Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANESTASIA APPU

NIM : 1208220029

Kehumasan dalam Organiasasi


Sebagai lini pertama dalam memberikan informasi kepada publik, humas memegang peranan penting dalam penyediaan
informasi sesuai perundangan. Selain itu, undang-undang ini mewajibkan semua badan publik untuk memastikan tersedianya
informasi publik yang terbuka untuk umum dan dapat diakses dengan cepat, tepat waktu, murah dan sederhana. Undang-undang
tentang keterbukaan informasi publik, kehumasan diperlukan untuk pekerjaan professional, khususnya dalam memberikan
pemahaman publik tentang tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, melalui dokumentasi internal dan komunikasi publik
melalui media.
Organisasi dan Kehumasan
Humas menilai respon publik terhadap terciptanya keselarasan antara kebijakan publik dengan kebijakan organisasi/lembaga.
Sebab, berdasarkan kegiatan, program kehumasan, tujuan (goals) hingga sasaran yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi/lembaga tidak dapat dilihat secara terpisah dari dukungan dan kepercayaan terhadap citra publik yang positif.
Humas/fungsi dalam suatu organisasi pada dasarnya merupakan bagian struktural yang tidak terpisahkan yang tidak dapat
dipisahkan dari lembaga atau organisasi tersebut. Menurut John Tondowijoyo (2004:9), fungsi humas berhubungan langsung
dengan fungsi kepemimpinan, berada di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pejabat tertinggi
organisasi/lembaga. Sedangkan menurut Rhenald Kasali, humas sama pentingnya dengan fungsi manajemen seperti pemasaran,
produksi, keuangan, dan sumber daya manusia.
Humas kini banyak digunakan di berbagai organisasi untuk membantu organisasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Profesi Humas tidak hanya sebatas memotong pesan dan/atau berkirim surat, namun pada hakikatnya fungsi Humas merupakan
fungsi strategis dengan banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin mengembangkan diri sebagai peraktisi
kehumasan di lingkungan kerja, instansi atau organisasi. Menurut Frank Jefkins, kriteria seorang juru bicara humas adalah:
keterampilan komunikasi, keterampilan berorganisasi, kemampuan berinteraksi dengan orang, kesesuaian kepribadan kepribadian
dan berimajinasi.
Pelaksanaan humas dalam suatu organisasi berfokus pada keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan antara
orang-orang dalam organisasi dalam mengatasi masalah. Meskipun tidak ada standarisasi mengenai definisi humas/PR,
setidaknya ada tiga definisi humas/PR, yaitu:
1. Humas sebagai metode komunikasi, yaitu rangkaian kegiatan komunikasi atau sistem kegiatan komunikasi tertentu.
2. Humas sebagai keadaan keberadaan merupakan perwujudan dari aktivitas komunikasi (Efendi, 1989: 94).
3. Humas adalah seni mempromosikan kepribadian seseorang ke tingkat yang memungkinkan untuk menghadapi situasi
mendadak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam psikologi seni melakukan tugas yang sama untuk perusahaan, lembaga,
otoritas, membawa atau tidak menguntungkan (Roy Blumenthal dalam bukunya The Practice of Public Relations, dikutip oleh
Efendi).
Fungsi Humas adalah untuk mencapai komunikasi dua arah antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dan publik sebagai
kelompok sasaran (target group) yang pada akhirnya dapat menentukan berhasil tidaknya citra tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi yang bersangkutan. 
Jika dikaitkan dengan definisi humas, maka aktivitas humas dimulai dari review internal organisasi kehumasan hingga aktivitas
brand image building. Dari sudut pandang operasional, humas adalah fungsi koordinasi khusus, yang berarti bahwa humas
membantu menjaga aturan main bersama melalui saluran komunikasi internal dan eksternal untuk mencapai saling pengertian
atau kerjasama antara organisasi dan organisasinya. publik. Termasuk di dalamnya mengidentifikasi dan menanggapi opini
publik sesuai dengan kebijakan instansi terkait, serta membantu fungsi manajemen dalam mengantisipasi, memantau dan
memanfaatkan berbagai peluang dan tantangan atau perubahan atau perubahan yang muncul di masyarakat.
Humas dapat berperan dalam fungsi sebagai sistem peringatan dini yang mendukung atau membantu manajemen organisasi
menghadapi peluang buruk yang akan muncul dalam organisasi. Dimulai dengan munculnya konten informasi negatif di berbagai
media massa, mulai dari menyebarkan topik negatif yang kurang menguntungkan terhadap produk atau mengatasnamakan
organisasi/lembaga yang kesulitan hingga mempermalukan citranya atau bahkan kehilangan citra yang dapat menimbulkan
berbagai risiko. : krisis kepercayaan dan krisis manajemen.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Humas akan menjalankan fungsinya, yaitu kepentingan menjaga nama baik dan citra
organisasi/instansi, tujuannya agar organisasi/instansi tersebut selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Salah satu metode
yang digunakan adalah membujuk dengan sarana instruktif dan informatif yang mendukung ajakan atau himbauan, bukan
paksaan.
Biasanya, humas akan menerapkan strategi komunikasi persuasif yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Informasi atau pesan
yang disampaikan harus berdasarkan kebutuhan atau minat sasaran. Humas sebagai komunikator dan sekaligus sebagai mediator
berusaha membentuk sikap dan opini positif masyarakat melalui rangsangan tertentu yang mendorong masyarakat untuk ikut
serta dalam kegiatan organisasi lembaga, sehingga menciptakan perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi negatif ke
situasi ).
Perubahan sikap dan penilaian publik mungkin saja terjadi sehingga perlu dilakukan pembinaan atau pengembangan yang
berkesinambungan untuk menjaga partisipasi. Selain itu, seorang manajer humas dalam menjalankan fungsi humas harus
memiliki empat kapasitas, yaitu: kemampuan mengamati dan menganalisis suatu masalah berdasarkan fakta di lapangan,
perencanaan kerja, komunikasi dan kemampuan menilai. suatu masalah yang diwakilinya, kemampuan menarik perhatian melalui
berbagai kegiatan penyuntingan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik kepada khalayak sebagai sasaran, kemampuan
mempengaruhi opini publik melalui kekuatan hubungan masyarakat (public relation power) berupa pendapat sesuai dengan
kebijakan organisasi/lembaga yang diwakilinya dalam posisi yang saling menguntungkan dan kapasitas Humas/Humaa untuk
menjaga suasana saling percaya, toleransi, saling menghormati, itikad baik, dll dengan berbagai pihak, baik internal dan audiens
eksternal.
Humas pemerintah memegang peranan penting dalam membuka ruang bagi publik dalam mengakses informasi publik.
Keberadaan UU KIP merupakan dorongan bagi humas pemerintah untuk menjalankan fungsi dan tugasnya menginformasikan
kepada publik tentang kebijakan, kegiatan, dan tindakan pemerintah secara terbuka, transparan, adil, dan objektif. Informasi yang
disampaikan kepada publik, termasuk media, jika tidak akurat, cepat dan mudah, dapat mengakibatkan kebijakan pemerintah
yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tidak informatif dan tidak berdasar.
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan Humas dalam rangka implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. 
Pertama, menginformasikan kepada publik tentang kebijakan, program dan layanan lembaga secara transparan, informatif dan
mudah diakses, yang dapat menciptakan citra positif bagi lembaga dan membangun kepercayaan dan dukungan publik terhadap
kebijakan kelembagaan.
Hal kedua yang harus dilakukan humas adalah memantau dan merespon perubahan opini publik, baik di media maupun di
masyarakat, mengenai kebijakan institusional. Last but not least, informasi yang disampaikan memancing reaksi di masyarakat.
Dalam hal ini, humas harus tampil elegan dalam menjawab setiap pertanyaan demi menjaga citra positif lembaga dan tingkat
kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut. Menjaga hubungan baik dengan para pemangku kepentingan, baik masyarakat
maupun media, merupakan langkah strategis dalam membangun citra positif lembaga. Hubungan ini dapat berguna untuk
pemecahan masalah ketika terjadi kesalahpahaman dalam menanggapi informasi tentang institusi.
Ketiga, penggunaan media informasi yang cepat, akurat, murah, dan mudah disebarluaskan, baik cetak, elektronik, maupun
online. Hal ini untuk memudahkan akses masyarakat terhadap informasi. Idealnya sebuah lembaga harus memiliki media yang
dapat menjadi acuan utama bagi media massa dan publik untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang lembaga
tersebut.
Keempat, mengumpulkan informasi suatu kebijakan dari pembuat kebijakan, mengkoordinasikan dan memberikan masukan dan
informasi tentang perkembangan opini publik terkait kebijakan yang diambil.
Seiring perkembangan reformasi dan publikasi informasi, peran kehumasan menjadi semakin strategis. Sebagai komunikator
publik, fungsi humas pemerintah harus mensosialisasikan kebijakan lembaga, memberikan layanan, menyebarluaskan pesan atau
informasi dan menginformasikan kepada publik tentang kebijakan lembaga dan program kerja untuk public seperti yang telah
dilakukan oleh Tim Kehumasan KPKNL Cirebon dalam mensosialisasikan crash program Keringanan Utang melalui acara dialog
interaktif (Talkshow) di RRI Pro 1 Cirebon FM  94,8 Mhz dengan tema”Lunas Hari Ini Lega Sampai Nanti”, melakukan
kunjungan pada media cetak setempat (visit media ) Radar Cirebon, memasang spanduk, umbul-umbul pada KPKNL Cirebon
dan juga memposting pada kanal media sosial baik itu Facebook maupun Instagram KPKNL Cirebon. 
Tim Humas bertindak sebagai mediator proaktif di satu sisi untuk mempertemukan kepentingan pemerintah dan di sisi lain untuk
mencapai ambisi dan mengetahui keinginan publik dan dalam peran menciptakan iklim yang menguntungkan. Hal ini juga telah
dilakukan oleh Tim Kehumasan KPKNL Cirebon dalam mendukung kegiatan acara Kedai Lelang UMKM KPKNL Cirebon pada
bulan Juni 2021 yang lalu dengan cara mensosialisasikan acara kegiatan tersebut melalui postingan kanal media social baik
Facebook maupun Instagram KPKNL Cirebon.  Manajemen komunikasi yang baik seharusnya mampu membangun ruang publik
yang menyediakan saluran bagi proses komunikasi dan interaksi yang seimbang antara pemerintah dan publik dan sebaliknya.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar humas belum menjalankan tugas dan fungsinya. Masih banyak kendala,
seperti kompetensi sumber daya manusia, model koordinasi, program kegiatan, kelembagaan dan infrastruktur. 
Membangun kepercayaan publik melalui saluran komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menunjukkan hasil
kerja yang nyata dan mengembangkan strategi komunikasi yang efektif serta membentuk sikap dan perilaku orang-orang yang
kita percayai. Didalam mengembangan strategi komunikasi (STRAKOM) ini Tim Humas KPKNL Cirebon secara rutin
melakukan rapat mingguan pada hari Rabu guna melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja Tim Humas dalam waktu satu
minggu terakhir guna langkah perbaikan untuk minggu berikutnya.
Konsekuensinya, humas harus mampu mengenali identitasnya sebagai penghasil informasi dengan mengembangkan konten
informasi yang proporsional kepada publik, khususnya terkait kinerja lembaganya. Pada dasarnya, pemerintah harus menjalankan
fungsi publiknya secara produktif, efisien dan efektif. pemerintah secara keseluruhan. Publik akan menilai baik buruknya citra
pemerintah secara keseluruhan, bukan sebagian.

Anda mungkin juga menyukai