Anda di halaman 1dari 85

PEMASARAN

                                                                      BAB I
                                                            PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


          Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan
baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan 
hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan
pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan  pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan
perhatian penuh pada strategi pemasaran yang dijalankannya . Produk – produk yang
dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah
keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk
tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang
ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan
untuk dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh
karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian penuh
dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah .

Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan
didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut
merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin
tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-
perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar
dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa
sekarang dan akan datang.

B.       Rumusan Masalah


Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa definisi dari pemasaran itu sendiri ?
2.    Konsep pemasaran
3.    Strategi pemasaran
4.    Rencana-rencana pemasaran
C.      Tujuan
Beberapa rumusan  masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi :
1.      Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam
memahami pemasaran
2.      Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca
makalah ini.
                                                                   BAB II
                                                          PEMBAHASAN

A.    DEFINISI PEMASARAN


Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan  hidup
usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan
dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar.
Selain itu ada pula tiga  pendapat tentang pemasaran  (marketing) yaitu:
1.    Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
(William j.Stanton, 1978 )
2.    Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang
dan jasa dari para produsen ke para  konsumen. ( The Amirican Marketing Association )
3.    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan
yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan
distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik
menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan
aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh
para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.

B.    KONSEP PEMASARAN


Adapun beberapa pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran.
Menurut Swastha (1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan”.

Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa   konsep pemasaran adalah menjadi lebih efektif
dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan
pemasarannya yaitu:
1.      Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan
murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan
memperluas cakupan distribusi.
2.      Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu,
kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah membuat
produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk menyempurnakannya.
3.      Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak akan
membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan harus
melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
4.      Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara
lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi
utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, serta
keuntungan.
5.      Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan
efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

C.     STRATEGI  PEMASARAN


Perencanaan sangat diperlukan  untuk mengikuti perkembangan dan menghadapi persaingan
yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan sebuah organisasi mungkin
akan melakukan cara-cara ekstrem untuk menghindari kerugian atau mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Perencanaan dapat mencakup suatu  periode waktu yang panjang
atau pendek. Perencanaan jangka panjang ( multi tahun : 3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun )
biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf perencanaan khusus.
Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memiliki cakupan yang luas, seperti masalah
perluasan pabrik, pasar, atau produk.
Perencanaan jangka pendek  ( sampai dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan oleh manajemen
menengah atau bawah ( middle or bottom management ) masalah yang dapat dimasukkan
dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang
akan datang, pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari
tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu
sebagai berikut :
1.      Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan
pengembangan strategi jangka panjang untuk mencai tujuan tersebut. Tujuan dan straregi
jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka dasar untuk mengembangkan rencana
yang tercakup didalamnya. Masalah utama yang ada dalam perencanaan perusahaan ini
adalah masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan pengembangan
( research and development ),serta penentuan sasaran pasar dan program pemasarannya.
Pertimbangan pemasaran ini cenderung mempengaruhi kebijakan dalam perusahaan, baik
jangka pendek maupun jangka panjang . oleh karena itu perencanaan perusahaan dan
perencanaan pemasaran sering dijadikan satu. 

2.      Perencanaan pemasaran


Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang  untuk masalah-masalah yang luas
dalam bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu produk ( product), harga ( price), tempat
( place) dan promosi ( promotion). Perencanaan pada masing-masing variabel tersebut harus
dikoordinasikan dan ditangani dengn baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu
saling berinteraksi dengan variabel lainnya.
3.      Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk  satu periode waktu.
Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang mencakup
kegiatan pemasaran setiap tahunnya.  Contoh : perencanaan pemasaran jangka panjang
menentukantujuan untuk memperkenalkan produk baru. Rencana pemasaran tahun
berikutnya, bagaimana pun harus  dapat membuat keseimbangan dalam persediaan dengan
cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap penurunan dalam daur
kehidupan produk ( product life cycle ). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan
produk tersebut sehingga persediaan berkurang.           

D.     RENCANA-RENCANA PEMASARAN


DEFINISI PERENCANAAN
            Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat mencapai
tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi
diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Proses awal perencanaan
dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara, teknik dan prosedur guna
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan efektif jika tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai sepenuhnya.

DEFINISI RENCANA PEMASARAN


            Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan
dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu
kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran dapat
menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak
direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha agribisnis, terutama yang berskala menengah
ke bawah sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara
formal, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Rencana
pemasaran adalah bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya
melalui sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan
wirausahawan (pelaku bisnis)

ANALISA LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan produk,
permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain

Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi
BAURAN PEMASARAN
            Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk dan
jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat,
dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hal milik produk.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain
channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa
oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang
dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan
tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]


Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring
perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah
mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen
dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan
bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan
menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu:
product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other user
outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai
bagi perusahaan.
2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan
bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif
untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik
yang perusahaan berikan.
4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan
korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan
atau sajikan.
5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan
layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi
pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan
pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk
dan layanan (service production).
8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara
nyata kualitas produk dan layanan.

BATASAN RENCANA PEMASARAN


Urgensi Rencana Pemasaran :
• Kita telah berada dimana (where do we now)?
• Kemana kita akan pergi (where do we go)?
• Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?

Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :


• Kemampuan peramalan
Kemampuan untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dalam dunia bisnis.
• Akses kepada sumber informasi
Terbatasnya sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-informasi
yang dibutuhkan.
• Waktu yang terbatas
Waktu yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak matang.
• Koordinasi proses perencanaan
Tidak adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
• Implementasi perencanaan pasar

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA


• Mendefinisikan situasi bisnis
• Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
• Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
• Penetapan tujuan dan pasar
• Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
• Perancangan tanggung jawab implementasi
• Penganggaran strategi pemasaran
• Monitor kemajuan usaha pemasaran

Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan
memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang memadai
• Tujuan dan sasaran yang tidak realistis
• Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan

                                                                    BAB III


                                                                  PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat
memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen pemasaran harus
mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum menentukan strategi
apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.

B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan
hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas
yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam
perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1)      Muhammad Firdaus. 2008,manajemen agribisnis. PT Bumi Aksara Jakarta
2)      http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html
3)    http://www.wayankatel.com/2012/09/contoh-membuat-makalah-manajemen-pemasaran-
yang-baikbenar.html

Sumber:
http://an9elcom.blogspot.com/2013/10/makalah-manajemen
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses
yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari
organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan produk. Perkembangan konsep pemasaran
sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada akhirnya mempunyai tujuan
untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective marketing) dapat
membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen yang tidak puas. Pemasaran yang
efektif (effective marketing) justru berakibat sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas.

Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan
kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan
tingkat kepuasan.

B. Konsep Pemasaran

Pada umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu
falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar  dari setiap kegiatannya dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu, konsep-konsep
ini mengalami perkembangan  atau evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak berarti konsep yang
terakhir adalah yang lebih baik.  Pemilihan  dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan lingkungan
eksternal perusahaan.

Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu
dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:

1. Konsep Produksi

Pemasaran yang  berpegang pada konsep ini berorientasi  pada proses produksi/ operasi (internal).

2. Konsep Produk

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang
memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.

3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar
beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjual dapat
meningkat.

4. Konsep Pemasaran

Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep
pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa  konsumen
hanya akan bersedia  membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya
serta memberikan kepuasan.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli
produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada
kesejahteraan lingkungan social konsumen.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Jasa 

Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada
waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan
dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena
yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi
(personal service) sampai jasa sebagai suatu produk.

Berikut adalah beberapa pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa,
antara lain:

 Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi,2006; 6)

“Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally
consumed at that time is produced, and provides added value in forms (such as convenience,
amusement, comfort or health” (jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan
serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan
konsumen).
 Menurut Philip Kotler (2000)

Jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

 Menurut Christopher Lovelock & Lauren K. Wright (1999)

Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun
prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya,
tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. 

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam jasa selalu ada aspek
interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak
selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak
berwujud.

2. Pengertian Pemasaran Jasa

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah  pemasaran jasa, antara lain:

 Menurut (William J.Stanton, 1981)

Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud
atau tidak berwujud.

 Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)

Pemasaran jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan produk dikonsumsi
bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti: hiburan, kenikmatan,
santai) bersifat tidak berwujud.

 Menurut Miller dan Layton, 2000)

Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu
memuaskan  keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

 Menurut Lupiyoadi (2006; 5)

Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang
secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

 Menurut Umar (2003; 76)

Pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat
konsumen berhadapan dengan produsen.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan
pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa,
didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.

B. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan bauran pemasaran. Bauran pemasaran


(marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu: Product, Price, Place, dan Promotion. Sedangkan
untuk jasa keempat P tersebut masih kurang mencukupi, sehingga para ahli pemasaran
menambahkan 3 unsur, yaitu: People, Process, dan Customer Service.

Menurut Lupiyoadi (2006; 70), elemen marketing mix terdiri dari tujuh hal, yaitu: Product (jasa
seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price (bagaimana strategi penentuan harga),
Place (bagaimana sistem penghantaran/ penyampaian yang akan diterapkan), Promotion
(bagaimana promosi yang harus dilakukan), People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan
terlibat dalam pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam operasi jasa), Customer Service
(bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).

C. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa memiliki
empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma IHIP:
Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Lovelock & Gummeson, 2004) (dikutip
dalam Tjiptono dan Chandra, 2005; 22).

1. Intangibility

Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum
dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia
mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa tertentu, maka ia hanya
menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas
memiliki jasa yang dibelinya.

2. Heterogeneity

Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat banyak
variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dan meminta model rambut yang sama
tidak akan mendapatkan hasil yang seratus persen identik ( kecuali kalau keduanya minta rambutnya
dibuat plontos).

3. Inseparability

Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Sedangkan barang biasanya diproduksi terlebih
dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi
jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara
aktual juga berperan sebagai co-producer dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya.

4. Perishability

Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat
disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan. Sebagai
contoh, kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di
tempat praktik dokter umum akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

Sedangkan menurut Griffin (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi, 2006; 6), karakteristik jasa adalah
sebagai berikut:

1. Intangibility (tidak berwujud): Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen
dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

2. Unstorability (tidak dapat disimpan): Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari
produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan),
mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Customization (kustomisasi): Jasa seringkali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan


pelanggan.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat atau karakteristik
utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu
dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas
serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan oleh kebutuhan konsumen
jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual disesuaikan dengan permintaan konsumennya.

D. Mengelompokkan Proses Jasa 

Terdapat dua kategori besar dalam proses jasa, yaitu: orang dan objek. Dengan melihat jasa dari
perspektif operasional semata, pemrosesan jasa dapat dikategorikan menjadi empat kelompok
besar, yaitu:

1. Pemrosesan orang, meliputi tindakan yang berwujud terhadap tubuh manusia. Contoh jasa
pemrosesan orang mencakup transportasi penumpang, pemeliharaan kesehatan, penginapan, dll. 

2. Pemrosesan barang milik, meliputi tindakan yang berwujud pada barang dan benda fisik lain yang
menjadi milik pelanggan. Contoh pemrosesan barang milik adalah pengiriman barang, pengisian
bahan bakar, reparasi dan pemeliharaan, dll. 
3. Pemrosesan perangsangan pikiran, merujuk ke tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada
pikiran manusia. Jasa dalam kategori ini mencakup hiburan, olahraga tontonan, pertunjukkan teater,
dll. 

4. Pemrosesan informasi, menggambarkan tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada aset
pelanggan. Contoh jasa dalam kategori ini: asuransi, perbankan, konsultasi, dll. 

E. Dimensi Kualitas Layanan Jasa

Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas jasa
harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan (Kotler, 2000;
52).

Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelangganlah yang menilai tingkat kualitas jasa
sebuah perusahaan. Sayangnya, jasa memiliki karakteristik variability sehingga kinerjanya kerap tidak
konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan syarat intrinsic (output dan penyampaian
jasa) dan isyarat ekstrinsik (unsur-unsur pelengkap jasa) sebagai acuan atau pedoman dalam
mengevaluasi jasa (Tjiptono, Chandra, dan Anastasia, 2004; 257).

Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa, Parasuraman, Zeithaml, dan
Berry (1985) (dikutip dalam Tjiptono & Chandra, 2005; 132-133) berhasil mengidentifikasikan
sepuluh dimensi pokok kualitas jasa, yaitu:

1. Reliabilitas (reliability), meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance) dan
sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan jaasnya
secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal (misalnya,
menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan data (record) secara tepat
dan mengirimkan tagihan yang akurat.

2. Responsivitas atau daya tanggap (responsiveness), yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan
untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat. Beberapa contoh
diantaranya: ketepatan waktu layanan, pengiriman slip transaksi secepatnya, kecepatan
menghubungi kembali pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat

3. Kompetensi (competency), yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan


agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelangan. Termasuk di dalamnya adalah
pengetahuan dan keterampilan karyawan kontak, pengetahuan dan keterampilan personil dukungan
operasional, dan kapabilitas riset organisasi.

4. Akses (access), yaitu meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability) dan
kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri atau
menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya telepon,
surat, e-mail, fax, dan seterusnya), dan jam operasi nyaman.

5. Kesopanan (courtesy), yaitu meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan
kontak ( seperti resepsionis, operator telepon, bell person, teller bank dan lain-lain).
6. Komunikasi (communication), artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam
bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai jasa/ layanan yang ditawarkan.

7. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan
pelanggan (hard selling versus soft selling approach).

8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Termasuk di dalamnya
adalah keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial (financial security), privasi dan
kerahasiaan (confidentiality).

9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik
mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.

10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-bahan
komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain).

Dalam riset selanjutnya, Parasuraman, Zeithaml, and Berry (1988) menemukan adanya overlapping
di antara beberapa dimensi di atas. Oleh sebab itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi
tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas dan keamanan disatukan
menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan
diintegrasikan menjadi empati (empathy). Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama yang
disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:

1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan


yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai
dengan waktu yang disepakati.

2. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan
untuk membantu para pelanggan and merespons permintaan mereka, serta menginformasikan
kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan


pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah
pelanggan.

4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggan dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki
jam operasi yang nyaman.

5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

F. Manajemen Jasa Terpadu 


Manajemen jasa terpadu adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan
pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa.
Ketika membahas strategi untuk memasarkan jasa, maka yang harus diperhatikan adalah sifat dari
jasa tersebut yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam produksi dan
pentingnya faktor waktu serta unsur strategis lainnya.

Pemasaran jasa terpadu menggunakan model 8P yang menyoroti delapan variabel keputusan bagi
manajer perusahaan jasa. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu adalah sebagai berikut: 

1. Elemen produk, merupakan semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. 

2. Tempat dan waktu, merupakan keputusan manajemen tentang kapan, di mana dan bagaimana
menyampaikan jasa kepada pelanggan. 

3. Proses, adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa
langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

4. Produktivitas dan kualitas.

Produktivitas dapat diartikan sebagai seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang
menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan
dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Produktivitas dan kualitas harus
dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Meningkatkan produktivitas sangat penting untuk
menjaga agar biaya tetap terkendali. Kualitas jasa yang didefinisikan pelanggan, berperan penting
bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas pelanggan. 

5. Orang, meliputi karyawan atau terkadang pelanggan yang terlibat dalam proses produksi. Banyak
jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan.
Sifat dan interaksi ini sangat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa. Pelanggan
sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan. Penilaian terhadap orang-orang yang
menyediakan jasa tersebut. 

6. Promosi dan Edukasi, adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang
untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Komponen ini
memainkan tiga peran penting, yaitu: menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan,
membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk dan mendorong pelanggan untuk
mengambil tindakan pada suatu waktu. 

7. Bukti fisik, adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.

8. Harga dan biaya jasa lainnya, meliputi pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk
membeli dan mengkonsumsi jasa.

BAB III

KESIMPULAN
Pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam
arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.

Bauran pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu: Product, Price, Place, dan
Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P tersebut masih kurang mencukupi, sehingga para ahli
pemasaran menambahkan 3 unsur, yaitu: People, Process, dan Customer Service. Ketujuh elemen
tersebut, yaitu: Product (jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price
(bagaimana strategi penentuan harga), Place (bagaimana sistem penghantaran/ penyampaian yang
akan diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang harus dilakukan), People (tipe kualitas dan
kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam operasi
jasa), Customer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).

Jasa memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma
IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability. Sifat atau karakteristik utama dari
jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli,
kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas serta
jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan oleh kebutuhan konsumen jasa
yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual disesuaikan dengan permintaan konsumennya.

Manajemen jasa terpadu adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan


pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa.
Ketika membahas strategi untuk memasarkan jasa, maka yang harus diperhatikan adalah sifat dari
jasa tersebut yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam produksi dan
pentingnya faktor waktu serta unsur strategis lainnya. Pemasaran jasa terpadu menggunakan model
8P yang menyoroti delapan variabel keputusan bagi manajer perusahaan jasa. Kedelapan komponen
manajemen jasa terpadu adalah sebagai berikut: elemen produk, tempat dan waktu, proses,
produktivitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik, serta harga dan biaya jasa lainnya.

http://mascerdas.blogspot.co.id/2015/12/makalah-manajemen-pemasaran-jasa.html
Contoh Makalah Manajemen Pemasaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya,
karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen,
maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring
konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi
yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan
strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam
memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

1.2 DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

1.3 PERANAN PEMASARAN

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan
konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan
menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prisip kepuasan pelanggan.

1.4. ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang


terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau
mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara
efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis
yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

  

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran.

Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan,
keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk
yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual
dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di
fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh
beberapa ahli diartikan menjadi :

1. William J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli
baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk
menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
3. American Marketing Association Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang
diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :

1. Untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.


2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.

3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.

2.1.2 Kegiatan Utama pemasaran

Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa
memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang
di harapkan.

 2.2 Pembahasan.

2.2.1 Bauran Pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P
(Product, Price, Promotion dan Place).

1. Product (Produk).

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang
berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi
kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi
perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable
marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk

b. Pembungkus barang

c. Merk barang

a. Pemilihan barang/produk

Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan
dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran. Pemilihan
barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya
beli konsumen akan menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai
akan dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting
disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi
di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami
penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena
itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan produk
maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa
yang akan dilakukan agar sebelum produk tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah
menyiapkan produk baru,sebagai pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu
perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap perkenalan

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap kedewasaan

4. Tahap kejenuhan

5. Tahap penurunan
 1. Tahap Perkenalan

Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau
masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut
pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif
menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis ataupun bagaimana
kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi
yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan
pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik
produk perusahaan dan mulai menyukainya.

2. Tahap Pertumbuhan

Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena
produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan
distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi
digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.

Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen
pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat
menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.

3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan

Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan
atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak
yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita,
ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya
mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan
produk yang kita jual.

4. Tahap kemunduran/penurunan

Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan


sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut.
Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2, yaitu :

1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-
benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan
lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru,
kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi
kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan
perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan penelitian dari
awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.

b. Pembungkus barang

Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative
berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut akhirnya akan
mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu bungkus juga memegang
peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari
berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:

Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø

Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis yang
lain.Ø Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ pengangkutan,
penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan
ganda).

c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu
untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang
satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatic terhadap
rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang
cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap
sudah cukup memutuskan untuk membeli.

Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli
karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam
memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh
produsen sehingga sering sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap
memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.

2. Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur
diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.
Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.

Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a product or
service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of
having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some
combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti
bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi
dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran
pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi
dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen
yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan
kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu)
sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan
dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang
dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang
ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam
pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan
pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan,
“…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus
disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian
manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa
menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa
menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa
para penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan
harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi
permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan
total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang
dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga
menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang


mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya,
menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.

2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga.
Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan
sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming)
pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.

3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap

perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas
permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli

Persentase perubahan dalam harga

4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah
biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa
dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan
bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya mencakup mark-upnya.

5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan
peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima,
going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.

7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga
geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.

Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan
mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian, harga merupakan
pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu produk (barang atau
jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan
penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu
menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa.
Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan yang
memuaskan.

Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang
bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai
peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari
konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang mungkin
diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:

1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang
menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakan
untuk keperluan lain.

2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan unruk
memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara
swalayan.

3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan,
bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat
duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.

4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa
tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan
Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen.

3.1.1 Promosi

1. Pengertian Promosi.

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi
atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini
kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi
jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen
berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang
dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan
secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga
pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi
kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan
yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.

b. Personal selling.

c. Promosi penjualan.

d. Publisitas dan humas.

a. Periklanan (Advertensi)

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan
melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa,
perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan sebagainya.
Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau yang
tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui
surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.
b. Personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:

Pelayanan sesudah penjualan

*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.

c. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat
peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.

d. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui
media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi

berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa
merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya

4. Saluran Distribusi ( Place )

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang
memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

4.1. Pengertian Saluran Distribusi.

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen
sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.
4.2 Pemilihan saluran distribusi

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa
kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam
bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada
saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan
untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan
lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai
produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya
hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya
saja. Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.

c. Sifat perantara.

d. Sifat pesaing

e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen dalam
memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi
pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran
distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya.
Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas
barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan
bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya
menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan.
Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada
konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk
memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan
juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran
seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran
yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan
oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran
distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :

1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan
melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume penjualan
yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam jumlah yang
banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi
kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik
konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi
tersebut adalah sebagai berikut

3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan pedagang
besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya.
Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada
agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak
miliknya ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.

b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat penyebaran
pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka
produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:

1. Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak
mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual barang-barang
konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara
saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan
barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam
pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik
dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja
dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan
mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini
dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu
pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam
perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang),
Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga
menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan
maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan
distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat.
Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat
membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra
keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

 3.1 Kesimpulan

Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran
di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan program
pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran
diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan
ditawarkan kepada konsumen.

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal
tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat diterima dan
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik
sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang
ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh
faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain,
secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah
budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran
tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran
4P (product, place, pricing, dan promotion).

Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept).
Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan
strategi perusahaan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing
Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.

- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1,
Jakarta: Prenhallindo.

- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat


Kuliah:Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta

- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.


Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.
Sub Kelompok : Kutfu dany
http://kutfudany.blogspot.com/2014/10/makalah-pemasaran-jasa-dan-produk.html

Konsep Dasar Pemasaran


A.     Pemasaran Secara Umum
Kebutuhan dan keinginan manusia selalu berlimpah. Stagnasi ekonomi tidak terjadi
karena keinginan yang telah terpenuhi atau dari keinginan yang telah berhenti,tetapi muncul
akibat kegagalan sistem ekonomi dunia untuk menjalankan fungsinya. Kunci untuk
memulihkan stagnasi ekonomi itu tidaklah semata mata terletak pada kebijakan pemerintah
yang tepat di bidang fiskal dan moneter. Perusahaan perusahaan bisnis pun perlu melakukan
tugasnya dengan lebih baik lagi untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang
mendesak,menemukan produk produk yang lebih baik,melakukan kegiatan periklanan dan
penyerahan produk itu secara lebih efisien sehingga para konsumen dapat dengan mudah
memperolehnya. Pendekatan penjualan tidak memberikan jawaban jangka panjang terhadap
minat pembeli yang selalu berubah ubah terhadap produk produk sebuah perusahaanyang
sedang beredar. Jika perusahaan menaruh perhatian lebih banyak untuk terus menerus
mengikuti perubahan kebutuhan dan keinginan baru,mereka tidak akan mengalami kesukaran
untuk mengenali peluang peluangnya. Salah satu cara untuk memahami pemasaran itu
merupakan disiplin ilmu yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mengubah kebutuhan
orang menjadi peluang yang menguntungkan bagi perseroan.
Karakteristik dari masalah masalah strategik adalah :
-          Berorientasi pada masa depan
-          Biasanya berhubungan dengan unit bisnis yang sangat kompleks
-          Memerlukan perhatian dari manajemen puncak
-          Akan memengaruhi kemakmuran jangka panjang dari perusahaan
-          Melibatkan pengalokasian sejumlah besar sumber sumber daya perusahaan

B.     Pengertian Pemasaran


Dalam dunia persaingan yang semakin ketat,perusahaan dituntut agar tetap bertahan
hidup dan berkembang,oleh karena itu seorang pemmasar dituntut untuk memahami
permasalahan pokok di bidangnya dan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan
perusahaan. Menurut William J.Stanton, marketing adalah suatu sistem total dari kegiatan
bisnis yang dirancang untuk merencanakan,memetukan harga,promosi,dan mendistribusikan
barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Menurut Philip Kotler, marketing adalah proses sosial dan manajerial dengan mana
seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Basu Swastha,marketing adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan,menentukan harga,mempromosikan,dan
mendistribusikan barang,jasa,ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan
organisasi,sedangkan menjual adalah ilmu dan seni memengaruhi pribadi yang dilakukan
oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.

C.    Konsep Pemasaran


Pertukaran adalah salah satu dari 3 cara untuk memuaskan kebutuhan kebutuhan seseorang
yaitu :
1.      Memproduksi sendiri (self production)
2.      Dengan paksaan (corsion)
3.      Jual beli atau pertukaran (exchange)
Jual beli adalah tindakan untuk memperoleh sebuah produk yang diinginkan dari seseorang
dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Syarat syarat jual beli atau pertukaran
adalah :
1.      Terdapat dua atau lebih individu atau perusahaan
2.      Setiap pihak harus bersedia menerima atau berkeinginan untuk mendapat kepuasan
3.      Setiap pihak mempunyai nilai dalam pertukaran itu dan setiap pihak percaya bahwa transaksi
yang mereka lakukan itu menguntungkan
4.      Setiap pihak mampu berkomunikasi dengan masing masing pihak

D.    Metode dan Prinsip Prinsip Pemasaran


Orang dikatakan menggunakan metode ilmiah jika dalam memecahkan suatu masalah
ditandai oleh ciri ciri antara lain :
1.        Merumuskan terlebih dahulu masalahnya
2.        Mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang dilakukan dan diperoleh secara
objektif
3.        Mengelompokkan atau menggolongkan data yang diperoleh,diseleksi,diringkas,dan dimasak
untuk menjadi informasi yang berarti
4.        Menghubungkan antara masalah yang sedang dihadapi dengan informasi masak yang telah
diperoleh
5.      Menyusun beberapa alternatif cara cara pemecahan masalah
6.      Mengambil salah satu dari berbagai alternatif yang telah disusun
7.      Jika perlu sebelum mengumpulkan data seperti yang disebutkan pada butir 2 di atas dibuat
rumusan dugaan atau hipotesis
Sedangkan prinsip pemasaran adalah suatu dalil yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Prinsip itu diperoleh berdasarkan atas pengalaman atau diperoleh atas dasar analisis dan
konklusi dari fakta yang dikumpulkan.

E. Konsep dalam Pemasaran


Konsep pemasaran adalah dasar pemikiran bagaimana caranyaaktivitas
pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu filsafat yang baik,yang mengungkapkan
pemasaran yang tanggap dan bertanggung jawab. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari
empat elemen pokok ytang terdapat dalam program pemasaranb meliputi
product,price,place,promotion. Keenam konsep yang terdapat dalam filsafah pemikiran
manajemen meliputi konsep produksi,konsep produk,konsep penjualan,konsep
pemasaran,konsep pemasaran sosial,dan konsep pemasaran global.
Konsep produksi (production concept) berorientasi pada produksi di mana para
manajer perusahaan memusatkan upaya untuk mencapai efisiensi yang tinggi dan distribusi
yang luas. Konsep ini lebih banyak penawaran daripada permintaan jadi tahap ini supply <
demand. Dengan demikian konsep pemasaran kurang berperan.
Konsep produk (product concept) berupaya memproduksi produk yang berkualitas
tinggi. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas,karena ia beranggapan
konsumen menyukai produk berkualitas.
Konsep penjualan (selling concept) berorientasi pada volume penjualan uang tinggi.
Tugas manajemen adalah meningkatkan volume penjualan,karena manajemen beranggapan
bahwa perusahaan perlu mengadakan kegiatan penjualan dan promosi yang gencar.
Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan orientasi manajemen yang
menekankan bahwa kunci pencapain tujuan organisasi terdiri dari kemampuan organisasi
menetukan kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju dan kemampuan organisasi tersebut
memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para
pesaing.
Konsep pemasaran kemasyarakatan (the social marketing concept) konsep ini manajer
eksekitif tidak hanya berupaya memenuhi kepuasan pelanggan dan tercapainya tujuan
perusahaan,akan tetapi juga berupaya bagaimana dapat memberikan jaminan sosial bagi
sumber daya manusia yang terlibat dalam pemasaran itu seperti kesejahteraan
karyawan,pencemaran lingkungaan,dll.
Konsep pemasaranb global ( the global marketing concept) konsep ini manajer
eksekutif berupaya memahami semua faktor faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategi yang baik. Tujuan akhirnya berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. 
F.     Sistem Pemasaran dan Lingkungan Pemasaran

Sistem adalah sekelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara
tetap dalam membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Sistem pemasaran adalah sekelompok
item yang saling berhubungan dan saling berkaitan dengan cara tetap dan terpadu mencakup :
a.       Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran
b.      Produk,jasa,gagasan yang dipasarkan
c.       Target pasar
d.      Perantara yang membentuk arus tukar menukar
e.       Kendali lingkungan

Lingkungan pemasaran adalah kekuatan kekuatan yang membentuk lingkungan


sistem pemasaran baik kekuatan intern maupun ekstern. Macam kekuatan dalam lingkungan
pemasaran menurut Wiliam J. Stanton meliputi :
a.       Faktor yang tidak dapat dikendalikan
Lingkungan makro eksternal ada 6 kekuatan lingkungan makro eksternal yang memengaruhi
sistem pemasaran perusahaan yaitu demografi,kondisi ekonomi,persaingan,kekuatan sosial
budaya,kekuatan politik dan hukum serta teknologi.

Lingkungan mikro eksternal dapat dijelaskan yaitu :


Produsen<-->perantara<-->program pemasaran perusahaan<-->perantara<-->pasar

Pasar adalah sekelompok pembeli aktual dan potensial sebuah produk dan jasa.
Penyuplai adalah mereka yang menyuplai bahan mentah dan setengah jadi pada produsen
Perantara pemasaran adalah organisasi bisnis yang membantu memperlancar arus produk dan
jasa antara sebuah organisasi pemasaran dan pasarnya.

b.      Faktor yang dapat dikendalikan


Dipengaruhi oleh kekuatan intern yang dapat dikendalikan oleh organisasi atau perusahaan.
BAB 2
A.    FUNGSI PEMASARAN
Fungsi-fungsi pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut
1.      Fungsi pertukaran
Fungsi pemasaran jenis pertukaran meliputi :
a.       Pembelian
Yang dimaksud pembelian adalah proses atau kegiatan yang mendorong untuk mencari
penjual
b.      Penjualan
Penjualan merupakan lawan dari pembelian yaitu proses yang mendorong untuk mencari
pembeli

2.      Fungsi penyediaan fisik


Fungsi pemasaran jenis penyediaan fisik meliputi :
a.       Transportasi
Transportasi adalah proses pemindahan barang dari tempat yang satu ke tempat lain, proses
ini menciptakan kegunaan tempat
b.      Pergudangan
Fungsi ini melakukan kegiatan penyimpanan barang sejak selesai diproduksi atau dibeli
sampai saat dipakai atau dijual di masa yang akan darang, pergudangan menciptakan
kegunaan waktu

3.      Fungsi fasilitas


Fungsi pemasaran jenis fasilitas meliputi :
a.       Standardisasi
Standardisasi meliputi penentuan standar produk, pemeriksaan produk untuk menentukan
termasuk standar yang mana dan menjelaskan barang dalam kelompok-kelompok standar
yang telah ditentukan
b.      Pembelanjaan
Dalam kegiatan pembelian, transportasi, pergudangan, standardisasi, dan sebagainya,
diperlukan dana untuk pembiayaan
c.       Penanggungan risiko
Dalam proses pemasaran terdapat banyak risiko, agar risiko itu dapat dihindarkan atau
diperkecil maka terjadilah pengambilan risiko yang dilakukan oleh lembaga atau orang-orang
tertentu
d.      Penerangan pasar
Penerangan pasar adalah fungsi pemasaran yang sangat luas karena memberikan keterangan
tentang situasi dagang pada umumnya, keterangan yang berhubungan dengan fungsi –fungsi
manajemen, pemasaran, dan kegiatan lainnya
MEMILIH PASAR SASARAN
Pemilihan pasar sasaran akan menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya
perusahaan diarahkan untuk program pemasaran. Pemasar dapat memilih salah satu dari tiga
pendekatan berikut ini dalam menentukan pasar sasaran yaitu pemasaran yang tidak
dideferensiasi (undifferentiated marketing), pemasaran diferensiasi (differentiated
marketing), dan pemasaran konsentrasi (concentrated marketing

TABEL PERBEDAAN KETIGA STRATEGI PENENTUAN PASAR SASARAN

Faktorstrategis Undifferentiated Differentiated Concentrated


Pasarsasaran Rentangkonsum Duaataulebihkelompokkons Satukelompokkonsumen yang
en yang luas umen yang berbeda didefinisikandenganjelas
Produk Jumlahmerek Membuatmerek yang Satumerekkhususdibuatuntukk
yang berbedauntukmasing- elompokkonsumen yang
beredarterbatas masingkelompokkonsumen telahdidefinisikan
(satumerek)
untukseluruhtip
ekonsumen
Distribusi Seluruh outlet Seluruh outlet yang pantas Seluruh outlet yang layak
bisadigunakan
Promosi Media massa Seluruh media yang Seluruh media massa
pantasdengankarakteristikk
onsumen yang khusus
Harga Saturentangharg Membedakanhargauntukma Satuhargakhusus yang
a sing- ditujukanpadakelompokkonsu
masingkelompokkonsumen menkhusus
Penekananstrate Menarikjumlah Menarikdua/ Menarikkelompokkonsumen
gi konsumen yang lebihkelompokkonsumende yang khususdengan program
besardengan ngan program pemasaran yang
program pemasaranberbedauntuktiap khusustapiseragam
pemasaran yang segmen
seragam

A.    PENEMPATAN PASAR


Jika perusahaan sudah memutuskan uintuk memasuki sebuah segmen, perusahaan itu harus
menentukan bagaimana memasukinya. Perusahaan tersebut harus mengidentifikasi posisi
para pesaing yang ada sebelum menentukan penempatannya sendiri, ada dua pilihan yaitu :
1.      Pilihan Pertama
Menempatkan diri di sebelah salah satu dari para pesaing yang ada dan berjuang untuk
mendapatkan bagian pasar
2.      Pilihan kedua
Mengembangkan sebuah produk yang sekarang ini belum pernah ditawarkan pada pasar ini
Keputusan mendasar perusahaan terhadap segmen pasar yang ditargetkan menentukan para
pesaingnya. Perusahaan itu kemudian membuat keputusan mengenai posisi persaingan. Pada
gilirannya, keputusan ini memungkinkan untuk merencanakan perincian tentang bauran
pemasaran

Merancang produk
A.     Pengertian produk

Pengertian produk menurut Beberapa ahli


1.      Menurut William J. Stanton
         Dalam arti sempit, produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terakit dalam sebuah
bentuk yang dapat diidentifikasikan
         Dalam arti luas, produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, didalamnya
termasuk kemasan,warna,harga,mutu dan merk di tambah dengan pelayanan dan reputasi
penjual
2.      Menurut Philip Kotler
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai/ dikonsumsikan sehingga dapata memuaskan keinginan/ kebutuhan. Produk bisa
berupa benda fisik,jasa orang, tempat ,organisasi dan ide.
Jenis produk adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran,harga,penampilan /
beberapa atribut lain
3.      Menurut Indriyo Gitosudarmo
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun
organisasi
4.      Menurut Irawan
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
konsumen

B.     Pengembangan produk


1.      Pengertian
Pengembangan produk adalah kegiatan-kegiatan pembuat barang dan perantara yang
bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang di buat/ditawarkan untuk dijual atas
permintaan pembeli.
Pengembangan produk dan perencanaan produk harus menjamin bahwa:
         Kulitas barangnya baik
         Desain barangnya baik
         Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan
         Barang sekarang dapat di kurangi jika diperlukan
         Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahakan
         Bungkusnya sesuai
         Barangnya diberi cap yang pantas

Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan produk


disebabkan oleh adanya 3 faktor yang selalu berubah, yaitu:
         Jumlah pembeli potensial
Selalu berubah karena adanya kelahiran,kematian,urbanisasi,imigrasi dan emigrasi
         Kebutuhan dan preferensi para pembeli
Dapat berubah karena perubahan susunan umur penduduk, perubahan daya beli, adanya
penemuan baru,adanya perbaikan baru/ cara-cara baru,pengaruh fashion,perubahan sikap
masyarakat, perubahan kesenangan dan kebiasaan masyarakat
         Daya beli para pembeli
Disebabkan oleh pendapatan,keadaan gelombang konjungtur, peraturan
pajak,pengangguran,inflasi

2.      Penentu-penentu kualitas


Kualitas produk dapat ditentukan oleh:
         Material
         Teknik/cara pembuatan
         Tingkat keahlian orang/ perusahaan yang mengerjakan
         Engineering design dan specifications
         Daya tarik
Kualitas tersebut perlu di dengar pandangan pada pendapat dari beberapa golongan berikut:
         Organisasi-organisasi swasta
         Perkumpulan dagang
         Lembaga pemerintah
         Golongan konsumen
3.      Gaya dan mode
Gaya adalah karakteristik/sifat-sifat yang luar biasa / metode
pengungkapan,penyajian/konsepsi di dalam beberapa bidang seni. Ada gaya pakaiangaya
pidato,gaya penampilan,gaya percakapan dsb.
Mode adalah gaya yang sedang berlaku pada suatu masa /waktu.
Desain adalah interpretasi orang terhadap gaya, cara-cara mengobinasikan garis, bentuk
dan warna. Dalam 1 gaya terdapat beberapa desain
4.      Peranan warna
Warna yang bermacam-macam berperan dalam hal kecorakan, mendorong orang untuk
memiliki lebih dari satu macam
5.      Positioning produk
MenurutRenaldKasali , positioning
adalahstrategikomunikasiuntukmemasukijendelaotakkonsumen agar
namaandamengandungartitertentu yang
dalambeberapasegimencerminkankeunggulanterhadapnama lain
dalambentukhubunganasosiatif.
Dengan mengetahui posisi produk ,dapat di tentukan alternatif strategi
pemasaran ,strategi promosi, strategi inovasi produk,strategi penentuan segmen pasar.
Strategi promosi,bagi seorang pemasar sangat penting di lakukan. Dalam manajemen
pemasaran, promosi merupakan ujung tombak penjualan. Semakin luas jangkauan
Promosinya semakin besar dan banyak orang yang tahu mengenai produknya. Media promosi
dapat melalui tv,radio,media massa,majalah,spanduk,brosur,dll.
Strategi inovasi produk diperlukan untuk menghindari konsumen dari rasa jenuh
terhadap produk yalng di tawarkan. Kejenuhan konsumen terjadi ketika produk yang
ditawarkan sudah menjadi kebiasaan umum digunakan manfaatnya.
Cara-cara positioning produkmenurutRenaldKasalidapatdilakukan:
         Positioning berdasarkanperbedaanproduk
         Positioning berdasarkanmanfaatproduk
         Positioning berdasarkanpemakaianproduk
         Positioning berdasarkankategoriproduk
         Positioning kepadapesaing
         Positioning melaluiimajinasi
         Positioning berdasarkanmasalah
6.      Pengertian produk baru
         Produk yang benar-benarinovatifdanunik
         Produkpengganti yang benar-benarberbedadariproduk yang berbeda, missal:kopiinstan
         Produk imitative yaituproduk yang barubagiperusahaantertentu, tapibukanbaru di pasar.
         Produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali
Modifikasiprodukmenciptakan 3 dimensi:
         Perbaikanmutu
         Perbaikanciri-cirikhas
         Perbaikangaya

7.      Langkah pengembangan produk baru


Menurut William J.Stanton, langkahpengembanganprodukbaruantara lain:
         Mewujudkangagasanprodukbaru
         Menyaringdanmenilaigagasan-gagasan
         Analisisbisnis
         Pengembanganproduk
         Ujipemasaran
         komersialisasi

Sumber   : https://www.academia.edu/5025709/dasar_-_dasar_pemasaran_produk

STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan
melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang
mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh
sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran
dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran
memiliki tujuan yaitu :
1.    Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.    Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.    Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan
dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Hal yang harus diperhatikan pada strategi pemasaran
1.      Perencanaan pemasaran
Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan,
atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah
dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:
Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus
dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan
konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa
jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka
memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik
konsumen yang dituju.
Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah
memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
(1) Pasar individual (individual market).
(2) Pasar khusus (niche market).
(3) Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih
tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market).
Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar
(segmentation market).
Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan
pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada
potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi
untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
a.       Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
b.      Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif,
efisien, dan tepat.
c.       Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup,
kenyamanan, dan kenikmatan.
d.      Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa,
maupun proses.
e.    Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM)
f.     Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk
menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam
bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.
2.      Bauran pemasaran (marketing mix)
Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah
meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di
mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi
penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:
153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan
tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
1)      Kualitas yang lebih baik.
2)      Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
3)      Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
4)      Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
5)      Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
6)      Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok
untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam pondasi:
1)      Orientasi konsumen.
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan
sikap yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam
pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok
sebagai berikut:
a.    Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat    mungkin kekurangan
tersebut.
b.   Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang             memuaskan.
c.    Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya          perbaikan pelayanan
yang harus diberikan kepada pelanggan.
d.   Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada              konsumen.
e.    Izinkan manajer untuk menunggu.pelanggan temporer.
f.    Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan                  berhubungan dengan
pelanggan.
g.   Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi             betul-betul mengarah
pada pelanggan.
h.   Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan          pelayanan istimewa
kepada pelanggan.
2)      Kualitas.
Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini, perbaikan kualitas
telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara. integral
dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total
Quality Management (TQM).
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak
hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk
mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam
mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,’
kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3)      Kenyamanan dan kesenangan.
Untuk mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada
pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan dari
pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan
harus diperhatikan hal-hal berikut:
a.    Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
b.   Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
c.    Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka seminggu
penuh atau semalam suntuk.
d.   Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak.
e.    Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit.
f.    Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.
4)      Inovasi.
Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat
cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang
terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses usahanya.
Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk produk baru, perbedaan
teknik/cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.
5)      Kecepatan.
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati
mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi,
kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
(1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons
permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau
menyampaikannya.
6)      Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Wirausaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan
pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik
yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
a.    Dengarkan dan perhatikan pelanggan.
b.   Tetapkan pelayanan yang terbaik.
c.    Tetapkan ukuran dan kinerja standar.
d.   Berikan perlindungan hak-hak karyawan.
e.    Latih karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
f.    Gunakan teknologi yang memberikan pelayanan terbaik

Contoh Kasus
Strategi pemasaran Coca-cola
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak.
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan: Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Manajemen Pemasaran Coca Cola :Coca-Cola memiliki beberapa program untuk
mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
a.    Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
b.    Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
c.    Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal,
mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah
yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
d.    Layanan Produk Pendingin 
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
e.    HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Nah Demikian CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMASARAN LENGKAP 2016
yang bersumber dari internet semoga bisa menambah wawasan anda dalam mencari artikel
makalah
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Penulis

        
BAB I PENDAHULUAN
    1. LATAR BELAKANG

Sektor jasa mengalami perkembangan yang dramastis pada dekade terakhir dominasi sektor jasa
pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto mengalami peningkatan.Hal ini ditunjukan degan 60%
lebih PDB eropa dikuasai oleh sektor jasa.Di Amerika data menunjukan bahwa porsi tenaga kerja
yang bekerja di sektor jasa meningkat 30% pada tahun 1900an menjadi 74% pada tahun 1984 dan
pada tahun 2000an lebih meningkat dari pada itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sektor jasa mengalami peningkatan yang cukup pesat.Di
buktikan dengan sektor jasa pada tahun 1900an sudah menyumbang 35% dari PDRB nasional dan
pada tahun 2000an lebih meningkat lagi.Hal inilah yang mendorong penulis ingin menelaah lebih
jauh lagi tentang perkembangan industri jasa dan faktor-faktor yang paling diperlukan dalam industri
jasa Nasional.
    2. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi, kepustakaan dan dari berbagai situs yang kami anggap
layak dijadikan referensi.
BAB II  PEMBAHASAN
    1. DEFINISI
        1.1 Definisi Jasa
Ada banyak pengertian suatu jasa
"A service is any activity of benefitthat one party can offer to another that it is essentially intangible
and does not result in the ownership of anything.Its production may or maynot be tied to a physical
produt"(Kotler 1988)
Artinya Jasa merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkat kepemilikan
apapun.Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
"services is all economic activities whose output is not physical product or construction is generally
comsumed at that time it is produced,and provides added value in forms (such as convenience,
amusement,comfort or health)"(Zeithaml and Bitner,1996).
Artinya "Jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam
bentuk fisik atau kontruksi,yang biasanya di konsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah(seperti kenyamanan,hiburan,kesenangan atau kesehatan)
      

        1.2 Definisi pemasaran jasa


Definisi pemasaran jasa dapat di bedakan menjadi dua bagian baik secara sosial maupun manajerial.
Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan,
dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara manajerial,adalah proses
perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan tentang
produk jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan
berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Ada enam karakteristik jasa
yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak
dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan
konsumsi), people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer
(hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara
langsung karyawan dalam delivery process[ Proses pengiriman], sehingga karyawan menjadi ujung
tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi. ketergantungan terhadap
karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat dikurangi.

    2.PENGARUH HARGA,LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PEMASARAN JASA


2.1 Produk (product) jasa
Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135):
Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa membeli jasa
untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa-jasa dalam kaitannya dengan
kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut”
Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134) disarankan bahwa
penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:
1) Produk inti atau generik.
Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel untuk malam hari
2) Produk yang diharapkan
Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang perlu dipenuhi.
3) Produk yang diperluas (augmented product).
Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain.
4) Produk potensial
Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang atau mungkin
merupakan utilitas bagi pembeli.

        2.2 Karakteristik Jasa


Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Berikut adalah
pendapat Griffin (dalam Lupiyoadi, 2001:6) mengenai berbagai karakteristik jasa:
a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium
sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami oleh
konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.
b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah
dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan (inseparability) mengingat pada
umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama.
c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana
jasa asuransi dan kesehatan.
Selanjutnya menurut Kotler dalam Hendra (2001:603), karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak dapat
diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika
jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan
serta dimana jasa itu dilakukan.
d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah
bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan jasa itu lebih
dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi[ ketidaktetapan atau guncangan, terutama terhadap
harga barang dsb ], perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit (misal, perusahaan jasa
transportasi mikrolet).

2.3 Penetapan Harga


Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam
menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Definisi harga menurut Tjiptono
(2002:151) menyatakan: “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang
atau jasa”.
Dari pengertian harga di atas dapat diketahui bahwa harga merupakan unsur bauran yang bersifat
fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen
terhadap saluran distribusi kedua hal tersebut tidak dapat diubah/ disesuaikan dengan mudah dan
cepat karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.
2) Tujuan Penetapan Harga
Perusahaan di dalam menetapkan harga sebaiknya mengadakan pendekatan terhadap penentuan
harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Menurut Tjiptono (2002: 152-153) ada lima jenis
tujuan penetapan harga, yaitu:
a) Tujuan berorientasi pada laba
Tujuan ini dipakai oleh perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba yaitu tingkat laba
yang diharapkan sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasanya digunakan yakni
target margin dan target ROI.[ return on investment:rasio uang yang diperoleh atau hilang pada
suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan  ]
b) Tujuan berorientasi pada volume
Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai
penjualan rupiah, atau target pangsa pasar (absolut maupun relatif).
c) Tujuan berorientasi pada citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Harga tinggi dapat
membentuk atau mempertahankan citra prestisius, sementara itu harga rendah dapat digunakan
untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value). Misalnya dengan memberikan jaminan
bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
d) Tujuan stabilisasi harga
Stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil
antara harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri.
e) Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan
loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
4) Kebijakan Harga
Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual maupun pembeli. Untuk
lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan pengertian tentang harga yang dikemukakan oleh para
ahli:
Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:114) mengatakan bahwa: “Harga yaitu jumlah uang yang
harus dibayar pelanggan untuk produk itu”.
Menurut Alma (2000:79) bahwa: “Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah merupakan
alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang terkandung dalam suatu barang atau jasa,
sedangkan yang dipakai sebagai alat pengukur adalah uang.
Dari pengertian di atas, timbullah pengertian tentang kebijakan harga, dimana dalam
pelaksanaannya akan diikuti oleh kebijakan harga tertentu yang sebelumnya diputuskan oleh
perusahaan. Kebijakan harga tersebut dimaksudkan dengan langkah guna mendukung dan
mengarahkan harga agar tercipta suatu hubungan antara produsen dan konsumen.
Metode atau taktik mana yang akan dipilih perusahaan dalam penentuan harga jasa sangat
tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua
kondisi. Hal hal tersebut menurut Lupiyoadi (2006:207) diantaranya:
1) Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan
Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang / jasa rendah. Untuk meningkatkan
promosi harga harus ditingkatkan.
2) Jenis produk
Harga produk sebaiknya kompetitif
3) Sasaran pangsa pasar
Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar tinggi maka harga
harus rendah, begitu juga sebaliknya.
4) Saluran pemasaran atau distribusi
Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi
5) Pandangan tentang laba
Jika perusahaan ingin menutup biaya maka harga awal hendaknya tinggi, sementara untuk
memelihara penjualan janga panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah
6) Keragaman atau keunikan produk
Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk dengan
satu fungsi.
7) Ada atau tidaknya jasa tambahan
Dalam produk ada kalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh: instalasi dan pelatihan.
8) Siklus hidup penggunaan produk
produk yang tahan lama akan dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali pakai
9) Ancaman pesaing baru
Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga rendah. Jika tidak ada ancaman
gunakan penentuan harga skimming[ Harga skimming:menetapkan harga awal yang tinggi ketika
produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. ].
.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan,
biasanya kebijakan harga tersebut berlaku untuk sementara waktu saja selama masa
menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengikuti perkembangan harga dan
situasi pasar. Unsur harga tersebut dalam waktu tertentu dirubah atau tidak. Apabila selama batas
waktu tertentu keadaan menguntungkan, maka kebijakan harga harga tersebut ditinjau kembali
apabila situasi dan kondisi perusahaan mengalami perubahan, sehingga tidak mungkin lagi untuk
dipertahankan agar produsen maupun konsumen tidak saling dirugikan.
2.4 Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)
1) Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan
Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran
distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa”
Menurut Carvens (1998:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang
melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.
Menurut Nirwana (2004:47) “fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa yang
memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang
memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.
Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya fasilitas
pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh pelanggan.
Menurut Zeithaml dalam Yamit(2001:231) bukti fisik yaitu: Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
Menurut Tandjung (2004:109) para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu
memperhatikan elemen layanan fisik sebagai berikut : “Prasarana yang berkaitan dengan layanan
pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan
fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-
lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa.
Lovelock dalam Hurriyati (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya
menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis yaitu:
1) An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan
membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya
2) As a massage-creating medium. Menggunakan simbol atau isarat untuk mengkomunikasikan
secara instensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dan produk jasa.
3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk
menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

2.5 Promosi (Promotion)


1) Pengertian promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk dilaksanakan
oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi
sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pemasaran.
Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan
meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan
masyarakat umum untuk membeli barangnya. Alma (2000:135) mengatakan bahwa: “Promosi
adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang
barang dan jasa”.
Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen.
Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai
dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen
adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli
barang lebih dikarenakan tertarik dengan merknya.
2) Variabel-variabel promosi
Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut promotional mix menurut Carvens alih
bahasa salim (1998:77) “adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion, public
relation, publisitas, dan direct marketing”. Model dari variabel-variabel itu antara lain:
a) Periklanan (Advertising)
Adalah “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu”. (Carvens
1998:77)
Iklan biasanya bertanggung jawab untuk menciptakan kesadaran akan suatu produk baru.
Peranan periklanan pada pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness)
terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa
yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa
tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan yang lain (differentiate service) yang
mendukung positioning jasa[ Kasali (2005) menyatakan bahwa positioning merupakan strategi
komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/jasa/merek/nama organsasi
mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap
produk/jasa/merek/nama organsasi lain dalam bentuk hubungan assosiatif.]. (Lupiyoadi 2001:108).
b) Promosi penjualan (Sales promotion)
Adalah “semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari produsen
sampai pada akhirnya”. (Lupiyoadi 2001:109).
Promosi penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi antara lain peragaan penjualan, kontes,
pemberian sampel, display titik pembelian, pemberian insentif, dan kupon. Ada tiga manfaat pokok
yang ditawarkan promosi penjualan (Chandra 2002:176):
(1) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian konsumen agar tertarik
untuk membeli produk.
(2) Insentif, berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai tambah bagi pelanggan.
(3) Invitasi, yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi pembelian.

PERILAKU PELANGGAN DALAM PEMASARAN JASA


3.1 Jenis-jenis Tingkah laku Keputusan Pembelian
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk
membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan
dan tingkat perbedaan antara merek menurut Kotler dalam Hendra (2001:160), yaitu:
a. tingkah laku membeli yang komplek
b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
c. tingkah laku membeli yang mencari variasi
d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam
pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.
Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai
produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak.
Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan
informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar
mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang
ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat
media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi
tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi
ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang
dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang
rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar.
Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang
mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku
yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan
dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca
majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek.
Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena
sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak
mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek
yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti
atau tidak dengan evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang
kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali seringkali menggunakan harga dan
promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh
keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.
Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi
pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian
variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang
menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
         3.2 Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai
keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah
atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga
tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan
dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari beberapa
sumber. Sumber ini termasuk:
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya,
konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang
dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber
pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial
biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk
bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial,
tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu
menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat
produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting
berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga,
konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi
setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan
bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek
berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu
prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-
masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya
sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau
tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-
kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi
saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka
mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi,
pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli.
Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi
dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama
adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih
konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan
manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa
menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah
membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau
tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan
prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak
puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan
merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman
dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen
tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan
dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus
membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
3.3 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi
pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya,
sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.
Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa. Bauran
pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya
yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan
biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru
yang biasanya lebih besar.
Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono
(2002:68) sebagai berikut:
Bauran pemasaran dan keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan
suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.
Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat
meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang
menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang
menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas
pelanggan kepada perusahaan.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa mengarah pada aspek intangibility yang menyebabkan produk
jasa hanya dapat dirasakan dan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan
suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa
secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Untuk itu perlu pengukuran seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa yang kita
pasarkan.

REFERENSI
Kotler,P.(2000).Manajemen Pemasaran:Analisis,Perencanaan dan       Pengendalian.(5th Ed).
Jakarta:Erlangga
Tjiptono,F.(2002).Strategi Pemasaran (2nd Ed). Yogyakarta:Andi Offset
Hurriyati,R.(2005).Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen.Bandung:ALFABETA
Cravens,David W(1996).Pemasaran strategis.Jakarta:Erlangga
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk amupun
isinya yang sangat sederhana.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini di dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca guna menambah pengetahuan dan pengalaman.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Pemilihan judul sebagai salah satu syarat penilaian tugas kelompok dalam membuat suatu
makalah.
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk
yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk
membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat
kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja
untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas
usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata
pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan
peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu
ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka
mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan
bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk
berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan
teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja perlu pengembangan
usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan
produknya itu dapat menarik hati konsumen.

B.                 Tujuan Penulisan Makalah


1. Melaksanakan tugas sekolah.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan.
3. Latihan menyusun makalah.

C.                Metode
Kami mencari informasi administrasi usaha dengan cara menelusuri buku cetak
kewirausahaan kelas XI SMK dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Usaha
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu proses kerja
sama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun secara
sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang dapat diartikan
sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi, mengolah informasi,
memperbanyak dan menggandakan data, mendistribusikan data, menyimpan/mengarsipkan data
yang penting dan memusnahkannya.

Lingkup administrasi yang terkait dunia usaha yaitu proses pengurusan/administrasi perizinan
usaha, surat-menyurat, pencatatan transaksi, pembuatan laporan,pengurusan pajak, penyusunan
proposal usaha, perjanjian kerjasama, penggajian dan administrasi personalia, administrasi produksi,
pengajuan kredit dan pembiayaan, dsb.

1.              Perizinan Usaha


Perizinan usaha/perusahaan adalah suatau bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
yang berwenang atas penyelenggarakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun
badan.
Maksud dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan pembinaan,
pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta
menciptakan pemerataan kesempatan berusaha.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1458/KP/XII/1984, pada tanggal


19 Desember 1984 tentang Perizinan Usaha yang dijelaskan menjadi enam macam:
a)      Izin prinsip, yaitu persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat untuk perusahaan
industri.
b)      Izin penggunaan tanah, yaitu izin yang dikeluarkan oleh kantor agrarian Pemda setempat berkenaan
dengan masalah pembebasan tanah.
c)      Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu izin yang dikeluarkan oleh Pemda, dalam hal ini oleh Dinas
Pengawasan Pembangunan. Bangunan yang akan didirikan harus sesuai dengan gambar yang
direncanakan.
d)     Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha(SITU), yaitu izin yang dikeluarkan oleh bagian Undang-
Undang Gangguan Pemda setempat. Untuk mendapatkan SITU pengusaha terlebih dahulu harus
mendapat izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, RT, RW, dan kelurahan setempat.
e)      Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), yaitu surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen
Perdagangan dan Koperasi.
f)       Wajib Daftar Perusahaan, yaitu surat yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan, dalam hal ini
adalah Kantor Wilayah Perdagangan dan Koperasi, Perindustrian, Pertanian, Pariwisata, dan
sebagainya.

Aplikasi Perizinan Usaha yang dibutuhkan agar pengelolaan usaha dapatdilaksanakan


dengan tertib, persaingan sehat(fair), aman dan terawasi, diantaranya sebagai berikut:
1)      Akta Pendirian Usaha
Berisi profil perusahaan yang dibuat pendiri usaha dengan notaris dan disertai saksi-saksi yang
didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat.
2)      Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Untuk menyelenggarakan usaha diperlukan tempat usaha yang memadai dan sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Gangguan, maka diperlukan SITU, yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setempat. SITU harus dimiliki oleh perusahaan, baik yang berbentuk
perseorangan, firma, CV, maupun perseroan terbatas.
Pemerintah mengeluarkan Surat Izin Tempat Usaha untuk menjaga ketertiban, member kesempatan
yang sama untuk peluang menciptakan lapangan pekerjaan dan demi terwujudnya keindahan tata
kota.
3)      Tanda Daftar Usaha Perdagangan (SIUP)
Merupakan surat tanda daftar untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan yang
diberikan kepada perusahaan yang keseluruhan investasinya, di luar tanah dan bangunan bernilai
sampai dengan Rp 200.000.000,00 (golongan usaha kecil). Sedangkan untuk perusahaan golongan
usaha menengah ke atas atau yang investasi keseluruhannya di luar tanah dan bangunan bernilai di
atas Rp 200.000.000,00 untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan harus memiliki Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP).
4)      Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP adalah suatua sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak. Setiap usaha (perusahaan) wajib mendaftarkan diri pada
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan wajib pajak.
Syarat-syarat untuk memperoleh NPWP adalah:
a)      fotokopi akta pendirian usaha,
b)      fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU),
c)      fotokopi KTP atau SIM atau paspor salah seorang pengurus,
d)     surat kuasa (bagi yang diwakilkan).
5)      Izin Usaha lainnya.
Perizinan usaha lainnya yang perlu dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
o   NRP (Nomor Register Perusahaan)
Syarat-syarat pengajuan NRP:
- fotokopi KTP
- fotokopi Akta Pendirian Usaha
- fotokopi Surat Izin Usaha
o   NRB (Nomor Rekening Bank)
Syarat-syarat pengajuan NRB:
- fotokopi KTP
- tanda tangan pemimpin dan bendahara
- tanda bukti setoran
- lembar pembentukan setoran
o   AMDAL (Analaisis Mengenai Dampak Lingkungan)
AMDAL diperlukan untuk menjaga agar lingkungan tempat usaha bebas dari pencemaran limbah.
Syarat-syarat pengajuan AMDAL:
- fotokopi penanggung jawab perusahaan
- fotokopi akta pendirian perusahaan
- fotokopi Surat Izin Tempat Usaha
- fotokopi NPWP
- fotokopi NRP
- fotokopi denah lokasi yang menimbulkan dampak lingkungan Nomor register perusahaan disebut
juga Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
2.      Surat Menyurat
Surat adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak lain, baik atas
nama pribadi maupun jabatannya dalam organisasi dengan maksud tertentu. Kegiatan surat-
menyurat merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam perusahaan atau kantor. Kegiatan ini
dilakukan untuk intern maupun ekstern.

Penggolongan Surat
Surat digolongkan dalam beberapa golongan berikut ini:
a)      Surat menurut isinya:
1) Surat pribadi, adalah surat yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan dan
perkenalan.
2) Surat dinas, adalah surat yang isinya menyangkut masalah kedinasan yang dibuat oleh
instansi pemerintah.
3) Surat niaga, adalah surat yang isinya menyangkut masalah perniagaan yang dibuat oleh
perusahaan atau pengelola usaha.

b)      Surat menurut keamanan isinya:


1) Surat sangat rahasia, adalah surat yang isinya berhubungan dengan keamanan Negara.
2) Surat rahasia, adalah surat yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang lain.
3) Surat konfidensial, adalah surat yang isinya cukup diketahui oleh pejabat yang
bersangkutan saja.
4) Surat biasa, adalah surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk /merugikan
oganisasi/pejabat yang bersangkutan.

c)      Surat menurut urgensinya:


1) Surat kilat, harus sampai selekas mungkin. Surat ini merupakan surat yang harus
didahulukan.
2) Surat segera, adalah surat yang harus segera ditanggapi, tetapi tidak perlu kilat.
3) Surat biasa, adalah surat yang isinya tidak memerlukan tanggapan si penerima.

Surat Niaga
Surat-menyurat dalam kegiatan usaha (bisnis) surat niaga merupakan produk yang dominan dan
penting dalam kegiatan usaha (bisnis). Adanya surat niaga ini dapat memacu munculnya penawaran
dan permintaan terhadap produk, baik yang berupa barang maupun jasa.
Adapun surat niaga yang sering dibuat oleh dunia usaha adalah antara lain sebagai berikut.
a)      Surat penawaran
Surat ini berisi penawaran produk kepada pihak lain. Surat penawaran bertujuan untuk
memperkenalkan produk baru atau untuk mencari pelanggan baru.
b)      Surat pesanan
Surat pesanan adalah respons atau tanggapan positif atau surat penawaran yang telah diterima.
Surat pesanan ditulis/dibuat karena adanya minat setelah membaca surat penawaran.
c)      Surat pengiriman barang
Merupakan surat yang dikirimkan bersama barang yang dipesan. Dalam surat ini ditegaskan kembali
tentang macam dan jumlah barang yang dipesan beserta perincian harga.

3.    Pencatatan Transaksi Barang/Jasa


Penggolongan transaksi perusahaan
Untuk memudahkan dalam membuat ringkasan dan penyusunan laporan keuangan ,
transaksi- transaksi yang sejenis atau transaksi yang mengakibatkan perubahan pada pos kas, baik
itu penambahan maupun pengurangan uang kas dicatat pada perkiraan kas. Begitu pula transaksi
yang mengakibatkan perubahan utang, dicatat pada perkiraan utang. Dengan demikian, akan
terdapat perkiraan kas, piutang, utang, perlengkapan perlatan, dan sebagainya.

o   Transaksi perusahaan dan bukti transaksi Secara garis besar, kegiatan transaksi yang terjadi dapat
meliputi:
- Pembelian,
- Pembelian Utang Usaha,
- pengeluaran uang,
- penjualan,
- penerimaan uang.
o   Bukti transaksi
Transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus didukung oleh bukti-bukti transaksi yang
kemudian akan dijadikan dokumen pencatatan. Selain itu, bukti transaksi juga menerangkan
mengenai sifat transaksi, apakah secara tunai atau kredit.
Berikut ini beberapa contoh bukti transaksi:

1)      Bukti Transaksi Intern


Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh intern dan dibuat untuk
intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern adalah sebagai berikut.
a)      Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara
tunai.
b)      Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti
pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran
yang lainnya.

c)      Memo
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di
lingkungan perusahaan.

2)        Bukti Transaksi Ekstern


Setelah Anda mempelajari bukti transaksi intern barangkali telah memahaminya, mari
kita lanjutkan materi kita yang berhubungan dengan bukti transaksi ekstern. Bukti transaksi ekstern
adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya
kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit dan cek. Baiklah akan kita bahas apa
pengertian dari bukti transaksi ekstern tersebut dan akan saya berikan contoh-contohnya.
a)      Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh
penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual faktur yang diterima disebut faktur
penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk
pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan lembaran ketiga untuk arsip.

b)      Kuitansi
Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang dan
diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang
membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang.

c)      Nota Kontan


Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan
diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan
lembaran kedua untuk penjual.

d)     Nota Debet


Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan karena
berbagai hal.
Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli
dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan penjual setuju barangnya
diterima kembali atau harganya dikurangi.

e)      Nota Kredit


Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang
disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya
sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima
barangnya.

f)       Cek
Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank
membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut. Pihak-pihak
yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:
- Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.
- Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.

g)      Bilyet Giro


Surat perintah pemindahbukuan dari nasabah suatu bank kepada yang bersangkutan untuk
memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya disebut dalam
giro bilyet.

4.    Pencatatan Transaksi Keuangan


Transaksi keuangan adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat. Transaksi dalam perusahaan harus diukur. Alat
pengukur transaksi yang digunakan adalah satuan uang. Jumlah kekayaan yang dimiliki suatu
perusahaan akan selalu sama dengan sumber pembelanjaan. Kekayaan disebut juga aktiva atau
harta asset, sehingga dapat digambarkan seperti berikut.

Aktiva = Sumber Pembelanjaan

Sumber pembelanjaan dapat dibagi menjadi dua, yakni dari kredator dan dari pemilik. Bagi
perusahaan, diterimanya pembelanjaan dari kreditor mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk
mengembalikan. Oleh karena itu, sumber pembelanjaan dan kreditor disebut dengan kewajiban atau
utang. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan perluasan persamaannya, yaitu sebagai berikut.

Aktiva = Kewajiban + Modal

5.      Pajak Pribadi dan Pajak Usaha


Pajak adalah iuran dari rakyat untuk Negara yang wajib dibayarkan, dapat dipaksakan
karenaberdasarkan undang-undang dan pemerintah tidak memberikan balas jasa secara langsung.
Ciri-ciri pajak, diantaranya adalah:
- pajak dipungut berdasarkan undang-undang,
- pajak dipungut oleh pemerintah,
- pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah,
- pemungutan pajak dapat dipaksakan,
- jasa timal (kontra prestasi) tidak dapat ditunjukan secara langsung.

a)      Pajak Penghasilan


Tanggal 31 Desember 1983 dikeluarkan undang-undang baru yang mengatur pajak penghasilan,
yaitu :
UU No. 7 Tahun 1983. UU ini berlaku tahun 1984. Pada tahun 1991, UU tersebut diubah denganUU
No. 7 Tahun 1991. Kemudian, tahun 1994 diubah kembali dengan UU No. 10 Tahun 1994.
Dalam penjelasan UU Pajak Penghasilan disebutkan, bahwa subjek pajak meliputi berikut ini.
1)      Orang pribadi (di dalam negeri atau di luar negeri). Warisan yang belum terbagi sebagai satu
kesatuan, menggantikan yang berhak.
2)      Badan, yang terdiri dari PT, CV, BUMN, BUMD, kongsi, koperasi, yayasan, lembaga dana pension, dan
badan usaha lainnya.
3)      Bentuk Usaha Tetap Bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat yinggal
di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau
badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia yang dapat berupa:
- tempat kedudukan manajemen,
- cabang perusahaan,
- kantor perwakilan,
- gedung kantor,
- pabrik,
- bengkel,
- pertambangan dan penggalian sumber alam,
- perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, dan kehutanan,
- konstruksi, instalasi, dan perakitan,
- agen asuransi.

b)        Pajak Penghasilan


Menurut Pasal 21 Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dikenakan bagi wajib pajak yang bekerja
pada instansiPemerintah dan swasta di dalam negeri. Pengahasilan kena pajak dapat dihitung
dengan cara penghasilanneto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), sedangkan untuk
menghitung penghasilan netoadalah penghasilan bruto dikurangi abiaya jabatan, iuran hari tua.
Berikut ini adalah tarif pajak yang berlaku.
1) Untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri,
2) Untuk wajib pajak Badan dalam negeri dan bentuk badan usaha tetap.

6.    Membuat Pembukuan Sederhana


Pembukuan sederhana adalah suatu cara pencatatan transaksi yang tidak memerlukan
analisis lebih dahulu. Dalam pembukuan yang sederhana, suatu transaksi terlebih dahulu dicatat
secara tunggal, dalam arti tidak dicatat debet pada suatu perkiraan dan kredit pada kredit lainnya.
Dengan demikian,catatan transaksi hanya merupakan informasi tentang tanggal kejadian,
keterangan dan jumlah satuan uang.
Kegiatan pembukuan sederhana terbatas pada kegiatan:
a. pencatatan transaksi,
b. penyusunan neraca,
c. penyusunan rugi laba.

Adapun lebih lanjut adalah sebagi berikut.

a.      Pencatatan Transaksi Dalam pembukuan yang sederhana


Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat dalam buku-buku, antara lain
seperti berikut:
1)      Buku kas
Buku ini berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi yang dilakukan secara tunai.
2)      Buku harian umum
Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku kas,
misalnya transaksi pembelian kredit, penjualan kredit,retur pembelian,dan retur penjualan.
3)      Buku pembantu (buku tambahan)
Terdiri dari buku piutang untuk mencatat perubahan piutang kepada setiap debitur dan buku utang
untuk mencatat perubahan utang kepada setiap kreditor.Untuk memudahkan pencarian data dari
buku kas selama satu bulan, maka sebaiknya setiap bulan dibuatbuku ikhtisar kas.
b. Penyusunan neraca
Penyusunan neraca dilakukan untuk atats dasar data yang terdapat dalam neraca
awal periode, ikhtisar buku kas, data inventaris (hasil perhitungan dan pemeriksaan akhir periode),
dan buku pembantu.
Unsur-unsur neraca terdiri dari berikut ini.
- Harta yang berupa: kas, piutang, persediaan, perlengkapan, peralatan
- Utang yang terdiri dari: Utang per 31 Januari tahun berjalan, Utang listrik, Utang gaji
- Modal Selisih antara total harta dengan total utang

Harta = kewajiban + modal


Harta = kewajiban + modal + pendapatan – biaya
Harta + biaya = kewajiban + modal + pendapatan

c.       Penyusunan laporan laba rugi


Laba rugi dihitung dengan cara mengumpulkan data dari buku harian, dikaitkan
dengan data neraca awal periode dan dat inventarisasi pada akhir periode.
Untuk mengecek ketelitian perhitungan dan pencatatan laba-rugi, sebaiknya dihitung dengan dua
cara berikut.
1)      Membandingkan antara modal awal (per neraca awal) dengan jumlah modal akhir (dalam neraca
akhir).
2)      Dengan menghitung laba atau rugi secara terperinci. Hasil perhitungan ini harus sama dengan laba-
rugi menurut perbandingan modal.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu
proses kerjasama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang dapat
diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi, mengolah
informasi, memperbanyak danmenggandakan data, mendistribusikan data,
menyimpan/mengarsipkan data yang penting dan memusnahkannya.
Adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan
untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan
dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill
yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa,
mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap
ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana
tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.
KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.

Penyusun

http://cahaya24.blogspot.co.id/2014/03/makalah-administrasi-usaha.html gelora cahaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas ini. Tidak lupa

saya ucapkan kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh

sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan

semoga dengan selesainya Tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-

teman. Amin...

ADMINISTRASI USAHA
 PENGERTIAN ADMINISTRASI USAHA
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan
untuk mencapai tujuan
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-menyurat,
pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil
guna.

 TUJUAN DAN MANFAAT ADMINISTRASI USAHA


a.) Tujuan Administrasi Usaha
1)      Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha
2)      Memberikan kepuasan kepada para pembeli/konsumen
3)      Memberikan pekerjaan kepada tata usaha perusahaan secara teratur
4)      Memberika pelayanan yang baik kepada pembeli / konsumen
b.) Manfaat Administrasi Usaha
Untuk mengatur dan mendata setiap kegiatan suatu perusahaan/usaha, baik kegiatan intern
perusahaan, dan ekstern perusahaan. yang meliputi secara keseluruhan seperti keuangan, barang,
jasa dan sebagainya.

 MACAM-MACAM ADMINISTRASI USAHA


a. Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan
Menurut Sondang P. Siangan Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
dibentukan.
b. Administrasi dalam pengertian tata usaha
Menurut munawardi Reksohadiprowiro “dalam arti sempi” administrasi berarti tata usaha yang
mencakup setiap pengaturan yang rapid an sistematis serta penentuan fakta-fakta serta tertulis dengan
tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbale balik antara satu fakta
dengan fakta lainnya.

c. Administrasi dalam pengertian pemerintah


Menurut Wijana, administrasi adalah “Rangkaian semua organ-organ Negara rendah dan tinggi yang
bertugas menjalankan pemerintahan pelakanaan dan kepolisian

 BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN ADMINISTRASI USAHA

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan kegitan administrasi dan pencatatan, yaitu :

a.       Sistem Pencatatan Terus Menerus


Pada sistem pencatatan ini, semua kekayaan milik perusahaan dicatat secara kontinu (terus menerus).
Untuk tiap jenis barang dibuat perkiraan atau rekening kartu atau buku administrasi tersendiri.

b.      Sistem Pencatatan Secara Periodik


Pada sistem ini, kegiatan administrasi hanya diadakan setiap terjadi penerimaan uang atau piutang
saja, tidak ada jurnal untukmengurangi prekiraan atau rekening pembelian.

Proses penataan dokumen-dokumen perusahaan yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
a)      Pemeriksaan atau penyortiran dokumen-dokumen
b)      Pemberian kode pada masing-masing jenis dokumen
c)       Penyimpanan dokumen-dokumen ditempat khusus secara terpisah
d)      Membuat katalog atau pedoman sehingga pencarian dokumen lebih mudah dengan menelusuri kode-
kode yang telah dibuat sebelumnya
e)      Dokumen-dokumen yang telah disusun siap untuk dipergunakan sesuai kebutuhan
Keimpulan
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu proses kerjasama yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun secara sempit
administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang dapat di artikan sebagai
kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi,mengolah informasi,memperbanyak dan
menggandakan data,mendistribusikan data,menyimpan atau mengarsipkan data yang penting dan
memusnahkanya.
http://starfocus9.blogspot.co.id/2013/09/contoh-makalah-tentang-administrasi.html Disusun Oleh

: Muhammad luthfi
Mempersiapkan dan Mengelola Administrasi Usaha
1.    Pengertian administrasi usaha
Administrasi usaha adalah suatu proses yang umumnya terdapat pada semua usaha kelompok
negara, swasta, sipil atau militer serta berbagai bentuk perkumpulan.

2.    Prinsip dan fungsi administrasi usaha


Berikut yang menjadi prinsip administrasi usaha itu timbul karena 3 faktor yaitu:
a)    Adanya sekelompok manusia yang terkait di dalam dunia usaha
b)    Adanya tujuan yang diharapkan di dalam dunia usaha
c)    Adanya kerja sama usaha dengan semua pihak

Adapun fungsi administrasi usaha yaitu :


a)    Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku buku administrasi perusahaan dengan baik
da teratur
b)    Mencatat alat alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan- kegiatan usaha atau bisnis ke dalam
buku buku administrasi
c)    Mengerjaka buku- buku administrasi perusahaan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
d)    Memelihara buku- buku administrasi perusahaan dengan baik dan benar
3.    Pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Pengaturandan pelaksanaan  administrasi  usaha diantaranya sebagai berikut :
a)    Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha
b)    Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk
c)    Penaturan catatan dan dokumen para konsumen atau pembeli
d)    Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan
e)    Pengaturan catatan dan persiapan dokumen- dokumen perusahaan

Maksud dan tujuan administrasi usaha yaitu :


a)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat memonitor kegiatan dan pengendalian usaha
b)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengamankan jalannya pelaksanaan kegiatan
usaha
c)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan mengevaluasi kegiatan usaha
d)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menunjukkan adanya bukti- bukti kegiatan
usaha
e)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menyusun program pengembangan kegiatan
wirausaha
f)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan dalam pengembangan
dan pengendalian usaha

4.    Macam – macam catatan kegiatan administrasi usaha :


a)    Surat menyurat
b)    Perjanjian dagang
c)    Pemesanan dan pengiriman produk
d)    Pemasaran produk
e)    Persediaan
f)    Kepegawaian
g)    Proses produksi
h)    Gudang

5.    Prosedur administrasi usaha

a)    Administrasi dalam usaha kecil yaitu :


1)    Pencatatan produksi dan pengadaan barang- barang diantaranya , pencatatan produksi barang,
pencatatan penyediaan barang
2)    Pencatatan barang dagangan dan produksi antara lain, pencatatan produkis barang, pencatatan
retur dan klaim

b)    Administrasi dalam usaha besar


Kegiatan administrasi dalam usaha besar antara lain :
1)    Pencatatan produksi barang
2)    Pembayaran
3)    Pencatatan retur dan klaim
4)    Pencatatan penerimaan pesanan atau order barang
5)    Pembuatan kuitansi pembayaran
6)    Pembuatan nota pengeluaran barang dan modal
7)    Pembuatan faktur penjualan barang
8)    Pembuatan surat jalan pengiriman barang

Pengertian administrasi usaha


Menurut H.A. Simon: administrasi adalah suatu kegiatan dari suatu kelompok
orang yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Prof. Dr. S prajudi atmosudirjo: administrasi adalah proses
dan tata kerja yang terdapat pada setiap usaha, apakah usaha kenegaraan atau
swasta, usaha sipil atau militer, usaha besar atau kecil.
Secara garis besar administrasi  adalah suatu proses yang umumnya terdapat
pada usaha kelompok negara, swasta, sipil, atau militer serta berbagai bentuk
perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
Ciri-ciri administrasi
Dari pengertian administrasi tersebut, dapat kita ketahui bahwa administrasi
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:

a. Adanya sekolompok orang


b. Adanya kerja sama dari sekelompok orang
c. Adanya tujuan yang harus dicapai
d. Adanya proses kegiatan usaha
e. Adanya aspek bimbingan, kepimpinan, dan pengawasan.

  Fungsi administrasi
pembinaan terhadap penyelenggaraan buku-buku Administrasi perusahaan harus
lebih ditingkatkan dan dikerjakan secara continue. Maka dari itu, administrasi
memang harus dibuat dan diatur sebaik - Baiknya dengan fungsi yang sudah
ditentukan yaitu:

a. Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku-buku administrasi


perusahaan dengan baik dan teratur.
b. Mencatat alat-alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan-kegiatan usaha
ke dalam buku-buku daministrasi.
c. Mengerjakan buku-buku administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
d. Memelihara buku–buku administrasi perusahaan dengan baik dan benar.

Maksud dan Tujuan Administrasi usaha


maksud dan tujuan administrasi usaha adalah agar wirausaha sebagai pemilik
perusahaan dapat melakukan kegiatan berikut yaitu:

1. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat memonitor kegiatan dan


pengendalian usaha.
2. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengamankan jalannya
pelaksanaan kegiatan usaha.
3. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan-
kegiatan usaha.
4.  Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menyusun program
pengembangan kegiatan usaha.
5.  Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menunjukkan adanya
bukti-bukti kegiatan usaha.

6.    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan dalam
pengembangan dan pengendalian usaha.

Pengaturan dan pelaksanaaan administrasi usaha


pengaturan dan pelaksanaan administrasi usaha mencakup pengaturan catatan
dan dokumen diantaranya:

1. Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha.


2. Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk.
3. Pengaturan catatan dan dokumen para konsumen atau pelanggan atau
pembeli.
4. Pengaturan catatan dan dokumen inventaris barang dagangan dan
sebagainya.
5. Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan.

6.    Pengaturan catatan dan pengarsipan dokumen-dokumen perusahaan.

Bentuk dan model catatan administrasi


  Beberapa catatan kegiatan administrasi usaha antara lain:
•       Surat menyurat
•       Perjanjian dagang
•       Pemesanan dan pengiriman produk
•       Pemasaran produk
•       Pembekalan atau persediaan
•       Kepegawaian
•       Proses produksi
•       Gudang

Pencatatan  dan perlengkapan buku administrasi

A.  Sistem pencatatan


     barang – barang milik perusahaan baik untuk sendiri maupun barang dagangan
untuk dijual harus diadministrasi sebaik – baiknya. Ada dua cara yang dapat
digunakan yaitu:

1)    Sistem pencatatan terus – menerus


     sistem ini juga disebut sistem buku yang pencatatan persediaan barang
dilakukan secara terus – menerus. Untuk setiap jenis barang dibuat perkiraan,
rekening, kartu atau buku administrasi khusus.

2)   Sistem pencatatan secara periodik.


      pada sistem ini setiap terjadinya transaksi penjualan produk hanya
penerimaan uang atau piutang yang perlu dicatat. Sementara itu, harga pokok
penjualan produk harus ditetapkan dan dicatat berdasarkan daftar perincian
persediaan produk yang ada.

B.  Perlengkapan administrasi usaha


      1) buku pembelian:
           a. Buku persediaan barang.
           b. Buku pembelian tunai.
           c. Buku pembelian kredit.
      2) buku penjualan:
            a. Buku penjualan tunai.
            b. Buku penjualan kredit.
      3) buku perlengkapan:
             a. Buku voucher untuk mencatat prioritas pembayaran utang.
             b. Kuitansi, faktur, nota dan sebagainya.

C.  Hal – hal yang memerlukan catatan


      1. persediaan barang, bahan mentah, barang dagangan, dan sebagainya.
      2. utang dan piutang dagang.
      3. surat –surat relasi bisnis dan tanggapannya.
      4. para pemesan produk, alamatnya, dan kapan harus dilayani.
D.  Peningkatan administrasi
    dengan semakin meningkatnya perkembangan usaha, administrasi perlu
ditingkatkan terutama pembukuan keuangan usaha. Hal ini berguna untuk:
     1) membantu wirausaha guna mengambil keputusan sehubungan dengan
perencanaan
          usaha.
2)   membantu wirausaha guna mengetahui keadaan keuangan usaha.

E.  Unsur – unsur bidang administrasi


     1) pengorganisasian (organizing)
     2) keuangan (financial)
     3) manajemen (management)
     4) kepegawaian (personal)
     5) perbekalan (logistic)
     6) ketatausahaan (recording)
http://zsazsadesy.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-administrasi-usaha.html

Pengertian Administrasi Usaha

Administrasi berasal dari bahasa Belanda yaitu ad dan ministrate, artnya melakukan kegiatan
catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan, dsb. Pengertian lebih luar dari bahasa Inggris
yaitu administration, menurut H.A. Simon, Administrasi adalah suatu kegiatan dari
sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Secara umum administrasi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1)      Adanya sekelompok orang

2)      Adanya kerjasama dari sekelompok orang

3)      Adanya tujuan yang harus dicapai

4)      Adanya proses kegiatan usaha

5)      Adanya aspek bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.

Tujuan Administrasi Usaha

1)      Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha

2)      Memberikan kepuasan kepada para pembeli/konsumen


3)      Memberikan pekerjaan kepada tata usaha perusahaan secara teratur

4)      Memberika pelayanan yang baik kepada pembeli / konsumen

Bentuk dan Model Catatan Administrasi

1)      Surat menyurat; perlunya pencatatan surat masuk dan keluar, sifat, tanggal, proses
surat, isi surat, dsb

2)      Perjanjian Dagang; harus dicatat dengan siapa janji bisnis itu dibuat, waktu, isi
perjanjian, dsb

3)      Pemesanan dan pengiriman produk; perlu mencatat nama dan alamat, jumlah
pemesanan, waktu pengiriman, keterangan lainnya.

4)      Pemasaran produk; perlu mencatat nama-nama distributor/agen, identitasnya,


pemberian komisi, pengiriman produk, dll

5)      Persediaan; harus mencakup jenis, jumlah, arus keluar masuk barang, dll

6)      Kepegawaian; perlu mencatat identitas pegawai, jumlahnya, gaji, prestasi, mutasi,
promosi, dll

7)      Proses Produksi; perlu mencatat semua masalah yang berkaita dengan kelancaran
proses produksi

8)      Gudang; petugas gudang perlu mencatat jenis dan nama barang, jumlah barang, arus
keluar barang, tanggal, kondisi barang. Dll

Unsur-Unsur Bidang Administrasi

Administrasi ini sangat penting karena merupakan alat manajemen dalam rangka
pengembangan dan pendendalian, juga untuk menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan.
Berikut Unsur-unsur Administrasi:

1)      Pengorganisasian (organizing); adalah serangkaian perbuatan utk menyusun suatu


kerangka yang akan dijadikan wadah bagi semua kegiatan dalam usaha utk mencapai tujuan
tertentu.

2)      Keuangan (financial); serangkaian kegiatan utk mengelola segi-segi keuangan usaha,
terutama hal pembelanjaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan.

3)      Manajemen (management); serangkaian perbuatan yg berfungsi utk merencanakan,


mengorganisasikan, memimpin menggerakkkan, dan mengawasi sekelompok orang agar
tujuan tercapai dengan baik.

4)      Kepegawaian (personalia); untuk mengatur dan mengurus tenaga kerja yg dibutuhkan
perusahaan, mulai dari penerimaan, promosi, mutasi, insentif, hukuman, dan pensiun.
5)      Perbekalan (logistic); perbuatan dengan mengadakan/mengatur pemakaian, mendaftar
dan memelihara perlengkapan.

6)      Ketatausahaan (recording); kegiatan untuk menghimpun, mencatat, mengolah,


menggandakan, menyimpan, serta mengirim keterangan-keterangan yg dibutuhkan dalam
kerjasama

7)      Tata Hubungan (relationship); kegiatan untuk menyampaikan berita yang berupa
informasi usaha, program, dan gagasan, baik secara lisan maupun tulisan kepada pihak lain
yg sifatnya timbal balik dalam  kerjasama

8)      Perwakilah/Hmas (public relation); kegiatan untuk menciptakan hubungan baik yang
didukung dari masyarakat sekelilingnya terhadap usaha kerjasama.

https://zalvazulva.wordpress.com/2012/02/17/mempersiapkan-dan-mengelola-administrasi-usaha/

Anda mungkin juga menyukai