Anda di halaman 1dari 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial yang paling


mudah beradaptasi di muka Bumi dan tidak dapat hidup sendiri,. Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah
tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian bagi setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan
yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
tinggi derajatnya di banding makhluk lainnya. Di anugerahi kemampuan untuk berpikir,
memilah dan memilih mana yang baik serta mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan
yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik.
Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Kepemimpinan saat ini
menjadi topik yang sangat populer, sering ada perdebatan mengenai apakah pemimpin
dilahirkan atau dibuat. terlepas dari itu perubahan yang nyata terdapat pada diri kita
sendiri. Namun unsur yang paling umum dalam definisi kepemimpinan adalah untuk
menunjukkan arah dan mencapai hasil dalam suatu lingkungan yang berubah-rubah.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, jika kita gambarkan dalam bentuk strata sosial
dalam sebuah lembaga/organisasi di lingkungan masyarakat maka sosok seorang
pemimpin menempati posisi tingkatan teratas. Seorang pemimpin dipilih berdasarkan
tingkat intelegensi, kredibelitas dan kualitas individu yang sangat kuat, serta mempunyai
visi dan misi serta tujuan yang sangat mendominasi baik itu di dalam sebuah
kelembagaan, perusahaan, organisasi bahkan dalam sebuah bangsa dan negara. Dengan
berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan
baik. Dalam hal kepemimpinan kualitas seperti ketegasan, kemampuan beradaptasi,
kecerdasan dan kesadaran merupakan hal yang paling penting. 1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja kompetensi untuk kepemimpinan b. Apa saja karakteristik menjadi pemimpin
yang baik c. Bagaimana beradapasi pada lingkungan 1.3 TUJUAN PENULISAN Agar
masyarakat luas memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan baik di tempat kerja maupun dilingkungan masyarakat itu sendiri. 1.4
METODE PENULISAN Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan
metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti
pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan media internet. Penulis menggunakan
metode ini karena jauh lebih praktis, efektif dan efisien, serta sangat mudah untuk mencari
bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang akan di gunakan untuk karya tulis
ini. 1.5 RUANG LINGKUP Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis
miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai
kepemimpinan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kepemimpinan 1. Dilingkungan
tempat kerja kepemimpinan didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui arahan
manusia pendamping " dan seorang pemimpin yang sukses bisa memahami motivasi orang
dan meminta partisipasi karyawan dengan cara menggabungkan kebutuhan individu dan
kepentingan orang lain dengan tujuan kelompok. 2. Kepemimpinan adalah suatu proses
dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dan mengarahkan
organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif dan koheren. 3. Definisi lain
Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu
untuk mencapai tujuan bersama (Northouse (2007, p3). 4. Militer AS telah mempelajari
kepemimpinan secara mendalam. Salah satu definisi mereka adalah suatu proses dimana
seorang tentara mempengaruhi orang lain untuk mencapai misi (US Army, 1983).

Perhatikan bahwa keempat definisi memiliki satu proses yang sama yaitu seseorang
mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang dicapai Pemimpin melakukan
proses ini dengan menerapkan pengetahuan kepemimpinan dan keterampilan. Ini disebut
Process Leadership (Jago, 1982). Namun, perlu diketahui bahwa kita memiliki sifat-sifat
yang dapat mempengaruhi tindakan kita. Ini disebut Trait Leadership (Jago, 1982).
Kepemimpinan melibatkan: a. membangun visi yang jelas, b. berbagi visi dengan orang
lain sehingga mereka akan bersedia mengikuti, c. memberikan informasi, pengetahuan dan
metode untuk mewujudkan visi tersebut, dan d. mengkoordinasikan serta menyeimbangkan
konflik kepentingan dari semua anggota dan para pemangku kepentingan. Seorang
pemimpin harus mampu mengambil langkah di saat krisis, dan mampu berpikir serta
bertindak secara kreatif dalam situasi sulit. Tidak seperti manajemen, kepemimpinan tidak
dapat diajarkan, meskipun dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui pembinaan atau
mentoring. Contoh seseorang dengan keterampilan kepemimpinan yang besar adalah Bill
Gates, meskipun awalnya ia gagal dengan terus semangat dan inovasi telah mendorong
Microsoft dan industri perangkat lunak untuk sukses. 3.1 TUJUAN DARI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah cara untuk pemfokusan dan memotivasi kelompok untuk membuat
mereka dapat mencapai tujuannya. Hal ini juga melibatkan akuntabel dan bertanggung
jawab untuk kelompok secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus: - Menjaga
kesinambungan dan momentum - Bersifat fleksibel dalam mengizinkan perubahan arah
tujuan. Idealnya, seorang pemimpin harus ada beberapa langkah di depan tim mereka, tapi
tidak terlalu jauh bagi tim untuk dapat memahami dan mengikutinya Dibutuhkan
keterampilan Pemimpin harus memiliki berbagai keterampilan, teknik dan strategi. Ini
meliputi: - Perencanaan - Keterampilan komunikasi - Beroganisasi - Kesadaran terhadap
lingkungan yang lebih luas 4.1 MANFAAT DARI KEPEMIMPINAN 1. Memungkinkan bisnis
untuk mengembangkan hubungan lebih dalam dan mendapatkan percayaaan dari klien 2.
Menjadikan anggota tim menjadi Inspiratif dan memotivasi untuk meregangkan pikiran diri
sebuah proyek penting 3. Membantu bisnis dan organisasi untuk meyakinkan investor
mendanai proyek berikutnya. 4. Mendorong karyawan, anggota tim atau anggota keluarga
untuk bertahan melalui masa-masa sulit 5. Menciptakan antusiasme organisasi melalui
masa tantangan atau perubahan yang sulit 6. Mendapatkan kemampuan untuk
menegosiasikan kontrak yang kompleks dan menguntungkan semua pihak 7. Memelihara
budaya diperusahaan sehingga menciptakan loyalitas dan retensi Secara keseluruhan,
kepemimpinan membantu kelompok dan organisasi membangun kesepakatan di sekitar
tujuan bersama, meningkatkan kerjasama antara anggota tim dan rekan-rekan dan
akhirnya mencapai sukses yang lebih besar. 5.1 RUANG LINGKUP KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dalam Bisnis Ada alasan kenapa sebagian besar bisnis diatur oleh "bos"
atau berbagai lapisan kewenangan dan kepemimpinan - ini adalah model yang
menghasilkan sistem efektif dan efisien untuk menghasilkan produktivitas dan
profitabilitas. Kepemimpinan sangat penting baik dalam membangun kekuatan dan
kekuasaan organisasi maupun dalam membantu untuk mengelola hubungan serta sumber
daya. Karyawan membutuhkan kepemimpinan untuk menunjukkan arah kepada mereka,
memotivasi dan menginspirasi untuk melakukan yang terbaik dan dapat megontrol
karyawan atau mencegah tindakan yang dapat merusak bisnis secara keseluruhan;
sementara pelanggan dan klien membutuhkan kepemimpinan untuk menginspirasi
kepercayaan dan keyakinan dalam produk atau bisnis jasa. Kepemimpinan juga penting
dalam memastikan kelancaran organisasi secara keseluruhan - untuk memastikan bahwa
karyawan secara kompensasi berbisnis adil, tepat waktu dan bahwa para pemegang
saham puas dengan investasi mereka. Studi menunjukkan bahwa 80% dari masalah yang
dialami dalam organisasi adalah orang-orang yang memiliki kepemimpinan baik selalu

menguntungkan organisasi secara keseluruhan. Dengan kepemimpinan yang baik, anggota


tim akan merasa dihargai dan merasa bagian integral dari perkembangan organisasi - ini
memberikan manfaat besar untuk bisnis. Kepemimpinan di rumah Lingkungan di rumah
juga miirip seperti bisnis atau organisasi dan penting bahwa "kepala" rumah tangga
(misalnya. Anda dan pasangan Anda) memberikan kepemimpinan efektif untuk
membimbing anggota lain dalam keluarga dan mempertahankan suasana damai rumah
tangga . Jika gagal dalam tugas kepemimpinan bersama, maka masalah akan sering
menyebar - antara anak dan orang tua, antara saudara kandung atau bahkan antara
suami-istri itu sendir. Kepemimpinan di dalam rumah tangga dengan dapat dilakukan
memberi contoh baik dan memahami konsep kepemimpinan untuk membantu menciptakan
suasana yang lebih baik bagi anggota keluarga lainnya untuk berkembang. Kepemimpinan
dalam Kehidupan Sehari-hari Meskipun Anda tidak secara formal mengelola sekelompok
orang, masih ada situasi di mana kepemimpinan dapat memainkan peran penting.
Hubungan sehari-hari, seperti halnya manajer bank, dengan perdagangan orang, dengan
staf layanan - dapat ditingkatkan jika Anda menunjukkan keterampilan kepemimpinan yang
memungkinkan Anda untuk "mengambil alih" dan mendorong hasil positif dari sudut
pandang Anda, sementara tetap mempertahankan yang baik hubungan dengan pihak lain.
6.1 TEORI KEPEMIMPINAN 1 Teori "Great Man" manusia hebat Pernahkah Anda
mendengar seseorang digambarkan sebagai "dilahirkan untuk memimpin?" Menurut sudut
pandang ini, pemimpin besar hanya lahir dengan karakteristik internal yang diperlukan
seperti karisma, keyakinan, kecerdasan, dan keterampilan sosial yang membuat mereka
pemimpin alami sejak lahir. Teori Great Man menganggap bahwa kapasitas kepemimpinan
sudah melekat, sejak pemimpin tersebut dilahirkan, tidak dibuat. Teori ini sering
menggambarkan pemimpin besar sebagai heroik, mitos dan ditakdirkan untuk menduduki
kepemimpinan bila diperlukan. Istilah "Great Man" digunakan karena, pada saat itu,
kepemimpinan dianggap sebagai kualitas laki-laki, khususnya dalam hal kepemimpinan
militer. 2 Teori Trait Teori Trait hampir serupa dengan teori Great Man, teori trait
berasumsi bahwa orang yang mewarisi sifat tertentu dan sifat-sifat yang membuat mereka
lebih cocok untuk kepemimpinan. Teori Trait sering mengidentifikasi kepribadian tertentu
atau karakteristik perilaku bersama oleh para pemimpin. Misalnya, sifat seperti
kepercayaan diri dan keberanian semua sifat-sifat yang mungkin saja dikaitkan dengan
pemimpin besar. Jika sifat-sifat tertentu adalah kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana
kita menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin?
Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori trait untuk
menjelaskan kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang
terkait dengan kepemimpinan, namun banyak dari orang-orang ini tidak pernah mencari
posisi kepemimpinan. 3 Teori Kontingensi Teori kepemimpinan kontingensi fokus pada
variabel tertentu berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya tertentu
dari kepemimpinan yang paling cocok untuk situasi tertentu. Menurut teori tersebut, tidak
ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada
sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas dari pengikut dan aspek dari
situasi. 4. Teori Situasional Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih
tindakan yang terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda
mungkin lebih tepat untuk jenis pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, dalam situasi
di mana pemimpin adalah anggota yang paling berpengetahuan dan berpengalaman dari
kelompok, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain di mana anggota kelompok
memiliki keahlian dan terampil, gaya demokratis akan lebih efektif. 5. Teori Perilaku Teori
kepemimpinan perilaku didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar yang dibuat,
tidak dilahirkan. Anggap saja sisi-samping dari teori Great Man. Berakar pada

behaviorisme, teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin tidak pada
kualitas mental atau keadaan internal. Menurut teori tersebut, orang dapat belajar untuk
menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi. 6 Teori Partisipatif Teori
kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah
salah satu tindakan pengambilan masukan dari orang lain untuk dipertimbangkan. Para
pemimpin ini mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan anggota
kelompok merasa bantuan lebih relevan dan berkomitmen untuk proses pengambilan
keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk menerima
masukan dari orang lain. 7 Teori Manajemen Teori manajemen, juga dikenal sebagai teori
transaksional, berfokus pada peran pengawasan, organisasi dan kinerja kelompok. Teoriteori ini mendasarkan kepemimpinan pada sistem penghargaan dan hukuman. Teori
manajerial sering digunakan dalam bisnis; ketika karyawan sukses, mereka dihargai;
ketika mereka gagal, mereka ditegur atau dihukum. 8 Teori Hubungan Teori hubungan,
juga dikenal sebagai teori transformasional, berfokus pada hubungan yang terbentuk
antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi
orang dengan membantu anggota kelompok melihat pentingnya sisi baik dari tugas. Para
pemimpin ini berfokus pada kinerja anggota kelompok, tetapi juga ingin setiap orang untuk
memenuhi potensi dirinya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan
moral yang tinggi. Faktor Kegagalan Kepemimpinan Organisasi seperti mobil. Mereka tidak
berjalan sendiri, kecuali menurun. Mereka membutuhkan orang untuk membuatnya
bekerja. Dan bukan sembarang orang, tetapi orang-orang yang tepat. Efektivitas
kepemimpinan organisasi menentukan bagaimana mesin dari organisasi akan berperforma.
Sayangnya, tidak semua eksekutif adalah teladan baik untuk tipe kepemimpinan. Beberapa
pemimpin menunjukkan sisi irasional yaitu sisi bayangan negatif yang dapat
mempengaruhi orang lain dalam organisasi dan bahkan, dalam kasus yang ekstrim,
menurunkan organisasi itu sendiri. Faktor Sukses Kepemimpinan Faktor keberhasilan dari
kepemimpinan merupakan unsur-unsur tertentu yang sangat dihargai untuk mendapatkan
hasil terbaik. Ini cenderung mencerminkan lima unsur utama yang meliputi, visi bersama,
sikap, komitmen, saling percaya, dan kerjasama tim. Jika diterapkan dan dipantau secara
konsisten dan bijaksana, faktor-faktor penting keberhasilan akan memungkinkan tim mana
pun untuk mencapai kemampuan tingkat tinggi. Masing-masing memiliki dampak pada
proses utama yaitu: inovasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
pelaksanaan. Proses ini adalah cara tim menerapkan kemampuannya untuk mendapatkan
hasil produk yang baik. 7.1 KARAKTERISTIK PEMIMPIN YANG BAIK 1. Kesadaran Diri.
Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang keadaan emosi batin dalam diri sendiri dan
mengetahui kekuatan serta kelemahan yang ada dalam diri. Mengetahui apa yang sedang
dikerjakan dan tahu kapan harus bekerja. Mengetahui kemampuan dan keterbatasan Anda,
untuk mendorong kita mencapai potensi maksimum yang ada didalam diri. 2. Arahan diri
sendiri. Anda tentu tahu bagaimana untuk menyelesaikan sesuatu, bagaimana mengatur
tugas dan bagaimana untuk menghindari penundaan. Mengetahui bagaimana
menenangkan diri saat marah. Dapat membuat keputusan dengan cepat bila diperlukan. 3.
Memiliki Visi. Bekerja menuju tujuan yang lebih besar dari diri sendiri. Ini bisa menjadi
sesuatu yang kecil, seperti keberhasilan tim, atau visi yang lebih besar seperti perdamaian
dunia. Bekerja menuju visi jauh lebih inspiratif daripada bekerja menuju keuntungan
pribadi. 4. Kemampuan untuk Memotivasi. Pemimpin tidak memimpin dengan memberitahu
orang apa yang harus mereka lakukan. Sebaliknya, pemimpin membuat orang bersedia
membantunya. Bagian penting dari ini adalah budaya keinginan Anda untuk membantu
orang lain. Ketika orang lain merasakan bahwa Anda membutuhkan bantuan, pada saatnya
mereka akan bersedia membantu. 5. Kesadaran sosial Memahami jaringan sosial dan

pengaruh utama dalam jaringan sosial adalah bagian penting lain dari kepemimpinan.
Mengetahui siapa di organisasi yang paling memiliki pengaruh, baik secara resmi dan
tidak resmi? Siapa yang menggerakkan hati kelompok? Ini adalah beberapa karakteristik
yang paling penting dari pemimpin. Karakter yang harus dimiliki untuk menjadi seorang
pemimpin meliputi: 1. Proaktif vs Reaktif Pemimpin yang luar biasa selalu berpikir tiga
langkah ke depa. Bekerja untuk menguasai lingkungannya sendiri dengan tujuan
menghindari masalah sebelum itu muncul. 2. Fleksibel / Mudah beradaptasi Mampu
menangani diri sendiri dalam situasi yang tidak terduga atau tidak nyaman? Seorang
pemimpin yang efektif akan beradaptasi terhadap lingkungan dan situasi yang baru,
melakukan hal terbaik untuk menyesuaikan diri. 3. Sebuah Komunikator Baik Sebagai
seorang pemimpin, harus banyak... mendengarkan... ! seorang pemimpin harus bersedia
bekerja untuk memahami kebutuhan dan keinginan orang lain. Seorang pemimpin yang
baik menanyakan banyak pertanyaan, mempertimbangkan semua pilihan, dan mengarah
ke arah yang benar. 4. Menghormati Memperlakukan orang lain dengan hormat pada
akhirnya akan mendapatkan rasa hormat. 5. Memiliki Keyakinan Pastikan diri dengan niat
rendah hati. 6. Antusias Semangat itu menular. Ketika seorang pemimpin termotivasi dan
bersemangat akan menyebabkan orang lebih cenderung mengikuti. 7. Pikiran Terbuka
Bekerja untuk mempertimbangkan semua pilihan ketika membuat keputusan. Seorang
pemimpin yang kuat akan mengevaluasi masukan dari semua pihak yang berkepentingan
dan bekerja demi kemajuan secara keseluruhan. 8. Banyak Akal Memanfaatkan sumber
daya yang tersedia dalam diri. Jika seorang pemimpin tidak tahu jawaban atas sesuatu
untuk diketahui dengan menanyakan pertanyaan. Seorang pemimpin harus menciptakan
akses terhadap informasi. 9. Menghargai Seorang pemimpin yang luar biasa akan
mengenali usaha orang lain dan memperkuat tindakan tersebut. Bawahan menikmati
pekerjaan dan diakui atas tindakannya! 10. Mendidik Pengetahuan adalah kekuatan.
Pekerjaan yang harus mendidik pada kebijakan masyarakat, prosedur, norma-norma
organisasi, dll, pengetahuan tentang isu-isu dan informasi akan meningkatkan kesuksesan
seorang pemimpin dalam memimpin orang lain. 11. Terbuka untuk Perubahan Seorang
pemimpin akan mempertimbangkan semua sudut pandang dan bersedia untuk mengubah
kebijakan, program, tradisi budaya lama atau tidak lagi bermanfaat bagi kelompok secara
keseluruhan. 12. Masukan dari Sekitar Bagaimana orang merasakan tentang keterampilan
kepemimpinan? Bagaimana bisa meningkatkan kepemimpinan? Ini adalah pertanyaan
penting untuk seorang pemimpin dan terus menayakan hal tersebut. Lihat umpan balik
sebagai hadiah untuk meningkatkan kepemimpinan. 13. Evaluatif Evaluasi kegiatan dan
program sangat penting untuk meningkatkan dan kemajuan bagi suatu organisasi /
kelompok. Seorang pemimpin yang luar biasa akan terus mengevaluasi dan mengubah
program serta kebijakan yang tidak bekerja dengan baik. 14. Terorganisir Selalu siap
untuk pertemuan, presentasi, acara dan yakin bahwa orang-orang di sekitar seorang
pemimpin juga siap dan terorganisir. 15. Konsisten Keyakinan dan rasa hormat tidak dapat
dicapai tanpa kepemimpinan yang konsisten. Orang harus memiliki keyakinan bahwa
pendapat dan pikiran mereka akan didengar dan dipertimbangkan. 16. Delegator Seorang
pemimpin yang luar biasa menyadari bahwa tidak bisa menyelesaikan semuanya sendiri.
Seorang pemimpin akan mengetahui bakat dan minat dari orang-orang di sekitarnya,
sehingga mendelegasikan sesuai tugas. 17. Inisiatif Seorang pemimpin harus bekerja
untuk menjadi motivator, inisiator. Dia harus menjadi elemen kunci dalam perencanaan
dan pelaksanaan dari ide-ide baru, program, kebijakan, event, dll 8.1 KOMPETENSI
UNTUK KEPEMIMPINAN Seorang pemimpin sangat memperlukan pengembangan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan) yang mereka butuhkan untuk
menjadi pemimpin yang lebih efektif. Lebih dari 100 tahun penelitian kepemimpinan telah

menguraikan keterampilan untuk sukses dan kemampuan yang berkaitan dengan


efektivitas kepemimpinan. 1 Kecerdasan Sosial (Social Intelligence). Bagaimana
mengembangkan Kecerdasan Sosial? Membuka diri untuk orang yang berbeda, situasi
sosial yang berbeda dan bekerja untuk mengembangkan cara pandang sosial dan
kemampuan untuk melibatkan orang lain dalam percakapan. 2 Keterampilan Interpersonal
(Interpersonal Skills). Bagaimana mengembangkan Keterampilan Interpersonal? Menjadi
pendengar yang aktif, bekerja pada keterampilan percakapan, berbicara dan bekerja pada
hubungan pribadi dengan teman-teman, kerabat, dan lainnya. 3 Keterampilan Emosional /
Intelligence (EI). Bagaimana mengembangkan Keterampilan Emosinal? Mempraktekkan
dengan "membaca" isyarat nonverbal dari orang lain, khususnya isyarat emosi. Belajarlah
untuk mengatur, mengontrol emosi dan luapan emosi diri sendiri. Latihan mengungkapkan
perasaan, menjadi emosional yang efektif "aktor" dan belajar bagaimana mengekspresikan
emosi secara tepat. 4. Prudence. Bagaimana mengembangkan Prudence? Mendengarkan
orang lain. Berupaya untuk lebih terbuka dan lebih berpikiran luas. Belajarlah untuk
meminta pendapat orang lain dan menganggap mereka sebagai diri Anda yang sedang
memilih suatu tindakan. 6 Manajemen Konflik (Conflict Management). Bagaimana
mengembangkan Keterampilan Manajemen Konflik? Ada kursus dan pelatihan yang
tersedia untuk membantumu memahami dan mempelajari strategi manajemen konflik.
Sebagian besar dari pengelolaan konflik adalah membantu pihak yang bertikai untuk
bekerja sama (saling menguntungkan) atau kompromi (masing-masing pihak harus
fleksibel dan menghasilkan sesuatu). 7 Membuat Keputusan (Decision Making).
Bagaimana mengembangkan keterampilan dalam Pengambilan Keputusan? Pengalaman
dan belajar ketika pengambilan keputusan disaat ada yang tidak beres dan langsung turun
tangan untuk langsung mengatasinya adalah merupakan cara terbaik untuk mengasah
keterampilan ini. Kita sering belajar lebih banyak dari kesalahan dari pada dari
keberhasilan kita. 8 Keterampilan Berpolitik (Political Skills). Bagaimana mengembangkan
Keterampilan Politik? Mirip dengan banyak kompetensi kepemimpinan yang lebih
berkembang, keterampilan politik dipelajari melalui pengalaman dan belajar tentang orangorang dan dinamika sosial. 9. Pengaruh Keterampilan (Influence Skills). Bagaimana
mengembangkan Pengaruh Keterampilan? Pelatihan dalam perdebatan dapat membantu
dan mengungkapkan argumen yang masuk akal. Melihat sesuatu dari perspektif orang lain
dapat membantu memahami apa yang mereka inginkan dari negosiasi dan memungkinkan
Kita untuk fokus pada situasi saling menguntungkan. 10 Mencakup Bidang Keahlian (Area
Expertise). Bagaimana mengembangkan Mencakup Bidang Keahlian? Seperti semua
kompetensi yang baik, pengembangan adalah proses seumur hidup. Para pemimpin yang
efektif mendapatkan keahlian dan kompetensi serta mencoba untuk mempelajari tentang
produk mereka, organisasi dan anggota tim. 9.1 BERADAPTASI PADA LINGKUNGAN 1
Menerima Perubahan Tidak ada dunia yang masih tetap sama. Perubahan adalah sesuatu
yang konstan dan kesuksesan membutuhkan ketahanan. Anda harus menjadi tipe orang
yang bisa menerima perubahan, tangguh dan dapat membantu orang lain. Hal ini memang
tidak mudah; kadang perubahan merupakan hal yang sulit diterima. Tapi kita tidak boleh
menjadi orang yang berpegangan ke masa lalu dan berharap hal akan tetap sama, yang
menolak cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Namun kita harus siap untuk belajar
keterampilan baru dan mengambil tantangan baru dalam pekerjaan, . 2 Mengembangkan
sebuah Jaringan Kesempatan bisa datang dari orang lain. Prestasi, keterampilan, bakat
dan keahlian merupakan komponen penting dari keberhasilan, namun ada hal yang lebih
penting dari itu yaitu hubungan jaringan yang baik dengan orang lain. Pembentukan
jaringan itu ibarat komponen penting dari keberhasilan dalam setiap pasar, ketika ada
begitu banyak ketidakpastian, dengan menggunakan jaringan yang dikembangkan dengan

baik dapat menjadi perbedaan besar dalam suatu pekerjaan atau usaha. Anda harus
mengenal orang-orang baik di tempat kerja maupun dikeluar dari itu. Membangun jaringan
yang efektif memerlukan waktu, kesabaran dan usaha yang gigih. 3 Menerima
Keanekaragaman Kita berada dalam pasar global yang sangat kompetitif. Kita dituntut
harus dapat memasuki semua jenis keanekaragaman, bukan hanya ras dan keragaman
etnis. Kita harus mampu menggabungkan dan memanfaatkan keragaman pemikiran dan
latar belakang. Tantangan dalam abad ke-21 memerlukan berbagai macam ide-ide dan
perspektif dari semua jenis orang untuk bergerak maju. Kita harus menerima dan inklusif,
berusahalah untuk aktif menggabungkan keragaman. Keragaman itu baik untuk bisnis dan
baik untuk karir Anda. Singkatnya, membuat pikiran selalu terbuka. Tindakan mengabaikan
seseorang karena mereka adalah wanita / pria / minoritas / orang muda / orang tua, harus
dihindari. 4. Bermainlah dengan Orang Lain Kita dinasihati tentang hal ini oleh orang tua
di waktu kecil yang artinya perbanyaklah teman. Ini adalah salah satu kunci besar untuk
sukses, namun begitu banyak orang tidak dapat atau tidak akan melakukannya. Ketika
mengabaikan nasihat sederhana ini akan menjadi masalah seperti di tempat kerja karena
tidak dapat bersosialisasi dengan baik. Jika ingin sukses, harus mampu membangun
kerjasama yang baik dengan orang lain dan mampu mengajak orang lain untuk mengenal
lebih dekat kehubungan yang lebih akrab, bukan mendorong mereka menjauh dari Anda.
Kerjasama menjadi sulit bagi banyak orang, ketita tidak dapat membangun hubungan yang
baik. Ini mungkin memerlukan pembelajaran beberapa keterampilan baru dan
memanfaatkan kecerdasan emosional kita. Kecerdasan emosional adalah kemampuan
untuk bisa menerima orang lain, mendengarkan mereka, melibatkan mereka untuk
bekerjasama. 5. Mengambil Tanggung Jawab Bertanggung jawab atas karir dan kehidupan
Anda sendiri. Tindakan, perilaku dan pilihan adalah tanggung jawab Anda sendiri. Setelah
mengambil tanggung jawab untuk diri sendiri, kita dapat mengambil tindakan yang baik
serta mampu melihat secara kritis kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Bertanggung
jawablah atas tindakan dan pilihan Anda dan jangan menyalahkan orang lain atau
menunggu untuk perubahan. Karir Anda dan masa depan yang menjadi pilihan, tindakan,
dan kerja berpengaruh terhadap tujuan yang akan menjadi kenyataan! BAB III PENUTUP
10.1 KESIMPULAN Menjadi seorang pemimpin yang baik perlu mengembangan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan) dan memiliki karakteristik
sebagai pemimpin serta mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah-ubah.
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/09/makalah-tentang-kepemimpinan.html

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana
yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola
dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan.
Permasalahan tsb antara lain :
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
Adakah teori teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?

I.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas
mahasiswa.
Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan
dan kearifan lokal.
I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman
modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan
dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis,
efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data data tentang topik ataupun
materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini
terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Drs.

H.

Malayu

S.P.

Hasibuan, Pemimpin

adalah

seseorang

dengan

wewenang

kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya


dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal
untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk
masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen
atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun,

dan

membimbing

asuhannya.

Dengan

kata

lain,

beberapa

asas

utama

dari

kepemimpinan Pancasila adalah :


Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia
tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah
orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi

untuk

memperbaiki

kelompok

dan

budayanya.

Sedangkan

kekuasaan

adalah

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak
lainnya.The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience,
confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission. Kepemimpinan adalah
seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas Field
Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang
dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau
pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan
fasilitasnya.
Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
II.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori
dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi
yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam perkembanganya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :

o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki

tingkat

kecerdasan

yang

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang
ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu
akan

sangat

mempengaruhi

gaya

kepemimpinan

(Leadership

Style),

yakni

pemimpin

yang

menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan
orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda beda
atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa
gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan
pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi
ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan

dan

pengembangan

strukturnya.

Kekuasaan

sangat

dominan

digunakan.

Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi
kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan.
Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman.

Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan


keputusan

dengan

cepat

serta

memungkinkan

pendayagunaan

pegawai

yang

kurang

kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai

adanya

suatu

struktur

yang

pengembangannya

menggunakan

pendekatan

pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis


cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu
gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas.
Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat
ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para
pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan
tetap membuat orang orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin

yang

pemimpinyan
kepemimpinan

positif,

partisipatif

terbaik.fiedler
diatas,yakni

telah

dan

berorientasi

mengembakan

konsiderasi,tidak

suatumodel

selamanya

pengecualian

model kepemimpinankontigennis.model ini

dari

nyatakan

merupakan
ketiga

gaya

bahwa

gaya

kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya
ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai
dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah
hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader member rolations), struktur tugas (task
strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh
pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan
kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa
organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.

Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan
Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari
hubungan

antara

gaya

kepemimpinan

yang

efektif

dengan

tingkat

kematangan

(muturity)

pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan
situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya,
akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki
pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing masing
gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang
memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari
sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya
tersebut adalah
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah
tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.
Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat
menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
pemimpin memberikan aturan aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di
lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan
mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima
barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan
berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan
komunikasi yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan
tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan
proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila

karyawan telah mengenal teknik teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang
lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang bincang,
untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran
saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah
paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau
pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari
lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian
timbul apa yang disebut sebagai situational leadership. Situational leadership mengindikasikan
bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang orang yang dipimpinnya.
Ditengah tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku
staf / individu yang berbeda beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat
gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan
situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga
kemampuan khusus yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan
motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan

untuk

fleksibel

(flexibility

atau

adaptability

skills)

yaitu

kemampuan

untuk

menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada
bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah
informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon,
1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :
Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi
Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya

Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan
organisasi.
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
Monitior Memimpin

rapat

dengan

bawahan,

mengawasi

publikasi

perusahaan,

atau

berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.


Disseminator Menyampaikan informasi, nilai nilai baru dan fakta kepada bawahan.
Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang orang di luar
organisasinya.
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
Enterpreneur Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam
keadaan menurun.
Resources Allocator Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu
dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas tugas bawahan, dan mengesahkan
setiap keputusan.
Negotiator Melakukan perundingan dan tawar menawar.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran
pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
Alighting Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
Aligning Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang
menuju ke arah yang sama.
Allowing Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara
kerja mereka.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau
lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik
jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan
efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya.
Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi
omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri
adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan
formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya
dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah
sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada
pemimpin yang sungguh sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang
melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari
dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah
pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima
oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku
wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang
diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan
ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan kawan, ada sejumlah ciri ciri dan nilai yang
muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang
pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan
untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang
dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku
yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang
pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang orang di
sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya
manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak

anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan
menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya.
Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan
dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas ( accountable ).
Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh
perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada
setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan
public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika
tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang,
penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga
harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas
seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena
tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan
untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak
pernah diajarkan di sekolah sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill
atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.comada sebuah ulasan berjudul Can
Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat
diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting
dalam metode kepemimpinan, yaitu :
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya
atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan
kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang
orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates
change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong

terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan
visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan
secara sederhana adalah proses untuk membawa orang orang atau organisasi yang
dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama
sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar
serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai
beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.
Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi
organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam
suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap
terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin.
Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun
tantangan yang dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang orang
yang

dipimpinnya

(performance

coach).

Artinya

dia

memiliki

kemempuan

untuk

menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan


(termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb),
melakukan kegiatan sehari hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi
kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta
memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun
kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin,
yaitu :
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh sungguh
memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku
yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan
dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi.
Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak.
Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan
dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan,
dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.

Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik
pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan
(recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui
solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan
dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut
Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak
ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan
dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan
pemimpin pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya
adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang orang yang
memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami
spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun
bagi orang lain.
II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang
menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan
pengaruh

kepada

lingkungannya,

dan

ketika

keberadaannya

mendorong

perubahan

dalam

organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan
sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang
dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan
pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. I dont think you have to be
waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to raise his hand can be a
leader any time,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara
Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau
sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain
waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi
semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh
para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise)
dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa
dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada
kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah
hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari
negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun
penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau
menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita
selam bertahun tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan
dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter
adalah segala galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian
diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan
dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan
sejati, yaitu :
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti
kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin
yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner maupun
aspek manajerial.
Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca chi dalam bahasa Mandarin yang
berarti kehidupan).
Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh
sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self
management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan
bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih
tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan
setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :

Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).


Visi yang jelas (clear vision).
Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar
dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis,
pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan
interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, The only way
that I can keep leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else takes the
leadership baton. That is way it always it. Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin
adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan
mengambil alih kepemimpinan tsb.
II.5 KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan,
kecerdikan,kepandaian,

keberilmuan,

dan

kebijaksanaan

dalam

pengambilan

keputusan

dan

berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,


Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang
(harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan
yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang
mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap
masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan
mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat
ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di
alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta.
Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah
segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan
rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan
yang cepat dengan membuat gorong gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya telah melakukan sosialisasi
terkait pembangunan gorong gorong. Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan
hal tersebut kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No. 620/676/ke/07 , tertanggal
27 desember 2007

BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras
memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu
perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika
pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.
Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka
makin kuat pula yang dipimpin.

Anda mungkin juga menyukai