Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aura Florenta Widodo

Absen/Kelas : 07/2BD3AB
NIM : 2032610060
Prodi : Administrasi Bisnis
PUBLIC RELATIONS TUGAS 1

1. Bagaimana peran PR dipandang penting untuk suatu organisasi ?


PR sebagai fungsi manajemen, maka secara struktural merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan atau organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi
kelembagaan atau organisasi tersebut. Fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan pandangan
organisasi, tetapi untuk melakukan atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek
pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikan sosial. Jadi di sini PR
berfungsi membantu organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi
tersebut beroperasi.
Konsep tersebut punya konsekuensi penting, karena penyesuaian organisasi mengisyaratkan
sebuah fungsi yang berada pada level manajemen organisasi. Konsep ini menekankan pentingnya
tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi di samping usaha-usaha untuk
berkomunikasi. PR sebagai fungsi manajemen berkaitan dengan bagaimana sebuah organisasi
menyusun kebijakan sehingga memperlihatkan sebuah kinerja yang bertanggungjawab. Ini
berkaitan dengan kenyataan bahwa penampilan yang bertanggungjawab merupakan dasar
penerimaan publik terhadap sebuah organisasi. Hal ini berarti, PR sebuah organisasi tidak
semata-mata menjadi tanggungjawab praktisi PR tetapi harus menjadi tanggungjawab para
pengelola organisasi tersebut. Praktisi PR dalam konteks PR sebagai fungsi manajemen harus
membantu organisasi dalam membangun filosofi-filosofinya, mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan , beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa sukses dalam berkompetisi merebut
sumber-sumber bagi kelangsungan hidup organisasi.

2. Apa makna PR sebagai “ state of being “ dan “ techniciant communication “, sertakan


contoh?
State Of Being bisa diartikan sebagai keadaan wujud yang merupakan wahana kegiatan
hubungan masyarakat dalam bentuk biro, bagian, seksi, urusan dan lain-lain. Penggunaan istilah
tersebut bergantung pada struktur organisasi dimana hubungan masyarakat itu dilakukan.

Biro, bagian, seksi atau urusan hubungan masyarakat sebagai sarana kegiatan hubungan
masyarakat, jelas dapat dilihat wujudnya, yakni ruangan kantornya lengkap dengan segala
peralatannya, meja, lemari, kursi, mesin tik, telepon beserta alat-alat elektronik lainnya. Jelas
pula pegawainya-pegawainya, mulai dari kepala humas sampai jurutik.
Dijelaskan di atas bahwa kegiatan hubungan masyarakat bukan monopoli pekerjaan
kepala humas saja, melainkan dapat dilakukan oleh siapa saja yang menjadi pemimpin organisasi
yang mempunyai anak buah atau seseorang yang mempunyai klahayak

technique of communication sendiri mengandung arti bahwa kegiatan hubungan


masyarakat dilakukan sendiri oleh seorang pemimpin, apakah ia pimpinan jabatan, perusahaan,
instansi militer, lembaga atau organisasi lainnya

3. Bagaimana perbedaan kegiatan Humas/ PR pada organisasi pemerintah dengan


organisasi swasta/ perusahaan ? Apakah terdapat persamaannya ?
Aktivitas public relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal
balik  (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik
yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu
tujuan tertentu ,kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa , dan sebagainya ,
demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan . jadi , kegiatan
public relations tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap dari masyarakat.
  Peranan pokok public relations atau humas (hubungan masyarakat) jika dibandingkan
dengan bidang  profesi  kewartawanan mempunyai perbedaan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Wartawan dengan media massa dan public relations /humas , di satu pihak
mempunyai persamaan memiliki kekuatan ( power of opinion ) dalam membentuk opini
publik dan di lain pihak memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah  media pers dan wartawan
merupakan alat kontrol sosial,sedangkan public relations lebih menekankan fungsi untuk
menggalang pengertian antara lembaga yang di wakilinya dengan publik yang menjadi target
sasarannya ( target audience). Disamping itu , tidak terlepas dari pengabdiannya, Demi
kepentingan umum ( it should serve the public’s interest )
Jika ditelaah fungsi dan kepentingan masing-masing pihak akan terlihat perbedaan.
Sebagai contoh, jika lembaga atau perusahaan dan tokoh masyarakat atau pejabat tinggi yang
terkenal (public figure) tengah “bermasalah” dengan opini publiknya, maka bagi wartawan
hal ini justru merupakan sesuatu untuk dijadikan sumber basi berita (makes a resource news),
apalagi kalau sudah menyangkut berita negatif , bila perlu didramatisasi atau di blow up
sedemikian rupa agar menarik perhatian pembaca atau publik. Sedangkan PR dalam
menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini , bila perlu justru “menutup-nutupi”
sedemikian rupa dengan berbagai dalih untuk menutup saluran informasi (to kill information
technique) agar berita negatif tersebut tidak terekspos keluar. Sebagai public relations officer
atau pejabat humas, dalam menjalankan fungsi dan tugasnya memang tidak dibenarkan
dengan sengaja mengekspos atau memaparkan hal yang negatif dari perusahaan atau lemaga
yang di wakilinya itu kepada pihak pers dan publik. Sebaliknya, pihak public relations hanya
berupaya keras menjaga citra perusahaan atau lembaga ( maintenance of good image ) di mata
publiknya.

4. Kemajuan teknologi Digital bidang komunikasi tidak bisa dihindari, apa yang
seharusnya
dilakukan SDM Humas/ PR ?
kemajuan tata kelola teknologi digital dalam komunikasi banyak terjadi perubahan dari
cara pandang dan cara berpikir. Pilihan strategi komunikasi menjadi salah satu kunci dalam
mengukur efektifitas penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Kegiatan kehumasan atau PR yang bersentuhan langsung dengan perubahan teknologi ini
harus melakukan peningkatan kemampuan dan kapasitas seperti pembuatan berita, foto, video,
komunikasi antar lembaga, dan media informasi. Hal ini sejalan dengan perubahan gaya
komunikasi dari komunikasi tunggal dan terjadwal serta tradisional berubah menjadi majemuk
dan anytime dengan tidak hanya menggunakan media masa mainstream, namun berkembang
menjadi micro/targeted channel ( youtube, blogs, instragram dll).
Hubungan masyarakat atau PR (public relations) dan pihak yang terlibat langsung
maupun tidak, dituntut mampu beradaptasi dengan mentrasformasikan diri dalam kemajuan
teknologi digital baru komunikasi. Humas harus mampu merubah cara pandang dari bekerja
secara linier dan menunggu perintah atasan menjadi visioner dan kreatif serta inovatif, memiliki
kompetensi layaknya seorang chief editor atau newsroom head, terutama dalam meningkatkan
kemampuan menghasilkan konten komunikasi publik  yang menarik,  lebih padat, berisi, inovatif
dan kreatif.

5. Diasumsikan Anda sebagai calon pemangku kerja bidang Humas/ PR, kemampuan apa
saja yang harus Anda miliki dan kembangkan ?

Profesi Public Relations (PR) sepertinya sudah sering terdengar di telinga kita. Posisi ini pun
banyak diminati karena dinilai menjanjikan lantaran posisinya yang strategis dan memiliki peran
penting bagi perusahaan.

Bekerja sebagai PR, seperti nya saya akan sering bertemu klien & orang baru, job desk yang
diberikan pun akan beragam. Berikut yang bisa saya simpulkan jika nanti saya menjadi seorang
PR atau pekerja di bidang Humas.

1. Komunikasi

Pekerjaan apapun nggak bisa lepas dari komunikasi, termasuk Public Relations


(PR). Komunikasi diperlukan untuk menyampaikan ide, gagasan, informasi, dan koordinasi
dengan seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan baik eksternal maupun internal.

Kemampuan komunikasi yang harus dimiliki seorang praktisi PR nggak terbatas berbicara saja,
tapi mencakup banyak seperti komunikasi verbal, non-verbal, negosiasi, presentasi, persuasi, dan
mendengarkan.

2. Membina relasi

Sebuah perusahaan atau organisasi pasti menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Ada pihak
eksternal seperti konsumen, komunitas, investor, klien, media, pemerintah, dan lainnya. Dan
tentunya juga pihak internal perusahaan itu sendiri.

Seorang PR harus bisa membangun dan membina hubungan baik dan saling menguntungkan
dengan pihak-pihak tersebut. Karena pihak internal dan eksternal ini sama-sama penting bagi
perusahaan. Peran media massa sangat penting untuk menyebarkan informasi penting dan
membentuk opini publik, karenanya menjalin hubungan dengan media sangat penting.

Misalnya saat kondisi krisis, kalau hubungan dengan media terjalin baik, PR bisa meminta media
untuk membantu menyebarkan berita klarifikasi, update perkembangan krisis, atau mengurangi
penyebaran berita hoaks.

3.  Komunikasi krisis

PR juga dituntut untuk bisa menangani krisis perusahaan bersama dengan tim manajemen krisis
yang ada. Saat krisis terjadi, biasanya berita akan menyebar dengan cepat dan perusahaan akan
diserbu banyak media. Dalam hal ini, PR bertugas untuk menentukan juru bicara
atau spokesperson, menyiapkan skenario, menyusun berbagai FAQ terkait krisis atau menjadi
spokeperson menghadapi media. Pihak yang bisa dijadikan sebagai juru bicara adalah CEO, tim
PR, dan jajaran manajemen perusahaan.

PR berperan untuk mengimbangi berita negatif atau hoaks yang tersebar dengan menciptakan
berita positif.

4. Manajemen waktu

Public relations punya banyak aktivitas. Bisa di dalam kantor atau di lapangan. Menemui banyak
pihak yang bekerja sama dengan perusahaan, atau meng-handle beberapa project perusahaan.
Karena itu, saya harus bisa manajemen waktu yang baik sangat penting.

Selain agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik, tentu agar diri saya pun nggak cepat
terkena burnout. Semua aktivitas yang dilakukan PR berpengaruh terhadap citra perusahaan

5. Menulis

Karena informasi yang disampaikan oleh PR tentang perusahaan, nggak selalu berbentuk lisan,
bisa juga berbentuk tulisan.  Saya sebagai PR harus memastikan pesan atau informasi tersebut
sampai kepada audiens dengan penerimaan yang baik. Maksudnya, nggak menimbulkan
miskomunikasi atau salah persepsi. Jadi audiens bisa menerima informasi sesuai dengan apa
yang ingin perusahaan sampaikan.
Untuk membuat tulisan yang demikian, saya harus mempunyai kemampuan untuk menulis.
Bentuk tulisannya bisa beragam, seperti siaran pers, artikel blog, konten untuk sosial media,
buletin, atau tulisan publikasi lainnya.

Dikutip juga dalam buku Manajemen Kehumasan bahwa 70% kegiatan humas adalah tulis
menulis, sedangkan 30% merupakan kegiatan lain.

Anda mungkin juga menyukai