sebagai alat penyambung informasi kepada
konsumen. Maka selain manfaat produk, merek atau brand suatu
produk juga tidak kalah penting.
• Inovasi perusahaan untuk membuat citra merek diketahui oleh
konsumen menjadi hal utama agar tidak ditinggalkan oleh
konsumen dan dapat mengambil keuntungan dari pasar halal
Indonesia yang sangat besar.
• Sehingga pengetahuan konsumen terhadap produk menjadi kunci
utama mengikuti perkembangan pasar.
Metode Penelitian

• Penelitian ini menggunakan rancangan analisis deskriptif kualitatif


dengan metode studi literatur. Studi literatur merupakan tulisan
dengan mencari referensi teori yang relevan dengan kasus yang
diteliti. Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan yang bersumber dari jurnal-jurnal
yang relevan.
• Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
bersumber dari buku-buku, internet, dan laporan penelitian
terdahulu.
• Penelitian tentang minat beli halal benar-benar mencakup area
pertimbangan yang luas: kesadaran halal (Qaradhawi 2013, Aziz dan Chok
2013, Apriyantono 2005), persepsi nilai (Apriyantono 2005), sertifikasi halal
(Aziz dan Chok 2013, Apriyantono 2005, Husain et al 2016), keamanan pangan
(Husain et al 2016), persepsi nilai (Wang dan Tsai 2014, Husain et al 2016),
citra merek (Wang dan Tsai 2014), kesehatan (Husain et al 2016).

• Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, dapat dirumuskan masalah


penelitian ini adalah apakah consumer knowledge dalam hal ini sertifikasi
halal, keamanan produk, dan citra merek produk mempengaruhi penjualan
produk halal di Indonesia?
Pembahasan

• Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di


dunia. Dengan populasi muslim terbesar tersebut menjadikan
Indonesia sebagai pasar produk halal yang cukup menjanjikan.
Melalui Roadmap Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024
diharapkan pengembangan industri halal di Indonesia menjadi
lebih terarah.
• Maka penting bagi perusahaan untuk memulai inovasi produk agar
produk yang dijual dipasar lebih diminati konsumen.
• Tantangannya ialah bagaimana membangun consumer knowledge terhadap
produk yang dihasilkan perusahaan, baik dari sertifikasi halal, keamanan
produk dan citra merek.
• Sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan sertifikasi halal
mempengaruhi minat beli produk. Consumer knowledge adalah sejumlah
pengalaman dengan berbagai macam informasi tentang produk atau jasa
tertentu yang dimiliki.
• Penilitian yang telah dilakukan Mela Ashari (2019) yang menunjukan hasil
bahwa pengetahuan produk dan sertifikasi halal berpengaruh positif dan
signifikan terhdap keputusan pembelian produk farmasi. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan Lilik Andriyani (2017) menunjukan hasil label halal
berperan dalam pengambilan keputusan pembelian produk kosmetik sebesar
85,4%.
• Penelitian terkait tentang keamanan produk juga diteliti dalam
penelitian Lilik Andriyani bahwa bahan baku yang aman merupakan
variabel paling tinggi yag mempengaruhi pengambilan keputusan
untuk membeli produk kosmetik.

• Penelitian serupa dilakukan Danang Waskito (2015) menunjukan


hasil bahwa bahan makanan berpengaruh prositif terhadap minat
beli produk makanan halal di Yogyakarta.
• Penelitian tentang Citra merek mempengaruhi minat beli produk juga
dilakukan oleh Maya Anggraeni (2016) yang menunjukan hasil bahwa citra
merek berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat beli ulang
produk.

• Ditambah dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnandar et al. (2015) yang
menunjukan hasil bahwa citra merek atau brand image berpengaruh positif
dan signifikan terhadap niat beli ulang produk La Tulipe di Banyuwangi
• Melalui studi literatur yang ada dan dijelaskan sebelumnya mengartikan
bahwa penting bagi perusahaan membangun pengetahuan konsumen melalui
tiga komponen produk halal tersebut, seperti sertifikasi halal, keamanan
produk, dan citra merek agar produk yang dijual di pasar dapat terjual dengan
baik.
• Hal tersebut penting untuk direspon oleh perusahaan demi tetap menjaga
produk bertahan ditengah persaingan yang begitu ketat.
Kesimpulan 
• Berdasarkan uraian dari latar belakang,tinjauan literatur, dan
beberapa penelitian yang telah dipaparkan terlihat bahwa cara
untuk meningkatkan minat beli produk halal adalah dengan
membangun pengetahuan konsumen akan produk halal yang dijual
melalui sertifikasi halal, keamanan produk, dan citra merek
produk.
• Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa inovasi perusahaan
dalam membangun consumer knowledge sangat penting demi
tetap bertahan di ketatnya persaingan dalam industri halal di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai