Anda di halaman 1dari 9

BAB VIII Peran Organisasi dan Kode Etik dalam Sebuah Profesi

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-
orang bekumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali. Dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
matril, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain-lain,
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi, atau dapat
disebut sebagai bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan
individualnya masing-masing(gaji, kepuasan keraj, dll) yang bekerjasama dalam
sebuah proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi).
Organisasi juga merupakan rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan bagi
berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan
dinamika atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Pada saat sekarang ini, kecendrungan dalam masyarakat untuk menuntut
profesionalisme dalam bekerja. Tidak jarang seseorang dengan mudah
mengatakan bahwa yang penting profesional. Tetapi ketika ditanyakan tentang
apa yang dimaksud dengan professional, ia tidak dapat memberikan jawaban yang
jelas.
Kata profesionalisme rupanya bukan hanya digunakan untuk pekerjaan
yang telah diakui sebagai suatu profesi, melainkan hampir pada semua pekerjaan.
Dalam bahasa awam, segala pekerjaan (vocation) kemudian disebut sebagai
profesi. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesionalisme jika
kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan.

A. Pembentukan dan arti penting Organisasi profesi


Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi
yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi social yang tidak dapat mereka laksanakan dalam
kapasitas mereka sebagai individu.
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH(1998), ada 3 ciri-ciri organisasi
profesi :
1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan
dengan dasar ilmu yang sama,
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan
kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi,
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan
kebijakan profesi.
Tujuan umum sebuah profesi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar professional tinggi sesuai bidangnya, mencapai tingkat kinerja yang
tinggi, dengan orientasi kepada kepentingan public.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4 kebutuhan dasar yang harus di
penuhi oleh sebuah profesi.
1. Kredibiliitas
Bahwa masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan system informasi
yang dimiliki sebuah profesi,
2. Profesionalisme
Diperlukan individu yang jelas dapat diidentifikasi oleh pemakai jasa sebuah
profesi sebagai profesional di bidangnya.
3. Kualitas jasa
Adanya keyakinan bahwa semua pelayanan yang diberikan pelaku sebuah profesi
memenuhi standar kinerja yang tinggi.
4. Kepercayaan
Pemakai jasa sebuah profesi harus merasa yakin kerangka standar etika profesi
yang melandasi pemberian jasa tersebut sehingga menimbulkan kepercayaan yang
tinggi pada profesi yang bersangkutan.
Untuk memenuhi empat hal tersebut diatas dalam rangka menetapkan
standar kualitas, menetapkan prinsip-prinsip professional dan menciptakan
kepercayaan atas hasil kerja profesi dimata masyarakat maka diperlukan sebuah
organisasi yang mengatur dan melakukan standarisasi terhadapnya, organisasi
itulah yang disebut organisasi profesi.
Organisasi profesi ini juga merupakan bagian dari perkembangan sebuah
profesi dalam proses profesionalisme untuk mengembangkan profesi kearah status
professional yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat pengguna jasa profesi
tersebut.
Berikut ini adalah penjelasan 3 dari 6 langkah proses professional sebuah
profesi sbb:
1. Munculnya asosiasi informal
Asosiasi informal merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki
minat sama terhadap suatu profesi atau pekerjaan tertentu, seperti komunitas-
komunitas independen yang belum secara formal menjadi suatu organisasi yang
resmi diakui oleh pemerintah dan masyarakat.
2. Identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu,
Oleh karena memiliki kepentingan yang sama maka untuk mendukung pekerjaan
yang dijalani, komunitas tersebut akan mangadopsi ilmu pengetahuan tertentu di
bidangnya.
3. Para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga
Seiring dengan berkembangnya lingkungan pekerjaan atau profesi yang dijalani
baik dari sisi jumlah pelaku, profesi maupun perkembangan ilmu dan teknologi
yang jadi lingkup pekerjaannya, maka dirasa perlu unutk memformalkan
komunitas tersebut menjadi suatu organisasi resmi yang di akui oleh pemerintah
dan masyarakat. Hal itu yang menjadi titik organisasi profesi.

B. Fungsi pokok organisasi profesi


Pada dasarnya organisasi profesi memiliki 5 fungsi pokok dalam kerangka
peningkatan profesionalisme sebuah profesi, yaitu:
1. Mengatur keanggotaan organisasi
Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan, struktur
organisasi, syarat-syarat keanggotaan sebuah profesi dan kemudahan lebih lanjut
lagi menentukan aturan-aturan yang lebih jelas dalam anggaran.
2. Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai
perkembangan teknologi
Organisasi profesi melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya
untuk meningkatkan pengetahuan sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan profesi tersebut.
3. Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya
Sertifikasi merupakan salah satu lambang dari sebuah profesionalisme. Dengan
kepemilikan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional maka
orang akan melihat tingkat profesionalisme yang tinggi dari pemegang sertifikasi
tersebut.
4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota
Etika profesi merupakan aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota
organisasi profesi. Aturan tersebut menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan
maupun tidak serta pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi sebuah profesi.
5. Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi
Sangsi yang diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya mengikat
semua anggota. Sangsi bervariasi, tergantung jenis pelanggaran dan bias bersifat
internal organisasi seperti misalnya Black list atau bahkan sampai dikeluarkan
dari organisasi profesi tersebut.

C. Manfaat organisasi profesi


1. Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
a) Mengembangkan dan memajukan profesi
b) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

D. Organisasi profesi di bidang TI di Indonesia


Di Indonesia sudah berdiri sebuah organisasi profesi di bidang computer sejak
tahun 1974 yang bernama IPKIN. Pada awal berdirinya, IPKIN memang bukan
merupakan organisasi profesi. IPKIN saat itu merupakan singkatan dari Ikatan
Pengguna Komputer Indonesia, yang beranggotakan para praktisi pengguna
komputer di indonesia. Namun seiring perkembangan IPKIN berganti dengan
nama menjadi Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (Indonesia
Computer Seciott – ICS).
IPKIN berkedudukan di ibu kota Indonesia, Jakarta dan didirikan tepatnya
pada 18 April 1974. Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
disebutkan bahwa IPKIN merupakan organisasi masyarakat profesionalisme
dalam bidang anggota computer dan informasi serta merupakan suatu organisasi
yang berstatus independen.

E. Macam-macam organisasi profesi di Indonesia


a. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan etika
bagi profesi di Indonesia.
b. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan atura etika bagi
profesi akuntan di Indonesia. Keanggotaan dari IAI bersifat suka-rela. Dengan
menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban menjaga disipllin diri
diatas dan melebihi yang di syaratkan hokum dan peraturan.
c. Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Merupakan organisasi profesi insinyur Indonesia yang terdiri dari anggota yang
memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik, seperti : teknik mesin, teknik
elektro, teknik kimia, dan lain-lain.
d. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)
Merupakan organisasi profesi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan
etika sarjana farmasi atau apoteker Indonesia.
e. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
Merupakan organisasi yang bergelut dibidang jaringan internet yang bertujuan
untuk melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk
pengembangan jaringan internet di Indonesia.
f. Jogja IT.net
Merupakan forum mayarakat teknologi informasi dan komunikasi Yogyakarta
yang mewadahi para pelaku bisnis dan pemerhati / komunitas teknologi informasi
komunikasi untuk mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan kokunikasi
yang lebih berguna bagi bangsa dan negara.
g. UKM Cybernetict UPI “YPTK” Padang
Merupakan suatu organisasi atau unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk
mengajak mahasiswa menggali ilmu lebih dalam tentang teknologi informasi serta
menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan program studi
computer yang terdapat di UPI ”YPTK” padang, seperti: kontes koding, desain
web, yang diikuti oleh beberapa orang programmer yang memiliki kemampuan
dalam bidang program.
F. Kode etik profesi
Kode etik berasal dari bahasa yunani, ethos yang artinya ajaran kesusilaan,
dengan demikian kode etik adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi professional yang menjadi anggota dari sebuah
organisasi profesi.
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut (R. Hermawan S, 1979):
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Tujuan kode etik adalah pelaku profesi tersebut dapat menjalankan tugas dan
kewajiban serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai jasa
profesi tersebut. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan-perbuatan yang
tidak professional.
a. Kode etik seorang professional TI / IT
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai
prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau
developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi
profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salaha satu bentuk hubungan
seorang professional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah
program aplikasi.
Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada
beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya
digunakan oleh klienya atau user; ia dapat menjamin keamanan (sequrity) system
kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan system
kerjanya (misalnya : hacker, cracker, dll).
b. Kode etik seorang programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja
untuk membingungkan atau tidak akurat
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta
kecuali telah membeli atau meminta ijin, dll.

G. Tanggung-jawab profesi IT
Tanggung jawab tidak dapat memupus tanggung jawab moral dan integritas
seseorang sebagai personal. Integritas adalah suatu sifat dasar yang dimiliki
seseorang sebagai suatu kebutuhan. Dengan pengetahuan dan keahliannya,
seorang professional sedikit banyak memegang sebuah “kekuasaan” tetapi
bagaimana dengan integritasnya ia tidak merugikan orang lain atau kelompok
lain.
Ada tiga prinsip dasar untuk sebuah tanggung jawab moral yang terkait
dengan profesi seseorang, yaitu:
a. Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu adalah konsekuensi dari suatu
yang kita lakukan atau jika terjadi dalam rangka intervensi kita terhadap suatu
proses
b. Bertanggung jawab jika kerugian terjadi karena kelalaian
c. Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul jika kita mengetahui bahwa ada
orang yang melakukan sesuatu yang menimbulkan kerugian dan kita membiarkan
itu terjadi.

Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang
akan saling menghormati di dalamnya, misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi Komputer
& Informatika) semenjak tahun 1974.

H. Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik profesi


a. Terjadinya penyalahgunaan profesi,
b. Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada
pedoman dalam suatu organisasi,
c. Memungkinkan setiap individu untuk mendahului kepentingan pribadinya
contohnya para pejabat yang korupsi,
d. Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat memberikan image yang
buruk dari profesi yang ditekuninya kepada masyarakat.

I. Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi


a. Pengaruh sifat kekeluargaan. Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai
tinggi kepada seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa tersebut keponakan
dosen tersebut,
b. Pengaruh jabatan. Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi kepolisian, dia
harus membayar puluhan juta rupiah kepada ketua polisi di daeranhya , kapolsek
tersebut menyalah gunakan jabatannya,
c. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga
menyebabkan pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir
melakukan pelanggaran,
d. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat,
e. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan,
f. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri,
g. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya,
h. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas di antara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya.

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,


bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semula
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh menjadi sebuah
pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang tidak diwarnai dengan nilai-nilai
idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek
maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite professional.
Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu
terhadap suatu pekerjaan. Dalam profesi digunakan teknik dan prosedur
intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan untuk
orang lain. Professional menunjuk pada penampilan seseorang yang sesuai dengan
seharusnya dan menunjuk pada orang itu sendiri. Profesionalitas menunjuk pada
proses menjadikan seseorang sebagai professional.

Anda mungkin juga menyukai