Anda di halaman 1dari 1

Realisasi vaksinasi Anak di Aceh 19,500 orang

Banda Aceh-Realisasi vaksinasi Covid-19 terhadap anak di Provinsi Aceh masih sangat
rendah. Dari 728.000 orang yang divaksin, ada 19.500 anak yang sudah mendapatkan
vaksinasi Covid-19. Hal ini mengemuka dalam diskusi daring “Kasus Covid-19 pada Anak di
Aceh” yang digelar oleh Aliansi Jurnal Independen (AJI) Banda Aceh, Senin 23/08/2021.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman
Murahman menuturkan, rendahnya realisasi vaksinasi karena kesadaran keluarga rendah.
Semestinya orangtua membawa anak berusia 12 tahun ke atas untuk divaksin. “perlu strategi
lain untuk menjangkau realisasi vaksin terhadap anak. Kami akan mengajak dinas
Pendidikan,” kata Iman. Saat ini, Aceh menduduki peringkat ke-20 nasional untuk vaksinasi
Covid-19. (Kompas, Kilas Daerah-24 Agustus 2021)

Diskusikan permasalahan vaksinasi tersebut di atas!  Apa relevansi permasalahan vaksinasi


dengan pelaksanaan good governance!

Permasalahan vaksinasi tersebut di atas adalah Realisasi vaksinasi terhadap anak di


Provinsi Aceh baru 19.500 orang dari total realisasi 728.000 orang. Vaksinasi perlu digenjot
sebab mereka tergolong kelompok rentan terpapar Covid-19. Hal itu mengemukan dalam
diskusi daring ”Kasus Covid-19 pada Anak di Aceh” yang digelar oleh Aliansi Jurnalis
Independen (AJI) Banda Aceh, Senin (23/8/2021). Diskusi tersebut digelar untuk mendorong
para pihak agar melindungi anak secara maksimal.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman
Murahman menuturkan, rendahnya realisasi vaksinasi karena tingkat kesadaran keluarga
rendah. Semestinya orangtua membawa anaknya untuk divaksin. Vaksinasi pada anak
dilakukan untuk anak usia 12-17 tahun. Perlu strategi lain untuk menjangkau realisasi vaksin
terhadap anak. Anak perlu divaksin sebab mereka termasuk kelompok rentan. Namun,
realisasi vaksin terhadap anak sangat bergantung pada orangtua. Jika orangtua tidak mau
divaksin, kemungkinan besar anaknya juga tidak akan diizinkan vaksin. Total realisasi vaksin
di Aceh baru 728.000 orang atau 18 persen dari target. Di tingkat nasional, Aceh menduduki
peringkat ke-20. ”Orang Aceh harus dipaksa baru mau divaksin. Mereka menolak vaksin
karena banyak yang termakan hoaks,”
Situasi dan kondisi inilah yang membuka peluang lebar terjadinya politik
transaksional dalam perumusan kebijakan. Pada dimensi lain, praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme dapat juga terjadi ketika kebijakan tersebut diimplementasikan oleh para aparat
negara. Sebagai contoh, kebijakan larangan mudik yang ditetapkan oleh pemerintah selama
pandemi COVID-19, tidak sepenuhnya berjalan mulus. Para aparat negara yang diharapkan
dapat menegakkan hukum dengan menindak tegas para pelanggar kebijakan ternyata masih
dapat dinegosiasi. Kebijakan pemerintah yang meniadakan biaya administrasi pada
pengurusan dokumen publik atau bantuan sosial juga kerap diwarnai oleh pungutan liar
(pungli) oleh oknum-oknum pelaksana yang tidak bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai