Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NADIA YULIA LESTARI

NIM : 1901113626

PRODI : ADMINISTRASI PUBLIK

1. Pesan moral yang terdapat dalam sebuah video yang berjudul “Pemimpin Masa Depan”!
Jawaban :
Kalau kita lihat dari sosok pemimpin yang hebat, biasanya identik dengan seseorang yang
baik, menjadi pendengar dan pemberi arahan yang baik, memiliki visi dan misi ke depan, dan
yang utamanya pandai berkomunikasi. Namun, pemimpin tidak selalu digambarkan sebagai
sosok yang pintar mempengaruhi orang dan paling depan. Karena sebenarnya setiap orang
punya jiwa kepemimpinan sejak lahir dan juga pada dasarnya setiap orang memiliki hak dan
kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin tergantung konteks dalam memimpin hal apa
baik itu di lingkup organisasi maupun lingkup kecil keluarga atau dalam lingkup yang lebih
kecil lagi yaitu diri kita pribadi. Kata-kata yang saya tangkap dalam ulasan video mengenai
Pemimpin Masa Depan yaitu kita semua bisa menjadi pemimpin yang hebat di masa depan
jika kita dapat menggunakan ataupun mengelola potensi yang ada dalam diri kita sacara
maksimal. "Buatlah dirimu untuk menjadi versi terbaik dari diri dirimu". Hanya dirimu
yang dapat mengubah hidupmu dan hanya dirimu yang dapat mengukir kesuksesanmu. Dan
saat ini dunia membutuhkan pemimpin yang hebat dari masa sebelumnya. Maka dari itu jika
kita dapat mengelolah potensi yang ada didalam diri kita dengan baik dan berusaha
semaksimal mungkin kelak kita dapat menjadi pemimpin yang hebat dimasa depan.

2. Memberikan contoh terhadap 5 teori kepemimpinan!


Jawaban :
a) Teori Sifat Atau Karakteristik Kepribadian (Trait Theories)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab,
disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang
baik. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seseorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai, atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin dengan teori
sifat.
Contohnya : Gaya kepemimpinan seorang pendiri Apple, Steve Jobs. Steve Jobs
merupakan seorang pengusaha sekaligus pemimpin yang unik dan menginspirasi.
Namanya akan terus dikenang sebagai pebisnis yang memiliki komitmen tinggi pada apa
yang dikerjakannya. Steve Jobs memiliki kemampuan untuk mengenal setiap keahlian
para pekerjanya, Ia juga merupakan seorang motivator yang handal dan cerdas. Dia
memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang agar tertarik kepada sesuatu. Dia
menciptakan suasana kerja melalui pikiran-pikiran positif dan inovatif. Steve Jobs
memang termasuk luar biasa untuk ukuran seorang pemimpin. Betapa tidak, selain
berhasil membawa Apple dari keterpurukan, Steve juga ternyata mampu mendorong
Apple hingga menjadi perusahaan paling bernilai di pasar saham, mengungguli Exxon
Mobil atau General Electric.

b) Teori Perilaku (Behavior Theories)


Dalam studi kepemimpinan, behavioral theory atau teori perilaku, beranggapan
bahwa pemimpin bukan hanya dilahirkan, tetapi dapat diciptakan. Menurutnya
pemimpin yang sukses pada dasarnya dapat ditentukan, dan perilakunya dapat dipelajari.
Teori ini tidak mengamati sifat pemimpin yang dibawa sejak lahir, melainkan pada apa
yang dilakukan pemimpin secara aktual.
Contohnya : Gaya kepemimpinan Amancio Ortega. Ortega merupakan pendiri
perusahaan Inditex yang bergerak di bidang fashion salah satunya yaitu Zara. Miliarder
asal Spanyol ini juga merupakan retailer terkaya di dunia dan memiliki 59% saham
Inditex yang menaungi 7.000 toko ritel di seluruh dunia. Kekayaan bersih yang
dihasilkannya sekitar $83,2 miliar atau setara Rp 1.111 triliun. Ortega tidak memiliki
kantor, meja atau laptop sendiri karena ia lebih suka bekerja langsung dengan
karyawannya di ruang desain Zara. Ortega adalah seorang pria yang karismatik, tetapi
dengan gaya manajemen yang sangat rendah hati. Dia selalu berbicara dengan staf,
menanyakan apa yang mereka butuhkan dan apa yang perlu dilakukan. Metode kerjanya
dapat meningkatkan komunikasi karena tim dapat mendiskusikan berbagai hal secara
intens dan berkontribusi pada motivasi yang sama.

c) Teori Situasi/Keadaan (Big Bang Theories)


Teori ini mengintegrasikan antara situasi dan pengikut anggota organisasi sebagai
jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin. Situasi yang dimaksud
adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian- kejadian besar seperti revolusi, kekacauan atau
kerusuhan, pemberontakan, reformasi dan lain-lain.
Contohnya : Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo dalam memerangi Covid-19.
Salah satu pemimpin daerah yang cukup menjadi sorotan publik dalam mengatasi
Covid-19 adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Jawa Tengah sendiri
merupakan salah satu daerah yang cukup banyak terdampak Covid-19, terlebih
lagi kematian pertama pasien Covid-19 terjadi di sini. Ganjar Pranowo dengan
cekatan segera mengalokasikan dana untuk pemenuhan kebutuhan guna melawan
virus ini. Ganjar dianggap sigap dan tenang dalam menghadapi virus yang
menyerang seluruh penjuru dunia ini. Problem management yang diterapkan oleh
Ganjar Pranowo cukup efektif dilakukan. Terbukti, kebutuhan Alat Perlindungan
Diri (APD) segera beliau penuhi, dan tidak tanggung-tanggung, Jawa Tengah
bahkan memproduksi APDnya sendiri. Ganjar Pranowo dinilai memang cukup
piawai dalam menghadapi pandemi Covid-19. Beliau memperlihatkan
sifat kepemimpinan yang baik dan patut di contoh para pemimpin lain. Sosok
Ganjar Pranowo memiliki karakter yang cukup kuat dan karismatik. Edukasi dan
sosialiasi pada masyarakat dilakukan dengan masif.

d) Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard


Teori ini menjelaskan pemimpin harus mempu mengidentifikasi isyarat- isyarat
yang terjadi di lingkungannya. Pemimpin harus mampu untuk malakukan adaptasi
kepemimpinannya terhadap tuntutan lingkungan dimana dia memperagakan
kepemimpinannya. Dimana seorang pemimpin harus mempunyai fleksibelitas yang
bervariasi. Kebutuhan yang berbeda pada anak buah membuat dia harus diberlakukan
berbeda pula, walaupun banyak praktisi yang menganggap tidak praktis jika dalam setiap
kali mengambil keputusan harus terlebih dahulu mempertimbangkan setiap variable
situasi.
Contohnya : Gaya kepemimpinan Bill Gates pendiri Microsoft. Bill Gates
menerapkan 2 gaya kepemimpinan berdasarkan waktu dan situasi (Situational
Leadership). Ketika di awal-awal berdirinya Microsoft, hanya Gates (bersama co-
foundernya Steven Allen) yang bisa mengotorisasi suatu pengambilan keputusan
(Telling, D1). Ini disesuaikan dengan masih kurangnya kompetensi dan belum
kelihatannya komitmen dari manajemennya. Seiring dengan waktu dan perkembangan
organisasinya, Gates kemudian mengubah gaya kepemimpinannya menjadi Delegating
(D4) dengan mendelegasikan secara penuh tugas dan tanggung jawab. Bill Gates adalah
orang yang mampu melihat dan mengantisipasi masa depan, mempunyai visi bisnis yang
jelas, fleksibel dan dapat memberdayakan (empowering) karyawan. Ia merupakan
Strategic Leader, pengatur strategi perusahaan dan bertanggungjawab serta memegang
kontrol terhadap pengimplementasian strategi tersebut.

e) Teori Jalur-Tujuan
Kepemimpinan pada model Jalur Tujuan ini menerangkan bagaimana perilaku
seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan prestasi kerja bawahannya, dalam situasi
kerja yang berbeda-beda. Teori ini memusatkan perhatian pada cara pemimpin
mempengaruhi prestasi kerja bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan
diri, dan jalan meraih tujuan.
Contohnya : Saat sebuah perusahaan mengadakan suatu kegiatan maka pemimpin
dari perusahaan tersebut dibantu rekan kerja menunjuk sebuah panitia yang terdiri dari
beberapa rekan kerja, tentu saja pengaturan tugas disesuaikan dengan kemampuan
personilnya. Untuk menumbuhkan motivasi kerja yang optimal maka diberikan reward
atau insentif yang disesuaikan dengan kemampuan dari karyawan perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai