Anda di halaman 1dari 6

MATERI

KEPEMIMPINAN DALAM PROSES ADMINISTRASI PUBLIK


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
SEJARAH PEMIKIRAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
RENDI A.SALEH (241422011)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
1.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk


melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sebelum kita habas tentang gaya
kepemimimpinan, ayo kita lihat pengertian kepemimpinan menurut para ahli.

Pengertian Kepemimpinan Menurut Ahli

 Menurut Stoner -> Kepemimpinan adalah Sebuah proses dalam mengarahkan atau


memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi mencapai tujuan
tertentu.
 Menurut Wahjosumidjo -> Kepemimpinan merupakan kemampuan dalam diri seseorang
dan mencakup sifat-sifat, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan. Kepemimpinan
tidak dapat dipisahkan dari gaya, perilaku, dan kedudukan pemimpin bersangkutan dan
interaksinya dengan para pengikut serta situasi.
 Menurut Sondang P. Siagian -> Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam memengaruhi orang lain,
khususnya bawahannya. Ini dilakukan supaya mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai
dengan arahan tertentu supaya tujuan dapat tercapai dengan mudah.
 Menurut Hemhiel dan Coons -> Kepemimpinan adalah perilaku individu ketika memimpin
aktivitas dalam kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama atau shared goal.

Mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling cocok untuk Anda adalah bagian dari
menjadi pemimpin yang baik. Mengembangkan gaya tanda tangan dengan kemampuan untuk
memperluas ke gaya lain sesuai situasi dapat membantu meningkatkan efektivitas kepemimpinan
Anda.

1. Kenali diri Anda.


Mulailah dengan meningkatkan kesadaran Anda tentang gaya kepemimpinan dominan Anda.
Anda dapat melakukan ini dengan meminta kolega tepercaya untuk menjelaskan kekuatan gaya
kepemimpinan Anda. Anda juga dapat mengikuti penilaian gaya kepemimpinan.

2. Pahami gaya yang berbeda.


Kenali repertoar gaya kepemimpinan yang dapat bekerja paling baik untuk situasi tertentu.
Keterampilan baru apa yang perlu Anda kembangkan?

3. Latihan menjadikan seorang pemimpin.


Bersikaplah tulus dengan pendekatan apa pun yang Anda gunakan. Beralih dari gaya
kepemimpinan dominan ke gaya kepemimpinan lain mungkin menantang pada awalnya.
Praktikkan perilaku baru hingga menjadi alami. Dengan kata lain, jangan gunakan gaya
kepemimpinan yang berbeda sebagai pendekatan “tunjuk-dan-klik”. Orang bisa mencium gaya
kepemimpinan palsu dari jarak satu mil — aturan keaslian.
4. Kembangkan ketangkasan kepemimpinan Anda.
Gaya kepemimpinan tradisional masih relevan di tempat kerja saat ini, tetapi mereka mungkin
perlu dikombinasikan dengan pendekatan baru sejalan dengan definisi kepemimpinan untuk abad
ke-21.

Lingkungan bisnis saat ini penuh dengan tantangan karena perubahan demografi dan ekspektasi
karyawan terhadap tenaga kerja yang beragam. Ini mungkin membutuhkan generasi pemimpin
baru yang merupakan campuran dari sebagian besar gaya kepemimpinan yang dibahas di sini.

Seperti pepatah Cina, orang bijak menyesuaikan diri dengan keadaan, seperti air membentuk
dirinya sendiri ke kendi. Gaya kepemimpinan yang gesit mungkin merupakan gaya
kepemimpinan tertinggi yang diperlukan untuk memimpin bakat masa kini.

1.2 Tujuan Kepemimpinan


a. Sarana Untuk Mencapai Tujuan

Kepemimpinan ialah sarana penting guna mencapai tujuan. Dengan melihat apakah tujuan
tercapai atau tidaknya dengan cara mencapai tujuan itu, maka dari itu kita dapat mengetahui jiwa
kepemimpinan terhadap orang tersebut.

b. Memotivasi Orang Lain

Tujuan kepemimpinan adalah guna membantu orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan
serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik ialah
pemimpin yang dapat memotivasi pengikut atau bawahan guna mencapai tujuan bersama.

1.3 Fungsi Kepemimpinan


a. Fungsi Administratif

Seorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan akan menjadi formula kebijakan administrasi di
dalam sebuah organisasi serta menyediakan semua fasilitasnya.

b. Fungsi Sebagai Top Manajemen

Seorang pemimpin tentu harus mampu membuat Planning, Organizing, Staffing, Directing,


Commanding, serta Controlling.

1.4 Contoh Kepemimpinan


a. Menginspirasi dan Memotivasi

Pemimpin yang hebat menciptakan proyeksi masa depan. Dia akan memberikan gambaran masa
depan yang jelas serta menarik memotivasi orang lain supaya bisa meraihnya.
Kalau Anda sedang memegang jabatan sebagai manager, memotivasi serta mendorong rekan tim
menjadi tugas utama Anda agar tujuan perusahaan tercapai. Hal tersebut termasuk bisnis yang
baru berkembang.

b. Mempunyai Integritas dan Kejujuran Tinggi

Kepemimpinan juga mencakup integritas serta kejujuran yang tinggi. Lakukan apa yang pernah
Anda katakan serta mereka akan melakukan hal yang sama. Dalam beberapa isu, bawahan atau
tim akan menanyakan beberapa pertanyaan menjebak.

Wajib untuk menjawabnya dengan jujur. Walaupun mereka pada akhirnya tak menyukai jawaban
Anda, Tapi mereka pasti dapat menerima serta melewati dengan baik asal Anda tetap bekerja
bersama mereka.

C. Pelajari Dan Selesaikan Masalahnya

Seorang pemimpin terlatih serta terpilih guna menyelesaikan masalah serta mencari peluang
pasar. Tak hanya kecerdasan namun kemampuan menganalisa yang baik serta skill lain yang
tidak dipunyai oleh rekan lainnya.

Supaya Hasilnya Tercapai, Beberapa orang biasanya hanya menonton di belakang serta melihat
prosesnya. Tapi seorang leader yang baik akan terjun bersama timnya supaya tujuan organisasi
tercapai dengan baik. Seorang leader mempunyai ketekunan, patuh serta dorongan yang tinggi
supaya targetnya tercapai di waktu yang tepat.

d. Komunikasi Baik
Ada banyak sekali cara berkomunikasi seorang pemimpin dengan timya. Ada yang memakai
skype, telepon, meeting, email, blog dan media lainnya. Sehingga hal-hal taktis bisa segera
terlaksana.

Hal yang paling penting untuk pemimpin ialah tugas selesai dengan baik serta targetnya tercapai.
Apa saja media komunikasinya. Tak lupa dia memberikan detail job yang jelas serta terus
berkomunikasi dengan tim supaya pekerjaan berjalan di jalan yang benar.

e. Mempunyai Hubungan Erat

Kepemimpinan juga wajib mengikutsertan hubungan yang erat antar anggota. Dia percaya pada
bawahan berlaku sebaliknya. Seorang pemimpin memegang tanggung jawab yang besar atas
pekerjaan timnya. Berarti hubungan yang baik di lingkaran mereka wajib tercipta dengan baik. 

f. Bersikap Profesional

Seorang pemimpin wajib mempunyai keahlian yang khusus yang dapat memberikan teladan bagi
para anggota atau pengikutnya. Dengan kata lain dengan bersikap profesional akan menimbulkan
kharismatik secara personal bagi dirinya sendiri.
g. Memberikan Strategi

Pemimpin tentu saja mempunyai visi jangka panjang. Dia tahu bagaimana menghindari
kesalahan fatal yang akibatnya pada perkembangan bisnis. Mereka harus menjadi orang yang
taktis dalam menghadapi persaingan pasar.

h. Bersifat Membangun

Kepemimpinan menurut temuan Jack Zenger dan Joseph Folkman mengikutkan aspek
pembangunan. Berarti, pemimpin yang baik harusnya terus belajar mengembangkan skill teknis
serta profesionalitasnya. Mereka mencari karyawan yang paling menjanjikan serta memberikan
training yang baik sehingga mampu menjadi generasi penerus perusahaan.

i. Melakukan Inovasi

Dalam bidang bisnis, inovasi bukan merupakan hal baru. Bahkan secara langsung pasar
menggeret pelaku bisnis serta perusahaan untuk terus berinovasi supaya mampu bertahan di
tengah kompetisi yang ketat.nah begitupun kepemimpinan sama halnya dengan bisnis,tak
ayalnya bisnis akan maju  karena jiwanya yang terus maju ke depan,mengulik,dan kreatif untuk
terus melakukan terobosan.

Demikian tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan.
Kawan Muda harus mencoba berlatih agar kedepan mampu menjadi pemimpin yang di idolakan
para anggotanya.

1.5 Kepemimpinan dalam Pelayanan Publik

Berbicara mengenai Kepemimpinan dan Pelayanan Publik tentulah tidak terlepas dari hasil kerja
pemimpin dan seluruh stakeholder didalamnya. Pelayanan public (public service) yang memadai
dan berkualitas kebanyakan hanya ditemukan di negara demokrasi dan negara maju.

Negara-negara yang mengatur sistem otoriter dan fasis, sekalipun maju dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun cenderung mempunyai sistem pelayanan publik yang buruk, karena warga
hanya boleh menerima apa yang diberikan oleh negara tanpa ikut andil secara langsung.

Di negara kita Indonesia, sejak tahun 1998 masyarakat mulai dilibatkan dalam kebijakan publik.
Setelah desentralisasi (otonomi daerah), pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
berlomba-lomba memperbaiki pelayanan publik. Sayangnya, pelayanan publik yang merupakan
hak-hak dasar warga negara yang seharusnya dipenuhi oleh negara, terutama mereka yang tidak
mampu memenuhinya seperti warga miskin, disabilitas (penyandang cacat), dan anak-anak justru
menjadi komoditas politik.

Pelayanan-pelayanan publik dalam pendidikan, kesehatan dan administrasi kependudukan


menjadi komoditas politik para politisi untuk menarik pemilih. Padahal hak-hak dasar warga
negara tersebut haruslah disediakan pemerintah, sebagaimana diatur hukum internasional
maupun kesepakatan global untuk memenuhi hak-hak dasar warga negara.

Sebagai komuditas politik, bidang-bidang tersebut seakan merupakan "kemurahan hati"


penguasa kepada rakyat yang masih sebatas kebijakan diatas kertas yang tidak selalu bagus
dalam implementasi. Penerima pelayan publik tidak hanya menunggu dan menggerutu dengan
pelayanan publik yang buruk, karena hal tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah.

Publik harus terlibat untuk mengoreksi setiap kebijakan pelayanan publik, termasuk
implementasinya. Untuk terlibat, publik harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
mengenai instrumen dan kebijakan-kebijakan teknisnya.

Negara tidak sekedar menyediakan pelayanan publik yang merupakan kewjibannya, tetapi
pelayanan tersebut harus memenuhi standar-standar kemanusiaan. Saat ini di Indonesia
dikembangkan standar pelayanan minimal (SPM) untuk institusi pelayanan seperti Pendidikan,
kesehatan, perijinan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan sebagainya. Namun,
SPM juga ironi karena standar yang dikembangkan adalah standar minimal, bukan standar yang
layak dan merupakan ukuran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki negara, baik
SDM maupun sumber anggaran yang terbatas.

Kondisi SDM dilembaga layanan tidak hanya terbatas dalam hal jumlah, tetapi juga kualitas
yang berada dibawah rata-rata.standar yang rendah ditambah dengan model penerimaa tenaga di
lembaga layanan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme menghasilkan tenaga-
tenaga layanan yang tidak profesional. Layanan tidak lebih dari pencari kerja yang mengisi
lembaga layanan tersebut. Jadi, bukanlah hal yang aneh jika ada banyak persoalan pelayanan
yang terjadi, semisal di Rumah Sakit yang terkadang ada pasien yang tidak mampu membayar
biaya persalinan, atau ada pasien yang ditolak oleh pihak RS. Jika mereka adalah tenaga
profesional maka mereka mampu menempuh cara yang lebih manusiawi dan standar untuk
menanganinya. Begitupun di beberapa lembaga pendidikan yang masih terjadi kekerasan oleh
tenaga pendidik yang mempunyai pengetahuan rendah, keterampilan rendah dan tidak
mempunyai kemampuan mengolah emosi.

Selain harus memenuhi standar yang layak, pelayanan publik juga harus memihak pada pro
gender. Pelayannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan baik laki-laki,
perempuan, disabilitas, ibu hamil, ibu menyusui, Lansia, warga miskin dan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai