Anda di halaman 1dari 9

Volume x Nomor x (20xx) Pages xx – xx

Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam


Email Journal : ecopreneur.bbc@gmail.com
Web Journal : http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/ecopreneur
Pengaruh Label Halal dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian
pada Produk Ice Cream Mixue

Aslam1 

Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UI Bunga Bangsa
Cirebon

Aslammuhammad54728@gmail.com

Received: 20xx-xx-xx; Accepted: 20xx-xx-xx; Published: 20xx-xx-xx

Abstrak
Indonesia terdapat berbagai macam produk Ice Cream yang sudah mendapatkan
nomor izin edar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(Badan POM RI), baik yang belum memiliki sertifikasi halal maupun yang sudah
tersertifikasi halal. Label halal akan menjadi informasi penting dan menjadi daya
tarik kepada para masyarakat, sehingga akan berpengaruh pada keputusan
pembelian produk Ice Cream. Selain label halal, brand image atau citra merek juga
berperan penting dalam pemasaran produk kepada masyarakat. Oleh karena itu
dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh label halal MUI dan Brand Image
terhadap keputusan pembelian produk suplemen kesehatan oleh masyarakat muslim
terutama di Kota Malang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan
menggunakan nonprobability sampling dengan sampling incidental pada masyarakat
muslim yang masuk kriteria inklusi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa logo
halal MUI, brand image, serta logo halal MUI dan brand image memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk Ice Cream halal.

Kata Kunci: Ice Cream, Label Halal, Brand image, MUI, Muslim.
Abstract
In Indonesia, there are various kinds of Ice Cream products that have obtained distribution permit
numbers from the Republic of Indonesia Food and Drug Supervisory Agency (BPOM RI), both those
that do not yet have halal certification and those that are already halal certified. The halal label will be
important information and an attraction for the public, so that it will influence the decision to buy Ice
Cream products. Apart from the halal label, brand image also plays an important role in marketing
products to the public. Therefore, in this study, the effect of the MUI halal label and brand image will
be studied on the decision to purchase health supplement products by Muslim communities, especially
in Malang City. The sampling technique in this study used nonprobability sampling with incidental
sampling in Muslim communities who included the inclusion criteria. The results of this study found
that the MUI halal logo, brand image, as well as the MUI halal logo and brand image have a
significant positive influence on purchasing decisions for halal Ice Cream products.
2 | Judul Penelitian

Keywords: Ice Cream, Halal Label, Brand image, MUI, Muslim.


Copyright © 2020 Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Mixue Ice Cream & Tea (Hanzi: 蜜雪冰城; Pinyin: Mìxuě Bīngchéng) adalah sebuah
perusahaan waralaba yang menjual es krim sajian
lembut dan minuman teh asal Zhengzhou, Henan, Tiongkok dan didirikan pada
bulan Juni 1997. Hingga 2021, sebanyak 21.581 gerai Mixue telah beroperasi di Tiongkok
dan sedikitnya 11 negara lainnya di Asia. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Zhang
Bersaudara.
Mixue telah hadir di Indonesia sejak tahun 2020 dengan gerai pertamanya di Cihampelas
Walk, Kota Bandung dan saat ini memiliki lebih dari ratusan gerai di seluruh Indonesia.
Namun Informasi yang menyebut bahwa es krim yang dijual Mixue haram ditemukan di akun
Instagram dan Facebook ini. "Buka ribuan cabang, ternyata eskrip yang dijual Mixue 'haram'
?" tulis teks pada video. Berikut narasi di Instagram pada Jumat (30/12/2022): Melalui
postingan instagram tesmi Mixue Indonesia membenarkan bahwa produk Es krim dan teh
yang mereka jual belum memiliki setifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) . Pihak
Mixue mengklaim bahwa sudah mengurus sertifikasi Halal sejak tahun 2021 awal, tetapi
hingga kini prosesnya belum selesai. Pihak managemen beralasan lamanya pengurusan halal
lantaran 90 persen bahan bakunya diimpor langsung dari China.
Jika berdasarkan laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI status halal produk
Mixue tjdak ditemukan di database produk halal yang telah disertifikasi Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
Kehalalan suatu produk sudah pasti merupakan kebutuhan bagi konsumen muslim baik itu
produk makanan, minuman maupun obat dan suplemen. Jaminan produk halal yang beredar
sudah sepatutnya diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen
[1]. Adanya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UUJPH)
merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk memenuhi hak konsumen khususnya
konsumen muslim. Jaminan produk halal akan memberikan keuntungan bagi produsen juga
dimana produk akan lebih digemari oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan nilai jual.
Tidak hanya konsumen muslim saja, konsumen non muslim dinilai akan lebih memilih
produk tersebut karena sudah teruji aman dan berkualitas bagi kesehatan.
Selain label halal, brand image atau citra merek juga berperan penting dalam pemasaran
produk kepada masyarakat. Merek adalah suatu nama, tanda, simbol, istilah yang menjadi
penanda produk atau jasa dari penjual dan untuk membedakannya dari produk lainnya.
Merek yang baik dapat menimbulkan citra positif pada konsumen, sehingga menimbulkan
Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume x (x), Tahun 20xx | 3

kekuatan untuk membeli atau memiliki produk tersebut. Selain itu, melalui citra merek akan
membentuk kepuasan dalam diri individu setiap konsumen yang selanjutkan akan
menimbulkan keputusan pembelian berulang. Merek dalam dunia farmasi mempunyai
mempunyai kekuatan dalam menjadi daya tarik bagi konsumen.
Label halal dan merek dapat menjadikan daya tarik konsumen untuk mengonsumsi suatu
Produk. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh label halal MUI dan Brand
Image terhadap keputusan pembelian produk Ice Cream Mixue oleh masyarakat muslim
terutama di Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN
Metedologi yang digunakan dalam penelitian mengenai Pengaruh Label Halal dan Brand
Image terhadap Pembelian Produk Ice Cream Mixue yaitu menggunakan metode kualitatif
yaitu dengan banyak membaca pada sumber bacaan yang berkualitas yang didapat dari
berbagai jurnal mengenai kombinasi. Lalu mencari studi kasus yang berkaitan dengan
kombinasi besrta pemecahannya.

Penelitian kualitatif menurut Koentjaraningrat (1993: 89) mengartikan bahwa penelitian


kualitatif adalah desain penelitian yang memiliki tiga format. Ketiga format tersebut meliputi
penelitian deskriptif, verifikasi dan format Grounded research.

Penelitian kualitatif salah satu penelitian yang lebih cocok digunakan untuk penelitian yang
tidak berpola. Karena berpola, kamu bisa menggunakan desain ini untuk membantu dalam
penelitian.

Menurut pendapat Moleong (2007: 6) memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih pas dan
cocok digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap,
motivasi, persepsi dan tindakan subjek. Dengan kata lain, jenis penelitian tersebut, tidak bisa
menggunakan metode kuantitatif.

Metode penelitian kualitatif hadir karena memiliki tujuan. Selain bertujuan memudahkan
peneliti meneliti, ternyata juga bertujuan untuk memahami fenomena yang diangkat peneliti.
4 | Judul Penelitian

Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya dalam menjalankan sebuah penelitian, selalu ada saja
kendala dan masalah yang dihadapi oleh peneliti. Maka dari itu, metode penelitian kualitatif
hadir untuk meminimalisir terjadi hal-hal tersebut.

Setidaknya dengan metode penelitian kualitatif, peneliti bisa mendapatkan gambaran terhadap
fenomena yang akan diteliti. Termasuk pula memudahkan dalam menentukan variable dan
membantu dalam menghasilkan teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. LABEL HALAL
Menurut Stanton dalam Suryani (2008), label adalah bagian sebuah produk yang
membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada
produk. Label dibagi kedalam 3 klasifikasi yaitu:
1. Brand label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.
2. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai
penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan dan kinerja produk, serta
karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
3. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan
suatu huruf, angka atau kata. Misalnya buah-buahan dalam kaleng diberi label kualitas
A, B dan C.
Kotler (2008) menyatakan bahwa label memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1. Mengindentifikasi produk atau merek
2. Menentukan kelas produk
3. Menjelaskan produk yaitu siapa pembuatnya, kapan, dimana dan apa isinya.
Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan
menyebutkan label dengan setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke
dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian kemasan pangan. Dengan demikian label
pangan sekurang-kurangnya memuatketerangan:
1. Nama produk
2. Daftar bahan yang digunakan
3. Berat bersih atau isi bersih
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau perusahaan yang memasukkan pangan
ke dalam wilayah Indonesia
Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume x (x), Tahun 20xx | 5

5. Tanggal, bulan dan tahun kedaluarsa. Pengertian Halal menurut Departemen


Agama yang dimuat dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesianomor
518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah: “…tidak
mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan
pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam.”
Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi makanan atau minuman, agar
termasuk dalam klasifikasi halaladalah proses yang sesuai dengan standard halal yang telah
ditentukan oleh agama Islam. Standar halal tersebut diantaranya:
1. Tidak mengandung babi atau produk- produk yang berasal dari babi serta tidak
menggunakan alkohol sebagai ingridient yang sengaja ditambahkan.
2. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara
syariat Islam.
3. Semua bentuk minuman yang tidak beralkohol.
4. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan
tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat
tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut
syari’at Islam.

Label mempunyai hubungan erat dengan pemasaran. Label merupakan bagian dari suatu
produk yang menyampaikan informasi tentang apa yang ada dalam penjual dan produk itu
sendiri. Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting yang patut
memperoleh perhatian seksama dengan tujuan untuk menarik para konsumen. Secara umum,
label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi,
informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas. Sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan atau bisa sebagai tanda pengenal yang melekat pada suatu
produk.
Label mempunyai fungsi yaitu :
a. Identifies(identifikasi): label dapat mengenalkan suatu produk
b. Grade (nilai) : label dapat menunjukkan nilai atau kelas suatu produk
c. Discribe (memberikan keterangan : label akan menunjukkan nilai atau kelas
suatu produk
6 | Judul Penelitian

d. Promote ( mempromosikan) : label akan mempromosikan lewat gambar

Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada


kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus
sebagai produk halal, di Indonesia lembaga yang diberi wewenang oleh
Pemerintah dalam proses sertifikasi halal adalah Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Labelisasi halal mempunyai tujuan untuk memenuhi tuntutan pasar
(konsumen) secara universal. Maka apabila tuntutan itu bisa terpenuhi, secara
ekonomi para pebisnis Indonesia akan mampu menjadi tuan rumah dari segi
produk yang di pasarkan,tujuan lain yang sangat mendasar adalah melindungi
akidah para konsumen terutama yang beragama Islam.
Artinya dengan adanya labelisasi, para konsumen muslim tidak akan ragu dalam
mengkonsumsi sesuatu yang dibutuhkan
Syarat –syarat produk pangan halal menurut syariat Islam adalah :
a. Halal dzatnya adalah halal dari hukum asalnya misal sayuran
b. Halal cara memperolehnya adalah cara memperoleh sesuai dengan syariat
Islam misalkan tidak dengan mencuri
c. Halal dalam memprosesnya adalah misalkan proses menyembelih bintang
dengan syariat Islam misalkan dengan membaca bismillah
d. Halal dalam penyimpanannya, maksudnya tempat penyimpangan tidak
mengandung barang yang diharamkan seperti, babi, anjing (binatang yang
diharamkan oleh Allah SWT).
Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka secara
langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen khususnya masyarakat
muslim untuk menggunakan produk tersebut. Munculnya rasa aman dan
nyaman dalam mengonsumsi produk tersebut akan meningkatkan kepercayaan
serta minat belinya.
B. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Tahap-tahap pengambilan keputusan ada 5 (lima) tahap dalam proses pengambilan
keputusan untuk membeli barang dan jasa yang umum dilakukan seseorang yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan, kebutuhan konsumen mungkin muncul karena menerima
informasi baru tentang suatu produk, kondisi ekonomi,periklanan atau karena kebetulan.
2. Proses informasi konsumen, proses informasi dilakukan secara selektif, konsumen
memilih informasi yang relevan bagi benefit yang dicari dan sesuai dengan keyakinan
dan sikap mereka.
3. Evaluasi produk (Merk), konsumen akan mengevaluasi karakteristik dari berbagai
produk atau merk dan memilih produk /merk yang mungkin paling memenuhi benefit
yang diinginkannya.
4. Pembelian, dalam pembelian beberapa aktifitas lain diperlukan
5. Sekali konsumen melakukan pembelian maka evaluasi pasca pembelian terjadi. Jika
Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume x (x), Tahun 20xx | 7

kriteria produk sesuai dengan harapan konsumen, konsumen akan puas.


C. Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting.
Faktor- faktor ini sangat penting untuk diketahui bagi pemasar agar dapat menentukan strategi
yang akan diterapkan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Philip Kotler, bahwa perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi olehfaktoraktorbudaya, sosial, pribadi dan psikologis.
Masingmasing dari faktor-faktor tersebut memiliki subfaktor yang menjadi elemen
pembentuknya. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam.
a.Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang sangat luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen, mencakup budaya, sub budaya, dan kelas sosial konsumen. Budaya adalah suatu
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku dari keluarga dan institusi lainnya.
Setiap perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang
berlaku pada suatu daerah tertentu, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan
pada suatu daerah yang berkebudayaan seperti apa danbagaimana (conditional).
b.Faktor Sosial
Selain faktor-faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok acuan, keluarga, sertaperan dan status sosial konsumen. Kelompok acuan
adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsungterhadap sikap atau
tingkah laku seseorang. Seperti teman, saudara, tetangga dan rekan kerja. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga
sangat mempengaruhi perilaku pembelian.
c.Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristikpribadi seperti usia dan
tahap siklus hidup, pekerjaaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri pembeli. Usiaberhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang,
dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap
produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan ekonomi. Pilihan produk
sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomiseseorang. Bila
indikatorekonomimenunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah
untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produk. Gaya
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diwujudkan dalam aktivitas, interes
dan opininya yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkunganya. Sedangkan kepribadian adalah karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan respons yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan disekitarnya.
d.Faktor psikologis
8 | Judul Penelitian

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari empat


faktor, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.Motivasi
adalah kebutuhan yang cukup mendorongseseorang untuk bertindak, dengan
memuaskan kebutuhan tersebut ketegangan akan berkurang, sedangkan persepsi
adalah proses yang digunakan seseorang dalam memilih, mengatur dan
menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang
berarti. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak, bagaimana seseorang
termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi
tertentu.

D. Pengambilan Keputusan Membeli


Sebelum konsumen memutuskan untuk menggunakan suatu produk,
seorang konsumen pada dasarnya akan melakukan suatu proses pengambilan
keputusant terlebih dahulu. Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-
tahap konsumen dalam memutuskan suatu produk tertentuyang menurutnya
paling baik diantara yang lainya, sehingga keputusan pembelian dapat diartikan
sebagai kekuatan kehendak konsumen untuk melakukan pembelian terhadap
produk apabila konsumen memiliki minat untuk membeli suatu produk.Proses
pengambilan keputusan konsumen yang luas terjadi untuk kepentingan khusus
konsumen atau keputusan yang mempunyai keterlibatan tinggi. Tingkat
keterlibatan tinggi merupakan karakteristik konsumen. Konsumen mempunyai
keterlibatan tinggi apabila dalam membeli suatu produk ataupun jasa, mereka
meluangkan cukup banyak waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan
suatu merek dan lokasi penjualan.

KESIMPULAN
Label halal yang terdapat pada kemasan produk makanan terkhusus pada Produk Mixue
mempunyai hubungan dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan, hal tersebut membuktikan bahwa keberadaan labelisasi halal
pada produk makanan memberikan nilai positif yang memiliki peluang besar dalam
mempengaruhi keputusan membeli konsumen.
Harga dari produk makanan yang terjangkau dan beragam sesuai dengan jenis produk
mempunyai hubungan dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan tersebut.
Labelisasi halal dan harga menpunyai hubungan dan secara serentak (simultan)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk makanan.
Tingkat kesadaran akan kehalalan produk makanan dan harga yang terjangkau ditunjukkan
dengan adanya pengaruh label halal dan harga dengan keputusan membeli produk makanan.
Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume x (x), Tahun 20xx | 9

Hal ini dapat dimaknai bahwa label halal dan harga yang terjangkau secara langsung dapat
memberikan informasi akan kualitas dan mutu produksehingga mempengaruhi konsumen
dalam proses keputusan membeli produk makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Surat-Suarat Keputusan Lembaga Pengawasan dan Peredaran Makanan Majelis


Ulama Indonesia ((LPPOM_MUI)
Indonesia Jurnal Of Halal
https://mediadakwah.id/es-krim-mixue-belum-miliki-sertifikasi-halal/
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijh/article/view/3400
Konsumen. Jakarta: Kencana.Sinulingga, Sukaria. 2013.

Metode Penelitian. Medan: USU Press.Sugiyono. 2009.

Statistik untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai