Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STRATEGI KEPEMIMPINAN BERWIRAUSAHA

Nama : Firyal Amirah Thufailah Loulembah

NIM : E28119504

Kelas : AGT-01

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era persaingan global yang tanpa batas yang ditandai dengan cepatnya perubahan
dalam lingkungan bisnis, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, serta teknologi
lainnya menjadi kenyataan yang harus disikapi dengan bijak dan cermat agar organisasi dapat
tetap eksis dalam kancah persaingan global. Dalam kondisi di atas, maka diperlukan
kehadiran seorang leader yang memiliki visi jauh ke depan, kepemimpinan yang memiliki
sense of change yang tinggi, pemimpin yang sadar akan posisinya di tengah-tengah
lingkungan yang terus berubah, pemimpin yang memiliki jiwa dan semangat
entrepreneurship. Pemimpin yang dapat berkomunikasi, mempunyai semangat dan berani
mengambil risiko (McKinney Rogers Consultant, 2007).
Pemimpin yang tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi sekaligus memimpin
perubahan itu sendiri. Kepemimpinan strategis yang memiliki sense of business dan sense of
change yang tinggi, mampu bertindak proaktif, kreatif dan inovatif. Sebagai seorang agen
perubahan pada dasarnya harus memiliki tiga karakter utama, yaitu: (1) kreatif dan inovatif;
(2) mampu bersikap sebagai intrapreneurship dan entrepreneurship bagi organisasinya, dan
(3) memiliki kapasitas dan networking yang memadai. Ketiga karakter ini secara bersama-
sama akan menjadi dasar seorang pemimpin mengambil sikap untuk proactive to change (Edi
Prasetyo Nugroho dan Rina Elisaprapti, 2002).
Untuk itu, perlu dikembangkan sistem pembentukan karakter bagi sumber daya
manusia di Indonesia yang memiliki sifat entrepreneurial leadership sehingga mampu
menjawab tantangan seperti terungkap pada paragraf sebelumnya. Pertanyaan selanjutnya
adalah apakah kemampuan entrepreneurship pada seseorang dapat dikembangkan atau
bawaan dari lahir? Menurut hasil survey yang dilakukan oleh McKinney Rogers Consultant
bahwa 51 persen persepsi pengusaha adalah kewirausahaan dapat dikembangkan dan
mayoritas responden sebesar 69 persen melihat pentingnya kewirausahaan dalam organisasi
(McKinney Rogers Consultant, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Pentingnya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan ?
2. Bagaimanakah Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan ?
3. Bagaimanakah Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan ?
4. Apakah Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia
Wirausaha ?
5. Bagaimanakah Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan ?
6. Bagaimanakah Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pentingnya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
2. Untuk mengetahui Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
3. Untuk mengetahui Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan
4. Untuk mengetahui Keterampilan yang Harus dimiliki oleh Seorang pemimpin dalm
Dunia Wirausaha
5. Untuk mengetahui Tantangan dan hambatan kepemimpinan dalam Kewirausahaan
6. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Pengambilan keputusan
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Menurut Armstrong (2009), kepemimpinan adalah Kapasitas untuk menginspirasi
individu untuk memberikan kemampuan terbaik mereka untuk mencapai hasil yang
diinginkan dan untuk menjaga hubungan yang efektif dengan individu dan tim secara
keseluruhan. Menurut Wilkins dan Carolin (2013), mengutip pernyataan Eisenhower
kepemimpinan adalah seni mendapatkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin
Anda lakukan karena dia ingin melakukannya.

2.2 Pengertian Kewirausahaan


Wirausaha menurut Reynolds (2007), adalah tentang melakukan sesuatu yang berbeda
menciptakan bisnis yang tidak ada, menghasilkan produk baru, memodifikasi kegiatan yang
ada. Sedangkan menurut Baron (2008), wirausaha sebagai bidang bisnis, berusaha untuk
memahami bagaimana peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru (misalnya, produk atau
jasa baru, pasar baru, proses produksi baru atau bahan baku, cara-cara baru pengorganisasian
teknologi yang sudah ada) muncul dan ditemukan atau diciptakan oleh individu tertentu ,
yang kemudian menggunakan berbagai cara untuk mengeksploitasi atau mengembangkan
mereka, sehingga menghasilkan berbagai dampak.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.Wirausaha
merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual
atau menyewakan suatu produkk barang atau jasa.

2.3 Jenis-Jenis Kepemimpinan


 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan yang transformasional merupakan pemimpin yang membimbing atau
memotivasi pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran atau
persyaratan tugas dan mampu menumbuhkan dampak yang dalam pada para pengikutnya.
 Kepemimpinan Karismatik- visioner
Karakteristik pemimpin karismatik yaitu : 1) mempunyai visi; 2) mampu
menyampaikan visi tersebut dengan jelas dan mudah dipahami; 3) berani menambil resiko
untuk mencapai visi itu; 4) sensitif terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan
pengikutnya; 5) menunjukkan perilaku diluar kebiasaan.
Sedangkan karakteristik pemimpin visioner yaitu : Memiliki kemampuan dalam
menjelaskan visinya kepada orang lain melalui pidato- pidato yang memukau dan
memancing orang untuk bergabung.; Memiliki kemampuan mengungkapkan visi;  Memiliki
kemampuan untuk memperluas dan menerapkan visi dalam berbagai konteks yang berbeda-
beda.
 Kepemimpinan Tim
Kepemimpinan Tim dapat dibagi ke dalam tiga peran, yaitu : Pemimpin Tim adalah
penghubung dengan pihak luar; Pemimpin Tim adalah penyelesai masalah; Pemimpin ini
adalah manajer konflik.

2.4 Karakteristik Kewirausahaan


M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) mengemungkakan delapan
karakteristik yang meliputi :
 Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
 Lebih memilih risiko yang moderat.
 Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
 Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
 Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
 Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik.
 Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
 Selalu menilai prestasi dengan uang.

2.5 Tipe Kepemimpinan Berwirausaha


Dalam memimpin, seorang pemimpin memiliki tipe dan cirri khas yang berbeda-beda.
Dibawah ini merupakan tipe-tipe kepemimpinan menurut Kartini (1983) adalah sebagai
berikut:
 Tipe Kharismatik: Pemimpin kharismatik merupakan  kekuatan energi, daya tarik luar
biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.
 Tipe peternalistis dan maternalistis; Tipe pemimpin ini bersikap melindungi bawahan
sebagai seorang bapak atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang.
 Tipe militeris: Tipe pemimpin ini banyak menggunakan system pemerintah, system
komando, dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriterm, menghendaki
bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
 Tipe otokratis: Tipe pemimpin ini berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak dan harus dipatuhi. Pemimpin ini selalu berperan sebagai pemain tunggal, dan
kekuasaan yang bersifat absolut.
 Tipe Laissez faire: Tipe pemimpin ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri,
semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpin hanya
merupakan symbol yang tidak memiliki ketrampilan.
 Tipe populistis: Tipe pemimpin ini mampu menjadi pemimpin rakyat . dia berpegang
pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
 Tipe Administratif: Pemimpin tipe ini merupakan pemimpin yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul
perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.
 Tipe Demokratis: Tipe pemimpin ini berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan pada pengikutnya. Tipe pemimpin ini juga menekankan pada rasa tanggung
jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan.

2.6 Teori Kepemimpinan


Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan
dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin
itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan
pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal.: Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang
akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
 Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk
melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat
pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya
mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan
pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman
atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini
dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan


Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian
suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak
dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil
jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausaha memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri
sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Hakikatnya kepemimpinan merupakan proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
pencapaian suatu tujuan tertentu, sehingga dengan adanya kepemimpinan suatu usaha akan
terorganisir dan mencapai tujuan. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat
memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
Pemimpin merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting
dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan
yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain. Sehingga
pemimpin menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah organisasi, ke arah mana
jalannya sebuah organsasi tersebut. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin,
maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang
mengakibatkan kebangkrutan. Sehingga pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam
berwirausaha.

3.2 Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan


Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu
proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan
pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir
kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu,
tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan keyakinan
untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari
sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang
menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat. Berikut ini  10 prinsip dan
pelaksanaan atau sikap-sikap pemimpin yang mengajarkan dan menumbuhkan prinsip
kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha kepada seluruh
organisasi.
 Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki
keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan,
sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
 Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur.
Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan
merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain
membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini  akan
mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar
sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.
 Integritas (nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan
kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang
benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
 Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus
memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari
tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi
ke genarasi.
 Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri  sendiri dan
mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang
berkembang secara alami.
 Intuitive (keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan
keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting
dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
 Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya
sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun
maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari
relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki
kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.
 Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area
utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertama
berkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Area kedua
adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu memiliki
kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Area ketiga berkaitan
dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.
 Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang
yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain.
Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang
mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
 Service (layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu
dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang
maksimal melalui kesempatan /peluang.

3.3 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan


Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang
apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka
waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan
dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
 Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan efesien.
 Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua
bagian.
 Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
 Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan perubahan dari
luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis).
 Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human
sifatnya, antara lain berupa.
 Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam
organisasi.
 Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
 Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
 Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
 Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.
 Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.

3.4 Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia
Wirausaha :
 Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan
manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara
bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan
yang diterima dari bermacam-macam sumber.
 Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi
orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini
agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
 Keterampilan administrative
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup
kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran
terbatas dan sebagainya. Keterampilan administrative ini adalah suatu perluasan dari
keterampilan konsepsual. Manajer melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan
keterampilan administrative dan kemanusiaan.

 Keterampilan teknik
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-
prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan
atau pemesinan dan sebagainya.

3.5 Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan


 Ketidakmampuan Manajemen. 
Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya
kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membuat bisnisnya berjalan.
 Kurang Pengalaman.
Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai
(pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang
mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai
kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
 Lemahnya Kendali Keuangan. 
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu:
kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak
wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang
merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai
uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai
usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak
akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk
mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit
sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan
persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun
kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena
kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
 Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena
mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun,
kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini
berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang
didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk
menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
 Pertumbuhan Tak Terkendali.
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua
perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter
Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami
pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan
meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau
dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling
tidak untuk sebagian investasi modalnya.
 Lokasi yang buruk. 
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni
dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian,
pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya
karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan
bisnis tersebut terancam gagal.
 Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. 
Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam
persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial
yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan
kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
 Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis.
Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar
drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan
wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian
sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.
3.6 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan
dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi
kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem-
bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Kelima macam langkah
dalam pengambilan keputusan adalah:
 Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi.
 Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan.
 Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi.
 Menerapkan solusi tersebut.
 Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan,
merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-
pertimbangan. Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat
merumuskan sebuah atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang
mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra
berbagai pilihan tindakan diidentifikasi. Pada langkah ketiga telah diambil sebuah keputusan,
guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal tersebut dilakukan dan oleh
siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada masing-masing situasi problem.
Setelah mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan
yang tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan dimana
penentuan arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pemecahan masalah. Terakhir adalah eveluasi, proses pengambilan keputusan
tidaklah lengkap, sampai hasil-hasil dievaluasi. Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak
dicapai, maka proses yang bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya
tindakan-tindakan korektif.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh seorang
pemimpin, diantaranya:
 Kekuatan dari diri wirausahawan
Wirausahawan harus memiliki kekuatan dari dalam diri sendiri, nilai-nilai
wirausahawan seperti efisiensi organisasional bagi wirausaha,pertumbuhan pribadi,
pertumbuhan bawahan dan laba perusahaan. Pertumbuhan bawahan dinilai sangat baik karena
dari situ wirausahawan memiliki pengalaman dan dapat membuat keputusan dari pengalaman
tersebut. Derajat kepercayaan wirausahawan pada bawahan dapat membuat keputusan secara
demokratis, kekuatan pemimpin itu sendiri juga menentukan karena dalam membuat
keputusan dibutuh kpercayaan diri dalam menentukan keputusan tersebut.

 Kekuatan pada bawahan


Seorang pemimpin harus mengerti kemampuan bawahan yang mempengaruhi
kebijakannya dalam mengambil keputusan, harus mengingat bahwa setiap bawahan memiliki
perbedaan karakter dan juga kemampuan, untuk itu seorang pemimpin harus jeli dalam
mengambil keputusan.
 Kekuatan pada situasi atau keadaan
Kuatan ini melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin bekerja. Fungsi
oraginasi kelompok kerja dan geografis menjasi penting dalam membuat keputusan.
Efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama untuk tujuan ini seorang
wirausahawan harus mengevaluasi isu-isu pengalaman kelompok dalam kerjasama dan
derajat yang dimiliki para anggota kelompok dalam kemampuan mereka di dalam
memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Sebagai aturan umum sorang wirausahawan
hendaknya hanya memberikan tanggung jawab perbuat keputusan kepada kelompoknya yang
efektif. Kekuatan mempengaruhi agar bawahan dapat bekerjasama.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan melibatkan orang lain seperti


bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin
karyawannya yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi
wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas
perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus
menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan
yang cukup bagi karyawan dan sebagainya.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan koleganya melainkan
bekerjasama, hindarkan politik kotor, issu murahan, tapi gunakan diplomasi, munculkan ide-
ide cemerlang, dan hargai teman. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan
kerjasama  dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung
kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show).
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Michael. (2009). Handbook of Human Resource Management Practice 11th


edition. London : Kogan Page.

Baron, R. (2008). The Role of Affect in the Entrepreneurial Process, Academy of


Management Review, Vol. 33, pp. 328-340.

Edi Prasetyo Nugroho dan Rina Elisaprapti, Desember 2002, Membangun Karakter Bangsa
Pasca Krisis, Jurnal Telaah Bisnis, Volume 3, Nomor 2, Yogyakarta: AMP YKPN.

Kartono, Kartini. 1983. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Apakah Pemimpin Abnormal itu?.
Jakarta: C.V Rajawali

McKinney Rogers Consultant. (2007). Entrepreneurship and the Corporate Environment. A


study by McKinney Rogers into the role of entrepreneurship in the boardrooms of large
global organizations.

Reynolds, Paul Davidson. (2007). Entrepreneurship in the United States: The Future Is Now.
New York: Springer.

Scarborough, Norman M. dan Thomas, W. Zimmerer. 1993. Effective Small Business


Management. Macmillan Publishing Company. Jakarta.

Wilkins, David., Carolin, Greg. (2013). Leadership Pure & Simple, How Transformative
Leaders Create Winning Organizations. USA: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai