No. : 11
Kelas : XII AP 3
Pengertian Humas secara umum adalah salah satu bagian dari organisasi yang berfungsi
untuk melakukan interaksi, hubungan, dan kerjasama dengan masyarakat yang terkait dengan
organisasi tersebut.
Humas merupakan singkatan dari Hubungan Masyarakat atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan Public Relation (PR) yang bertanggungjawab dalam membangun dan
mempertahanan reputasi, citra, dan komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dan publik.
a. Humas Internal adalah orang-orang yang merupakan bagian dari suatu instansi atau
perusahaan tertentu. Dalam hal ini, seorang humas menjadi PR untuk orang-orang dalam
isntansi atau perusahaan tersebut, tentunya sesuai dengan jabatan atau kedudukannya masing-
masing. Hal ini disesuaikan dengan sifat, jenis, atau karakteristik dari organisasiitu sendiri.
Ruang lingkup humas internal meliputi :
b. Humas Eksternal mencakup tugas seorang humas dalam menjaga hubungan baik dengan
pihak luar. Hal ini untuk menciptakan nama baik yang sangat penting untuk perusahaan atau
instansi. Berikut bentuk – bentuk hubungannya, yaitu :
Press Relation, kegiatannya meliputi press release, pers conference, pers interview.
Government Relation, menjaga hubungan baik dengan pemerintah karena banyak hal
penting didalamnya yang berbuhungan dengan peran pemerintah.
Community Relation, menjaga hubungan baik dengan warga setempat agar tidak ada
yang merasa dirugikan.
Customer Relation, menjaga hubungan baik dengan customer karena mereka adalah
asset terbesar perusahaan.
Consumer Relation, menjaga hubungan baik dengan para konsumen agar apa yang
kita pasarkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
3. Profil Humas
Identitas dari individu atau organisasi yang memberikan informasi kepada yang
membutuhkan, dengan maksud untuk mengenali, memahami, dan mempelajari individu atau
organisasi tersebut.
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah diperbaharui di
Teheran, Iran pada tanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis memuat butir-butir terdiri
dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal. Secara garis besar kode etik IPRA mencakup
butir-butir pokok sebagai Standard Moral of Public Relations sebagai berikut:
5. Kode perilaku;
6. Kode moral;
7. Menjunjung tinggi standar moral;
8. Memiliki kejujuran yang tinggi;
9. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
Profesional PR/Humas.
5. Jabatan Humas
Ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu
dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan
birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon
IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a).
Tahun 1948 di Amerika telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public
Relations Society of Amerika (PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris, Jerman,
belanda/Netherland, Spanyol, Swiss (diolah dari data dalam Black, 1993). Sedangkan
terbentuknya organisasi profesi humas di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS).
1. Public Relations Society Of Amerika (PRSA). PRSA berkantor pusat di new York,
berdiri pada tahun 1047. Tujuan didirikan PRSA adalah :
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan.
c. Untuk merumuskan, memajukan, mejelaskan kepada kelompok kelompok
usaha,professional, dan lain lain.
2. Institute Public Relations Of British (IPR). IPR berada di inggris dan didirikan
pada tahun 1948 oleh sekelompok pegawai humas dari pemerintah pusat, local,
kalangan industry dan sector perdagangan. Tujuan IPR adalah sebagai berikut :
a. Untuk memajukan perkembangan humas demi kepentingan praktik tersebut
di bidang perdagangan, industry, pemerintah local dan pusat, perusahaan
perusahaan nasional professional
b. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional yang
tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta merumuskan
standar standar semacam itu.
c. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi dan lain lain mengenai
masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum untuk
bertindak sebagai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai praktik
kehumasan
3. International Public Relations Association (IPRA). IPRA merupakan organisasi
humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan mei tahun 1955 dalam suatu
pertemuan di Stratford upon avon dengan tujuan sebagai berikut :
a. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman professional
antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan
internasional
b. Mengadakan suatu rotasi / perputara apabila anggotanya setiap saat
memerlukan pemberitahuan dan bimbingan
c. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan