Anda di halaman 1dari 8

Peran Strategis Pranata Humas Dalam

Instansi Pemerintah
Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka
dituntut adanya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu paradigma sistem
pemerintahan yang mengarah pada Good Governance. Merujuk pada perkembangan
kebijakan pemerintahan yang tersebut diatas, tampaknya penyelenggaraan pelayanan
pemerintahan yang baik, sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan,
mudah diakses, accountable dan transparan. Instansi pemerintah, baik Pusat maupun Daerah,
mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat dan bersih diperlukan
banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik.
Saat ini informasi telah menjadi kekuatan dominan yang bisa meruntuhkan keamanan dan
kestabilan pemerintahan. Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi dari
pemerintah/ badan publik, karena dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Dengan haknya tersebut, masyarakat bisa
dengan mudah bertindak dan berprasangka negatif jika komunikasi antara Pemerintah dengan
masyarakat tidak terjalin dengan baik.
Tupoksi Pranata Humas
Pranata Humas merupakan jabatan fungsional yang keberadaannya diatur dalam Keppres nomor
87 tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satuan tugas organisasi yang dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu serta mandiri.
Pranata humas sebagai salah satu jabatan fungsional PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan informasi dan kehumasan, baik informasi berskala nasional maupun daerah/lokal.
Keberadaan Pranata Humas sangat dibutuhkan oleh setiap instansi pemerintahan atau. Selain
memiliki peran penting dalam mendukung tugas pemerintahan, Humas Pemerintahan secara
eksplisit diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor.
109/M.PAN/11/2005. Pasal 4 dikatakan : Tugas pokok pranata humas adalah melakukan
kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, meliputi perencanaan pelayanan informasi dan
kehumasan, pelayanan informasi, hubungan kelembagaan, hubungan personil, dan
pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan.
Jabatan Fungsional Pranata Humas dibedakan menjadi :
1. Pranata Humas Tingkat Terampil; pranata humas yang mempunyai kualifikasi teknis atau
penunjang professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan
pengetahuan teknis di bidang kehumasan. Jenjang jabatan Pranata Humas tingkat terampil ; a)
Pranata Humas Pelaksana Pemula (gol II/a); b) Pranata Humas Pelaksana (gol II/b-II/d); c)
Pranata Humas Pelaksana Lanjutan (gol III/a-III/b); dan d) Pranata Humas Penyelia (gol III/c-
III/d).
2. Pranata Humas Tingkat Ahli; pranata humas yang mempunyai kualifikasi professional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kehumasan. Jenjang jabatan Pranata Humas tingkat ahli ; a) Pranata Humas Pertama (gol III/a-
III/b); b) Pranata Humas Muda (gol III/c) c) Pranata Humas Madya (gol IV/a-IV/c).
Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan.
Meliputi perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, pelaksanaan
hubungan kelembagaan, dan pelaksanaan hubungan personil serta pengembangan pelayanan
informasi dan kehumasan. Artinya, semua tugas pelayanan informasi dan kehumasan termasuk
dalam cakupan penilaian jabatan fungsional pranata humas.
Ada empat jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan pranata humas, yaitu:
1. Fungsi nasehat, pranata humas berhak memberikan nasehat kepada pimpinan lembaga maupun
kepada bagian lain, berkaitan dengan operasionalisasi ketika sebuah masalah terjadi.
2. Fungsi pelayanan komunikasi, pranata humas mengkomunikasikan informasi mengenai lembaga
dan segala kegiatannya kepada berbagai publik yang berkepentingan melalui media yang tepat.
Ini merupakan kegiatan yang berupaya membuat publik tahu dengan berbagai cara yang pantas.
3. Fungsi pengkajian, pranata humas berhak melakukan penelaahan opini publik yang berpengaruh
kepada lembaga. Termasuk tekanan-tekanan yang bersifat sosio politik maupun undang-undang
dan peraturan pemerintah yang berkaitan dan berpengaruh kepada lembaga pemerintah.
4. Fungsi promosi, pranata humas berhak mempromosikan kegiatan pemerintah. Disini dibutuhkan
kreatifitas dari pranata humas untuk mempromosikan lembaga kepada publik.
Pranata humas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat harus bisa menjadi sumber
informasi resmi pemerintah. Pranata humas dapat menyampaikan program pemerintah dan
pembangunan yang telah banyak kita laksanakan, tetapi belum tersampaikan kepada masyarakat.
Yang terlihat dimata masyarakat saat ini pemerintah belum berbuat banyak bagi kesejahteraan
masyarakat. Kita sebagai pemberi informasi harus selangkah lebih maju dengan yang akan
mencari informasi.
Peran Strategis dan Tanggungjawab Pranata Humas
Seiring perkembangan arus reformasi birokrasi dan era keterbukaan informasi publik, peran
Pranata Humas semakin penting dan strategis. Sebagai komunikator publik, Pranata Humas
harus mengamankan kebijakan lembaganya, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan
atau informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program kerja lembaganya. Jadi
Pranata Humas bukan hanya menyiapkan tempat acara peliputan dan mendampingi pimpinannya
kemana pergi saja, namun dituntut juga harus mampu mengemas agenda setting. Selain sebagai
komunikator, Pranata Humas bertindak sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani
kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi serta memperhatikan
keinginan-keinginan publiknya di lain pihak, dan berperan menciptakan iklim yang kondusif
dalam pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Pejabat Fungsional Pranata Humas perlu memperhatikan bahwa dalam menjalankan aktivitas
tugas dan fungsinya, hendaknya mampu memelihara nama baik institusi/lembaga, mampu
melakukan pelayanan yang memadai, mampu menjalankan aktivitas yang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan informasi.
Dalam mengelola informasi, Pranata Humas harus sudah mulai membuka diri terhadap
informasi-informasi yang sangat diperlukan oleh publik (masyarakat) untuk dapat diakses,
kecuali terhadap informasi yang memang berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik (UU No. 14 Tahun 2008) dikecualikan. Ada informasi yang tidak boleh disampaikan
kepada publik sebagaimana tercantum dalam Pasal 17 UU Keterbukaan Informasi Publik,
diantaranya :
1. Informasi yang dapat menghambat proses penegakan hukum;
2. Informasi yang dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
3. Informasi yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4. Informasi yang dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
5. Informasi yang dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6. Informasi yang dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri;
7. Informasi yang dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir
atau wasiat seseorang;
8. Informasi yang dapat mengungkapkan rahasia pribadi
9. Memorandum atau surat antar badan publik dan
10. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
Pranata Humas juga sebagai agen pembentuk opini publik, harus mampu berperan sebagai agen
yang menghubungkan organisasi dengan publiknya. Pranata Humas Pemerintah harus bisa
menyampaikan komunikasi dan informasi secara baik dan jelas, sehingga tidak menjadikan
misskomunikasi dan missinformasi.
Komponen yang harus dibangun oleh Pemerintah adalah citra lembaga/institusinya melalui
pendiseminasian elemen visual, verbal dan perilaku sebagai cerminan aktualisasi dari visi
pemimpin organisasi yang terintegrasi dengan misi dan rencana strategis lembaga/institusi itu
sendiri.
Pada prinsipnya Pranata Humas Pemerintah dituntut untuk mampu mengemas agenda
settingkebijakan instansi, untuk disampaikan ke media sebagai agenda setting media dan
diterima oleh publik sebagai agenda settingnya publik atau masyarakat. Melalui penciptaan
agenda setting kebijakan oleh semua Pranata Humas Pemerintah, ke depan publik akan
mendapatkan informasi alternatif dan benar, sehingga masyarakat tidak lagi terbelenggu
oleh anomali informasi yang setiap detik membanjiri ranah publik, bahkan ranah privasi
seseorang.
Pranata Humas pada SKPD harus menyediakan dan memberikan informasi kepada mayarakat
dan stakeholders semua kegiatan pemerintah yang akan dan sedang dilaksanakan. Selain itu,
berkomunikasi dengan masyarakat untuk memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat
dalam melaksanakan kebijakan publik serta menjalin hubungan baik dengan stakeholders.
Pranata Humas harus mampu membangun kepercayaan publik melalui jalur komunikasi dengan
menunjukkan hasil kerja nyata, mampu membangun citra positif pemerintah dan menyusun
strategi komunikasi efektif serta membentuk sikap dan perilaku dari orang yang diberi
kepercayaan. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Pranata Humas dituntut bersinergi dan
berkoordinasi untuk menjadi citra pemerintah secara keseluruhan. Sinergitas perlu dibangun
dalam hal pendistribusian informasi-informasi melalui potensi media yang sesuai dengan sifat-
sifat demografis publik/masyarakat dengan melakukan aktivitas nyata dan membangun
mekanisme aliran informasi yang baik.
Eksistensi Pranata Humas sesungguhnya sangat strategis dan sangat dibutuhkan setiap SKPD
dan instansi pemerintah, terutama dalam rangka menyampaikan berbagai informasi publik yang
memang wajib diketahui publik kepada masyarakat melalui saluran atau media yang tepat serta
menjalankan peran kehumasannya dengan baik. Untuk itu, Pranata Humas harus menjalankan
tugas secara profesional seperti memahami cara berkomunikasi yang baik, memahami budaya
birokrasi dan memahami adat istiadat masyarakat setempat sehingga pesan atau informasi yang
dibutuhkan publik dapat disediakan atau tersampaikan dengan baik serta citra positif pemeritah
secara keseluruhan dapat terwujud. (*an)
Sumber:
Diskominfo
Penulis:
Surianto S.Sos - Staf Diskominfo











Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan
Tugas Pokok & Fungsi
Pasal 10

Biro Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program dan kegiatan, serta pelayanan bagi pimpinan dalam hal hubungan masyarakat, persidangan,
keprotokolan, dan administrasi pimpinan.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Biro Hubungan Masyarakat dan Tata
Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan rencana, program, dan kegiatan urusan hubungan masyarakat dan media masa, serta
hubungan antar lembaga;
2. pelaksanaan urusan keprotokolan dan persidangan;
3. penyiapan bahan serta pelaksanaan ketatausahaan bagi pimpinan.
Pasal 12

Biro Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan terdiri dari:

a. Bagian Hubungan Masyarakat;
b. Bagian Persidangan dan Protokol;
c. Bagian Tata Usaha Pimpinan.

Pasal 13

Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program hubungan
masyarakat, media massa, antar lembaga, dan penyiapan bahan serta informasi untuk keperluan hubungan
masyarakat, media massa, dan hubungan antar lembaga.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Hubungan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan rencana, program, dan kegiatan urusan hubungan masyarakat, media massa, dan
hubungan antar lembaga;
2. penyiapan bahan dan informasi untuk keperluan hubungan media massa dan hubungan antar lembaga.
Pasal 15

Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari:
a. Sub Bagian Hubungan Media Massa;
b. Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga.

Pasal 16
1. Sub Bagian Hubungan Media Massa mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian bahan, serta informasi untuk keperluan hubungan media massa;
2. Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian bahan untuk keperluan hubungan antar lembaga.
Pasal 17

Bagian Persidangan dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan kegiatan persiapan pelaksanaan
persidangan pimpinan, serta keprotokolan.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian Persidangan dan Protokol
menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan rencana dan program kegiatan persidangan dan keprotokolan;
2. penyiapan dan pelaksanaan persidangan dan keprotokolan;
3. pelaporan hasil persidangan dan keprotokolan.
Pasal 19

Bagian Persidangan dan Protokol terdiri dari:
a. Sub Bagian Persidangan;
b. Sub Bagian Protokol.

Pasal 20
1. Sub Bagian Persidangan mempunyai tugas melakukan persiapan yang diperlukan dalam persidangan
pimpinan serta pengumpulan, pengolahan bahan persidangan, dan penyajian laporan hasil
persidangan;
2. Sub Bagian Protokol mempunyai tugas melakukan urusan keprotokolan pimpinan.
Pasal 21

Bagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan penyampaian bahan
bagi pimpinan.

Pasal 22

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bagian Tata Usaha Pimpinan
menyelenggarakan fungsi:
1. pelaksanaan pelayanan ketatausahaan pimpinan;
2. pengelolaan dan penyajian bahan.
Pasal 23

Bagian Tata Usaha Pimpinan terdiri dari:
a. Sub Bagian Tata Usaha Menteri/Kepala;
b. Sub Bagian Penyajian Bahan;
c. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan.

Pasal 24
1. Sub Bagian Tata Usaha Menteri/Kepala mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi
Menteri/Kepala;
2. Sub Bagian Penyajian Bahan mempunyai tugas melakukan pengolahan dan penyajian bahan
penyusunan laporan bagi pimpinan;
3. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Sekretariat Kementerian Negara/Sektretariat Utama mempunyai
tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Sekretariat Kementerian Negara/Sektretariat Utama;
4. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan mempunyai
tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan;
5. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi bidang Politik, Hukum, Pertahanan
dan Keamanan;
6. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil
Menengah mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Kemiskinan,
Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah;
7. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Ekonomi mempunyai tugas melakukan urusan
ketatausahaan bagi Deputi Bidang Ekonomi;
8. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
9. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan
urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Sarana dan Prasarana;
10. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Pengembangan Regional dan
Otonomi Daerah;
11. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan bagi Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan;
12. Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan Staf Ahli mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan bagi
Staf Ahli.

Bagian Humas



BAGIAN HUMAS
ROHUMAS SETTAMA LEMHANNAS RI

TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana kegiatan penerangan dan
publikasi, hubungan masyarakat, dan hubungan dengan lembaga lain.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian hubungan masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan urusan penerangan dan publikasi melalui media cetak dan media elektronik dalam rangka
memasyarakatkan kegiatan dan peranan Lemhannas RI;
b. pelaksanaan urusan hubungan dengan lembaga negara dan lembaga pemerintahan, serta organisasi sosial
kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai