Anda di halaman 1dari 11

PROFESI ETIKA HUMAS

Dr. Eni Kardi Wiyati


kardiwiyati@gmail.com
Dra. Nila Kusuma Windrati, M.Si
nilakw@ut.ac.id
Profesi, Profesional dan Profesionalisme Humas (1)

 Profesi, jika memiliki pengetahuan, memiliki kode etik dan adanya


akses kontrol
 Profesional jika;
 Terdapat seperangkat nilai
 Keanggotaan dalam organisasi profesi
 Kepatuhan dalam norma-norma
 Tradisi intelektual
 Keterampilan teknis
 Profesionalisme adalah sikap dan kemampuan seorang professional
sehingga mampu bekerja atau bertindak melalui pertimbangan yang
matang dan benar dalam memberikan pelayanan
Profesi, Profesional dan Profesionalisme Humas (2)

 Karakteristik Profesi (Siebert dkk dalam Dahlan (1999);


 Memiliki body of knowledge
 Memiliki kode etik profesi
 Adanya akses control bagi yang ingin memasukinya
 Karakteristik Profesional menurut Gruning dan Todd Hunt (1984);
 Seperangkat nilai-nilai secara khusus, professional percaya
bahwa melayani orang lain lebih pentingnya daripada sekedar
keuntungan ekonomi mereka sendiri
 Keanggotaan dalam organisasi profesi
 Kepatuhan terhadap norma-norma professional
 Tradisi intelektual dibentuk oleh body of knowledge
 Keterampilan teknis yang diperoleh melalui pelatihan profesional
Profesi, Profesional dan Profesionalisme Humas (3)

 Humas adalah sebuah profesi, yaitu;


 Humas memiliki body of knowledge, dimana IPRA menggambarkan teori dan praktik
humas sebanyak 20 bidang
 Memiliki kode etik, setiap organisasi profesi kehumasan mengeluarkan kode etik
profesi yang berlaku bagi anggotanya
 Kontrol akses yang tertutup, yaitu sulitnya menjadi anggota profesi meskipun di
Indoensia humas sebagai profesi yang terbuka
 Tantangan profesi humas
 Posisi humas dalam struktur organisasi masih sangat minim, belum banyak
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan
 Memandang kerja humas masih buruk dan sebagai pekerjaan yang tidak dapat diukur
serta dianggap kurang memahami perusahaan
 Diragukan pendidikan humas dalam mendukung fungsi humas. Erdward L pada
Tahun 1923 mendirikan pelatihan humas karena banyak praktisi tidak memiliki
pendidikan formal humas
Organisasi Profesi Humas (1)

 Organisasi profesi humas dibedakan menjadi;


 Organisasi yang menghimpun para praktisi humas
 Organisasi yang menghimpun perusahaan humas
 Organisasi yang menghimpn praktisi humas berdasarkan jenis usaha
 Jenis organisasi humas di Indonesia
 Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) yang bertujuan;
 Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungan
masyarakat di Indonesia.
 Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
 Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya.
 Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri
Organisasi Profesi Humas (2)

 Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI) yang bertujuan;


 Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar
secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
 Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan
kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
 Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan
kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi
pemerintah.
 Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan
nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan
profesionalnya.
 Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan
menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
 Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan
kualifikasi para anggotanya.
 Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations
Organisasi Profesi Humas (3)

 Jenis organisasi profesi humas di luar negeri;


 PRSA (Public Relations Sociaty of American), memiliki tujuan :
 Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
 Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan.
 Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas kepada kelompok usaha.
 Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
 Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah
laku.
 Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah
 Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta memberikan,
menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
 Institute Public Relations of British (IPR) yang bertujuan:
 Untuk memajukan perkembangan humas.
 Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para
anggotanya.
 Untuk mengatur diskusi, konfrensi, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah yang menjadi
pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah bagi pertukaran gagasan
mengenai praktik kehumasan.
 Netherlands Society of Public Relations, tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan nama
Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR
(Vereniging voor Public Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi).
Organisasi Profesi Humas (4)

 Profesi Humas Internasional, pada Mei 1955 dalam pertemuan di Stratfort-Upon-Avon,


bertujuan sebagai berikut:
Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang
berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan
bimbingan.
Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara
dan terutama di bidang internasional.
Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-
nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik
kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status
profesi sebagai kode etik profesi.
Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang
humas internasional.
Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
Etika dan Kode Etik Humas (1)

 Kode etik profesi adalah suaru perangkat pedoman tingkah laku yang
mengikat semua anggota
 Etika, menelaah sikap dan pola perilaku seseorang dalam hidupnya sebagai
suatu nilai yang terbagi menajdi dua (Ruslan, 1995) yaitu;
 Etika deskriptif, yaitu menelaah secara kritis dan rasional sikap dan pola
perilaku manusia
 Etika normative, yaitu menetapkan berbagai sikap dan pola ideal yang
seharusnya dimiliki manusia
 Kode etik humas, rambu-rambu untuk mengatur dan menertibkan humas
dalam bekerja
 Integritas pribadi dan professional
 Tingkah laku klien dan majikan
 Tingkah laku media dan umum
 Tingkah laku terhadap rekan kerja
 Kode etik mengatur hubungan humas dengan publiknya yaitu;
 Sikap dan perilaku yang bermoral tinggi
 Integritas pribadi
 Hak dan kewajiban anggota profesi
Etika dan Kode Etik Humas (2)

 Kode Etik IPRA


 Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi
dan kode IPRA
 Perilaku kepada klien dan majikan
 Perilaku terhadap publik dan media
 Perilaku terhadap teman sejawat
 Kode Etik PERHUMAS
 Pasal 1, Komitmen Pribadi
 Pasal II, Perilaku terhadap Klien atau Atasan
 Pasal III, Perilaku terhadap Masyarakat Dan Media Massa
 Pasal IV, Perilaku terhadap Sejawat
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai